NovelToon NovelToon
Eliza'S Secrat

Eliza'S Secrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Konflik etika / Selingkuh / Romansa
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Herwanti

Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.

jika ingin tahu silakan baca ya kak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

E.S 3

Calsida duduk termenung dengan berbagai pikiran yang masih belum dia pecahkan.”Kenapa kamu memiliki banyak rahasia Eliza,”suara kecil Calsida.

“Aku tidak tahu dari mana dulu aku harus menyelesaikan masalah yang kamu buat ini. Aku hanya ingin hidup dengan damai. Tapi melihat kenangan kamu itu, kamu memiliki banyak musuh,”ucap  Calsida yang berjalan ke teras.

Tapi anehnya saat itu ada suasana yang dingin dan tidak bisa di jelaskan oleh dirinya. Mata yang masih melihat ke langit terahlikan karena suara dari bawah. Calsida melihat ke bawah tampak seorang yang dia kenal bersama dengan wanita lain.”Diakan suamiku kenapa dia ada disana, lalu dia bersama dengan siapa itu. Kenapa tubuhnya tidak asing,”kata Calsida setelah melihat dari atas teras.

Tapi dia tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh mereka berdua. “Kuras aku tahu kenapa Charlie ingin cerai denganku. Apa karena dia berselingkuh. Tapi kata Jeni aku yang berselingkuh. Melihat ingatan dari pemilik tubuh ini Eliza ini tidak pernah selingkuh. Tapi dia mencari kakaknya dan kematian kakaknya,”ucap Calsida yang segera masuk.

“Nyonya kenapa ada berjalan di teras. Apa anda ingin saya di marahi oleh tuan muda karena anda,”ucap Mia yang masuk tanpa mengetuk pintu.

“Kamu itu Mia bukan,”ucap Calsida yang merasa kalau sikap dari Mia sedikit mencurigakan.

“Itu benar nyonya Eliza. Saya adalah pelayan anda Mia,”ucap Mia yang percaya diri dan bangga dengan dirinya.

“Kalau kamu tahu, kenapa kamu bersikap tidak sopan kepada majikan kamu,”ucap Calsida. Mia yang mendengar itu merasa kalau sikap dari Eliza sedikit berbeda dari dia kenal.

“Maafkan saya nyonya Eliza,”ucap Mia yang mengubah sikapnya.

“Lihat saja nanti anda akan mati dan akan tinggilkan oleh tuan,”ucap Mia dalam hatinya.

“Kalau kamu tidak ada hal yang ingin dikatakan. Kamu bisa pergi dari sini. Aku ingin tidur,”ucap Calsida yang segera menuju kasurnya.

“Baik Nyonya Eliza. Saya akan segera pergi,”ucap Mia yang segera pergi. Pintu tertutup Calsida melihat ke arahnya hanya bisa menghela nafas.

“Kurasa untuk pertama aku harus melihat situasi lingkungan tempat aku tinggal ini. Jika sudah aku akan membatalkan perjanjian perceraian itu dengan Charlie,”ucap Calsida sebelum dia tertidur.

Di lorong belakang kediaman Mia yang diam-diam sedang bertemu dengan seseorang. Orang itu berkata,”Awasi pergerakan Eliza. Jangan sampai rencanaku menjadi nyonya kediaman duke gagal. Apa kamu mengerti. Jika bisa berikan racun secara sedikit dengan cara berkala. Aku ingin melihat dia mati dengan perlahan.”

Mia mengangguk dan mengambil obat itu dari tangan orang asing itu. Setelah itu Mia pergi tanpa ketahuan oleh orang lain. Tapi di sisi lain di dalam ruangan kerja Charlie dia menatap surat perceraian dia.”Kalau begini aku tidak bisa membatalkan perjanjian cerai ini,”ucap Charlie.

“Tuan apa yang anda pikirkan?,”ucap Ben yang merupakan sekertaris kepercayaan dari Charlie.

“Aku sedang berpikir bagaimana aku bisa bercerai dengan Eliza. Jika dia saja amnesia untuk sekarang,”ucap Charlie.

“Tuan muda apa anda masih menyukai nona Fayza,”ucap Ben.

“Kamu tahu bukan kalau orang yang aku sukai adalah Fayza. Jika bukan karena orang tuaku yang setuju dengan pertunangan ini. Aku akan bisa menikah dengan Fayza sekarang,”kata Charlie yang terus terang.

“Tapi apa anda akan tega untuk menceraikan nyonya Eliza. Apa lagi dia tidak memiliki kerabat untuk sekarang. Di tambah lagi kondisi dia yang amnesia,”ucap Ben yang melihat dari kondisi yang ada.

“Aku tahu makanya aku sedang memikirkan cara ini,”ucap Charlie.

“Bagaimana untuk sekarang kita pantau saja nyonya. Jika tidak ada yang berubah dari sikapnya. Tuan muda bisa menceraikan dia. Tapi kalau ada yang berubah tuan harus memikirkan kondisi nyonya Eliza,”ucap Ben.

“Itu ide yang bagus aku akan menyuruh Nezo untuk mengawal dia mulai sekarang,”kata Charlie.

Tepat di pagi hari Calsida yang sudah terbangun menatap kalau dia tidak mimpi.”Kurasa memang ini adalah kehidupan keduaku mulai sekarang. Jadi aku akan membantu kamu Eliza,”ucap Calsida.

Di atas kasur Calsida masih melihat keluar jendela. Tampak cahaya dan burung berkicau sangat indah. Calsida berjalan menuju teras. Mia yang mengantarkan air berisi baskom dengan wajah kesal masuk. Mia melihat kalau Eliza sudah tidak ada di kasurnya. Dia mencari dan menemukan kalau Eliza sedang ada di teras.

Calsida merasakan hawa kebencian menoleh ke belakang. Tampak Mia membawa baskom berisi air dingin. Dia dengan kasar melatakan baskom berisi air itu dengan tidak lembut, membuat sebagian dari air di dalamnya membasahi lantai.

“Nyonya ini air mukanya sudah saya siapkan untuk anda,”ucap Mia yang dengan wajah datarnya. Calsida berjalan ke arah Mia dengan tatapan santai dia menyentuh airnya. Calsida menatap ke arah Mia.

“Kamu ingin aku membasuh mukaku dengan air ini. Bagaimana jika ini untuk kamu saja dari pada untukku,”ucap Calsida dengan lembut.

“Itu tidak pantas Nyonya Eliza,”ucap Mia yang sedikit gugup.

“Kenapa kamu terlihat gugup itu. Apa kamu tidak tahu kalau air yang harus aku gunakan itu harus air hangat. Tapi yang kamu berikan ini adalah air dingin bukan,”ucap Calsida yang mengambil baskom airnya dan dia siramkan ke atas kepala Mia.

“Nah kalau begini bukan enak kalau di pandang. Jangan kira kamu bisa berbuat seenak kamu ya. Kamu harus tahu posisimu mulai dari sekarang,”ucap Calsida dengan wajah dingin.

“Cepat bersihkan tempat ini dan ganti airnya dengan keinginanku,”ucap Calsida segera melangkah ke sofa.

Jeni yang baru saja masuk terkejut dengan apa yang terjadi dengan Mia. Segera dia membantu Mia untuk berdiri.”Mia ada apa dengan kamu?,”ucap Jeni dengan wajah polosnya.

“Ini nyonya tidak suka denganku sehingga dia menyiram aku dengan air dingin,”ucap Mia dengan wajah sedih.

“Apa kamu percaya dengan dia Jeni?,”ucap Calsida yang duduk dengan santai melihat drama yang dilakukan oleh Mia.

“Nyonya saya tahu kalau saya salah. Jadi tolong ampuni aku,”ucap Mia dengan wajah kasiahan dan penuh penyesalan.

“Aku tahu kalau kamu salah. Kalau begitu cepat selesaikan tugas kamu dengan benar,”ucap Calsida yang sama sekali tidak perduli dengan sikap kasihan Mia. Tapi di mata Jeni merasa ada yang aneh. Jadi dia tidak berkata lain hingga Mia keluar dengan baskom. Mia segera membersihkan lantai yang basah.

“Jika kamu ada hal yang ingin kamu katakan. Katakan saja aku akan menjawab semuanya,”ucap Calsida yang tahu sikap dari Jeni yang terlihat aneh.

“Maaf nyonya aku hanya ingin tahu apa yang terjadi dengan Mia kenapa dia basah tadi?,”ucap Jeni.

“Dia tidak menghormati diriku. Dia datang membawa air dingin untuk aku membasuh muka. Kamu juga tahu kalau cuaca saat ini sangat dingin. Apa yang akan terjadi jika aku membasuk mukaku dengan air dingin. Aku akan sakit,”ucap Calsida menjelaskan.

“Itu tidak mungkin. Mia tidak akan melakukan itu kepada nyonya,”ucap Jeni yang membantah apa yang dikatakan oleh Eliza.

“Jika kamu tidak percaya. Apa kamu tadi merasakan air dingin yang membasahi Mia. Bagaimana?,”ucap Calsida. Jeni terdiam untuk sesaat dan memikirkan apa yang dia rasakan tadi saat menyentuh Mia.

“Airnya dingin bagaikan es,”bisik Jeni. Calsida yang mendengar itu hanya bisa diam hingga dia duduk dengan membaca beberapa buku di tangannya. Selesai masalah di pagi hari Mia membawa air yang sesuai dengan santai Calsida membasuh mukanya dengan nyaman.

“Aku ingin berjalan-jalan nanti setelah sarapan. Apa kamu bisa menemani aku Mia, Jeni,”ucap Calsida dengan santai.

“Tentu saja nyonya kami akan menemani anda dengan baik,”kata Jeni.

“Iya nyonya Eliza,”ucap Mia yang merasa males dengan apa yang dia katakan. Tapi bagaimana perjalanan Calsida di kediaman duke dengan tubuh Eliza nantinya. Ada kejadian apa yang akan dia dapatkan nantinya?.

1
Cha Sumuk
masa iya ga ada memori ingatan dr yg punya tubuh anehh
Lismawati
lanjuuut thor ceritanya bagus 💪💪💪💪💪
anggita
Like👍buat Eliza, ☝iklan utk author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!