Terjerat Gairah Sang Pembantu

Suara erangan dan penyatuan tubuh dari Cani dan Lucas terus terjadi, bahkan keduanya terlihat saling haus akan kepuasan. Sudah satu jam berlalu tapi belum ada menandakan kalau Lucas akan mendapatkan pelepasan. Kalau Cani sudah tidak terhitung berapa kali ia mendapatkan pelepasan meskipun Lucas tidak akan berhenti menggempurnya. 

Sudah beberapa kali ganti posisi bahkan Cani hanya pasrah saja akan seperti apa cara Lucas mengajaknya untuk mengejar kenikmatan ini. Hingga kali posisi Cani yang berada di pangkuan Lucas yang duduk bersandar pada kepala ranjang. 

“Bergeraklah, keatas dan kebawah..” ucap Lucas dengan menyeka keringat yang membanjiri pelipis Cani. 

Cani awalnya bingung tapi milik Lucas seakan memberontak didalam miliknya, hingga tanpa sengaja Cani bergerak dengan dibantu Lucas. Pria itu mendesis karna gerakan kaku dari Cani sangat memabukkan dan membuatnya seakan ingin keluar sebentar lagi. 

“Ahhh.. Milikmu terasa penuh sekali kalau posisi ini, Dad..” ucap Cani sambil terus bergerak perlahan, ia menegang karna mendapat pelepasan lagi. 

Tubuh Cani sudah sangat lemas, tapi ia dapat melihat Lucas yang belum terlihat puas sama sekali. “Kau memang hyper seperti yang kau katakan, Dad. Ayo terus sentuh aku sampai kau puas,” Cani malah menantang. 

“Baiklah, sayang.. Rasakan ini!” Lucas bergerak cepat dari bawah membuat Cani langsung menjerit bahkan tubuhnya Terhentak hentak karna ulah Lucas. 

Sampai-sampai Cani bingung harus mengeluarkan suara kenikmatan seperti apa lagi, ia tidak tahan lagi. Tangan Cani berpegangan pada pundak Lucas, ia menikmati setiap gempuran Lucas dari bawah. 

“Ahhh.. Emmm aku mau sampai, Dad..”

“Bersama, sayang bersama.. Sebutkan namaku, sebutkan namamu.. Emmm!”

Bola mata Cani sampai naik keatas hingga bola matanya memutih semua, lalu ia merasakan milik Lucas yang membesar. 

“Ahhhh.. Aku sampai Lucas…” Tubuh Cani ambruk diatas tubuh Lucas. 

Milik Lucas mengeluarkan semua cairannya didalam inti Cani, semuanya tanpa menyisakan sedikitpun. Hingga Cani merasakan perutnya yang hangat dan terasa penuh. Perlahan meskipun sedikit lemas Cani berusaha bangkit dengan tangan yang bertumpu pada dada Lucas. 

“Kau keluar banyak sekali, Daddy.. Sampai didalam sini terasa hangat,” ucap Cani sambil mengarahkan tangan Lucas untuk memegang perutnya. 

“Aku tidak pernah pelepasan sampai sepuas ini, Cani. Kau menakjubkan, kau telah membuat ku puas, sayang..” pujian Lucas membuat Cani tersenyum senang. 

“Enakan aku atau istrimu itu, Dad?” tanya Cani sambil mengikuti arahan Lucas untuk membawanya duduk di ranjang. 

Tubuh Cani yang tanpa sehelai pakaian itu dibalut selimut oleh Lucas, agar tidak merasakan dingin dari suhu AC. 

“Kok lama banget jawabnya?” tanya Cani lagi tapi kali ini ekspresi wajahnya terlihat kesal. 

“Lebih nikmat kamu, sayang. Bukan hanya itu, lebih pro kamu dan.. Sepertinya aku tidak akan tertarik dengan Zoya lagi karna sudah ada kamu.” jawab Lucas akan pertanyaan Cani tadi. 

Sebenarnya senang hati Cani mendengar semua apa yang Lucas katakan, hanya saja Cani tidak suka Lucas menjawabnya sedikit lama tadi. 

“Daddy bohongi Cani kan?” tanyanya penuh curiga. 

“Daddy tidak bohong, sayang.”

“Alah!” Cani cemberut, ia perlahan berbaring membelakangi Lucas. “Kalau nggak bohong kenapa coba jawab begitu saja harus mikir dulu,” Protes Cani. 

Timbul senyuman manis diwajah Lucas, ya memang Lucas harus memikirkan kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan bahaya itu bukan. 

“Bukan seperti itu, sayang. Nanti kalau Daddy jawabnya asal kamu marah,” jelas Lucas yang berusaha merayu Cani. 

“Tau ah, aku bete sama Daddy!” Cani sudah keburu kesal, bahkan tangan Lucas yang memegang pundaknya segera ia tepis. 

Lucas menghela napas panjang saja, ia mengelus punggung belakang Cani. Kali ini wanita itu tidak memberontak, malah terlihat tenang dan bahkan tidak mengomel. 

Dengan tangan satunya mengelus punggung belakang Cani, bahkan Lucas sembari memakai pakaiannya kembali. Untuk memesan makanan mengisi tenaga Cani kembali, setidaknya pasti wanita itu lapar hingga mudah marah. 

“Daddy..” 

Panggilan itu membuat Lucas langsung menoleh ke asal suara, terlihat Cani yang ternyata sudah berbaring menyamping kearahnya. 

“Cani laper..” Keluhnya membuat Lucas tertawa sampai puas. 

“Karena lapar terus mengajak Daddy bicara gitu?”

Dengan polosnya Cani mengangguk. “Cani lapar kan karna Daddy, capek tau!” 

“Iya sayang iya, sebentar ya Daddy turun dulu untuk memesan makanan.” Lucas ingin turun dari ranjang tapi malah tangannya ditarik Cani hingga kembali duduk. 

“Aku boleh ikut?” tanyanya, sebenarnya ekspresi Cani sangat menggemaskan kalau sampai harus Lucas menolak keinginan itu. 

Tapi, Lucas takut kalau sampai bertemu dengan orang yang mungkin mengenal dirinya dibawah nanti. 

“Untuk saat ini tidak dulu ya, sayang. Kita harus merahasiakan hubungan kita,” ujar Lucas dengan sangat lembut. 

Bibir Cani langsung cemberut. “Baiklah.. Maafkan aku, Daddy. Aku lupa kalau hanya simpanan Daddy,” Respon Cani cukup mengejutkan Lucas. 

Karna Cani langsung berbalik badan kembali membelakangi Lucas, wanita itu menutupi wajahnya dengan bantal. 

“Maafkan Daddy ya.. Sebagai permintaan maaf Cani mau apa?” Tawaran itu membuat Cani sedikit tergiur sebenarnya. 

“Cani boleh minta apapun, pasti bakal Daddy berikan.” 

Seketika Cani langsung melemparkan bantal itu begitu saja, ia menatap Lucas dengan sangat berbinar bahagia. Sampai-sampai Lucas tertegun sebenarnya, ia sedikit takut sudah menawarkan tawaran itu. 

“Minta apapun bolehkan?” tanya Cani memastikan lagi, Lucas mengangguk mantap sambil menahan tawanya karna ekspresi Cani yang menggemaskan. 

“Kalau gitu setelah makan nanti Cani mau main lagi, tapi di bathroom.” ucapnya tanpa malu sedikitpun. 

Lucas sampai ternganga mendengarnya. “Lagi? Memang punya Cani nggak sakit?” tanya Lucas dengan keterkejutan yang seakan tidak percaya telah menemukan lawan imbang sekarang. 

“Sakit, tapi kan itu hanya karna belum terbiasa aja, Daddy. Makannya biasain dong,” Alasan yang cukup masuk akal bagi Lucas. 

“Daun muda memang beda ya,” Kata itu keluar begitu saja dari Lucas. “Tapi dari gempuran Daddy tadi.. Cani sukakan?” tanya Lucas sembari memeluk Cani yang terlihat berpikir mengingat kejadian nikmat tadi. 

“Suka, Dad. Meskipun Daddy sudah 30 tahun, tapi tetap gagah. Milik Daddy ituloh penuh banget disini, sampai perut Cani kayak ada yang nyembul gitu..” ucap Cani dengan sangat polos membuat Lucas tertawa kencang. 

“Oh ya? Daddy tidak memperhatikan tadi, boleh kita coba lagi kali ini Daddy mau memperhatikan beneran nyembul atau tidak,” ujar Lucas yang mana mendapatkan anggukan mantap dari Cani.