Susuk Pemikat Sukma

Salsa pulang menggunakan motor nya sambil bernyanyi riang karena dia habis belanja usai di beri uang oleh Andini, namun senyum nya pudar karena di jalan malah di hadang oleh Tian yang kabar nya memang naksir berat dengan gadis ini. bukan cuma karena nafsu saja, melainkan dia memang suka dengan Salsa yang cantik jelita, gaya nya selalu kalem namun bisa juga judes membuat Tian mabuk kepayang di buat nya, rasa ingin mendekap Salsa erat walau itu hanya pelukan saja karena Tian memang sungguh ada rasa yang terselip di hati nya, namun tanggapan Salsa beda karena dia tahu nya Tian hanya lah pemuda yang suka mabuk sama dengan Abang nya.

Jadi sekarang Salsa sudah ketakutan karena Tian malah menghadang di pinggir jalan, mau tak mau di juga harus berhenti karena bila ngebut malah nanti celaka bila sampai jatuh nyungsep di batang pisang sana. Salsa menatap kanan kiri berharap ada orang yang lewat dan membantu nya agar lepas dari Tian yang menatap nya sambil tersenyum, senyum yang menurut Tian sangat manis karena dia tak pernah senyum tulus pada wanita mana pun, memang hanya Salsa yang di taksir sejak gadis ini kelas satu SMA, usia mereka tak seberapa jauh sehingga bila pasangan maka masih akan cocok.

Tapi hubungan mereka pasti akan di tentang keras oleh Andini karena Tian adalah salah satu orang yang pernah memakai nya saat beramai ramai, tentu saja Andini tidak akan setuju dengan hubungan itu. Salsa juga tak suka karena sudha cukup Yogi saja yang membuat dia pusing karena suka mabuk, tidak mungkin pula malah ketambahan Tian yang akan jadi kekasih nya. bila di lihat dari wajah maka Tian memang tanpan, tapi apa cukup hanya dengan tampan saja karena tampan tak akan membuat kenyang atau pun senang, yang ada sengsara karena pria tampan banyak tingkah dan Tian suka mabuk serta judi.

"Dari mana, Sa?" Tian bertanya lembut tanpa ada niat menyakiti.

"Pulang sekolah." jawab Salsa pelan.

"Kok sampai sore? ada kelas tambahan ya." Tian ingin ngobrol agak lama.

"Tidak, dari toko buku jadi agak lama." jawab Salsa jujur.

"Kamu sudah makan?" tanya Tian menatap Salsa tak berkedip sehingga yang di tatap jadi merinding.

"Sudah! aku permisi dulu ya takut di cariin sama Kakak." Salsa menghidupkan motor nya.

"Eh tunggu!

Tian menahan tangan Salsa yang akan. Menarik tali gas, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dati jaket nya dan memberikan pada Salsa. gadis ini bingung karena itu kotak bagai kan hadiah, tapi sekarang dia tidak sedang ulang tahun jadi kenapa pula di kasih hadiah oleh Tian, agak ragu mau mengambil tapi bila tidak di ambil pasti dia akan tersinggung. Salsa tidak mau cari masalah dengan rombongan Yogi ini, walau pun Yogi Abang nya namun tak akan mungkin pemuda itu mau melindungi nya dari gangguan mereka.

Sedangkan Andini saja di jual oleh Yogi karena dia butuh uang, apa lagi Salsa yang hanya bocah di mata dia, maka pasti Yogi akan menggunakan kesempatan ini memberikan Salsa pada Tian dengan imbalan yang sangat besar sebagai ganti nya, yang nama nya otak preman pasti hanya memikirkan uang saja.

"Ambil lah, Sa." suruh Tian menyodorkan kotak itu.

"Ini apa? kenapa aku di beri hadiah, kan aku sedang tidak ulang tahun." tanya Salsa.

"Aku beli cincin untuk kamu, walau pun tidak mahal harga nya." jawab Tian membuka kotak sehingga tampak lah cincin berwarna putih.

"Tidak usah repot begitu, Mas." tolak Salsa serba salah.

"Ini bukan uang haram kok, kamu tenang saja! kemarin aku kerja memanen sawit sehingga dapat uang untuk beli cincin ini." Tian berkata jujur.

"Bukan gitu maksud aku, cuma aku ya enggak enak karena ini tidak ulang tahun ku." Salsa memberikan alasan.

Tian tidak mendengarkan ucapan Salsa karena dia memang berniat membelikan hadiah untuk gadis yang ia cintai, tak peduli bagai mana menolak nya yang penting sudah di belikan dan sekarang di paksa Salsa untuk memakai nya.

"Tuh kan pas." girang Tian karena dia tak salah ukuran.

"Terima kasih ya, Mas! tapi lain kali tidak usah membelikan aku barang begini, lebih baik uang nya di tabung saja." ujar Salsa hati hati.

"Aku sudah mulai menabung kok untuk melamar kamu nanti." goda Tian.

Mungkin saja Tian mengira bahwa Salsa salah tingkah di goda begitu, tidak tahu nya dalam hati gadis ini mengumpat karena dia tak akan sudi punya suami pemabuk dan tukang judi, lebih parah nya lagi Tian juga pasti pakai narkoba karena kumpulan ini memang sangat rusak.

Setelah menerima cincin itu, Salsa segera ngebut dengan motor nya meninggalkan Tian yang sedang bahagia karena pemberian nya di pakai oleh Salsa, walau tadi ada sedikit paksaan karena Salsa terus menolak.

...****************...

Andini menikmati sodokan yang ia terima di kamar hotel kota karena kali ini dia dapat tamu dari orang kota, pria yang masih muda dan sangat tampan, namun juga beringas karena melihat Andini yang masih segar dan dia juga mengira bahwa gadis ini memang masih perawan ting ting sebab dia melihat percikan darah segar.

"Oohhccchh, kau nikmat sekali." keluh nua dan langsung tumbang.

Kenikmatan surga dunia yang ia rasakan sungguh luar biasa dan baru kali ini dia dapat yang masih perawan, bahkan dia langsung memberikan Andini uang seratus juta lewat transfer karena dia tidak membawa uang cash sebanyak itu, tak sulit bagi nya untuk merogoh saku bila hanya seratus juta saja karena uang segitu adalah hal kecil untuk Daren.

"Mau kah kau jadi istri muda ku?" tawar Daren menatap Andini yang kelelahan.

"Anda sudah punya istri, Tuan?" tanya Andini kaget juga.

"Yah, tapi dia sudah tidak memuaskan karena saat kami menikah dia sudah tidak perawan lagi." cerita Daren yang entah benar atau tidak.

Andini tertawa karena itu bisa jadi hanya alasan nya saja, kebanyakan pria akan menjelakan pasangan nya saat bersama wanita lain agar mereka bisa terpancing dan masuk dalam jebakan nya.

"Bila aku jadi istri muda mu, berapa uang yang ku dalat setiap bulan nya?" tanya Andini.

"Berapa pun yang kau minta, tapi yang pasti dari ku sekitar lima ratus juta." jawab Daren mantap.

"Aku masih boleh minta lagi walau sudah dapat lima ratus juta?" tanya Andini memastikan.

Daren mengangguk kan kepala nya karena dia adalah mafia yang menjalan kan bisnis di dunia hitam sehingga dalam sehari saja bisa dapat uang satu M, maka Andini pun masih mempertimbangkan bagai mana.