Nawang sangat mencintai Rafli namun karena suatu hari Nawang tidur seranjang dengan Aiden kakak dari Rafli membuat kedua orang tua Aiden menikahkan dengan Nawang sering cekcok apakah rumah tangga keduanya akan bertahan atau akan cerai di tengah jalan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa sangat cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rafli Menjadi Mempelai Pengganti
Nawang dan Aiden kompak masih saling menatap tajam satu sama lain, Nawang mengira bahwa saat ini Nawang ada di kamar tamu, lalu saat Nawang tidur Aiden datang dan tidur di sebelah Nawang.
Aiden marah dan kesal kepada Nawang karena Nawang seenaknya tidur di sebelahnya, apalagi ini untuk pertama kalinya Nawang masuk ke kamar Aiden, kalau ke kamar Rafli Nawang sudah sering keluar masuk.
Stella dan Rafli serentak tak menyangka kalau Aiden dan Nawang akan tidur dalam satu ranjang, apalagi mereka berdua sering debat, kini Stella sudah memutuskan untuk menikahkan Nawang dan Aiden secepatnya.
"Aiden, lo ngapain ada di kamar ini ?" tanya Nawang dengan nada berteriak, kini Nawang beringsut duduk di atas ranjang miliknya Aiden, sementara Aiden mendengus sebal ke Nawang.
"Nawang, yang harusnya bertanya itu gue ke lo, ngapain lo ada di kamar miliknya gue ?" bentak Aiden sambil menatap nyalang ke arah Nawang, sedangkan Nawang langsung tertawa kecil.
"Haha haha Aiden kayaknya lo masih ngantuk, makanya mengira ini kamar lo padahal ini kam" perkataan Nawang belum selesai namun matanya Nawang langsung terbelalak melihat cat tembok di kamar miliknya Aiden, bahkan tawanya Nawang juga seakan hilang di telan bumi.
"Nawang, lo sekarang sudah sadar kan kalau saat ini lo ada di kamar gue, lo lihat saja warna cat tembok di kamar ini berbeda sama warna cat tembok di kamar tamu" cerocos Aiden dengan nada ketus, sedangkan Stella langsung berkata.
"Aiden, Nawang kalian berdua harus secepatnya menikah, karena kalian berdua sudah tidur dalam satu ranjang" tegas Stella dengan nada tinggi, sementara Nawang dan Aiden kompak membelalakkan kedua matanya mereka berdua, sungguh mereka berdua tak menyangka akan menikah dalam waktu dekat, apalagi mereka berdua tidak saling mencintai.
"Aku sama Nawang ngga melakukan apa apa jadi aku ngga mau menikah sama Nawang" sahut Aiden tak kalah tegas, sedangkan Nawang menganggukkan kepalanya mantap sebagai tanda setuju dengan perkataan Aiden.
"Betul tante, aku sama Aiden ngga melakukan apa apa jadi aku juga ngga mau menikah sama Aiden, kalau aku di suruh menikah mending aku menikahnya sama Rafli" Nawang juga berusaha menolak keinginan Stella yang akan menikahkan Nawang dan Aiden.
"Nawang, gue ngga mau menikah sama lo, apalagi lo sudah tidur satu ranjang sama kak Aiden, takutnya lo punya anak kecebong yang di tanam oleh kak Aiden, gue ngga mau tanggung jawab karena gue belum pernah mencicipi tubuh lo, mending lo menikah sama kak Aiden karena dia yang sudah mencicipi tubuh lo jangan tawar menawar kayak di pasar" jelas Rafli dengan panjang lebar.
Aiden langsung menatap nyalang ke arah Rafli, sedangkan Nawang menggelengkan kepalanya mantap lalu menjawab.
"Rafli, gue cintanya dari dulu sama lo, bahkan sampai sekarang jantung ini selalu berdetak saat ada di dekat lo" jawab Nawang sejujur jujurnya.
"Nawang lo aneh banget, semua orang pasti jantungnya berdetak termasuk jantung miliknya lo, kalau jantung lo ngga berdetak lagi berarti lo sudah mati" celetuk Aiden yang membuat Nawang langsung melototkan kedua matanya ke arah Aiden.
"Sudah, sudah, kalian jangan berisik dan jangan berdebat pokoknya kalian berdua harus secepatnya menikah" tegas Stella sambil menunjuk ke arah Aiden dan Nawang secara bergantian, Stella tahu bahwa Aiden dan Nawang pasti akan adu mulut dan debat.
"Rafli, gue sama Aiden belum melakukan hubungan intim jadi gue sampai sekarang masih segel dan perawan, jadi gue jamin kalau di rahim gue belum ada benih Aiden, bahkan di rahim gue belum ada dedek bayinya, silahkan lo yang isi rahim gue dengan benih lo supaya rahim gue cepat di huni sama dedek bayi, silahkan lo buka segel keperawanan gue sekarang supaya lo percaya sama omongan gue" pinta Nawang sambil menatap ke arah Rafli dengan tatapan memelas, sementara Rafli geleng kepala mendengar ocehan Nawang.
"Nawang, lo jangan gila menyuruh Rafli membuka segel keperawanan lo sekarang, di sini masih ada gue dan mama gue, kalau Rafli membuka segel keperawanan lo sekarang yang ada mama gue dan gue menonton secara live aksi buat bayi dong" bentak Aiden yang membuat Nawang melirik Stella, lalu kini Nawang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.
Marcel masuk ke kamar Aiden, karena saat di ruang makan dirinya mendengar keributan yang berasal dari kamar Aiden, Marcel bertanya apa yang terjadi karena Marcel juga melihat kalau Nawang dan Aiden dalam satu ranjang.
Stella menceritakan kejadian sebenarnya, tentu saja hal itu membuat Marcel murka lalu berjalan dengan langkah cepat ke ayah Aiden, Marcel menampar Aiden bahkan Marcel berkali kali memukuli wajah Aiden, bahkan saat ini wajah Aiden sudah babak belur gara gara tangan Marcel.
Rafli langsung menyeret tangan Marcel untuk berhenti memukuli Aiden, namun tetap saja Marcel masih ingin memukuli Aiden, namun teriakan Stella membuat Marcel berhenti walau sebenarnya masih ingin menghajar Aiden lagi sampai babak belur.
Stella memberikan kata kata mutiara yaitu minggu depan Nawang dan Aiden menikah, sedangkan untuk proses pertunangan Aiden dan Nawang akan di laksanakan besok pagi, Rafli dan Marcel kompak setuju dengan saran dari Stella.
Stella langsung menelpon Veronica - mamanya Nawang untuk membahas rencana pertunangan dan pernikahan antara Aiden dan Nawang, Stella juga menjelaskan alasan mengapa Nawang dan Aiden harus menikah dalam waktu dekat.
Veronica sangat syok mendengar penjelasan yang keluar dari mulutnya Stella, bahkan Veronica rasanya ingin pingsan di tempat tidur, sedangkan Rendi - papanya Nawang sekaligus suami Veronica sejak tadi berusaha mendengar pembicaraan Veronica dengan orang di seberang telpon sana.
Setelah Stella selesai membahas rencana pertunangan dan pernikahan antara Aiden dan Nawang, Stella langsung menutup sambungan telponnya dengan Veronica, Aiden dan Nawang kompak belum setuju kalau mereka sebentar lagi akan menikah.
Veronica menceritakan apa yang di ceritakan oleh Stella kepada Rendi sang suami, Rendi kaget dan syok, bahkan Rendi ingin sekali rasanya menampar wajah Nawang kalau saat ini Nawang ada di depannya, Veronica menasehati Rendi supaya tidak marah dengan Nawang karena kedua orang tua Aiden akan bertanggung jawab menikahkan Aiden dan Nawang.
"Aku penginnya nikah sama Rafli bukan sama Aiden, boleh ngga Aiden di buat meninggal dunia atau di buat koma di rumah sakit seperti sinetron atau film yang aku tonton, dan seperti di novel yang aku baca, istilahnya Rafli menjadi mempelai pengganti gara gara Aiden meninggal dunia atau koma" celetuk Nawang mencurahkan isi hatinya, sedangkan Aiden langsung menyentil kening Nawang.
"Nawang, ngga usah drama lo saja sana yang meninggal dunia atau koma di rumah sakit, biar kita berdua ngga jadi menikah" bentak Aiden sambil menatap nyalang ke Nawang, sementara Nawang menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Stella, Rafli, dan Marcel kompak geleng kepala mendengar ocehan keduanya, lalu mereka bertiga memutuskan untuk keluar dari kamar miliknya Aiden.