NovelToon NovelToon
Ayahku Cinta Pertamaku

Ayahku Cinta Pertamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nindy

Ayah adalah sosok orang yang selalu berjuang untuk membahagiakan putrinya. Kebahagiaan akan selalu dirasakan seorang anak jika ayah selalu disampingnya.
Tapi, siapa sangka jika kebahagiaan itu tiba tiba harus hilang dengan sekejap.
Bisakah rasa bahagia itu hadir kembali seperti dulu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak didikan ayah

Naura adalah anak yang sangat patuh pada ayahnya. Ayah mengajarkan Naura untuk gemar menabung sejak ia masuk Taman Kanak-Kanak. Saat itu uang saku Naura hanya 2.000 rupiah setiap harinya. Naura selalu menyisihkan sebagian dari uang sakunya untuk dimasukkan ke dalam celengan ayam dirumah. Ayah Naura membelikan celengan itu supaya Naura belajar menyisihkan sebagian uangnya untuk bisa membeli sesuatu dikemudian hari dengan uangnya sendiri. Kebiasaan itu berlanjut hingga Naura duduk di bangku Sekolah Dasar. Uang sakunya naik menjadi 5.000 rupiah per hari, ia selalu menyisihkan sebagian dari uang sakunya itu untuk dimasukkan ke celengan ayam.

Suatu ketika Ayah Naura sedang memperbaiki pintu rumah yang rusak sembari mengobrol dengan temannya. Tak lama kemudian, Naura pulang sekolah sambil berlari menghampiri ayahnya.

"Ayah..... hari ini uang saku Naura sisa 2000 loh" ucap naura sambil memperlihatkan uang itu pada ayahnya.

"Wah hebat sekali anak ayah, memangnya tadi disekolah jajan apa Naura?" tanya ayah yang masih sibuk memperbaiki pintu.

"Tadi Naura hanya membeli jajan terang bulan saja, Naura sudah membawa bekal air minum ke sekolah. Jadi Naura masih bisa menyisihkan uang saku Naura untuk disimpan di celengan ayam" kata Naura sambil melepas sepatunya.

"Memagnya uang saku Naura berapa nak ?" tanya teman ayah pada Naura.

"5.000 rupiah per hari om" sahut Naura.

"Wah hebat sekali Naura bisa menabung degan uang saku 5.000, padahal anak om uang saku 10.000 setiap hari aja tidak pernah menabung, dirumah masih minta uang lagi sama ibunya" kata teman ayah Naura menceritakan anaknya.

Ayah tersenyum mendengar perkataan temannya, beliau begitu bangga memiliki anak seperti Naura. Ayah Naura berharap kelak saat Naura dewasa bisa menjadi anak yang sukses dan membanggakan ayah ibu.

Keesokan paginya, Naura bangun pukul 05.00 dengan bunyi alarm jam di kamarnya. Sesuatu dengan jadwal kegiatan yang dibuat oleh ayahnya, Naura menjalankan kewajibannya untuk sholat subuh setelah itu bergegas mandi. Setelah selesai ganti baju, Naura bergegas naik sepeda untuk menyusul ibunya kerumah tukang sayur yang berada diujung jalan. Ibunya sudah ada disana untuk belanja sayur untuk dimasak. Setiap pagi Naura membantu membawa sebagian belanjaan ibunya dengan menaruhnya di keranjang sepeda. Walaupun sepeda Naura bukanlah sepeda baru, ia sangat senang memiliki sepeda itu. Sepeda yang ia gunakan untuk membantu ibunya setiap pagi dan ia gunakan juga disaat sang bermain dengan teman temannya. Sepeda itu adalah hasil sebagian dari tabungan Naura dari celengan uang sakunya. Setelah sarapan pagi, Naura bergegas memakai sepatu dan berpamitan dengan ayah dan ibu.

"Ayah ibu....Naura ke sekolah dulu ya, Assalamualaikum wr.wb" kata-kata yang selalu Naura ucapkan setiap hari sebelum berangkat ke sekolah.

"Wa'alaikumsalam wr.wb'' jawab ayah dan ibu Naura.

Tak pernah sekalipun Naura terlambat ke sekolah. Semua itu berkat jadwal kegiatan harian yang dibuat ayah Naura. Saat mengaji di sore hari juga selalu tepat waktu, sehingga saat malam hari Naura selalu ada waktu untuk belajar. Walaupun tidak ada PR, ayah Naura selalu mengajarkan Naura untuk belajar setiap harinya. Bisa belajar dari buku pelajaran atau belajar hal-hal yang sekiranya Naura belum paham di sekolah. Naura selalu bertanya kepada ayah ibunya jika ada hal yang belum ia mengerti di sekolah, supaya besok saat di sekolah Naura dapat lebih siap untuk menerima pelajaran dari bapak/ibu guru. Naura memang anak yang cerdas walaupun dia hanya masuk 5 besar peringkat di kelasnya.

Suatu hari Naura demam, badan Naura begitu lemas dan tak berdaya. Ayah dan ibu Naura mengajak Naura untuk berobat ke puskesmas terdekat. Ayah dan ibu Naura juga memberikan saran untuk tidak masuk sekolah sementara waktu hingga keadaannya membaik. Namun, Naura tetap gigih untuk berangkat ke sekolah. Naura merasa dia kuat untuk berangkat ke sekolah. Akhirnya, Naura pergi ke sekolah diantar oleh ayahnya dengan syarat apabila dia tidak kuat harus segera melapor bapak/ibu guru supaya diizinkan untuk pulang lebih awal. Sesampainya di sekolah ayah Naura berbicara dengan guru wali kelas Naura tentang keadaan Naura. Bapak/ibu guru mengerti keadaan Naura dan memberikan pengawas lebih pada Naura di sekolah.

Saat pulang sekolah telah tiba, ternyata Naura kuat menahan sakitnya. Ayah Naura yang khawatir dengan keadaan Naura meluangkan waktu untuk menjemput Naura lebih awal. Setelah sampai dirumah, Naura beristirahat supaya dia segera sembuh dan beraktivitas seperti biasanya.

Keesokan paginya, badan Naura sudah jauh lebih baik. Naura merasa badannya sudah sangat sehat sehingga ayah tidak perlu lagi mengantarnya pergi ke sekolah. Naura memang anak yang baik, dia selalu memikirkan ayah dan ibunya. Selalu berusaha untuk melakukan apa yang dia bisa sendiri, supaya tidak merepotkan kedua orang tuanya yang sibuk berjualan di warung.

Setelah pulang sekolah, ibu Naura meminta tolong Naura untuk membeli minyak goreng di toko Amanah. Naura bergegas mengeluarkan sepedanya dan mengayuhnya menuju toko. Ternyata di toko itu stok minyak goreng habis. Naura akhirnya pulang kerumah memberitahu kepada ibunya.

"Naura, jika tidak ada minyak goreng di toko Amanah, Naura kan bisa membelinya di toko Kembar atau toko yang lain sayang" pesan ayah kepada Naura supaya tidak bolak balik kerumah dan bisa dapatkan barang pesanan ibunya.

"Iya yah....."jawab Naura sembari berangkat lagi menaiki sepeda menuju toko Kembar.

Mulai saat itu, jika Naura diminta tolong ibu/ayahnya membeli sesuatu, dia akan menelusuri ke beberapa toko yang ada di sekitar rumahnya. Jika semua toko sudah dikunjungi dan barang yang akan dibeli benar-benar tidak ada, barulah Naura pulang dan memberitahukan kepada ayah/ibunya.

Saat Naura sedang asyik bermain lompat tali bersama teman-temannya, Naura melihat pamannya datang dari desa untuk menemui ayah dan ibunya. Paman Naura meminta tolong Naura untuk memberikan minuman kemasan dingin dan beberapa snack. Paman Naura mengulurkan uang 50.000 untuk Naura. Naura bergegas membelikan pesanan paman dengan menaiki sepedanya. Sesampainya dirumah paman memberikan Naura imbalan uang 10.000 untuk Naura. Namun ayah Naura pernah berpesan, jika ada orang yang meminta bantuan, Naura harus melakukannya dengan ikhlas tanpa pamrih. Naura tidak boleh mengharapkan imbalan apapun atas kebaikan yang Naura lakukan. Akhirnya, Naura tidak mau menerima uang imbalan dari pamannya itu.

"Naura ikhlas paman, uangnya disimpan paman saja" kata Naura sambil tersenyum dan bergegas pergi bermain lagi bersama teman-temannya.

Paman Naura nampak kaget dengan jawaban Naura, padahal anak seusia Naura pasti akan senang jika diberikan imbalan uang untuk jajan. Naura memang anak yang selalu mendengarkan nasihat ayahnya. Tak heran jika tetangga-tetangga sekitar menilai Naura anak yang baik.

1
Hana
lanjut
Dama9_
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
endah nindy: siap...
total 1 replies
putri baqis aina
Jatuh cinta 💖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!