Setelah melewati seratus kali kehidupan, akhirnya Liu Feng bisa menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur dan menjadi Penguasa Benua Biru selama beberapa ratus tahun. Hal tersebut tidak lepas dari campur tangan gurunya yang berasal dari kalangan Dewa, yakni Dewa Kehampaan.
Setelah semuanya berjalan dengan baik, pada akhirnya Liu Feng mendapatkan kesempatan untuk menuju Alam Dewa dengan kehidupan yang baru namun memiliki ingatan yang sama dengan kehidupan sebelumnya di Dunia Fana.
Belakangan Liu Feng baru mengetahui, jika Fang Yuan merupakan Dewa yang terusir dari Dunia Dewa akibat kecemburuan Kaisar Dewa atas kekuatan yang dimiliki oleh Fang Yuan. Kaisar Dewa meyakini jika kekuasaannya akan direbut oleh seorang Dewa yang ia yakini sebagai Fang Yuan.
Atas kecurigaan sepihak inilah yang membuat Fang Yuan dikirim ke Dunia Fana dan tersegel untuk selamanya, oleh karenanya ia yang merasa mengalami ketidakadilan pun bertaruh atas kehidupan Liu Feng yang ternyata memiliki bakat unik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Prolog
Alam Dewa memiliki kehidupan yang berbeda dengan alam manusia pada umumnya, mereka yang dikatakan para dewa adalah ras yang memiliki keistimewaan khusus karena berada pada tempat dan kondisi yang berbeda dengan alam manusia atau alam fana. Bisa dikatakan jika para Dewa atau keturunannya merupakan ras terkuat yang berada di kehidupan lain yang tidak bisa diketahui oleh manusia biasa.
Menurut beberapa catatan, orang-orang yang berasal dari Alam Dewa adalah orang-orang yang memiliki kekuatan khusus di bidang tertentu dan mereka diperintahkan untuk menjaga keseimbangan hidup bangsa manusia di Dunia Fana. Oleh karenanya setiap Dewa yang dikenal oleh manusia senantiasa dikagumi dan dianggap istimewa untuk dijadikan sosok pelindung yang kerap dipuja.
Beberapa Dewa dikabarkan melakukan perjalanan melintasi alam yang berbeda demi melaksanakan tugasnya, tetapi ada juga yang melintasi alam kehidupan karena ia melakukan pelanggaran atau karena dibuang dari dunia Dewa yang memiliki tatanan kehidupan tersendiri di bawah pengaturan Kaisar Dewa.
Seperti yang dialami oleh Fang Yuan, seorang Tetua di Sekte Gunung Pedang yang dikatakan memiliki kekuatan memanipulasi kehidupan dan membentuk dunianya sendiri yang dinamakan Dunia Kehampaan. Melalui Dunia tersebut, diyakini jika Fang Yuan akan mampu membentuk kekuatannya sendiri dengan sesuka hati dan melampaui kekuatan Kaisar Dewa sekalipun.
Atas kondisi seperti ini dan juga dengan didukung oleh ramalan kuno, Kaisar Dewa yang bernama Zhong Ming menangkap Fang Yuan yang bergelar Dewa Kehampaan melalui sebuah rencana jahat. Dimana pada saat itu, Fang Yuan dijebak melalui undangan jamuan di Istana Kaisar Zhong dan mendapat rayuan secara khusus dari salah satu putri Kaisar yang bernama Zhong Xuan. Tak pelak, Fang Yuan yang masih awam dengan wanita pun pada akhirnya terjebak pada situasi rumit yang membuatnya harus kehilangan kesadaran. Hal berikutnya tentu bisa ditebak dengan mudah, Kaisar Zhong Ming menjalankan rencananya dengan menyegel akar roh serta senjata spiritual yang dimiliki Fang Yuan.
Setelah kejadian itu Fang Yuan pun secara diam-diam dibuang ke Dunia Fana, hal ini semata-mata Kaisar Zhong Ming tidak bisa membunuhnya karena Fang Yuan memiliki giok jiwa yang terhubung dengan Sekte Gunung Pedang. Dalam hal ini, Kaisar Zhong Ming tidak ingin terjadi pemberontakan serius dari para kultivator di Gunung Pedang maupun Klan Fang yang cukup diperhitungkan di Dunia Dewa.
Adapun tentang kehilangan Fang Yuan maka orang-orang bisa beranggapan jika Tetua yang bergelar sebagai Dewa Kehampaan itu sedang berada di dalam Dunia Kehampaan yang menjadi rahasianya sendiri. Hal itu tidak akan pernah terbantahkan selama giok jiwa yang menghubungkan nyawanya tersebut masih tampak utuh di meja altar aula Sekte Gunung Pedang.
Adapun di dunia fana, dengan pengaturan khusus Kaisar Zhong Ming maka mustahil bagi Fang Yuan untuk bisa kembali ke Alam Dewa tanpa akar roh dewa yang menjadi ciri khusus penghuni Alam Dewa.
*******
Di Dunia Manusia (Dunia Fana) .....
"Muridku, seperti apa yang pernah aku katakan padamu sebelumnya, bahwa aku akan meminta bantuan darimu untuk melakukan satu hal penting di dunia yang sebelumnya pernah aku tinggali" ucap Fang Yuan kepada muridnya, Liu Feng.
"Katakan saja guru, saat ini aku juga sudah terlalu bosan tanpa menjalani perjalanan hidup yang menantang" Liu Feng berkata dengan penuh semangat.
Setelah ia menjalani kehidupan dengan Fang Yin hingga wanita tersebut tutup usia, tidak ada hal lain yang bisa Liu Feng kerjakan selain berkultivasi sepanjang hari. Adapun anak-anak dan keturunannya kini sudah menyebar menjadi beberapa generasi, mereka menjadi harapan Klan Liu dalam menopang Kekaisaran di Benua Biru.
Liu Feng juga tidak memutuskan untuk menikah lagi, bukan karena tidak ada wanita yang mau padanya melainkan ia sudah bersumpah untuk memiliki satu wanita di kehidupan Alam fana ini. Mungkin karena ia terlalu mencintai Fang Yin atau memang ia juga bagian dari suami yang takut istri, sehingga ia lebih memilih menyendiri hingga keturunannya berkembang dengan sangat baik di Benua Biru.
Dalam hal kehidupan di Benua Biru, Liu Feng menjadi penguasa abadi dan kini sudah waktunya bagi ia meninggalkan kemewahan serta kekuasaan untuk mencoba peruntungannya yang baru di kehidupan yang berbeda.
Fang Yuan menghela napas sejenak, lalu seberkas cahaya samar berwarna kebiruan perlahan membentuk sebuah benda berbentuk lingkaran. Cahaya yang keluar dari dalam dadanya tersebut berubah menjadi sebuah kristal padat berwarna biru langit.
"Ini adalah kristal biru, disebut juga dengan kristal kehampaan" ucap Fang Yuan dengan serius.
"Apakah benda tersebut berhubungan dengan Dunia Kehampaan?" tanya Liu Feng dengan penasaran.
"Ya, Dunia Kehampaan berada di dalamnya" jawab Fang Yuan memberitahukan rahasia terbesarnya.
"Apa?"
Liu Feng sangat terkejut dengan mata terbuka lebar, ia tidak pernah menyangka jika Dunia yang pernah ia tempati selama puluhan tahun ternyata berada di dalam sebuah kristal yang berukuran tidak lebih dari kepalan tangan.
Melihat reaksi muridnya tersebut, Fang Yuan hanya tersenyum ringan. Ia berpikiran jika sudah waktunya bagi dirinya untuk mewariskan kristal biru kepada muridnya tersebut. Fang Yuan sudah sangat yakin, dengan kepribadian Liu Feng selama ini maka bisa dikatakan jika muridnya itu telah lulus penilaian dan berhak mewarisi seluruh kemampuannya.
"Kristal biru merupakan benda yang sangat berharga, bahkan di alam Dewa saja benda seperti ini sangat diinginkan oleh banyak orang bahkan Kaisar Dewa sekalipun" ujar Fang Yuan dengan ekspresi tenang.
Mendengar perkataan dari gurunya tersebut, Liu Feng mengangguk perlahan dan mulai mencernanya lebih dalam.
"Guru, sebenarnya apa yang terjadi hingga Guru bisa seperti sekarang ini?" Liu Feng bertanya dengan serius, menyampaikan hal yang mengganjal pikirannya.
Diperkirakan saat ini adalah waktu yang tepat, maka Fang Yuan pun menyentuh kening muridnya dan menyuntikkan informasi tentang sekelumit kehidupannya di Alam Dewa untuk menjawab pertanyaan dari muridnya tersebut.
Setelah Liu Feng menerima dan dapat mencerna informasi yang ia berikan, maka Fang Yuan pun kembali membuka suaranya.
"Kita berjumpa hingga di hari ini bisa dikatakan karena takdir, mulai sekarang kamu bisa memiliki kristal biru untuk berlatih dan berkultivasi di dalamnya sesuka hatimu. Di dalamnya terdapat segala apa yang aku dapatkan selama menjadi Tetua di Sekte Gunung Pedang. Jika kamu sudah berhasil memasuki Alam Dewa maka pergunakanlah kekuatan mu untuk kebaikan dan membantu sesama" ucap Fang Yuan kepada muridnya tersebut dengan tegas.
Ada perasaan sedih mendalam yang tidak bisa ia ungkapkan atas ketidakberdayaannya, tetapi sekarang ia merasa lega jika pada akhirnya ia akan memiliki penerus. Seseorang yang bisa ia andalkan untuk melanjutkan cita-citanya dalam menegakkan kedamaian serta keadilan bagi orang-orang yang tertindas.
"Terimakasih Guru, aku akan membuat perhitungan dengan Kaisar Zhong Ming" kata Liu Feng dengan penuh tekad sambil menerima kristal biru.
"Sekarang, teteskan darahmu di atas permukaan kristal biru" pinta Fang Yuan dengan serius.
"Baik Guru.."
Liu Feng kemudian meneteskan setetes darahnya, membuat benda tersebut bergetar beberapa saat sebelum akhirnya berubah menjadi gumpalan cahaya biru. Kristal biru pun masuk ke dalam tubuh Liu Feng dengan lancar tanpa kendala ataupun rasa sakit yang ditinggalkan pada tubuhnya itu.
terima kasih Thor..
mudah2xan crazy up..
semangat