Pernikahan pertama yang hancur akibat orang ketiga membuat Adel terluka hingga memutuskan menutup hati. Ditambah ia yang belum bisa memberikan keturunan membuat semuanya semakin menyedihkan.
Namun, takdir hanya Tuhan yang tahu. Empat tahun berjibaku dengan bisnis yang ia mulai untuk melupakan kesedihan, Adel malah bertemu anak laki-laki tanpa kasih sayang seorang ibu.
Dari sana, di mulai lah kehidupan Adel, Selatan dan Elang. Bisakah mereka saling mengobati luka atau malah menambah luka pada masing-masing hati. Terungkap juga kisah masa lalu menyedihkan Adel yang hidup di panti asuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa sitepu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Kedua Suamiku
Pesta pernikahan Reyhan dan Sifa akhirnya terlaksana. Terlihat wajah kedua pengantin sangat bahagia. Keluarga Raihan dan Sifa juga ikut bahagia. Mereka tertawa, seolah kebahagiaan tersebut hal yang wajar. Padahal, ada Adel yang telah mereka lukai hatinya.
"Jadi, setelah kita kembali kau harus tinggal di rumah mama papa. Selain karena aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada mu, aku juga punya alasan untuk keluar rumah tanpa di curigai oleh Adel."
Sifa sedikit kesal. Seharusnya Raihan tidak perlu membahas hal tersebut di hari bahagia mereka. Namun, demi membuat Raihan semakin nyaman padanya, ia terpaksa menahan diri.
"Baik, Mas. Aku akan ikuti semua keputusan mu."
Raihan tersenyum puas. Wanita seperti itulah yang dia inginkan. Penurut dan tidak membuatnya kesal.
...
Satu Minggu setelah pernikahan Raihan dan Sifa tanpa sepengetahuan Adel. Kehidupan pengantin baru tersebut sangat bahagia. Keduanya selalu menghabiskan waktu berdua di malam hari sedangkan Adel harus disibukkan mengurus bisnisnya. Ditambah lagi ia sudah memiliki bisnis lain tanpa sepengetahuan Raihan. Secara otomatis, wanita itu semakin sibuk hingga tidak menyadari apa yang sudah suaminya lakukan dibelakangnya.
"Datanglah ke kediaman ibu mertua mu."
Adel tidak tahu siapa yang mengirim pesan singkat itu. Tapi, entah kenapa dia merasa penasaran dengan apa maksud dan tujuan si pengirim.
Meskipun tubuhnya benar-benar lelah dan membutuhkan istirahat. Tapi Adel memutuskan datang ke kediaman ibu mertuanya. Ia juga belum memberikan selamat pada pernikahan Lidia, sepupu suaminya.
Mobil Adel tiba di depan rumah mertuanya. Awalnya, ia terlihat biasa-biasa saja, namun entah kenapa dia menjadi sangat penasaran ketika melihat ada banyak mobil dan beberapa orang lalu lalang menggunakan pakaian formal keluar masuk kediaman mertuanya.
"Apa yang terjadi? Siapa yang menikah?" Ya, Adel sangat yakin keramaian tersebut karena sedang berlangsung pernikahan atau semacamnya di dalam. Tapi, Adel bingung siapa yang sedang menikah sebab suaminya sudah mengatakan kalau Lidia hanya menikah di Bali dan kalaupun melangsungkan di Jakarta, seharusnya suaminya memberitahunya.
Kedua kakinya mulai melangkah masuk. Terlihat cukup banyak, tapi tidak seramai seperti pesta pernikahan pada umumnya. Para tamu undangan Adel kenal, karena mereka semua berasal dari keluarga sang suami.
Saat sudah semakin dalam masuk. Adel bisa merasakan tatapan aneh dari semua tamu. Hal tersebut membuat Adel menjadi tidak nyaman, seolah hatinya mengatakan akan ada hal mengerikan yang menimpanya.
Benar saja. Tepat berdiri di tengah-tengah tamu undangan. Kedua mata Adel melihat suaminya dengan seorang wanita yang Adel kenal sedang tersenyum bahagia di kursi pengantin. Keduanya tampak serasi, menikmati pernikahan mereka yang sayangnya di atas tangis pilu Adel.
Ya, tidak puas melangsungkan acara di Bali. Ibu Raihan meminta putranya dan Sifa mengadakan acara ngunduh mantu dikediamannya. Tentu saja sengaja di siapkan secara kecil-kecilan karena takut menarik perhatian Adel. Bagaimanapun, mereka berada di kota yang sama.
Adel masih terdiam. Dunianya seolah berhenti sejenak saat melihat senyum bahagia suaminya dengan wanita lain.
Lima tahun menikahi pria sederhana itu, hidup Adel tampak membaik pada tahun pertama hingga tahun ketiga pernikahan mereka. Adel yang berasal dari panti asuhan selalu membantu Rayhan mencari nafkah hingga pada tahun kelima mereka bisa menikmati kerja keras mereka. Tapi, siapa yang menduga kalau Adel harus menerima kenyataan kalau suaminya malah memutuskan menikah lagi tanpa izinnya, bahkan yang lebih menyedihkannya, pria itu menikahi Asifa Rukmini.
Tidak mungkin Adel tidak mengenal wanita yang usianya satu tahun lebih tua dari Adel namun karena keahliannya dalam mempercantik diri dengan make up, orang-orang selalu berpikir kalau wanita itu masih berusia dua puluh dua atau dua puluh tiga. Berbeda dengan Adel yang sedikit lebih tua dari usianya sebab beban di pundaknya sangat berat.
Ah ya, berbicara tentang Asifa atau yang biasanya di panggil Sifa. Adel mengenalnya setelah tidak sengaja membantu wanita itu dari kemiskinan . Karena rasa kasihan, Adel memutuskan membantu kehidupan Sifa. Tidak, wanita itu tidak pernah membawa Sifa masuk ke rumahnya, tapi entah bagaimana keduanya bisa berkahir di pelaminan.
Tidak sanggup melihat kebahagian mereka. Adel dengan langkah cepat langsung menuju kursi pengantin dan terdengarlah suara tamparan yang mengejutkan banyak orang, terutama Raihan yang tidak menyadari kalau istri pertama sekaligus tulang punggung di keluarganya secara tiba-tiba datang ke kediaman orangtuanya.
"Apa-apaan kau Adel?! Beraninya kau menampar istriku." Bukannya berhasil menakuti Adel. Raihan malah mendapatkan tamparan yang sangat pedas dari sang istri.
Lagi-lagi, semua tamu dibuat terkejut. Tapi, mereka sadar kalau apa yang Adel lakukan memang wajar. Mungkin, jika itu mereka, sudah pasti mereka akan melakukan hal yang sama atau bahkan jauh lebih kejam.
"Kau brengsek, Raihan! Aku sangat membenci mu." Kalimat itu mampu membuat Raihan terdiam sesaat. Entah kenapa, kata-kata itu seperti sebuah kutukan dari istrinya padanya. Tapi, Raihan tidak mau ambil pusing, dia yakin bahwa Tuhan pun merestui pernikahannya dengan Sifa.
"Beraninya kau menampar putra ku! Apa kau pikir kau berhak melakukannya." Wanita paruh baya yang terlihat seperti badut akibat make up asal-asalan yang juga ibu dari Raihan langsung memarahi Adel. Dia memang tidak pernah menyukai Adel, karena baginya Adel seperti anak haram yang sengaja di buang oleh keluarganya.
Memang, meskipun berasal dari keluarga sederhana. Ibu Raihan memiliki gengsi yang tinggi, dia ingin kedua anaknya menikah dengan anak dari keluarga terpandang dan jelas asal-usulnya. Tidak seperti Adel yang berasal dari panti asuhan dan tidak tahu siapa kedua orangtuanya.
"Apa Ibu tidak pernah menganggap ku ada? Setelah apa yang ku berikan pada kalian, dan kini kalian menusuk ku dari belakang?" Adel akhirnya paham kalau keluarga suaminya yang tidak pernah menyukainya telah memberi restu pada pernikahan kedua suaminya, mungkin juga Sifa merupakan menantu idaman ibu Raihan.
"Aku tidak pernah sudi memiliki menantu yang tidak jelas asal-usulnya. Bisa jadi kau memang berasal dari wanita simpanan yang dibuang karena kedua orang tua mu tidak menyukai mu. Apa kau pikir kau pantas menjadi istri putra ku yang berharga?" Karena sudah ketahuan. Wanita itu memutuskan bersikap tegas. Dia yakin Adel pasti akan semakin takut padanya dan tidak akan berani meninggalkan putranya.
Adel sakit hati. Jujur, dia tidak ingat dengan masa lalunya. Ibu panti mengatakan dia kecelakaan saat usia sepulu tahun sehingga tidak ingat apapun. Ibu panti pun enggan memberitahu identitas aslinya.
Bukan Adel tidak ingin mencaritahu, tapi dia sudah melakukannya namun tetap saja gagal. Pada akhirnya, Adel memutuskan menerima takdirnya dan melanjutkan hidup hingga ibu panti meninggal dunia enam tahun yang lalu.
"Lihat Sifa? Dibandingkan dengan mu, dia jauh lebih sempurna dan pantas menjadi istri Raihan sekaligus menantu kesayangan ku. Berbeda dengan mu yang jelek dan mandul."
Lagi-lagi. Adel di hina, dan suaminya masih seperti biasa. Tidak membela atau menghentikan perkataan buruk ibunya.
"Karena kau sudah ada di sini dan melihat pernikahan kami. Maka persiapkan diri mu mulai serang, dan jangan lupa pindahkan seluruh barang-barang mu karena mulai nanti malam Sifa yang akan menempati kamar utama bersama ku. Kau tenang saja, aku akan bersikap adil. Kita bisa membesarkan anak kita bertiga, tentu saja kau juga harus membantu ku mengembangkan perusahaan karena itu akan menjadi hadiah calon putra ku dari Sifa. Andai kau tidak mandul, pasti aku tidak akan mempersulit mu." Raihan terdengar sangat percaya diri. Dia berpikir kalau Adel tidak akan pernah mau jadi janda.
Karena sudah ketahuan. Raihan memutuskan untuk secara terang-terangan mengakui kalau Sifa merupakan istri keduanya. Lagi pula, itu lebih baik karena dia tidak perlu pergi jauh-jauh jika ingin bermain panas dengan Sifa.
Sifa yang mendengar itu senang. Tidak menduga kalau usahanya mengirimkan pesan ke nomor Adel menggunakan nomor baru ternyata berhasil. Dia bahkan berharap Adel akan mengajukan perceraian agar dia menjadi satu-satunya nyonya Reyhan.
Biar aja lukman merasakan sakit hatinya.. Tega membuang anak2 nya demi pelakor.. Yg di posisi anak sungguh miris.. Enak aja klau minta maaf semua selesai.. Makin byk org berbuat salah klau gt..