NovelToon NovelToon
Criminal Love

Criminal Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Mengubah sejarah / Persahabatan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Choi Kim Ae

Kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan cinta pertama ku dari kematian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Kim Ae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 3

Aku membuka mata ku pelan dan merasakan nyeri yang amat sangat pada leher ku. Selang oksigen menempel pada hidung ku. Aku pasti berada dirumah sakit.

"Sayang." Suara Mas Davi memanggil ku.

"Mas." Jawab ku pelan.

"Sakit banget ya sayang?" Mas Davi menatap ku sayu.

Aku hanya mengangguk. Ku lepas selang oksigen yang menempel pada hidung ku dan aku bangkit perlahan-lahan, dibantu oleh Mas Davi.

"Bagaimana Giska, Mas?" Tanya ku.

"Sudah diamankan oleh polisi, lain kali jangan gegabah. Seharusnya serahkan semuanya pada polisi jika sudah mulai curiga. Aku nggak akan memaafkan mu kalau sampai terjadi sesuatu lagi padamu!" Mas Davi mengomel.

"Maaf. Aku cuma ingin memastikannya, takut Giska akan diam saat ditanyai polisi." Jawab ku tersenyum sambil mengusap pipi Mas Davi.

Aku dapat melihat betapa khawatirnya dia dengan ku.

"Mas, boleh aku meminta tolong?" Tanya ku.

"Apa?"

"Kawal kasus ini sampai akhir." Pinta ku pada suamiku sebagai seorang pengacara.

"Tentu saja. Dia nyaris membunuh istri ku! Nggak akan ku biarkan dia bebas begitu saja." Mas Davi mengerutkan alisnya.

"Aku berterima kasih padamu karena kau punya inisiatif untuk merekam semua percakapan kalian. Itu akan memudahkan segalanya." Sambungnya lagi.

"Tapi bukankah Giska termasuk menderita gangguan kejiwaan? Apakah dia akan tetap dihukum?"

"Itu akan diselidiki lagi. Jangan khawatir, aku akan minta teman jaksa ku untuk mengawal kasus ini hingga akhir."

Aku percaya pada suami ku. Selama ini dia selalu menjadi yang terbaik.

***

Setelah rekaman yang ku ambil saat Giska mencekik ku tempo hari diserahkan pada pihak kepolisian, mereka mulai menyelidiki kasus kematian Nicky lebih dalam. Pihak keluarga juga setuju untuk membongkar makam Nicky dan melakukan autopsi untuk mencari tau penyebab kematian Nicky.

Namun hasilnya diluar dugaan. Tak ditemukan tanda kekerasan pada tubuh terutama leher Nicky yang diduga telah dicekik oleh istrinya. Terkait obat-obatan yang tercecer dikamarnya kala itu juga tak terdeteksi pada tubuh Nicky. Ditambah Giska yang tetap bungkam saat diinterogasi polisi membuat kasusnya harus ditutup atas kematian murni.

Oleh karena itu, Giska dijatuhi hukuman 12 bulan penjara atas percobaan pembunuhan dan ketergantungan obat dikurangi masa remisi 3 bulan karena gangguan kejiwaan yang dialaminya. Kesimpulannya Giska akan di rehabilitasi sebagai tahanan selama 9 bulan atau lebih.

Aku dan Mas Davi sudah putus asa, Jaksa yang kami percaya pun tak dapat berbuat banyak karena kondisi Giska yang memprihatinkan. Tak ada yang dapat kami lakukan selain menerima keputusan hukum.

Setelah vonis Giska diputuskan, aku mengalami gangguan tidur yang aneh. Setiap malam aku bermimpi Nicky menghampiri ku dan meminta tolong. Tak hanya itu, Giska pun muncul dalam mimpi ku dan mencekik ku seperti kejadian dihari kematian Nicky tempo hari. Alhasil aku terbangun ditengah malam sambil terengah-engah dengan keringat membanjiri sekujur tubuhku.

Aku memutuskan untuk pergi ke psikiater, ternyata dokter mengatakan bahwa aku terkena gangguan kecemasan akibat trauma yang ku rasakan saat kejadian itu. Setiap hari aku merasa cemas, saat aku sedang memasak lalu anak-anak ku tiba-tiba menghampiri ku, aku terkejut dan ketakutan. Setelah menyadari bahwa yang menghampiri ku adalah anak-anak ku, aku merasa tenang.

Namun karena hal itu, anak sulung ku menyadari bahwa ibunya sedang tidak baik-baik saja. Dia selalu menunduk sedih saat melihatku terkejut dan ketakutan karena kehadirannya.

"Ibu." Panggil gadis itu pelan.

"Apa aku seperti monster?" Tanya gadis itu menunduk.

"Kenapa bicara begitu? Siapa yang bilang anak ibu seperti monster?" Tanya ku iba sambil berjongkok mensejajarkan wajah ku dengan wajahnya.

"Habis Ibu selalu kaget dan ketakutan saat aku datang. Aku selalu menatap cermin, apa wajahku menyeramkan seperti monster sampai Ibu kaget saat melihatku. Tapi Aku hanya melihat wajah ku yang cantik." Katanya lagi masih menunduk.

Aku memeluknya dan mengusap kepalanya.

"Anak Ibu memang cantik dan nggak seperti moster kok. Maaf ya, Nak. Ibu cuma kaget aja, kalau begitu apa Ziva bisa sebelum mendekat Ziva panggil Ibu dulu supaya Ibu nggak kaget?" Kata ku selembut mungkin pada anak sulung ku.

Anak itu mengangguk mengerti. Lalu dia berlari menghampiri adiknya yang sedang asik bermain mobil-mobilan dan memberikan instruksi juga kepada adiknya apa yang telah ibunya katakan kepadanya. Aku tersenyum dan merasa bahagia karena anak ku sangat pintar dan mengerti Ibunya.

Jika aku dilahirkan kembali, aku ingin tetap menjadi Ibu mereka.

Setelah makan siang dan bermain sebentar, aku mengajak kedua anak ku untuk tidur siang. Seperti biasa aku mengajak mereka berdoa sebelum tidur dan menemani mereka sampai benar-benar tertidur lelap. Tanpa sadar aku malah ikut terlelap.

***

Aku berlari dengan sekuat tenaga ku menyusuri hutan yang rimbun. Ku lihat Giska dengan gencar mengejar ku dibelakang. Tiba-tiba aku tersandung sebuah ranting dan terjatuh. Giska semakin mendekat kearah ku yang berusaha bangkit, namun Dia sudah berada dihadapanku. Aku tak bisa lari lagi.

"Ayo mati bersama-sama." Katanya dengan mengulurkan tangannya hendak menggapai leher ku.

"Giska jangan!" Kata ku sambil merangkak mundur menghindari Giska.

"Giska gue mohon jangan lakuin ini." Aku memohon sambil menangis pada Giska yang terus mendekat.

Giska mengabaikan kalimat ku dan terus berjalan ke arah ku.

Akhirnya aku bangkit dengan sekuat tenaga ku dan berbalik melarikan diri. Namun aku menabrak seseorang.

"Nicky!" Ucap ku tak percaya.

"Ri, tolong. Cuma lo yang bisa menolong gue." Kata pria berbaju serba putih dihadapanku itu.

"Bagaimana? Bagaimana caranya? Gue bahkan bisa ikut gila kalau begini terus!" Teriak ku sambil menangis dihadapan sosok yang benar-benar menyerupai Nicky itu.

Tiba-tiba Giska menangkap ku, membalikan tubuh ku dan langsung mencekik ku. Aku tak bisa bergerak dan hanya bisa menahan tangannya yang semakin kuat mencengkram leher ku.

Tidak, ini pasti mimpi lagi kan. Tapi rasanya benar-benar nyata. Leherku sangat sakit dan nafas ku hampir habis.

Aku melihat kearah Nicky yang sedang menangis dan perlahan-lahan menghilang.

'Tidak, jangan pergi. Nicky seharusnya lo yang menolong gue sekarang. Nicky tolong gue!' Aku berusaha teriak namun mulut ku kelu dan tak bisa bicara sepatah kata pun.

Aku harus segera bangun dari mimpi buruk ini. Namun bagaimana caranya?

Siapapun tolong aku.

Air mata ku mengalir, nafas ku semakin sesak.

Cengkraman tangan Giska semakin kuat sampai aku tak bisa merasakan sakitnya lagi, nafas ku benar-benar habis dan penglihatan ku semakin lama semakin gelap.

Sepertinya kali ini aku benar-benar akan mati.

***

1
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!