Duke Armand sama sekali tak menyangka jika istri yang selama ini dia sakiti dan abaikan adalah penyelamat hidupnya.
Begitu Duke Armand sadar, semuanya sudah terlambat.
Sang istri sudah pergi meninggalkan dirinya bersama anak semata wayangnya dalam penyesalan yang dalam.
Akankah Duke Armand berhasil mendapatkan cinta dan kepercayaan sang istri kembali....
Ataukan dia harus kembali jatuh terperangkap dalam kebohongan wanita yang menjadi cinta pertamanya....
Penasaran....
Ikuti kisahnya dalam cerita baruku ini....
HAPPY READING...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCI-3
Ditengah hutan yang rimbun, dua orang lelaki mengenakan pakaian hitam bertopeng perak mengejar lelaki didepannya yang berlari dengan sangat kencang karena menyadari keberadaan keduanya.
Tak ingin kehilangan jejak, kedua lelaki tersebut melemparkan belati yang tadi mereka genggam kearah lelaki yang berhasil kabur dari mansion Bernard hingga mengenai betisnya dan membuat lelaki tersebut tersungkur di tanah.
Melihat targetnya tak berdaya, dua lelaki berpakaian hitam tersebut segera mengacungkan pedang mereka tepat ke leher target mereka secara bersamaan
“Siapa yang menyuruhmu untuk melukai Dunchess Roselyn ?”, salah satu dari dua lelaki misterius tersebut menginterogasinya, namun targetnya hanya diam.
“Jawab !!!”
“Atau pedangku ini akan membuat kepalamu terpisah dari tubuhmu sekarang juga !!!”, gertaknya.
Ancaman yang diberikan oleh salah satu lelaki misterius tersebut tak membuat targetnya goyah dan malah menatap lantang kearah keduanya.
Lelaki itu menyeringai, “Sampai kapan pun kalian tak akan tahu siapa orang itu”.
Setelah mengatakan hal tersebut, lelaki itupun bunuh diri dengan menelan pil beracun yang ada dibalik lidahnya yang memang telah disiapkan jika berada pada kondisi terburuk.
“Sial !!!”
“Brengsek !!!”
“Pria itu bunuh diri !!!”, ucapnya menggerutu kesal.
Salah satu lelaki misterius itu ingin pergi namun rekannya menahannya setelah melihat ada sebuah simbol dileher targetnya yang sedikit tak asing baginya.
“Kita harus membawa tubuh lelaki ini kehadapan Grand Duke karena simbol dilehernya sangat menarik untuk diselidiki”, ucapnya semangat.
“Baiklah, kita bawa tubuh lelaki itu kehadapan Grand Duke”,ucap rekannya menyetujui.
Keduanya pun segera menghilang dibalik hutan sambil membawa tubuh lelaki yang melarikan diri setelah melihat jika aksi mereka gagal dan orang-orang suruhannya dibantai dengan mudah oleh Dunchess Roselyn.
***
Dikediaman Grand Duke,
“Para penyusup yang berusaha mencelakai Dunchess telah tewas, namun kami melihat ada seseorang yang mencurigakan kabur setelah melihat aksinya komplotannya gagal dan kamipun berusaha mengejarnya tapi sayangnya dia mati bunuh diri sebelum kami berhasil mendapatkan informasi apapun”
“Kami membawa jasad orang itu karena melihat simbol di lehernya yang mungkin Grand Duke tahu karena saya merasa tak asing dengan simbol itu”, ucapnya melaporkan.
“Lalu bagaimana dengan bajingan itu ? apa yang dia lakukan hingga penyusup berani masuk kedalam mansionnya ?”, tanya Grand Duke Sebastian tajam.
“Duke Armand saat ini sedang merayakan ulang tahun keempat putra Dunchess Liona sebagai perwakilan Duke Heliot yang tiba-tiba mendapat tugas mendadak untuk menumpas pemberontakan diwilayah selatan dari Kaisar Orlando siang tadi”, ujar bawahannya menjelaskan.
“Bajingan itu, disaat istri dan anaknya dalam bahaya dia malah bersenang-senang dengan wanita lain”, geram Grand Duke Sebastian penuh amarah.
Grand Duke Sebastian Lunox, pria yang memerintahkan beberapa penjaga bayangan untuk melindungi sang adik setelah tahu jika Roselyn hilang ingatan melirik tubuh dingin yang tergeletak dibawah kakinya dengan tajam.
Dengan kasar, Grand Duke Sebastian menendang tubuh pria tersebut hingga miring dan menunduk untuk memeriksa simbol yang tergambar di samping leher pria tersebut.
Wajahnya langsung mengeras dengan sorot mata tajam melihat symbol yang cukup familiar baginya.
“Wanita licik itu sangat berani menyerang adikku jadi aku harus membalasnya agar dia tahu bahwa tidak sembarangan orang bisa dia usik”, ucap Grand Duke Sebastian sambil menyeringai lebar.
Lalu Grand Duke Sebastian menoleh pada pengawal pribadinya yang baru datang, mengambil sebuah kotak hitam dan memberikannya.
“Pastikan benda ini diterima langsung oleh Kaisar Orlando, bukan yang lainnya”, perintahnya tegas.
Begitu pengawal pribadinya telah pergi, Grand Duke Sebastian segera menyuruh pengawalnya untuk menyingkirkan tubuh yang sudah tak bernyawa itu dari hadapannya dengan tatapan tajam.
“Tetap awasi pergerakan wanita itu dan jangan lupa untuk melaprkan setiap ada yang mencurigakan”, tegasnya sambil duduk dikursi kebesarannya dengan angkuh.
Dua pengawal bayangan yang ditugaskan untuk memantau pergerakan Dunchess Liona dalam diam tersebut mematuhi apa yang Sebastian perintahkan.
“Baik Tuan, jika tidak salah ingat tiga hari lagi Dunches Liona akan mengunjungi pelelangan malam yang hanya diadakan setahun sekali di pusat ibukota. Namun untuk barang apa yang diincarnya kami belum mendapatkan informasi lebih jauh”, jawabnya melaporkan.
“Pelelangan malam ?”
“Apa dia akan pergi bersama Duke Armand ?”, tanya Sebastian penuh selidik.
“Saya rasa tidak karena Dunches Liona seperti ingin menyembunyikan hal ini dari semua orang”, ucapnya menjelaskan.
Grand Duke Sebastian tampak terdiam sebelum kilatan licik terlintas jelas di matanya ketika dia sudah bisa menebak apa yang ingin wanita itu dapatkan disana.
“Baiklah, karena dia ingin bermain maka aku akan meladeninya dengan baik”, guman Grand Duke Sebastian menyeringai lebar.
“Carikan aku undangan pelelangan malam karena aku ingin memberikan kejutan besar untuk wanita itu agar dia sedikit tahu diri”, ucap Grand Duke Sebastian penuh penekanan.
“Baik tuan”, jawab anak buahnya patuh.
Grand Duke Sebastian pun melambaikan satu tangannya dan menyuruh pengawal bayangannya tersebut untuk segera kembali ke mansion Duke Heliot dan bergabung dengan rekannya yang masih ada disana.
Sementara dua dari lima pengawal bayangan yang selama ini menjaga adiknya juga hendak beranjak meninggalkan mansion untuk kembali ke kediaman Duke Armand namun langkah mereka terhenti ketika Grand Duke Sebastian bersuara.
“Kali ini kalian tidak boleh lengah karena pasti akan ada serangan berikutnya jadi teruslah waspada”, perintahnya tegas.
“Baik tuan”, ucap keduanya kompak.
Keduanya pun melesat pergi setelah merasa jika tuan mudanya itu tak lagi memberi perintah untuk kembali memantau kondisi Dunchess Roselyn dan anaknya dalam kegelapan.
Entah kejadian apa lagi yang akan mengintai adiknya esok hari, yang jelas Grand Duke Sebastian harus tetap waspada karena dia sangat yakin jika wanita licik itu tak akan berhenti sebelum apa yang menjadi keinginannya tercapai.
***
Sementara itu ditempat lain, tepatnya disebuah taman halaman kediaman Duke Heliot tampak Dunchess Liona sedang merayakan pesta ulang tahun anaknya Harry yang kini berusia empat tahun dengan ekpresi penuh kebahagiaan.
Karena Duke Heliot sedang pergi membasmi para pemberontak diwilayah Selatan sehingga diapun meminta tolong kepada Duke Armand sahabatnya untuk merayakan pesta ulang tahun putranya tersebut agar Harry tak sedih karena ayahnya tak bisa hadir dihari spesialnya.
Duke Armand yang masih menyimpan rasa cinta terhadap Dunchess Liona pun tak menolak permintaan sahabatnya dan dengan senang hati menerimanya.
Ditengah-tengah pesta tiba-tiba salah satu pengawal kediamannya datang dan menghampirinya sambil membisikkan sesuatu.
“Bagaimana kondisinya sekarang ?”, tanya Duke Armand lirih.
Mendengar jika para penjahat telah dibunuh dan kondisi istri serta anaknya baik-baik saja maka Duke Armand pun tak jadi pulang dan kembali menemai Dunchess Liona beserta anaknya hingga pesta usai.
Sang pengawal yang melihat jika Duke Armand tak mempertanyakan lebih jauh pun memilih undur diri sambil menggeleng-gelengkan kepala karena tak menyangka jika tuannya itu lebih mementingkan pesta anak sahabatnya dibandingkan dengan kondisi istri dan anaknya.
Dunchess Liona yang sempat mencuri dengar pembicaraan Duke Armand dan pengawalnya merasa sedikit cemas, namun apa yang dia khawatirkan tak terjadi sehingga diapun bisa bernafas dengan lega.
“Sampai kapanpun aku akan pastikan jika hati dan perhatian Duke Armand hanya kepadaku dan anakku bukan ke yang lainnya”, batin Dunchess Liona egois.
Meski dia tak mencintai Duke Armand dan lebih memilih untuk menikah dan menghabiskan hidup dengan Duke Heliot nyatanya Dunchess Liona masih menginginkan hati dan perhatian Duke Armand hanya kepadanya.
Serakah dan egois, itulah Dunchess Liona karena dia masih tetap mengharapkan hati dan perhatian pria lain padahal dirinya sudah bersuami dan mengabaikan perasaan wanita lain yang menjadi istri Duke Armand.
akhirnya... masa jaya mu tak selamanya abadi Liona 😜
jadi g berlarut kyak sinetron 🙏🙏🙏😚
updatenya semoga selalu sehat thor biar up selaluu
/Smile//Smile//Smile/
Dan harus menghukum nya sprti apa yg dilakukan nya🥺
dan segera bisa menyingkirkan selir baru .. /Smile/