NovelToon NovelToon
My Teacher My Husband | Jaehyuck

My Teacher My Husband | Jaehyuck

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:27.6k
Nilai: 5
Nama Author: Chryssa_Dike

Hanya menceritakan perjalanan cinta antara Achana si murid lugu dan Jeffery si guru arogan. Dengan sebuah peristiwa yang membuat mereka menjadi dekat dan menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka.

Kemudian apa jadinya jika orang yang saling mencintai itu kedatangan orang dari masa lalu mereka? Apakah mereka akan tetap bisa mempertahankan cinta mereka? Atau malah goyah karena ego masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Sampai akhirnya ada seseorang yang membunyikan klakson mobilnya. Acha yang mendapati itu pun merasa ketakutan karena ia sedang sendirian digerbang depan sekolah.

Perasaan acha mulai tak karuan ia takut diculik dan dijual organ dalamnya pada pasar gelap, karena kata mae nya sekarang marak sekali penculikan anak, jadi Acha semakin was-was. Ia juga merasa tidak mengenal mobil yang tadi mengklaksonnya.

Karena merasa takut ia pun berlari bersembunyi dibelakang gerbang sekolahnya yang belum ditutup, dia bersembunyi sambil berjongkok memeluk lututnya sendiri sambil sedikit terisak.

" Hikss.....mae adek takut, gimana kalau adek diculik terus adek gak bisa ketemu mae sama daddy hikss... adek ga mau, adek harus gimana hiksss..." Ucap Acha pelan sambil terus terisak dan menunduk memeluk lututnya sendiri

Acha merasa ada seseorang yang berdiri didepannya, tapi ia tidak berani melihat wajah penculik tersebut, ia terlalu takut, walaupun hanya untuk melihat wajah penculik itu. Ia hanya bisa menangis ketakutan.

"Om penculik, tolong jangan culik adek hikss.... Adek gak mau diculik, kalau om penculik butuh uang, om penculik bisa menghubungi daddy adek untuk meminta uang hikss.... Jangan minta pada adek, karena adek ga punya uang, jadi om minta pada daddy adek saja" ucap Acha sambil terus menyembunyikan wajahnya. Tanpa tau siapa orang yang ada didepannya.

Orang yang didepan Acha pun hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan gadis yang diperkirakan berumur 18 tahun itu. Karena tidak kuat dengan racauan gadis didepannya orang itu pun mencolek bahu Acha agar ia menoleh padanya.

Saat ia mencolek gadis itu, ia hanya mendapatkan jawaban yang menurutnya jawaban paling random untuk ukuran gadis berusia 18 tahun.

"Om penculik jangan pegang adek, beneran deh om, adek gak punya apa-apa, adek hanya punya handphone ini tapi handphonenya sedang lowbat, kalau om penculik mau om penculik bisa ambil" ucap Acha sambil menyerahkan handphonenya pada orang didepannya.

Jengah melihat kelakuan gadis di depannya, akhirnya ia angkat bicara "hey, saya bukan penculik" ucap orang itu dengan suara tegasnya.

Mendengar suara yang menurutnya familiar akhirnya ia pun memberanikan diri untuk mendongak melihat orang di depannya, saat tau orang didepannya bukan penculik akhirnya ia pun berdiri dan memeluk orang didepannya. "Hiksss.... adek pikir tadi penculik, eh tenyata Pak Jeff" ucap Acha terisak sambil terus memeluk tubuh Jeffery.

Orang yang dipeluk pun hanya bisa terdiam mematung. Setelah itu berucap, "Diam lah saya bukan penculik seperti yang kau pikirkan" ucapnya sambil menenangkan Acha.

"Terimakasih pak, untung ada Pak Jeff, jadi adek tidak takut lagi, dan maaf memeluk bapak sembarangan" ucap Acha,

Karena terlalu takut ia sampai tidak sadar bahwa ia menyebut namanya sendiri dengan sebutan adek.

"Sudah tenanglah, tidak ada yang akan menculik mu. Lagian mengapa sampai jam segini masih berada disekolah?" Tanya Jeffery pada acha.

"Ade...eh..Maksudnya Acha, sebenarnya Acha pulang dari tadi, tapi daddy dan pak supir tidak bisa di telpon. Jadi Acha menunggu sampai daddy bisa di telpon, tapi sampai sekarang daddy tidak bisa dihubungi dan baterai handphone Acha lowbat, jadi Acha tidak bisa menghubungi daddy" ucap Acha menjelaskan mengapa ia masih ada di sekolah sampai jam segini.

"Lalu mengapa Pak Jeffery sendiri masih ada disekolah?" ucap Acha penuh tanda tanya.

"Ah...saya harus mengerjakan berkas sekolah karena besok akan digunakan untuk rapat" jawab Jeffery santai.

"Ya sudah, ayo saya antar pulang, sebelum hari semakin larut. Pasti kedua orang tuamu juga sedang mengkhawatirkan kamu" ucap Jeffery lagi.

"Tidak perlu pak, biar Acha menunggu taksi lewat saja, lagian juga Acha takut merepotkan bapak" tolak Acha dengan lembut, karena ia sungkan pada sang kepala sekolah.

" Tidak papa, memangnya kau mau menunggu taksi lewat sampai jam berapa? Disini jarang ada taksi lewat, dan yang pernah saya dengar, di area ini banyak hantu yang berkeliaran saat malam" ucap Jeffery sambil menakut-nakuti Acha. Mendengar itu pun seketika bulu kuduk Acha menjadi berdiri.

Padahal Jeffery sendiri tidak tau apakah informasi yang ia ucapkan pada Acha itu benar atau salah, ia hanya berucap seperti itu supaya Acha mau ia antarkan pulang.

Entah mengapa ia khawatir pada Acha saat melihat wajah ketakutannya tadi. Padahal ia tidak pernah sekalipun peduli pada siapa pun kecuali pada satu orang yang sangat special yang pernah ada di hidupnya dulu.

"Ya sudah pak, tolong antar Acha pulang dan maaf jika merepotkan bapak" ucap Acha sungkan.

"Ya sudah ayo masuk ke mobil saya" ucap Jeffery sambil berjalan meninggalkan Acha ke dalam mobil.

"Pak Jeffery, Acha jangan ditinggal dong, Acha takut" ucap Acha sambil lari mengimbangi langkah besar jeffery.

"Makanya jadi anak jangan pendek-pendek, jadi ketinggalan kan" ucap Jeffery dengan sedikit meledek Acha.

Yang diledek pun hanya bisa menyangkal ucapan Jeffery barusan, "Acha ga pendek ya, acha itu mungil, memang bapak aja yang ketinggian makanya Acha jadi ketinggalan langkahnya bapak" ucap Acha sambil mempoutkan bibirnya.

"Iya-iya terserah kau saja" ucap Jeffery mengalah

"Ya kan memang ucapan Acha benar" ucap Acha yang tidak mau kalah.

"Ya sudah, ayo cepat masuk. Saya akan mengantarmu pulang" ucap Jeffery

Keduanya pun masuk dan mulai memasang seatbelt masing-masing. Saat diperjalanan keduanya hanya diam termenung, tidak ada yang memulai pembicaraan. Jeffery hanya fokus menyetir, dan Acha fokus pada jalanan yang terlihat sangat indah di sore hari.

"Dimana alamat rumahmu?" Tanya Jeffery pada Acha.

Acha yang sedari tadi hanya fokus pada jalan pun seketika menoleh pandangannya pada lawan bicaranya. "Di komplek dream pak" ucap Acha.

"Baiklah" ucap Jeffery sambil terus menyetir.

"Tidurlah jika kau mengantuk, mungkin kita akan sampai 30 menit lagi karena jalanan sedang macet" ucap Jeffery pada Acha yang terlihat sedang menahan kantuknya.

"Tidak pak, saya tidak mengantuk kok" ucap Acha menyangkal ucapan Jeffery.

Beda ucapan beda juga perbuatan, nyata sekarang Acha tengah tertidur pulas, dengan mulut yang sedikit mangap, tapi sialnya malah membuatnya terlihat semakin menggemaskan. Jeffery yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum tipis, sampai tidak ada seorang pun yang tau kalau dia sedang tersenyum.

Sesampainya di komplek yang Acha sebut tadi, Jeffery menoleh pada perempuan disebelahnya. Ia ingin membangunkannya tapi ia tak tega, karena melihat wajah Acha yang terlihat kelelahan dan sedikit sembab karena kejadian penculikan tadi. Tapi jika ia tidak membangunkan Acha pasti ia akan pulang lebih larut lagi dan membuat khawatir orang yang sedang menunggunya pulang ke rumah.

Akhirnya dengan sedikit terpaksa Jeffery pun membangunkan Acha.

"Acha, bangunlah kita sudah sampai di komplek mu" ujar Jeffery sambil sedikit mencolek lengan Acha.

Acha yang dibangunkan pun seketika kaget dan terbangun dari tidurnya, "maaf pak, Acha ketiduran" ucapnya sambil sedikit menunduk.

"Tidak apa, rumahmu di blok nomer berapa biar saya antar" ujar Jeffery.

"Tidak perlu pak, biar Acha turun disini saja, lagi pula rumah Acha dekat dari sini kok" ucap Acha menolak tawaran Jeffery.

"Benar tidak apa?" Tanya Jeffery

"Tidak papa pak, anda pulang saja, biar Acha pulang jalan kaki aja"ucap Acha sambil melepas seatbelt yang tadi ia pakai.

Setelah itu ia keluar dari mobil, tidak lupa berterimakasih pada sang kepala sekolah karena bisa meluangkan waktu untuk mengantarnya pulang.

"Ya sudah kalau begitu saya pulang dulu ya" ucap Jeffery lalu keluar dari komplek dream dan menuju rumahnya sendiri.

Setelah melihat mobil Jeffery menghilang dari pandangannya, ia pun segera berjalan pulang, takut membuat maenya khawatir karena sekarang sudah pukul 18.00 WIB tapi ia belum pulang-pulang juga

Setelah sampai di depan pintu rumahnya ia pun segera masuk. "Adek pulang" ucapnya agar semua orang tau kalau ia sudah pulang ke rumah.

Mendengar suara sang anak, Tennia pun segera berlari ke depan dan memeluk anaknya. Dan Acha pun membalas pelukan sang mae. "Adek, adek kemana aja hikss... kenapa adek baru pulang? Bukankah jam pulang adek pukul 15.00 tapi kenapa baru sampai?" Tanya Tennia bertubi-tubi.

"Tadi waktu adek pulang, adek telpon Pak Harto gak diangkat, terus adek telpon daddy juga gak diangkat, terus pas adek mau telpon lagi ternyata handphone adek lowbat, jadi adek gak bisa hubungi daddy dan Pak Harto lagi" jelasnya pada sang mae tentang kejadian tadi.

Mendengar jawaban itu, Johnny tiba-tiba merasa bersalah pada sang anak, "maafkan daddy ya sayang, tadi handphone daddy tertinggal di ruangan daddy, sedangkan daddy sedang meeting diluar jadi tidak tau jika adek menelpon daddy, maaf ya sayang" ujar Johnny sambil terus mengucapkan kata maaf pada sang anak.

"Tidak papa daddy, yang terpenting adek kan sudah ada di depan mae dan daddy, jadi daddy dan mae tidak perlu khawatir lagi"

Kedua orang tuanya pun mengangguk dan memeluk putri mereka satu-satunya ini. Setelah berpelukan, mereka pun makan malam bersama dan menonton tv sambil bercerita tentang hari pertama Acha masuk sekolah barunya.

Jam menunjukkan pukul 21.00 akhirnya mereka mengakhir sesi bercerita mereka dan masuk ke dalam kamar mereka masing-masing untuk tidur.

"Adek, ayo segera kembali ke kamar, besok adek masih harus sekolah jadi tidurnya jangan malam-malam, dan jangan lupa menyikat giginya karena adek tadi mam banyak ice cream coklat" ucap Tennia kepada sang putri.

"Baik mae" ucapnya sambil mencium pipi mae dan daddy nya sebelum ia berlari ke tangga untuk menuju kamarnya.

1
Dewi Nuraeni
ga nyambung bnget panggilan ortunya Acha masa Daddy sm Mae sih
Haura Az Zahra
Luar biasa
Reni Anjarwani
lanjut
Susana Ana
semangat kak
Tōshirō Hitsugaya
Terperangkap di dalamnya
Meyla
Ceritanya sangat bagus...
Meyla
Semangat updatenya kakak❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!