Allena , zevan,sean dan Neo bersahabat sejak bayi hingga umur masa remaja, ke empat nya erat bak perangko yang kemana saja selalu ber empat.
mampu kah mereka melewati semua ujian yang menerpa persahabatan mereka? atau mampu kah mereka melawan gejolak rasa yang semakin lama semakin tumbuh.
see you ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kritis
Sean menggendong Allena, kepanikan terlihat jelas di wajah mereka ,
Neo dengan kencang memanggil dokter,"dokter tolong!" teriaknya .
Dokter dan suster segera mendekat , mereka membaringkan Allena di atas brangkar dan mendorong nya menuju ICU.
"tolong tunggu di depan dek" ucap suster menutup pintu kaca dan gordennya.
Sean luruh di lantai, " gue takut lea,"lirihnya pikiran nya bercabang kemana mana.
"gue yang bakal tanggung jawab," tegas zevan, matanya memerah, dia dan Neo duduk di kursi tunggu.
Wajah Neo sangat frustasi, berkali kali ia menjambak rambutnya sendiri.
Tak lama suster keluar , dan ketiganya langsung menghampiri.
"gimana sus?" ucap Sean tak sabaran.
"tolong untuk mengabari orang tua pasien, saat ini pasien kritis." ucap nya,
ketiganya melemas sekaligus kaget, apa efeknya harus sampai seperti ini?.
"dan urus administrasi nya , kami akan mengecek seluruh sistem syaraf pasien. Permisi,"suster kembali masuk dan menutup pintu.
"anjing!" umpat Neo kasar, kalut pikirannya benar benar kalut.
"Gimana kita ngomong nya ke mami gue takut mami marah."Sean meraup muka nya kesal.
"gak ada yang bawa hp kan, ada yang hapal nomor mami?, masalah ini biar gue yang ngomong."ucap zevan tegas,
"gue apal nomer mommy doang,"lirih Neo.
Akhir nya melalui nomor momy mereka menelpon mami, lewat petugas yang berjaga.
Mau mami marah atau pun itu memang kesalahan mereka, zevan siap menanggung akibat nya , jika harus menikah dengan Allena justru itu yang ia mau.
Mereka menelpon orang tua masing masing, dan menyuruh datang ke sini.
Sean tau masalah kali ini bukan lagi hal sepele. Keadaan Allena kritis saja sudah menjadi pertanda buruk untuk mereka.
30 menit mami datang , di susul orang tua Neo, Sean dan zevan. Mereka menatap cemas ke arah tiga lelaki yang terlihat kacau di depan ruang ICU.
Jantung mami berdetak cepat, firasatnya benar benar terjadi.
"kenapa Allena?" sentak mami tak sabaran ,
Sean menunduk tak berani berucap,
"maaf mi, kita lakuin kesalahan besar, Allena kritis"ujar zevan , suara nya bergetar , apalagi saat melihat mami yang langsung lemas dan luruh di lantai.
Bagai tersambar halilintar di siang hari, mami Allena tidak percaya , apalagi mereka belum menjelaskan apa dan kenapa yang terjadi dengan Allena.
Orang tua mereka syok mendengar nya .
Tak lama pintu terbuka , dan dokter keluar, ia menatap nanar.
"orang tua pasien?" ucap dokter ,
"saya dok, gimana kondisi anak saya.?" mami Allena berdiri di depan dokter. Menatap cemas.
"kita harus bicara , ikut ke ruangan saya." ucap nya pergi lebih dulu, mami mengikuti dari belakang.
"ada apa ini zevan?" tanya papa Zain, ia yang baru sampai rumah langsung meluncur ke rumah sakit.
Zevan yang mendengar suara papa nya gugup, "maaf pa, semalem kita ke club."cicitnya pelan, Sean dan Neo tidak berani menatap ke arah mereka.
"APA?" kaget orang tua mereka , bahkan momy sampai memegang dadanya karna terkejut.
"club?, bukan nya kalian ijin ke acara ulang tahun," bunda memastikan lagi,
"iya Bun, acara nya di club, dan tiba tiba badan kita panas semua,,,
PLAKK!
kepala Neo berpaling, sakit di pipinya membuat mata Neo berkaca kaca. Belum selesai menjelaskan sudah di tampar lebih dulu oleh Daddy nya.
"kalian perkosa Allena iya?," tekan Daddy, yang melihat bercak kemerahan di leher anak nya. menarik baju Neo, suara nya memang pelan tapi sangat menakutkan,
"apa ini hah?" memukul leher Neo kencang.
Momy menutup mulutnya , air matanya sudah mengalir.
"kita gak sadar dad, aku bakal tanggung jawab."ucap zevan tegas, papa yang mendengar ucapan zevan sontak memukul anak nya .
Bugh!
"papa kecewa sama kamu zevan, kamu harus nya jaga Allena bukan malah merusaknya , apalagi sampai kritis begini,, iya kalau Allena selamat kalau tidak?" geram nya , urat urat terlihat jelas tercetak. Zevan memegang perutnya yang terasa sakit.
"Zain sudah," bunda menarik zevan, menjauh dari papanya.
Beberapa orang yang lewat menyaksikan kegaduhan mereka,
**
sementara itu di ruangan dokter mami sedang mendengarkan penjelasan dokter.
"maaf Bu, sebelumnya pasien pergi kemana dan dengan siapa saja?" tanya dokter penasaran,
"kenapa memangnya dok, anak saya pergi bersama mereka tiga anak lelaki tadi, ke acara ulang tahun temannya." jawab mami ,
dokter menghela nafas , "Bu, dari pemeriksaan yang saya lakukan, sepertinya anak ibu meminum obat perangsang dosis tinggi , atau sampai overdosis. itu yang mengakibatkan kondisi nya kritis,"jelas dokter
tubuh mami menegang mendengarnya ,
"beberapa sistem pencernaan nya mengalami gangguan, dan saat saya cek , dinding vagina nya sudah pecah, hanya luka sedikit itu nggak akan berakibat patal, namun dengan berat hati harus saya sampaikan , jika dalam satu Minggu keadaan pasien tidak membaik atau masa kritisnya tidak berakhir, dengan berat hati kami tidak bisa menolong lebih lanjut. Ibu bisa membawa nya ke rumah sakit di luar negri yang mana pasilitas nya lebih lengkap." sambung dokter lagi,
syok kaget terkejut sedih kecewa bercampur menjadi satu, mami menatap dokter nanar,
"nggak mungkin dok, Allena pergi ke acara ulang tahun," kepalanya menggeleng, air matanya sudah mengalir deras,
"ibu bisa cek nanti kondisi nya, saya gak bisa berbicara terus terang , dengan ibu melihat tubuh nya pun ibu pasti tau apa yang sudah terjadi." ucap dokter tidak tega, ia syok melihat bercak kemerahan memenuhi tubuh pasiennya , dari leher hingga paha nya , juga dadanya yang sedikit lecet dan mengeluarkan darah, pun dengan vagina nya yang sedikit robek.
"maksud dokter anak saya di perkosa?, Allena kritis karna di perkosa iya.?" tanya mami lagi, ia masih belum bisa mencerna baik baik ucapan dokter di depannya.
"kritis nya bukan karna di perkosa Bu, tapi karna overdosis obat perangsang."jelas dokter ,
mami mematung menutup mulutnya dan menangis kencang, dokter menyodorkan sekotak tisu, membiarkan ibu dari pasien nya mengeluarkan kesedihannya ,
PLAK PLAK PLAK
dengan penuh amarah mami menampar pipi mereka , Sean, zevan dan Neo, yang mana keadaan mereka sudah sangat kacau , becak darah menghiasi sudut bibir ketiganya.
"KALIAN APAKAN ALLENA HAH?" murkanya , menatap nyalang ketiga lelaki remaja itu.
Orang tua mereka tidak berani menolong , anak anak nya emang pantas mendapatkan itu.
Papa Zain mengusap kasar wajahnya , momy Neo di peluk oleh suaminya , dan bunda duduk termenung di samping suaminya yang juga mengepalkan tangannya.
"maaaf mi," cicit Sean, ia luruh dan memeluk kaki mami allena yang sudah menangis.
"mami titip Allena ke kalian harus nya kalian jaga dia , bukan malah menghancurkan hidupnya begini,," tangis mami pecah ia tergugu duduk di lantai.
Sean memeluk mami Allena ikut menangis,
"maaf." lirih Sean terus mengucapkan kata maaf, belum bisa menjelaskan secara detail.
Papa Zain membantu mendudukan mami Allena di kursi,"ly, ini murni musibah , mereka masih belum paham , saya sebagai orang tua zevan meminta maaf , saya akan usut masalah ini sampai tuntas, siapa pun mereka apapun tujuannya , mereka harus merasakan hal yang sama bahkan lebih pedih dari ini." tegasnya.
"tolong ceritakan semuanya zevan," ucap mami tegas.
Zevan yang mendengar itu menelan Saliva nya kasar , gemetar dan gugup.
Mereka bertiga bertukar pandangan dan mengangguk.
***
See you ❤️
awas neo sama sean ikut penasaran juga rasanya🤭
lanjut thor 👍
jngn bosen up..up...trus
semangat💪