NovelToon NovelToon
Happiness

Happiness

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fajarina

Aruna Gabriella, gadis sederhana yang mampu mengobati rasa sakit Fahri terhadap ibunya yang telah meninggalkan Fahri demi pria lain.

Mereka berdua sudah bersama sejak masih anak-anak, bahkan tanpa Fahri sadari Aruna diam-diam memiliki perasaan terhadapnya.

Akankah Fahri menyadari perasaan Aruna terhadapnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajarina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesedihan Fahri

Malam ini Fahri tidak ikut makan malam. Dia lebih memilih mengurung diri di kamar. Kejadian tadi siang membuatnya bertingkah aneh.

Aruna yang merasa khawatir dengan keadaan Fahri memutuskan untuk melihat cowok itu sedang apa di kamarnya. Sekalian membawakan makan malamnya.

Aruna mengetok pintu kamar Fahri. Aruna selalu mengetok pintu kamar Fahri kalau hendak ingin masuk. Meski mereka berdua berteman baik sedari kecil dulu tetap saja Aruna harus sopan. Bagaimanapun Fahri tetap anak dari majikan ibunya. Setelah diijinkan masuk baru dia akan masuk.

Kecuali untuk pagi hari, saat mereka harus berangkat sekolah. Biasanya Aruna akan mengetuk beberapa kali dan memanggil Fahri. Jika tidak ada balasan pasti masih tertidur. Kalau sudah begitu baru Aruna akan langsung masuk. Karena jika menunggu Fahri menyuruhnya masuk bisa-bisa mereka akan telat sekolah.

“Masuk aja,” sahut Fahri dari dalam dengan nada suara tidak bersemangat.

Setelah mendengar itu Aruna langsung masuk ke dalam kamar Fahri. Aruna melihat cowok itu sedang tiduran dengan keadaan sekujur tubuh tertutup selimut. Aruna menghela napas lalu meletakan makan malam Fahri di atas meja lalu menghampiri cowok itu.

“Kamu kenapa sih?” tanya Aruna menarik kecil selimut itu untuk melihat wajah Fahri.

“Nggak kenapa-kenapa,” balas Fahri menatap langit-langit kamarnya. “Lagi males aja makan malam.”

“Males kenapa? Tumben banget kayak gini kamu.”

“Udah aku bilang nggak kenapa-kenapa kok.”

Aruna berdecak kesal. “Yaudah deh kalau nggak mau cerita. Pokoknya kamu makan dulu.”

“Lagi males aku makan.”

Aruna beranjak dari kasur Fahri dengan raut wajah kesal. Lalu mengambil makanan yang tadi dia taruh di atas meja.

Fahri melihat Aruna kembali mendekat padanya. Lalu duduk di dekatnya lagi dengan nampan makanan.

“Ayo makan pokoknya kamu harus makan.” Aruna menyodorkan makanan itu.

“Maksa banget sih. Udah dibilang aku lagi males buat ma---“ ucapan Fahri terhenti saat sendok berisi nasi itu masuk ke dalam mulutnya secara tiba-tiba.

Fahri melotot tidak percaya pada cewek di hadapanya itu. Lalu Aruna menarik kembali sendok itu. Akhirnya dengan terpaksa Fahri harus mengunyah nasi di dalam mulutnya. Sembari beranjak ke posisi duduk.

Aruna tersenyum licik menatap pada Fahri. “Kalau udah makan harus di abisin.”

Fahri dengan terpaksa harus menerima suapan-suapan dari Aruna hingga makanan yang dibawakan oleh Aruna habis.

“Ini minumnya,” seru Aruna memberikan gelas air putih.

Fahri menggambil gelas itu lalu meneguknya hingga sisa setengah. Mengembalikan gelas itu pada Aruna.

“Anak pinter...,” puji Aruna beranjak berdiri lalu hendak pergi membawa piring kotor itu ke dapur.

Namun baru hendak membuka pintu kamar Fahri untuk keluar Aruna mendengar Fahri berucap sesuatu.

“Wanita yang tadi siang kamu lihat. Dia adalah mamaku."

Spontan Aruna melihat tidak percaya pada Fahri. Jadi benar? Wanita tadi siang dan yang juga ada di foto kelurga di dalam gudang memang benar mamanya Fahri?

Aruna kembali mendekati Fahri di kasurnya. Sepertinya Fahri akan melanjutkan ceritanya tentang mamanya yang dia temui tadi siang.

“Dulu di hari yang sama sebelum kamu dan ibumu datang ke rumah ini. Tiba-tiba saja mamaku pergi meninggalkan rumah ini. Dia sempat mengajakku bersamanya tapi aku tidak mau.

Apalagi setelah mama bilang kalau pria yang mengajaknya untuk pergi adalah papa baruku. Saat itu aku masih kecil dan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak mau jika harus punya papa baru. Jadi aku memutuskan untuk lari dan bersembunyi di dalam lemari.”

Wajah Aruna terlihat muram mendengar cerita dari Fahri. Jadi itu penyebab mamanya pergi dari rumah?

“Dulu aku pikir mama jarang di rumah karena sibuk bekerja. Sama halnya dengan papa yang juga jarang di rumah. Aku tidak tahu jika hubungan mereka sedang tidak baik. Sejak kepergian mama bersama pria itu aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Tapi tadi siang aku melihat mama. Aku tidak tahu kenapa mereka bisa ada di sini. Kata kak Taufik mama pergi ke luar negeri bersama pria itu.”

Aruna mengelus pundak Fahri untuk menenangkan cowok itu. Pasti keadaan hati Fahri sedang tidak baik mengingat tentang mamanya.

“Apa kamu mau bertemu dengan mamamu?” tawar Aruna pada Fahri. Mungkin dengan bertemu langsung dengan mamanya dapat membuat keadaan Fahri lebih baik.

Mendengar itu Fahri langsung menoleh pada Aruna dengan raut wajah yang susah dijelaskan.

“Kalau bertemu sama mamamu setidaknya kamu bisa tanyain hal yang selama ini jadi pertanyaan kamu. Supaya semuanya jelas.”

Fahri hanya menunduk lesu memikirkan keputusanya. Apakah dia siap jika harus bertemu dengan mamanya?

Tiba-tiba terdengar ketokan di pintu. Fahri dan Aruna sontak menoleh pada sumber suara.

“Ini aku, Taufik. Apa kamu ada di dalam Fahri?“ seru

orang itu dari luar.

“Masuk saja, Kak.”

Aruna buru-buru berdiri dari kasur Fahri. Tidak enak

jika kak Taufik melihatnya duduk di kasur adiknya seperti itu.

Taufik memasuki kamar Fahri. Dia terlihat memperhatikan sekitaran. Dulu ini adalah kamarnya dan Fahri. Mereka pisah kamar setelah Taufik menginjak bangku SMP.

Dulu dia masih ingat betul ketika pagi-pagi mamanya akan membangunkan mereka berdua untuk sarapan. Saat itu keadaan keluarga mereka sama seperti keluarga kebanyakan.

Seorang papa yang bekerja dan mama yang mengurus rumah tangga. Hingga akhirnya semua itu berubah ketika kejadian itu yang menimpa keluarga mereka.

Papanya yang biasa akan pulang saat sore hari dan bermain dengan Taufik dan adiknya. Sering jarang pulang kerumah hingga beberapa hari lamanya. Mamanya pun mulai sibuk bekerja dan yang menemani mereka berdua hanya pembantu rumah ini.

Setelah kepergian mamanya beberapa tahun yang lalu. Kini mamanya mengabari sudah berada di Korea lagi. Mamanya bilang ingin menemui mereka berdua.

“Ada apa Kak?” tanya Fahri perihal kedatangan Taufik.

Merasa diperhatikan oleh Taufik Aruna memilih untuk keluar dari kamar itu. Sepertinya ada hal pribadi yang ingin Taufik bicarakan.

Sebenarnya Aruna juga penasaran apa yang ingin Kak Taufik sampaikan. Tapi kan nanti dia bisa bertanya pada Fahri.

Saat berada di dapur Aruna melihat tuan besar. Tidak

biasanya tuan besar berada di rumah ini. Tuan besar terlihat berjalan terburu-buru ke kamar Fahri.

Aruna dapat mendengar keributan ketika tuan besar

memasuki kamar Fahri. Tiba-tiba Tyas datang menghampiri Aruna.

Tyas menyuruh putrinya untuk segera masuk

ke dalam kamar. Aruna bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi saat ini.

Aruna menunggu di kamar sendirian. Ketika ibunya datang Aruna langsung menanyakan apa yang terjadi. Tetapi ibunya hanya memberitahu kalau besok Aruna harus sekolah sendirian karena Fahri sepertinya tidak akan masuk sekolah.

Pagi-paginya Aruna buru-buru ke kamar Fahri. Meski ibunya melarang untuk ke kamar itu tetap saja Aruna pergi kesana.

Aruna mengetuk beberapa kali dan tidak ada balasan dari Fahri perlahan dia membuka pintu kamar itu. Kosong tidak ada Fahri di sana.

Kemana perginya cowok itu? Pikir Aruna. Saat melihat dapur juga tidak ada hidangan sarapan pagi yang di siapkan.

1
Jihat Purnamasari
Biasa
Jihat Purnamasari
Buruk
Anonymous
.
Yuri Lowell
Bersemangat membaca lagi! 💪
🦩NEYRA 🐚
Thor, kamu membuatku tak sabar untuk membaca seri selanjutnya
Valito.C
Dahsyat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!