NovelToon NovelToon
Kampung Pesugihan

Kampung Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Iblis / Dunia Lain / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Suami Tak Berguna
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: mermaidku

Sumin terpaksa menikah dengan setyo akibat hamil duluan, hal itu mengakibatkan sumin mau tidak mau harus berpindah ke desa suaminya karena orang tuanya tidak mau menanggung malu atas perbuatan putrinya.

"Gak gak! Jangan tinggal di sini, kena sial aku punya anak kayak kamu. Bisa bisanya malah meteng disek, kalau prianya sugeh gak papa. La ini? Udahlah min minggaten ae seko kene, setres aku punya anak kayak kamu!" Maki mak jum sambil berkacak pinggang.

*****

"Silahkan dipilih! Mau pesugihan yang bagaimana? Menyusui tuyul? Babi ngepet? Kawin sama buaya? Uang balen? Kandang bubrah Atau pesugihan ikan bandeng dengan cara mengorbankan anak kesayanganmu? Dijamin! Kamu akan kaya mendadak dalam hitungan hari!"

selengkapnya>>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 3 gapura macan kidul

"pak," sapa setyo saat melihat pak sukman di proyek.

"Hmm, gimana sumin?" Tanya pria berusia 50 tahun itu yang masih nampak sehat bugar dan perkasa.

"Baik baik saja pak alhamdulilah, kemarin baru saja sakit katanya angkatan hamil," jawab setyo sopan.

"Belum ada niatan pulang ke kampungmu tyo?"

"Insyaallah minggu ini pak, nunggu gajian. Saya juga sudah ijin sama pak mandor untuk berhenti bekerja di proyek ini,"

"Loh emangnya udah ada tabungan selama kamu belum dapat pekerjaan baru?" Tanya pak sukman khawatir, pasalnya setyo akan memawa putrinya pergi jauh ke pelosok. Ia takut sumin kelaparan dan terlantar karena setyo tak punya pekerjaan.

"Di kampung emak punya sawah pak, lumayan juga uangnya. Embak saya juga punya warung jadi bisa bantu bantu berjualan agar dapat uang,"

"Halah gak pasti banget itu, sudahlah mending di sini saja. Gak jelas, awas ya sampe anakku menderita sama kamu tyo!" Ucap pak sukman dengan mata melotot.

"Insyaallah enggak pak,"

*****

"Min, min woy! Mbudeki banget sih ni anak, min! Suminten!" Teriak mak jum dari luar rumah wak ti.

"Apa to mak, sabar gitu loh aku lagi nyuci di belakang. Lagian kan bisa masuk dulu duduk duduk disini," ucap sumin sambil mecucu.

"Ngapain kamu disini tuh, tobat aku punya anak kayak kamu. Bojo mu iku lo kon tuku omah, stres banget aku jadi omongan. Kamu malah numpang di rumah wakmu, kebangetan banget," maki mak jum sambil memijat kepalanya.

"Ya sebentar to mak, bentar lagi aku juga bakalan ke kampungnya mas setyo kok. Udahlah mak jangan marah marah terus, aku lagi hamil loh,"

"Hamil apa? Hamil anak haram? Sampai dia menikah pun, setyo tidak akan bisa jadi walinya. Nyusahin banget sih!"

"Mak!" Bentak sumin karena merasa kesal dengan penuturan emaknya yang keterlaluan.

"Apa? Bentak bentak emak kamu? Tanya sana sama pak ustadz, ngaji makannya asik kelon aja sama setyo. Tanya sama pak ustadz, tarik benang merahnya gak bakalan sah anakmu nikah sama jodohnya kalau walinya suamimu," mak jum menempeleng kepala putrinya dengan sedikit keras.

"Aduh mak, jangan gitu dong sama sumin. Aku tau mak, aku ambil jalan yang salah tapikan aku tetep anaknya mak to,"

"Hmm udah, pokoknya kamu cepet pindah. Kasihan lo wakmu ini sering di bicarakan sama orang orang. Nih...." Mak jum menyodorkan 5 lembar uang berwarna merah.

"Gak usah mak, aku dah belanjain wak ti kok," tolak sumin dengan halus.

"Halah udah ini buat pegangan, bawa buat simpanan mu di sana. Di kampung suamimu itu,"

"Makasih mak,"

"Sudah, nantikan suamimu sudah gajian kalau bisa tinggalin wakmu ini sembako sedikit sebelum pergi,"

"Iya mak, bapak gak kesini?" Tanya sumin basa basi.

"Enggak, nanti katanya kalau sudah pulang mau njenguk kamu disini. Jangan lupa tetap menunaikan ibadah sholat dan mengaji. Jangan lupakan itu dimanapun kamu berada, mau di tempat yang kotor sekalipun jangan lupakan siapa tuhanmu sedari lahir,"

"Iya mak, gak akan. Aku pasti jaga sholat kok, mas setyo juga begitu,"

"Hmm aku sebenarnya tidak rela kalau kamu tinggal disana. Aku juga gak tau kamu di sana tinggal di rumah seperti apa, mbokya suamimu suruh beli rumah disini," pinta mak jum sambil meremas tangannya sendiri.

Jujur saja ia sedih anaknya akan pergi ke desa pelosok. Walaupun tak terlalu jauh namun mak jum tidak bisa melihatnya barang seminggu sekali. Wanita itu khawatir jika anaknya di sia siakan di rumah mertua.

"Tenang saja mak, mas setyo akan selalu jaga aku. Mak gak usah khawatir gitu, aku kan juga bisa jaga diri dari orang orang yang mu berbuat jahat sama sumin,"

"Iya kamu kan orangnya durhaka banget," cibir mak jum sambil membenarkan jarik yang ia kenakan.

*****

Paginya setyo dan sumin berpamitan pada wak ti untuk pulang ke kampung dengan motor bebek setyo. Tak lupa mereka juga mampir ke rumah mak jum sebentar untuk berpamitan.

Di tengah perjalanan menuju kampung macan kidul, sumin beberapa kali merasa hawa yang tidak enak. Mungkin karena melewati bulak bulak (hutan/kebun) yang begitu panjang.

"Mas kok dingin ya,"

"Iya dek soalnya kan masuk ke pegunungan gini, wajar kalau dingin. Mau pake jaket lagi? Tadi di tas kan ada yang masih bersih," tawar setyo.

"Ndak usah mas, cuma kaget aja kok sedingin ini,"

Saat hampir memasuki gapura bertuliskan selamat datang, tiba tiba motor bebek itu macet dan mati total.

Dett dett dettt

"Loh loh dek, mati ini motornya," setyo langsung menepikan motornya di sebelah gapura.

"Aduh maaf ya dek mas lupa isi bensin tadi di sana. Habis ini bensinnya kering, apa aku telpon mbak santi dulu ya suruh anter bensin ketengan,"

"Boleh tuh mas, lagipula di hutan hutan gini mana ada yang jual bensin. Ini sampe dalem sana masih hutan mas?" Tanya sumin penasaran sambil melihat lihat ke sekitar. Ada pangkalan ojek di sebelah gapura tempat mereka menepi, namun kosong. Mungkin sedang dapat pelanggan jadi kosong semua.

"Yaudah sebentar aku telepon dulu,"

Sumin mengusap bahunya sambil bersandar di bangunan gapura, ia masih melihat lihat kesana kemari karena ia belum pernah kesini.

'Tinggalkan kampung ini'

'tinggalkan kampung ini' 

'sumin pulang kamu nak'

Sumin celingukan mencari suara suara itu, ia langsung menarik lengan suaminya, "mas denger suara ngusir aku gak mas?"

"Apa sih dek mana ada yang bicara, mana orangnya? Sudah sudah jangan bikin takut, disini sepi loh. Tunggu ya mbak santi sebentar lagi kesini," ucap setyo menenangkan istrinya yang tampak gelisah.

'pulang nduk cah ayu, jangan main jauh jauh' 

'sumin cah ayu, pulang nduk, pulang nduk jangan masuk kesini' 

Sumin langsung mengusap telinganya, bulu kuduknya berdiri beriringan dengan hembusan angin yang melewati lehernya.

"Astaghfirullah, ya allah jauhkanlah aku dari hal hal buruk," ucap sumin sambil mengusap dadanya.

"Kamu kenapa sih dek? Ada apa?" Tanya setyo penasaran saat melihat gelagat aneh dari istrinya.

"Gak papa mas tadi tiba tiba merinding aku jadi takut,"

"Heh wong edan!" Teriak mbak santi dengan wajah sumringah menghampiri adiknya dengan motor matic bagus.

"Halah mbak, pake ngomong aku wong edan. Sampean lebih edan seko aku mbak," kekeh setyo sambil menyalami tangan kakak perempuannya.

"Loh iki bojomu tyo ? Ayu ngene rek, kok pelet yo tyo ?" Kekeh mbak santi sambil menyalami tangan sumin.

"Saya sumin mbak, istrinya mas setyo,"

"Iya iya, sudah dengar dari setyo tadi malam saat di telfon. Ayo pulang, emak sudah masak," ajak santi.

Setelah mengisi bensin, setyo dan sumin melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.

'pulang!!!!' 

"Astaghfirullah," sumin menutup matanya dan komat kamit merapalkan semua doa yang ia bisa. Ia takut mendengar suara yang mengudara tanpa wujud itu.

1
Riadatul Jannah
lnjut tbor update terusss
Riadatul Jannah
ceritanya bagus bngt thor. cepet dong updatenya thor please
Anonymous
ayo Riis sing wani ngono lhooo
Martin Karnarukma
Luar biasa
Riadatul Jannah
ceritanya bagus. semoga authotnya bisa up smpe END
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!