NovelToon NovelToon
Memeluk Luka

Memeluk Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta setelah menikah / Pengganti / Cerai / Keluarga / Angst
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: fromAraa

terkadang tuhan memberikan sebuah rasa sakit kepada para hambaNya sebagai perantara, agar mereka lebih dekat dengan tuhannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fromAraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

berusaha menerima

"tak ada manusia yang mau hidup dalam sakit dan sesak terus menerus.

Semuanya menginginkan ruang damai dan tenang dalam hidupnya.

Tetapi kembali lagi kepada sang pencipta, Ia lah yang sudah membuat segala skenario untuk para insanNya"

...✓✓✓...

tak pernah terlintas di pikirannya akan berada dalam fase seperti ini. berdiri di depan sebuah pintu ruangan yang berada di salah satu gedung rumah sakit.

logika nya menolak untuk masuk ke ruangan itu, tapi hati dalam raganya berkata lain. raga itu, jiwa itu, keduanya butuh suatu hal yang bisa membuat mereka bisa kembali hidup seperti sediakala, hidup dalam ruang tenang yang menjadi impian banyak nya penghuni manusia di bumi ini.

jemarinya memegang gagang pintu berwarna coklat itu. hendak membukanya, ingin mengetahui bagaimana dan apa saja yang ada di dalam ruangan itu. ruangan yang menjadi tempat pulang bagi orang-orang yang membutuhkan rengkuhan khusus dalam jiwa nya.

belum sempat pintu ruangan itu terbuka, seseorang telah menepuk lembut pundaknya dari belakang yang membuat laki-laki jangkung itu sedikit terkejut dan langsung membalikan tubuhnya.

"maaf sudah mengejutkan, dengan mas jovandra?"

"a-ah iya betul saya sendiri"

"mohon maaf sebelumnya mas, dr.reza sedang ada halangan jadi tidak bisa hadir dalam sesi konsultasi pertama anda, jadi anda akan melakukan konsultasi pertama dengan dr.serayu"

laki-laki itu mengangguk dan mengikuti seorang perawat yang baru saja berbincang dengan dirinya, menuju ke sebuah ruangan lain di lantai gedung itu.

"silahkan masuk mas, dr.serayu sudah menunggu di dalam"

"terimakasih"

perawat itu sedikit menundukkan kepalanya guna berpamitan dengan jovandra, laki-laki itu mengetuk pintu itu, setelah mendengar jawaban dari dalam, jovandra langsung masuk ke ruangan.

hal pertama hali yang ia lihat saat memasuki ruangan itu adalah, seorang dokter wanita yang sedang mondar mandir kesana kemari sembari membawa sebuah dokumen yang ia yakini sebuah data diri dari pasien-pasien milik dokter tersebut.

'dr.Serayu Denada, Sp.KJ sebuah papan nama yang ada di atas meja itu, jovandra bisa melihatnya dari ambang pintu ruangan.

"a-ah silahkan masuk, maaf karna terjadi sedikit masalah"

jovandra tersenyum simpul, memilih untuk duduk di salah satu sofa ruangan itu seperti perintah sang dokter.

"bisa kita mulai sekarang, dengan..."

"jovandra, itu nama saya"

dokter itu mengangguk tersenyum setelah menemukan data pasien yang ada di hadapannya.

"jovandra rahandika wicaksono, dan ini adalah kali pertama kita melakukan sesi konsultasi...betul?"

mengangguk adalah andalan jovandra saat ini. jujur saja lidahnya terasa kelu karna gugup yang ia rasakan saat ini.

"semua orang yang ketemu kamu pasti akan mengira kalo keadaan kamu baik-baik aja, begitu juga dengan saya saat pertama kali lihat kamu barusan, tapi kita sebagai manusia ngga boleh melihat sesuatu hanya dari sampulnya. jadi, kita bisa tahu setelah kamu ceritakan semua yang kamu rasain ke saya"

mulut dokter itu memang baru saja berucap panjang lebar, namun netra dan jemarinya masih sibuk mengisi sebuah dokumen yang ada dipangkuan dokter wanita itu.

setelah dirasa cukup mengisi dokumen itu, dokter bernama serayu itu mulai memfokuskan diri untuk menghadap dan siap untuk menyimak segala keluh kesah pasiennya.

"rileks aja, disini cuma ada saya dan kamu. ngga akan ada orang lain yang bakal denger cerita kamu selain saya" dokter itu mengulas senyum setelah mengucapkannya

"kamu bisa mulai dari mana aja, terserah kamu jovandra. saya disini akan menjadi pendengar buat kamu"

jovandra mengangkat kepalanya, netra itu mulai menatap netra milik lawan bicara di depannya.

terus terang saja jovandra bingung mau mulai dari mana, ia bingung bercerita antara kehidupan miliknya dahulu atau keadaan hidupnya setelah ditinggalkan oleh istrinya, yang mana yang harus ia ceritakan terlebih dahulu.

"saya..." jovandra berhenti, meneguk saliva nya sendiri karna merasa semakin gugup.

sedangkan dokter itu hanya tersenyum, setiap orang yang datang kesini sebagai pasien nya, pasti merasakan gugup yang berlebih. tapi ia masih menunggu kisah dari laki-laki jangkung yang kini duduk berhadapan dengan dirinya.

karna hampir setiap orang yang datang kesini, pasti menumpahkan semua air mata mereka sejak pertama kali sesi konsultasi dimulai.

"no problem, jovandra. saya sudah bilang akan jadi pendengar yang baik buat kamu"

jovandra kembali menarik nafasnya dalam-dalam, meyakinkan diri dan berusaha agar tak meneteskan bulir-bulir air matanya saat bercerita nanti.

"saya lahir dan tumbuh di keluarga yang tak pernah kekurangan materi..." jovandra berhenti sebentar, dr.serayu semakin fokus menatap pria di depannya yang sudah mulai melanjutkan cerita beliau.

"tapi kami tidak pernah berada dalam ruang lingkup yang sama. dari saya berumur 5 tahun, ayah dan ibu sibuk bekerja. berangkat sebelum saya bangun tidur dan pulang setelah saya tidur. begitu seterusnya sampai saya dewasa"

"saya diasuh oleh suster yang bekerja dengan keluarga saya sejak dulu, namanya mbak sani. bahkan sampai sekarang, beliau masih bekerja dengan saya setelah semuanya pergi."

"saya tumbuh menjadi anak yang tak suka berbaur dengan keramaian, bahkan untuk berbicara pun terlalu enggan buat saya. suatu hari ibu tanya tentang keadaan saya, kenapa tidak pernah keluar rumah?, kenapa tidak pernah bermain bersama teman-teman yang lain?, dan saya jawab saya tidak butuh semua itu karna saya cuma butuh peran seorang ayah dan ibu disini"

jovandra menjeda perkataannya, dadanya terasa sedikit sesak. dr.serayu masih fokus untuk siap mendengar semuanya

"mau saya ambilkan minum dulu? atau kamu mau kopi?"

"saya butuh air putih dok"

serayu mengiyakan permintaan pasiennya, berdiri mengambil sebotol air mineral untuk jovandra. setelah jovandra meminumnya sedikit, jovandra mulai siap untuk meneruskan ceritanya kembali.

"ngga lama setelah itu, ayah pulang ke rumah bawa perempuan lain ke hadapan ibu. mereka berdua memutuskan untuk berpisah dan ibu bawa saya pergi dari rumah itu ke tempat kakaknya ibu buat sementara waktu sampe kita beli rumah buat ditinggali berdua"

"setahun setelah beliau resmi bercerai, tuhan ambil ibu dari hidup saya, beliau mengidap anemia aplasik saat itu. saat itu saya sangat terpukul atas kepergian beliau. terlebih lagi ayah tak pernah terdengar lagi kabarnya, bahkan sampai saat ini. hari-hari saya semakin menjadi kelabu setelah kepergian ibu."

"dan hari dimana saya bertemu wanita seorang penulis novel bernama nilam agatha. wanita itu, wanita satu-satunya yang bisa merobohkan tembok tinggi yang sudah saya bangun sejak lama. dia lah yang membawa saya keluar dari zona kelabu itu. seribu alasan saya untuk tidak bangkit dari zona itu, seribu satu cara pula baginya untuk membuat saya bisa mempercayai diri sendiri untuk bisa bangkit, dia juga yang membuat saya menghabiskan seluruh cinta ini untuk dirinya..."

jovandra menarik nafasnya kembali, kali ini ia menundukkan kepala, menatap jauh ke bawah, teringat akan wanita yang akan ia ceritakan jasa dan segala kenangannya kepada dokter serayu.

serayu masih fokus menatap pria yang duduk di hadapan nya itu. sengaja tak mau menyela perkataan jovandra karna mungkin jovandra butuh ruang yang lebih besar untuk mengutarakan segalanya.

jovadra kembali mengangkat kepalanya, netranya menatap dokter serayu dengan tatapan kosong.

"kehidupan kami berjalan sebagaimana mestinya, menjalani hari bersama hingga saya memutuskan untuk menjadikan dia sebagai pendamping di hidup saya. dan kami hidup bahagia setelahnya. ila, wanita yang sangat saya cintai itu kini raganya juga sudah tidak bisa saya rengkuh, tuhan sudah mengambil semua orang yang saya cintai di hidup saya satu persatu...ila mengalami kecelakaan 5 bulan lalu dengan keadaan sedang mengandung anak kami berdua, umurnya sudah 8 bulan saat itu, tanpa permisi tuhan mengambil mereka secara bersamaan dari hidup saya...saya..."

air mata yang sejak tadi ia tahan agar tak jatuh membasahi pipi tirusnya, ternyata ia tak setegar itu saat menceritakan tentang wanitanya.

isakan yang tak pernah ia perlihatkan kepada orang asing, kini dirinya sudah tak perduli lagi dengan semua itu. jovandra benar-benar kalah jika sudah menyangkut soal nilam. ia tak bisa menyangkal walau berusaha sekuat hatinya, seolah nilam tak mau mengizinkan dirinya menyangkal bahwa ia masih merindukan wanita itu, dan akan selalu begitu...

serayu hanya diam, netranya menatap jovandra dengan tatapan yang tak bisa diartikan. entahlah...serayu tak tau mengapa tiba-tiba saja matanya terasa memanas dan ingin mengeluarkan buliran liquid bening dari tempatnya. serayu mengalihkan pandangannya untuk menghalau sesuatu yang membuat hatinya merasa gundah.

sejauh ini menangani pasien, serayu tak pernah merasakan hal seperti ini selama menjabat sebagai dokter spesialis kejiwaan. ia menyangkal bahwa mungkin ia sudah terbawa suasana oleh cerita jovandra, tapi sesak itu semakin terasa di ulu hati nya.

serayu berdiri, mengambil tisu untuk pasien nya yang masih terisak di bangku itu, tanpa ada aba-aba, tangan serayu terulur untuk menepuk pundak milik jovandra.

sang empu yang merasakan itu semakin terisak dibuatnya.

cukup lama isakan yang begitu memilukan itu terdengar di ruangan yang sunyi itu, jovandra mulai bisa menguasai dirinya agar tak terlalu larut dengan tangisannya itu.

"sudah lega jovandra?"

jovandra mengangguk samar

"masih ada yang lain?"

"ngga ada dok"

"kalau begitu, saya bisa bertanya sesuatu ke kamu?"

meskipun tak begitu yakin akan hal itu, tapi jovandra mencoba untuk menyetujui nya, ia harus melawan semuanya

"kalau ada pertanyaan yang buat kamu ngga nyaman, kamu harus bilang ke saya, oke?"

anggukan itu kembali ia perlihatkan

"apa kamu masih sering dateng ke pusara istri dan anak kamu?"

"udah dua bulan belakangan ini, saya belum kesana dok...saya terus mencoba buat menyangkal segala hal yang berkaitan dengan rindu itu, tapi semakin hari rasanya semakin buruk saja"

"kamu itu bukan cuma rindu sama mendiang ila, tapi kamu itu lebih condong rindu ke kenangan yang kalian buat bersama. jovandra...hidup itu beriringan dengan takdir, kalau kamu masih terus menyangkal semua hal itu justru kamu malah menyiksa diri kamu sendiri. berarti kamu belum bisa berdamai dengan keadaan"

To be continued...

1
Yaka
best quote🖐️🔥
Tajima Reiko
Aku jadi terbawa suasana dengan ceritanya, bagus sekali! ❤️
fromAraa: terima kasih/Pray//Pray//Pray/
total 1 replies
Shinn Asuka
Kakak penulis, next project kapan keluar? Aku udah kangen!
fromAraa: nanti yaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!