Kampung Pesugihan
"aduh mas kok perutku sakit banget yo," keluh sumin di pinggir jalan.
Sumin dan setyo adalah sepasang kekasih yang belum sah, mereka masih menjalin hubungan sembunyi sembunyi karena tak dapat restu dari mak jum, emak sumin.
"Kenapa? Mau haid?"
"Aduh gak tau aku mas, tapi aku dah telat haid sih 2 minggu. Apa jangan jangan aku hamil ya?"
"Hamil? Yang bener kamu min, nanti kena marah emak loh," setyo tampak panik, ia takut bertemu calon mertuanya itu karena sangat galak mirip setan alas.
"Kamu sih mas, aku kan udah bilang pakai sutra gitu loh biar aman. Walaupun kita main di hotel, aman dari amukan warga tapi gak aman dari amukan emak kalau udah kayak gini. Emak pasti marah!"
"Yasudah ayo periksa dulu gimana?"
"Yaudah ayo mas, motormu ambil dulu sana di proyek mu. Aku tunggu sini," titah sumin sambil menekan perutnya yang kram.
Setyo bekerja sebagai tukang bangunan di pinggiran kota tempat sumin tinggal. Mereka saling kenal saat sumin sering mengantarkan makan siang untuk bapaknya ke proyek yang sama dengan setyo.
Pak sukman tau jika anaknya menjalin hubungan dengan setyo, namun karena sumin ngeyel dan tukang nesu jadi pak sukman membiarkan saja selagi masih wajar.
"Ayo dek, mas cuma ada tiga ratus ribu. Apa cukup di bawa ke klinik?"
"Cukup mas, aku ada seratus ribu ini tadi minta sama bapak," sumin lekas naik ke motor setyo, mereka berdua pergi menuju klinik terdekat untuk periksa kandungan. Dengan raut wajah tegang dan kumal karena mereka pergi saat terik matahari, mereka akhirnya masuk ke klinik yang bersih dan dingin.
"Mbak aku mau periksa kandungan, aku udah telat dua minggu," ujar sumin sambil mendekati resepsionis.
"Silahkan ambil nomor antrian ya buk, dikarenakan masih ada pasien lain. Silahkan di sebelah sana," ucap wanita cantik berpendidikan itu sambil tersenyum ramah.
"Mbak bisa abo^ris gak?" Tanya sumin tiba tiba.
"Gendeng, kamu ngapain tanya gitu dek? Aku kan ada, dia anakku jangan sembrono kamu," setyo tampak naik pitam dengan penuturan sumin.
"Maaf ya buk, kami tidak melayani abo^rsi,"
"Walah, yowes," sumin langsung mengambil nomor antrian dari mesin di dekat pintu masuk. Ia dan setyo menunggu antrian dengan perasaan gusar.
"Mas aku takut,"
"Udah dek gak papa, mas tanggung jawab kok. Itu kan anaknya mas," setyo berusaha menenangkan sumin, ia sebenarnya bahagia karena itu artinya ia akan segera menikah dengan wanita pujaannya.
"Mas tapi aku takut di usir emak, kamu tau kan emak galaknya kayak apa? Mana kalau ngomong pedesnya minta ampun. Aku sampe pingin tuli aja kalau emak udah ngomong," keluh sumin.
"Ya namanya juga emak emak, pasti pengen yang terbaik buat anaknya. Tapi dek... Kamu mau kan nikah sama mas?"
"Ya mau lah, kalau gak mau ngapain juga aku mau di kawini mas sebelum waktunya? Kita udah kelon, masa gak nikah,"
"Antrian nomor 43," panggil resepsionis.
"Masuk kesana mbak?" Tanya sumin.
"Iya buk, masuk saja kesana nanti di arahkan bu dokter. Suaminya boleh ikut menemani buk,"
"Ohh....ya terimakasih," sumin langsung menyeret setyo masuk ke dalam ruangan.
Hampir 10 menit sumin di periksa, dokter wanita itu juga tampak tersenyum beberapa kali, "Alhamdulillah buk, ibuknya hamil sudah 3 minggu. ibuknya sehat jadi pertumbuhan janinnya juga bagus,"
"He? Hamil tenan? Bu dok jangan bercanda sampean," sumin langsung bangun dengan mata melotot tak percaya.
"Benar buk, ibuknya hamil. Saya tidak bercanda,"
"Ya allah mas, hamil beneran,"
"Ya mau gimana lagi dek, nasib. Sudahlah mas kan tanggung jawab, mas tidak akan kabur,"
Setelah selesai dan membayar, mereka pulang dengan keadaan gelisah karena takut, "mas apa kita ke dukun beranak aja ya minta di gugurkan?"
"Heh ngawur aja kamu, anak ini gak salah apa apa. Sudahlah dek, lagipula kalau gak gini kita gak bakalan nikah karena emakmu itu gak merestui aku meminangmu. Kamu mau berpisah denganku setelah 2 tahun berpacaran?" Tanya setyo sambil memarkirkan motornya di depan warteg.
"Sudah ayo makan dulu, masih ada sisa uang ini buat makan," ajak setyo masuk ke dalam warteg.
*****
setyo datang ke rumah sumin setelah magrib. Ia membawa martabak khas anak mudah ngapel ke rumah camer.
"Assalamu'alaikum buk,"
"Hehh kenapa kamu kesini? Aku kan sudah bilang aku tidak merestui hubungan kalian," pekik mak Jum saat melihat setyo berdiri di ambang pintu.
"Mak apa sih, mas setyo baru dateng harusnya di suruh masuk dulu. Lagi pula dia kan calon suamiku, mbokya jangan kasar kasar," sumin langsung menghampiri setyo dan membawanya masuk untuk duduk di ruang tamu.
"Loh loh siapa yang izinkan dia masuk? Keluar sebelum mak ambilkan kayu di dapur!"
"Mak aku hamil anaknya mas setyo, aku mau menikah. Ini lihat testpack positif dan ini juga foto usg kehamilan ku tadi di klinik," entah keberanian dari mana sumin tiba tiba mengatakan itu tanpa rasa takut.
"APA!!!!.....pak anakmu pak! Pak! Mbudeki banget sih, bapak!!!"
"Opo sih buk mbokya jangan teriak teriak, udah melam loh gak enak di denger tetangga," pak sukman baru saja selesai sholat magrib, ia langsung menghampiri sumin dan setyo di ruang tamu.
"Ini nih, bapak terlalu memanjakan sumin. Dia sekarang hamil! Anak pria miskin ini! Mau di taruh mana wajah emak? Punya anak gadis satu satunya malah hamil duluan? Mas mu loh min gak pernah ngecewain emak sekalipun. Selalu banggain emak,"
Sumin terlihat menunduk dengan takut, ia sudah tak punya nyali lagi jika sudah di datangi bapaknya. "Maaf mak, pak,"
"Maaf maaf, enak kamu bilang maaf. Udah pergi kamu dari sini,"
"Mak jangan gitu dong mak, aku mau tinggal di sini sama mas setyo. Kerjaan mas setyo kan disini," protes sumin.
"Gak gak, jangan tinggal disini. Kenak sial nanti aku kalau kamu tinggal disini. Bisa bisanya meteng disek, kalau lakimu sugeh gak papa. Lah ini? Min kamu ini goblok banget sih jadi orang! Udah sana keluar dari rumah ini. Gak mau aku nampung anak sial kayak kamu,"
"Heh buk, sudahlah. Biarakan mereka disini dulu sampai besok. Biar mereka bisa urus pernikahan di kua sini, jangan galak galak to buk lagipula ini sudah waktunya sumin menikah," lerai pak setyo dengan lembut.
"Loh loh kok enteng banget cangkem mu pak, aku gak sudi pokoknya! Aku loh cari uang sampai jungkir balik buat kasih makan ini anak. Bisa bisanya malah bikin aku malu. Moh ah! Gah aku liat mukanya lagi!"
"Buk, ibuk," panggil pak sukman saat mak jum memilih pergi masuk ke dalam kamar.
"Sudah, tyo kamu pulang saja. Besok kamu kesini lagi dan urus pernikahan kalian di kua. Bikin selametan kecil kecilan aja di sini, kalau kau geden ya di rumahmu. Aku gak mau mak jum merasakan malu yang berkepanjangan,"
"Nduk, kamu ini juga gegabah sekali, gatel banget jadi wadon. Gak inget ta kamu sebelum melakukan itu pada emak dan bapak? Gak inget kamu pada kami sebelum kelon? Bisa bisanya, sudah kamu tidur di rumah wak mu saja. setyo juga lekas pulang ke kosanmu," usir pak sukman.
"Injih pak kulo nyuwun ngapunten, dek aku pulang dulu ya,"
"Ya mas hati hati, jangan kabur loh. Besok kesini harusan,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
ayusw
seru banget gaya bahasanya juga lucu
2024-11-21
0
Syahrudin Denilo
mampir deh
moga serruu
2024-08-25
0
mommy jay
aku mampir thor, seru nih👍
2024-08-09
0