NovelToon NovelToon
Hurt Me Again

Hurt Me Again

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Dedean

Jika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap atas sebuah pertemuan, maka kamu juga harus siap untuk menerima kehilangan. Karena setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan pada akhir episodenya. Lalu, selintas pertanyaan mulai terbesit dipikiran. Untuk apa dipertemukan jika akhirnya dipisahkan? Setiap pertemuan tak ada yang sia-sia, karena disetiap detik,menit bahkan jam yang akan kita lewati bersamanya memiliki makna yang nantinya akan kosa sadari betapa pentingnya. Oleh sebab itu hargai setiap pertemuan sebelum perpisahan menjadi sebuah penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedean, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 3

Saat ini mereka semua berkumpul diruang tamu untuk membicarakan masalah Lula.

"Okey, Mama masih penasaran, dari mana kalian bisa mendapatkan gadis imut yang menggemaskan itu?" tanya Andhara dengan sangat penasaran.

"Iya, kalian bikin Papa kaget tahu enggak sih, tiba-tiba telepon nyuruh pulang karena mendapatkan seorang adik," sambung Abraham.

"Iya, kakak sampai batalin rapat tadi lo gara-gara kamu Lio." Rian pun juga yang tak mau kalah.

"Okey biar aku aja ya yang jelasin, karena aku yang melihatnya pertama kali! Jadi gini ya semuanya, tadi kan ada yang mengetok pintu, terus Byan bukain lah pas Byan buka pintu Lula sudah ada di depan sambil megang bunga pesanan Mama itu, terus Byan dapat ide buat jadiin Lula adik Byan. Byan langsung lari bilangin ke kakak-kakak yang lain buat keluar. So Mama, Papa, dan kakakku tersayang sesampainya kami di sana, Lula itu awalnya takut, dia mungkin merasa berbuat kesalahan sama kami. Nah, tanpa basa basi kami langsung bilang, "Mau tidak jadi adik kami?" tahu enggak Ma, habis kami serentak bertanya seperti itu, Lula langsung pingsan dan  kami khawatir banget dan langsung kami bawa  ke kamar."

"Ohh gitu ternyata, tapi kalian hebat deh nyari adik, tapi kenapa kalian tidak suruh Mama sama Papa aja sih untuk buatin adik buat kalian?" tanya Abraham setelah mendengar cerita Byan.

Mereka semua pun terdiam sejenak mencerna maksud dari perkataan Papanya itu.

"Aduh Mama mana bisa ngelahirin lagi, Mama capek tahu ngelahirin kalian. Dari dulu berharap  anak cewek lah ternyata Byan yang lahir." Andhara pun berkata sambil memasang wajah memelasnya. Dia saat ini ingin menggoda Byan yang sekarang tidak lagi menjadi anak bungsu di keluarga Alexander.

"Pantesan Byan kayak cewek." sela Azka mengejek.

Mereka semua pun tertawa mendengar ucapan Azka, kecuali sang korban yang hanya mendengus tidak suka.

"Lagian Ma, kalau nyuruh Mama sama Papa bikinin adik, lama Ma!! Kami sudah tidak sabar untuk mempunyai adik yang bisa di pamerin ke teman-teman. Lagian, kami mau adik yang langsung besar Ma," sambung Azka yang mendapat anggukan dari semua kakak-kakaknya.

"Ya sudah, Papa bakal urusi aktanya Lula ya, lagian Papa sudah menyuruh asisten Papa untuk mencari data Lula, dan nanti Lula bakalan sah menjadi bagian dari keluarga Alexander." Abraham pun menjelaskannya kepada Istri dan anak-anaknya itu.

"Iya Pa, secepatnya ya." balas Nata.

"Aku sudah tidak sabar ingin membawa Lula jalan-jalan. Apalagi aku bakalan pamerin ke teman-teman kalau aku sudah punya adik cantik yang sangat menggemaskan," ucap Byan sangat histeris.

"Enak saja Lula berduaan sama kamu perginya. Lula kalau mau pergi bareng kita semua," protes Adit tegas tak terbantahkan.

"Iya.. Iya., kak." balas Byan lesu, karena dia tidak bisa sesuka hati membawa Lula pergi. Karena ada enam singa yang sayang posesif itu.

"Iya, Mama juga sudah telepon tempat Lula kerja, Mama bilang kalau Lula sudah berhenti bekerja di sana," sambung Andhara.

"Oh iya, bagaimana sama perlengkapan Lula? Dan satu lagi Papa dan Mama tercinta, Lula pindah sekolah aja ya ke sekolah kita, jadi Byan sama kak Azka bisa terus jagain Lula," usul Byan menyampaikan pendapatnya. Setidaknya dia bisa bebas mendekati adiknya itu di sekolah.

"Iya, Papa dan Mama juga berpikiran yang sama. Oke Papa akan menelepon pihak sekolah. Besok kan hari minggu tuh, kalian ajak Lula untuk membeli semua perlengkapan sekolahnya." perintah Abraham kepada para-putranya.

"Ya sudah Mama telepon teman Mama yang di butik ya buat milihin pakaian yang bagus untuk Lula." Sambung Andhara sangat semangat, karena dia memang sangat menginginkan anak perempuan yang nanti bisa didandaninya, ya kali anak lelakinya yang akan memakai dress? Yang benar saja.

"Stop Ma! Biar kami besok yang beliin baju buat Lula, biar pas ukurannya Ma." Ucap Rian.

Semua orang pun memandang aneh dan tidak percaya kepada putra pertama sekaligus kakak tertua mereka itu. Seorang Adrian mau pergi ke mall? Dan milihin baju cewek?? Ini sungguh hal yang langka. Memilihkan baju untuk Mamanya saja sangat susah untuk membujuknya.

"Ini anak Mama kan?"

"Ini Rian kan anak Papa?"

"Ini kakak kita kan?"

Sementara yang ditatap pun hanya acuh tak menggubris ucapan bertanya-tanya mereka.

"Demi Alula aku mau." sambung Rian masih dengan ekspresi datarnya itu.

"Wah besok adalah momen yang harus diabadikan, karena kak Rian mau pergi ke Mall." Byan pun sangat tak menyangka jika sang kakak pertama mereka juga akan ikut besok.

*******

Tak terasa waktu makan malam pun tiba. Mereka semua telah berkumpul di meja makan, semua hidangan makanan pun sudah tersedia di sana. Para maid pun sudah berbaris rapi di dekat meja makan, ya Abraham menyuruh mereka berbaris karena akan memperkenalkan Lula kepada mereka semua.

"Sayang, tolong bangunin Lula dong! Suruh dia ke bawah untuk makan malam," pinta Andhara menyuruh salah satu dari putranya untuk membangunkan putrinya.

"Biar aku saja," ucap Nata.

"Sudah, biar aku saja. Kan aku anak pertama!" Rian pun berucap dengan sangat kekeh.

"Biar aku saja," sela Azka.

"Aku saja kak," Byan pun tak mau kalah.

"Ya sudah, Lio deh yang bangunin Lula."

"Adit aja."

"Pokoknya Arsen yang bakalan bangunin princess Lula!"

Perdebatan pun terjadi di antara mereka, membangunkan Alula saja sampai berebut seperti itu, apalagi masalah yang lain. Semoga Alula tabah ya.

"Stopppp!!!!!!" teriak Andhara yang sangat pusing melihat tingkah para putranya itu.

Tapi mereka tetap berdebat. Tanpa mereka sadari, gadis manis yang sedang mereka perebutkan itu sudah duduk manis di kursi yang berada ditengah-tengah Papa dan Mamanya. Para maid pun berusaha menahan tawa mereka karena perdebatan yang tak kunjung usai itu.

"Stopppp semuanya! Kalian ngapain ribut? Lagian tidak ada di antara kalian yang akan Mama suruh untuk membangunkan Lula !" Teriak Andhara mencoba menyadarkan para pria tampan itu.

    Mereka pun terdiam dan langsung menatap ke arah Mama mereka, dan ternyata Adik mereka telah duduk manis di sana.

"Ihh si Mama kok tidak memberitahu kami kalau Lula sudah datang," ucap mereka berbarengan dengan nada kesal, mereka seperti sedang paduan suara saja.

"Karena Lula sudah datang, maka saya akan memberitahukan kepada kalian semua kalau mulai sekarang Lula gadis manis ini adalah anak kami jadi kalian harus menuruti apa kemauan putri tersayang saya ini," ucap Abraham kepada para maid, satpam dan pekerja lainnya.

Setelah pengumuman dari Abraham, para maid, dan yang lainnya kembali ke tempat mereka masing-masing.

Lula pun tidak habis pikir berapa jumlah pekerja di rumah ini, mungkin mengalahkan banyaknya pekerja di sebuah pabrik.

"Ya sudah sekarang kita makan ya  dan tidak ada lagi yang ribut!" seru Andhara tegas.

"Kakak aja yang ambilin nasi buat Lula." ucap mereka berbarengan lagi. Hal itu pun membuat Lula bingung ingin memilih siapa. Sementara Andhara pun tak habis pikir dengan putra-putranya itu. Apakah mereka tidak mendengarkan perkataannya barusan?

"Sudah, kalian ambil buat kalian sendiri aja, biar Mama yang ngambilin nasi buat anak gadis Mama."

Andhara pun langsung mengambilkan nasi untuk putrinya itu. Bisa-bisa keburu mati kelaparan putrinya jika harus mendengarkan perdebatan tidak berfaedah putra-putranya itu.

"Kamu makan yang banyak ya sayang. Kamu mau makan yang mana? Ayam? Ikan bakar? Soto? Atau yang lain?"

" Lula mau ikan bakar Ma."

"Anak Mama gemesin banget sih."

"Kamu makan yang banyak ya princessnya Papa."

   Jangan tanya bagaimana ketujuh lelaki yang menatap Papa dan Mamanya dengan tatapan kesal, karena telah menguasai Lula. Mereka sangat cemburu sekarang. Sementara Abraham dan Andhara pun tak menanggapi tatapan para-putranya itu.

****

Setelah selesai makan, mereka pun berkumpul diruang keluarga karena ada yang ingin Papa dan Mama mereka sampaikan.

"Papa sama Mama mau ngomongin apaan sih?" Tanya Byan sangat penasaran.

"Iya bikin penasaran aja." sambung Azka.

"Mama mau memonopoli Lula lagi ya?" tuduh Nata yang langsung disetujui oleh semuanya.

"Lah suka-suka Mama dong, kan Lula anak Mama." balas Andhara malah memanas-manasi anak- anaknya.

    Yang lain pun hanya bisa mendengus kesal karena Mamanya itu.

"Sudah jangan ribut!! Jadi gini, Papa sama Mama bakalan pergi ke Amerika buat ngurusin perusahaan kita yang di sana, jadi Papa harap kalian bisa jagain princessnya Papa dan Mama. Dan juga buat kamu sayang, Papa sudah pindahin kamu ke sekolah milik Papa, biar Lula satu sekolah sama Byan dan Azka. Besok Lula perginya sama kakak-kakak Lula ya buat beli perlengkapan sekolah sama baju-baju Lula. Dan ini buat kamu sayang," Abraham pun memberikan segepok uang cash dan juga black card untuk putrinya.

"Tapi Pa, ini banyak banget," ucap Lula ketika melihat jumlah uang yang diberikan untuknya apalagi black card yang sudah ada ditangannya saat ini.

"Sayang, pokoknya ini terserah kamu, mau kamu beliin apa."  Andhara pun sangat  gemas melihat keluguan anaknya itu.

"Ihh Lula, itu sudah sesuai tahu! Pokoknya Lula bebas memakai uang itu. Kalau Lula mau beli toko baju sama isi-isinya juga tidak masalah!" balas Byan mencoba mengusulkan bagaimana cara menghabiskan uang jajannya itu. Lula pun langsung terkejut sementara yang lain tertawa melihat bagaimana ekspresi princess mereka saat ini. Mereka yakin Lula adalah tipe cewek yang tidak suka menghambur-hamburkan uang. Tapi mulai sekarang mereka akan membuat Lula menjadi seorang ratu di keluarga mereka.

"Iya, kalau masih kurang mintak aja ke kakak!" ucap Rian lembut.

"Iya kalau masih kurang mintak ke ke kakak juga ya," sambung Lio tak kalah semangat.

"Iya, kalau kurang bilang ke kakak ya sayang." Adit pun juga tak mau kalah dengan saudaranya yang lain.

"Astaga kak ini saja sudah sangat banyak." balas Lula menolak dengan halus.

"Pokoknya kalau kurang kamu mintak ke kakak ya!" Ucap Rian sedikit memaksa adiknya itu.

"Apa daya kita yang belum kerja," lirih Byan dan Azka bersamaan.

Lula pun hanya mengiyakan dan terpaksa menerimanya walaupun ini semua sangat berlebihan menurutnya.

"Senang deh Mama sama Papa pergi," ucap Azka tiba-tiba.

"Lah kok gitu sih, Azka senang ya Papa sama Mama pergi. Jahat banget sih." Balas Andhara.

"Iya Mah, jadi Mama sama Papa enggak bakal memonopoli Lula lagi," jelas Azka yang juga disetujui oleh yang lainnya. Sedangkan Papa dan Mamanya hanya terkikik geli melihat tingkah yang sangat jarang ditunjukkan oleh mereka semua.

"Cemburu banget sih. Baru sama Mama dan Papa, apalagi Lula punya pacar nanti," cibir Abraham kepada putranya.

"Pokoknya Lula enggak boleh pacaran!" Balas mereka serentak.

   Lula pun hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kekanak-kanakan kakak-kakaknya itu.

"Oh iya Ma, pah. Di Amerikanya berapa lama?" tanya Rian yang ingin memastikan.

"Belum pasti sih. Soalnya perusahaan kita yang di sana agak bermasalah jadi mungkin agak lama."

Yang lain pun merasa sangat senang sekarang. Karena mereka akan puas bersama adik manis mereka.

"Besok Lula perginya pakai dress yang Mama beli kemarin ya!"

"Lah bukan dress punya Mama kan?" tanya mereka serentak.

"Ya enggaklah. Jadi kemarin pas Mama Shopping, Mama melihat dress cantik sekali. Berhubung Mama naksir ya sudah Mama beli aja deh walaupun enggak tahu siapa yang bakalan memakainya, dan ternyata tidak sia-sia Mama membeli dress itu. Karena Lula yang bakalan memakainya. Oh iya dressnya sudah Mama masukin ke lemari kamu sayang. Besok Mama  sama Papa mau ke bandara, jadi besok Mama mau kalian semua anterin Mama sama Papa ya."

"Iya mah," balas mereka serentak

"Ya sudah sekarang kalian tidur gih," ucap Abraham.

Mereka pun pergi ke kamar masing-masing yang berada dilantai dua, kamar mereka memang saling berdekatan, dan kamar Lula berada ditengah-tengah kamar mereka.

"Gnight queen."

"Gnight adik kakak."

"Mimpi indah sayang."

"Jangan lupa baca doa."

"Jangan lupa mimpiin kakak."

"Jangan lupa mimpiin kakak juga." Ucap ketujuh pria tampan itu sebelum memasuki kamar mereka masing-masing.

"Gnight kakak Lula tersayang," balas Lula sambil tersenyum. Mereka semua pun sudah memasuki kamar masing-masing dan bersiap siap untuk tidur.

....

Bayangin aja dulu berada diposisi Lula. Rela deh ga punya pacar 🤧🤧

1
S. M yanie
semangat...
Dedean: Hwaa makasih kak♥️♥️
total 1 replies
horasios
😢Saya menangis ketika membaca bagian yang menyedihkan dari novel ini.
Dedean: Hwaaa iya sad banget :(😿😿😿
total 1 replies
paulina
Buat yang suka petualangan, wajib banget nih baca cerita ini!
Dedean: Hwaaa bener banget kak jangan lupa baca terus yaa😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!