NovelToon NovelToon
Transmigrasi Chantika

Transmigrasi Chantika

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / CEO / Beda Usia / Kebangkitan pecundang / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:188.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Chryssa_Dike

Chantika Anastasya gadis berusia 17 tahun yang meninggal karena rem mobilnya blong yang menyebabkan ia menabrak truk yang ada di depannya.

Bukannya mencari pertolongan, ia malah tersenyum senang karena ia pikir setelah ini ia akan pergi ke surga dan melepaskan semua beban yang sudah ia pikul selama ini.

"Syurgaa.....I'm coming"

Tapi bukannya ke surga, chantika malah terjebak di tubuh gadis culun yang ternyata memiliki masalah hidup yang cukup berat dan rumit.

Lalu apakah Chantika kuat menjalani kehidupan barunya dengan semua masalah yang ada?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Sehabis menebus obat, Marka dan sang istri langsung pulang. Sesampainya di rumah dia langsung menggendong sang istri dan membawanya ke kamar mereka berdua.

Saat hendak pergi untuk membelikan sang istri makanan, tiba-tiba tangannya dicekal oleh seseorang.

"Mass" ucap Chaca parau. Marka yang mendengar panggilan dari sang istri pun langsung menoleh.

"Kenapa? Ada yang sakit?" tanya Marka. Chaca yang ditanya hanya menggeleng pelan.

"Mau dipeluk mas aja, jangan tinggalin Chaca"

"Sebentar ya, saya mau beliin kamu bubur"

"Nanti aja, sekarang Chaca mau tidur peluk mas aja ya" ucapnya dengan suara seraknya.

"Tapi kamu belum makan"

"Nanti aja makannya, sekarang mau tidur dulu"

"Ya sudah kalau begitu, sini peluk saya" ucap Marka sambil membuka tangannya. Chaca sendiri yang melihat itu langsung masuk kedalam pelukan sang suami dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya.

***

Pagi ini Marka bangun terlebih dahulu sebelum sang istri. Setelahnya ia langsung menempelkan tangannya di dahi sang istri untuk mengecek apakah masih demam atau tidak.

'ahh masih lumayan panas'

Akhirnya ia memilih untuk pergi ke depan komplek membeli bubur untuk mereka sarapan. Sesampainya di depan komplek ia pun langsung memesan dua porsi bubur. Setelah selesai membeli Marka pun bergegas pulang dan menuju kamar sang istri untuk membangunkannya sarapan

"Cha, ayo bangun sarapan dulu" ucap Marka membangunkan sang istri.

"Hmm?" gumam Chaca

"Ayo makan dulu, habis itu tidur lagi"

"Nanti aja, Chaca masih ngantuk" ucapnya setengah sadar.

"Nggak boleh nanti-nanti, yang ada kamu malah nggak sembuh-sembuh. Udah sekarang ayo makan. Kan kemarin malam kamu nggak mau makan" ucap Marka sambil mendudukkan sang istri diatas ranjang. Setelahnya ia pun memberikan semangkok bubur pada sang istri

"Ini" ucap Marka sambil memberikan mangkok milik Chaca, Chaca pun menerima mangkok yang diberikan sang suami.

Chaca terpaksa memakannya, ia memakannya dengan wajah kurang berselera, mulutnya terasa pahit, makanan terasa sangat hambar yang membuatnya ingin memuntahkan semua makanannya. Kepalanya juga pusing bukan kepalang.

"Sudah" ucap Chaca sambil menyerahkan mangkuknya pada sang suami.

"Belum, kan kamu masih makan 2 suap saja"

"Udah, rasanya hambar mau mual"

Tidak mau banyak bicara Marka pun langsung menyendokkan bubur dan mengarahkannya didepan mulut sang istri

"Ayo buka mulutmu"

"Ihh nggak mau" ucap Chaca sambil menggelengkan kepalanya.

"3 suap saja, setelah itu minum obat dan kamu bisa tidur lagi" bujuk Marka

"Nggak mau"

"Ayo Cha, emang kamu mau sakit terus?"

Chaca yang ditanya pun hanya menggeleng pelan.

"Makanya makan 3 suap lagi ya, biar kamu cepat sembuh" Akhirnya Chaca pun menuruti perkataan sang suami.

"Janji 3 suap aja ya" ucap Chaca sambil mengangkat jari kelingkingnya.

"Iya cha janji"

Setelahnya Marka pun menyuapkan bubur tadi kepada sang istri. Dan tidak lupa memberikan obat yang sudah ia tebus di apoteker kemarin.

Saat sang istri sudah tertidur Marka pun memilih untuk mengerjakan semua pekerjaan yang sudah dikirimkan oleh sang sekretaris barusan.

Ketika sedang asik mengerjakan semua laporan di laptopnya tiba-tiba handphone miliknya berbunyi dan menandakan adanya telpon yang masuk. Marka yang mendengar itu pun menoleh pada handphonenya dan melihat siapa yang menelpon

Saat tau siapa yang menelpon ia pun langsung mengangkatnya.

"Mark!!" ucap orang dibalik telephone dengan sedikit berteriak

"Ada apa sayang, kenapa teriak-teriak hmm?"

"Ya kamu, dari kemarin aku chat nggak dibales-bales"

"Benarkah?" tanya Marka penasaran

" Ahh iya aku lupa, dari kemarin aku tidak sempat membuka handphone, maaf ya sayang" lanjut Marka saat ingat kemarin ia tidak sempat membuka handphone.

Mendengar jawaban Marka barusan, Yura pun hanya bisa tersenyum getir.

'Ternyata kau sudah mulai melupakan ku ya' batin Yura.

Merasa jawabannya tadi tidak mendapatkan balasan, Marka pun mulai membuka suaranya lagi. Ia takut sang kekasih marah akan hal itu.

"Maaf ya sayang, aku bener-bener minta maaf, aku nggak bermaksud buat nggak bales chat kamu kemarin" ucap Marka pada orang dibalik telpon

"Oke aku maafin, tapi sebagai gantinya kamu harus anterin aku buat beli tas nanti sore"

"Jangan hari ini, besok aja ya sayang" bujuk Marka.

"Kenapa nggak bisa?"

"Chaca hari ini sedang sakit sayang, aku nggak bisa tinggalin dia sendirian di rumah" ucap Marka

'Bahkan sekarang Marka terdengar sedikit khawatir pada istrinya. Apakah dia benar-benar sudah menaruh hati pada istrinya ya? Apakah aku terlalu jahat karena sudah menjadi selingkuhan suami orang' batin Yura.

"Ya sudah kalau begitu tidak perlu antar aku, kamu bisa rawat istri kamu aja sampai dia sembuh"

"Titip salamku pada istrimu ya, semoga dia sembuh"

"Kalau begitu aku tutup telponnya ya" lanjut Yura.

"Iya, terimakasih ya atas pengertianmu sayang"

Setelah mengucapkan itu Marka langsung mematikan telponnya dan memilih untuk melanjutkan mengerjakan pekerjaannya.

***

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, yang artinya sebentar lagi waktunya makan malam. Chaca masih damai dalam tidurnya sedangkan Marka baru saja mengakhiri sesi bekerjanya. Dan mulai mendekat pada sang istri.

"Chaca bangun yuk, udah sore"

"Hmmm?" gumam Chaca.

"Ayok bangun, makan dulu"

"Makan apa?" tanya Chaca sambil bangun dari tidurnya.

"Bubur?"

"Nggak mau, bubur rasanya nggak enak"

"Lalu kamu mau makan apa?"

"Ramyeon" ucap Chaca semangat.

"Ramyeon yang memiliki rasa sangat pedas" ucap Chaca lebih antusias lagi

"Nggak boleh, kamu masih sakit, jadi nggak boleh makan itu" ucap Marka saat tau apa yang ingin dimakan sang istri.

"Ayo lah mas, kan cuma ramyeon aja, boleh ya?" bujuk Chaca memelas.

"Nggak boleh Chaca, nurut ya"

"Sekali aja, plisss"  ucapnya dengan aegyo mematikannya.

"Tetep nggak boleh"

"Ya sudah kalau tetep nggak boleh, Chaca nggak mau makan" ucapnya sambil membelakangi Marka.

"Chaca ayo lah" bujuk Marka frustasi

Chaca tetap diam tidak mau menyetujui bujukan sang suami, karena sekarang ini ia benar-benar sangat ingin makan ramyeon, makanya ia tetap dalam pendiriannya.

"Ya sudah iya, kamu boleh makan ramyeon tapi tidak untuk yang pedas" final Marka

"Ihh aku kan maunya yang pedas! Gimana sih" ucap Chaca jengkel.

"Iya atau tidak sama sekali?" ucap Marka pada sang istri. Chaca pun langsung mengerucutkan bibirnya jengkel.

"Yaudah iya, nggak pedes" ucap Chaca sedikit tidak ikhlas.

Chaca sebenarnya ingin makan makanan pedas agar bisa mengurangi rasa pusing di kepalanya sekarang ini. Tapi karena sang suami tidak mengizinkannya, akhirnya ia pun memilih mengalah saja, daripada tidak makan ramyeon sama sekali.

"Ya sudah kamu tunggu disini biar saya buatkan" ucap Marka sambil berjalan keluar kamar.

"Ettsss" cegah Chaca sambil memegang tangan Marka yang akan keluar kamar.

"Kenapa lagi? Katanya tadi mau dibuatin ramyeon" tanya Marka bingung.

"Ihhh Chaca maunya ramyeon yang di supermarket"

"Kan sama aja Cha, yang di rumah juga beli di supermarket"

"Bukan itu maksudnya, Chaca maunya kita makan ramyeonnya di depan supermarketnya" jelas Chaca pada sang suami.

"Cha, kamu kan masih sakit, nanti kalau kamu keluar yang ada badan kamu demam lagi karena kena angin"

"Enggak badan Chaca udah nggak panas mas, besok juga udah bisa sekolah kayak biasa. Nih kalau nggak percaya, coba mas cek dahi Chaca" ucap Chaca sambil mengambil tangan sang suami untuk ditempatkan di dahinya.

1
Land19
huhuuuu...
Land19
huhuh wajar sih bumil ngrasain yg namanya ngidam. tapi harusnya ngidamnya ga kaya gitu banget lah Thor .
Land19
paling enak punya temen yg kalo ngomong tuh nyablak . sefrekuensi LG beuh
Atmita Gajiwi
/Kiss//Rose//Good//Heart/
Land19
haduuuhh rakus amat sih...
Land19
Alhamdulillah lebih baik sadar diri yah ra, dari pada disadarin paksa yg ada nanti makin menjadi-jadi
Happy Family
ceritakan pun kau tak percaya
Happy Family
Taikkkkkkkkk
Land19
koala ga tuh
Land19
hadududududuuddduuuuh
Happy Family
bab² anak2 disisihkan... tidak dipercaya.. tidak disayang...selalu meleleh air mata aku... aku tau rasanya tidak dipercaya .. disindir..sedangkan tidak tahu salahnya dimana... selalu dlm keriuhan berasa sendiri...
Land19
nah loh bentar LG masuk keperangkapnya
Land19
gue suka gaya Lo cha
Land19
ngakak beuh🤣🤣🤣🤣🤣
Land19
tuh emak bapa nya ga curiga kalo anaknya ko ada perubahan fisik greget banget yah
Land19
Halah Podo wae geblege...
EMG di sekolah ga Ono cctv apa
Nur Viana
semoga saja mati itu chacah biar orgtuaya menyesal
Nur Viana
org tua ya tega bageya
Daniela Whu
lama amat matix kan transmigrasi cantika judul x tp yg di bahas chacha mulu.. keluarga x penuh kasih syang cuma kurang perhatian sj la dimana letak segala permasalahan x
Meyla
👍🏼👍🏼👍🏼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!