NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3 Berkenalan

Rangkaian acara telah selesai kini sebagian besar mahasiswa telah meninggalkan gedung kecuali beberapa pengurus inti serta Candra, Gisel dan Karin.

Seperti yang dikatakan Candra sebelumnya Ia ingin mengenalkan teman barunya kepada kakaknya dan teman-teman kakaknya walaupun kini didalam ruangan tersebut kakaknya sudah tidak ada karena telah pergi beberapa saat lalu yang bahkan acara sedang berlangsung.

“Kak…” Panggil Candra pada beberapa pria yang kini ada didepannya.

“Hai Can, Weh bareng cewe nih” jawab Riza salah satu teman kakaknya.

“Hai Kak Riza udah sembuh?” Tanyanya, pada Riza yang sebelumnya dikabarkan sedang sakit.

“Iya kalau belum sembuh dia nggak disini dong Can” Jawab Jeno yang fokus pada ponselnya.

“Oh iya kenalin nih teman baruku, kita sekelas” Candra memperkenalkan Gisel dan Karin

“Wahh sepertinya sebelumnya kita pernah ketemu” Juan menyambut dengan senyum ramah pada keduanya,

Sebelumnya mereka bertemu di kantin namun tidak berbicara banyak karena fokus pada makanan, bahkan yang berinteraksi pada keduanya hanyalah Jeno

“Halo, Gue Riza, dan ini Jeno sama Juan, tapi mereka bukan kembar yah” Riza memperkenalkan keduanya sembari mengulurkan tangannya.

Gisel dan Karin bergantian mengulurkan tangannya kepada ketiga pria tersebut sembari menyebutkan Namanya.

“Oh iya selamat datang juga yah di BEM kampus Bunga Bangsa, kita sangat mengharapkan kinerja kalian” sambung Riza, Ia juga merupakan wakil anggota BEM dan Counter Haikal jika sedang emosi.

“Oh ya kak, Kami berdua kan masuk dalam bidang pemberdayaan anggota itu gimana yah kak?” Tanya Gisel, pasalnya Ia yang sering aktif diorganisasi saat dibangku SMA baru mendengar ada bidang tersebut.

“Oh jadi kebetulan bidang itu ada dibawah naungan Juan, jadi kalian akan ada setim selama berkegiatan dalam BEM” Jelas Riza

“Jadi Pemberdayaan anggota itu, Kita bertugas untuk peningkatan mutu setiap bidang terutama pada saat kegiatan, selain itu di bidang ini juga kita akan selalu berpartisipasi dalam setiap bentuk kegiatan yang berhubungan dengan BEM” Juan menjelaskan apa yang dipertanyakan Gisel

“Oh iya, kalian juga bisa simpen nomor Gue kalau mau ditanyain langsung ke Gue aja” Jawab Juan santai

“Modus Lu kan?” Jeno mengejek Juan.

“Dan kalian harus perhatiin rules yang ada di kesepakatan anggota kalau nggak mau berurusan dengan Haikal” Jelas Juan, Ia tidak ingin kedua anggotanya ini bermasalah dengan Haikal,

Apalagi Ia tidak tahu kini apa yang sedang mengusik Haikal mengenai salah satu anggotanya itu yang baru saja datanya dicari tahu olehnya.

“Iya kita paham kok kak,” Jawab Gisel yang di angguki pula dengan Karin.

Setelah mengobrol mereka juga bertukaran nomor telepon, bukan karena modus, mereka berpikir bahwa berada dilingkungan yang sama nggak ada salahnya kan tukeran nomor, apalagi Gisel dan dan Karin yang akan menjadi bagian dari keanggotaan yang dipimpin oleh Juan.

.

Disisi lain kini ada tiga orang Mahasiswa yang sedang berdebat persoalan buku mana yang akan mereka gunakan sebagai referensi tugas dan topik yang akan mereka gunakan. Namun yang berdebat hanyalah dua orang sedangkan yang satunya sibuk memperhatikan keduanya, Ia ingin melerai namun bingung bagaimana caranya.

“Eh Jigar Lu kenapa sih?, Nggak mau ngasih ide gitu?” Nia kesal melihat Jigar yang hanya menatap keduanya.

“Iya nih, gimana Lu mau ikut pendapat Gue apa Nia?” Wina juga ingin mendengar pendapat Jigar.

“Gue sebenarnya tidak begitu setuju dengan pendapat kalian berdua” Jawabnya dengan cengiran bersalah

“Ya udah Lu maunya judulnya gimana?” Tanya Nia.

Nia dan Wina sama-sama mempunyai perawakan yang tidak jaim, dan itu membuat Jigar sedikit tertekan berada diantara keduanya.

“Ko Lu diam sih?’ Nia kesal dengan Jigar yang hanya diam tidak menjawab pertanyaan Wina.

“Gini yah, Judul yang Gue pikirin agak bertolak belakang nih sama Kalian berdua jadi kalau kalian nggak suka, Gue nggak maksa” Jigar tidak ingin ambil resiko berdebat dengan keduanya.

“Nih, Gimana kalau kita membedah konspirasi Alien aja, kan buku tentang alien juga banyak” Jawab Jigar dengan muka meyakinkan.

“Gila yah, Gue aja masuk jurusan ini dipaksa yah, jangan buat Gue makin emosi Lu” kesal Nia yang memberikan tatapan tajam pada Jigar.

“Jigar, Lu bukan dari planet lain kan yang lagi nyari teman Lu” Wina juga ikut kesal dengan ide Jigar.

Mereka merupakan mahasiswa Geografi semester awal, yang mendapatkan tugas mata kuliah memilih salah satu mata kuliah lain yang berhubungan dengan Geografi. Namun dengan konyolnya jigar memberikan saran untuk membedah konspirasi Alien.

“yah, kan kalian nanya saran, Gue juga nggak yakin tapi itu doang yang keluar dari kepala Gue” Jigar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Udah ah, mending cari yang lain. Kayanya kalau berteman sama Jigar kita juga bisa berpikir kalau Alien itu ada” Kesal Nia lalu kembali fokus pada laptop yang ada didepannya.

Mereka pun kembali mencari topik yang bagus untuk diangkat dan beberapa saat kemudian ponsel Jigar berdering. Ia segera mengangkatnya tanpa melihat siapa yang memanggil

“Halo kenapa?”

Nia dan Wina yang fokus pada laptop sedikit teralihkan perhatiannya pada Jigar yang mengangkat telpon

“Gue nggak mau, Gue mau fokus belajar nggak usah maksa Gue jadi anggota BEM segala” ucapnya lalu mematikan ponselnya.

Entah dengan siapa Ia melakukan panggilan, namun Wina dan Nia ikut penasaran, pasalnya pendaftaran BEM sudah berakhir kemarin, namun kenapa Jigar baru mendapatkan panggilan untuk anggota BEM.

“Lu daftar BEM gar?” Tanya Wina

“Nggak, itu teman Gue yang maksa. Dia masuk BEM karena suka bergaul sama teman-teman kakaknya” Jigar tampak kesal dan kembali pada bukunya.

Wina dan Nia pun kembali fokus pada laptop pasalnya Jigar kini tampak benar-benar kesal, walaupun mukanya tetap lucu.

.

Gisel yang menunggu kakaknya menjemput sudah sedikit jenuh, entah kenapa kakaknya itu sekarang telat menjemputnya.

“Mau bareng nggak?” Juan yang tidak sengaja melihat Gisel menawarkan tumpangan

“Eh kak Juan, nggak Kak Gue lagi nungguin kakak Gue, tadi katanya udah dijalan” Jawab gisel dengan ramah.

Namun Juan yang tidak tega melihat Gisel menunggu sendiri memarkirkan mobilnya tidak jauh dari sana dan turun untuk menemani Gisel menunggu kakanya yang katanya sudah dijalan.

“Loh kok Kak Juan turun?” tanya Gisel dengan tidak enak

“Lu risih nggak kalau Gue temenin tunggui kakak Lu, soalnya Gue nggak tega liat Lu nunggu sendirian” Juan duduk disamping Gisel.

“Yah ngga papa sih kak, Cuma nggak enak aja nanti ganggu waktunya kak Juan lagi” Gisel sebenarnya juga tidak enak apalagi setelah mengetahui ketenaran Juan dan ke tiga temannya.

“Yah siapa suruh Lu udah kenalan sama Gue, jadinya kan Gue nggak enak biarin Lu sendirian” jawabnya santai dengan senyum tipisnya

“Pantesan yah banyak yang suka orang emang seganteng ini sih” Gumang Gisel dalam hati sembari menganggukkan kepalanya.

Tring’ bunyi panggilan masuk pada ponsel Gisel

“Halo, Kakak Dimana kok tumben lama banget” tanya Gisel

“Maaf yah, Kakak harus kembali ke rumah sakit soalnya pembimbing koas kakak tiba-tiba pingsan dan ada beberapa pasien yang harus ditangani” jawab Mark dibalik telpon

“ya udah, Gue balik sendiri aja yah” Jawab Gisel lalu panggilan terputus.

“Nggak jadi dijemput?” Tanya Juan

“Iya kak, Kakak Gue soalnya lagi koas di rumah sakit, terus dokter pembimbingnya sakit jadi dia harus gantiin beberapa jadwal pembimbingnya.

“ya udah Gue antar aja pulangnya” tawar Juan.

Gisel yang tidak enak karena Juan telah menunggunya tidak menolak tawaran juan lagi, walaupun Ia sedikit was-was dengan apa yang akan terjadi jika Ia dilihat orang-orang pulang bersama Juan.

.

Haikal yang kini menatap Selin yang berbaring lemah diatas ranjang rumah sakit sedikit iba, bagaimana pun Ia pernah menjadi bagian dari kisa hidup Haikal

“Kal, Lu nunggui Gue?” Tanyanya dengan wajah lesu

“Gue ngga suka Lu berbuat seperti ini, dan Gue nggak akan bertanggung jawab dengan apa yang Lu alami sekarang” ucapnya lalu meninggalkan ruangan Selin.

“Sampai kapanpun tidak akan ada yang berubah Kal, Aku nggak akan biarin Kamu lepas dari Aku, dan Aku yakin kamu selalu peduli denganku” Selin tersenyum dengan paksa.

Ia tidak akan melepaskan haikal apapun alasannya.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!