CINTA UNTUK NATALIA

Beruntung dengan keseriusannya dalam mengerjakan tugasnya sebagai staf divisi perencanaan struktur, membuat Natalia melupakan ketidaksopanannya pada Presdir perusahaan, meski masih merasa bersalah. Semua staf di divisi Natalia, semua sedang sibuk di depan komputer masing-masing. Hari ini tidak ada yang tugas lapangan atau luar kota. Sementara itu

Pak Hendra keluar dari ruangannya, lalu memberitahukan kepada anak buahnya supaya semua tim divisi mempersiapkan diri untuk meeting dengan Presdir besok jam sepuluh pagi.

"Maaf pak, apa memang besok semua anggota tim kita harus ikut meeting?" Sela Natalia.

"Betul, tanpa terkecuali." Jawab pak Hendra.

" Siap pak." Sahut Maya antusias. Ia senang sekali besok bisa meeting dengan Presdir idolanya. Kesempatan bisa puas melihat wajah tampan bosnya dan suara bosnya yang enak didengar, itu menurut Maya yang menganggap sempurna semua yang ada di diri presdir.

Meski begitu Maya tidak memiliki perasaan semacam cinta pada bosnya. Ia hanya sebatas kagum akan pesona Presdir. Maya hanya cinta pada Seno kekasih yang dipacarinya sejak kuliah. Dan mereka berdua sudah berkomitmen untuk tahun depan menikah.

"Lalu apa materi yang kita bahas besok pak? Tanya pak Hasan.

"Sepertinya ada proyek baru." Jawab pak Hendra.

Natalia menghela nafas berat. Setelah pertemuan pagi tadi, sepertinya selanjutya akan ada pertemuan-pertemuan dengan Presdir yang tidak bisa dihindarinya.

****

Menjelang jam dua belas malam, Yosef belum bisa tidur juga, memikirkan rencana proyek pdktnya kepada Natalia. Yosef tersenyum sendiri ingat nama proyek baru untuk pertemuan besok dengan divisi perencanaan struktur yang iseng disebut Jimmy sebagai proyek pdkt (pendekatan) sang Presdir.

Merasa haus yosefpun bangun dari posisi berbaring ya. Mengambil gelas berisi air putih yang ada di atas nakas samping tempat tidurnya. Sambil minum, ia berjalan ke pintu menuju balkon kamarnya. Matanya mengamati suasana malam yang sunyi. Pandangannya tertujuh ke arah kolam renang. Sejenak ia menajamkan pandangannya ke sosok yang duduk di kursi taman dekat kolam renang. Setelah tahu siapa yang duduk dekat kolam renang, Yosef bergegas keluar kamar untuk menemui Reno yang kelihatan sedang melamun.

Dengan langkah pelang Yosef mendekati Reno.

"Belum tidur Ren" Sapa Yosef begitu dekat dengan Reno. Reno yang saat itu sedang melamun terjingkat kaget mendengar suara Yosef yang menyapanya.

" Kau bikin kaget saja, tiba-tiba nongol." Sahut Reno memegang dadanya.

Yosef terkekeh, "Ah, kamu saja yang skeasyikan melamun sampai ga dengar aku menghampirimu."

Yosef duduk di samping.

"Sepertinya kamu ada persoalan serius." Maaf kalau aku kepo. Bagaimanapun kita saudara. Aku perduli dengan dirimu." Kata Yosef yang bersimpati pada sepupunya.

Yosef tersenyum."Trima kasih Yos, aku hanya ingin sejenak menikmati keheningan malam ini. Rasanya tenang."

Yosef membenarkan perkataan Reno. Yosef mamandang langit yang malam itu kelihatan ditaburi bintang-bintang yang terlihat seperti titik cahaya akibat jarak yang begitu sangat jauh dari bumi.

"Bagaimana hubunganmu dengan karyawan kita yang disebut papamu? Tanya Yosef melihat ke Reno.

Reno menoleh ke Yosef dbil mengernyitkan dahinya.

"Sorry kalau malam ini aku terlihat lancang." Ucap Yosef.

Reno kembali mengarahkan matanya ke depan.

"Aku tidak memiliki hubungan dengan gadis itu. Aku memang suka sejak pertama kali melihat Natalia. Oh ya nama gadis itu Natalia."

Dada Yosef terasa sesak saat tahu gadis yang disukai sepupunya adalah gadis yang juga disukainya.

Aku selalu ingin dekat dengan Natalia. Terasa bahagia tiap melihat senyumnya dan ngobrol dengannya." Rena membuang nafas kasar. Dan iapun melanjutkan pembucaraan tentang Natalia.

Tapi Natalia hanya menganggap aku kakak dan temannya. Ia sedikitpun tidak memiliki perasaan cinta kepadaku."

"Mengapa kamu menyerah begitu saja tanpa berjuang untuk membuat gadis itu suka padamu." Tanya Yosef penasaran.

" Percuma kalau ujungnya papa mama ga setuju. Aku tidak mau papa mama mengusik kehidupan Natalia kalau aku memaksakan diri untuk mendapatkan cintanya. Jadi lebih baik kalau aku kembali membangun hubungan dengan Siska. Toh aku dulu sempat memiliki perasaan suka padanya." Jawab Reno.

Tiba-tiba Yosef merasa rasa sesak dihatinya menghilang begitu saja. Ada perasaan lega karena ternyata Natalia tidak pernah membalas cinta Reno.

Yosef menghela nafas lega.

"Semangat bro, semoga kamu mendapat kebahagiaan bersama Siska. Seperti yang mama papamu katakan kalau Siska memang gadis baik. Aku jamin itu. Okey, sudah mau dini haru, aku mau tidur duru."Kata Yosef memberi semangat. Lalu pergilah kembali ke kamarnya.

"Thanks bro." Sahut Reno dengan perasaan yang lega.

Di atas ranjangnya Yosef tidak bisa langsung tidur. Ia tersenyum lega ingat pengakuan Reno yang tidak memiliki hubungan cinta dengan Natalia. Dengan mantap besok ia akan memulai proyek pdkt nya.

Jam 6.00 wib, Yosef sudah bangun dan langsung berolahraga di balkon kamarnya. Cucuran keringat semakin menambah kesan maskulin dalam diri Yosef.

Setelah menyudahi olah raga singkatnya diteguknya jus buah murni tanpa gula yang terletak di meja kecil di balkonnya.

Setelah dirasa keringatnya sudah mengering, Yosef beranjak ke kamar mandi karena ia harus segera pergi ke perusahaannya.

Yosef turun ke lantai satu rumah orang tuanya dengan penampilan yang sudah rapi dengan setelah kemeja dan jas warna favoritnya.

"Pagi Pi, mi." sapanya pada mami papinya yang sudah menunggunya untuk sarapan.

"Pagi Yos." Sahut papa mamanya.

Yosef mengambil tempat duduk di dekat papanya.

"Kamu mau langsung sarapan atau nunggu yang lainnya? Tanya mami Sefa pada Yosef. Ia tidak mau putranya terlambat masuk kerja karena menunggu Reno dan papa mamanya yang belum turun dari kamar mereka yang terletak di lantai dua, untuk sarapan.

"Aku sarapan dulu ya mi, nanti jam 10 Yosef ada meeting dengan salah satu divisi di perusahaan." jawab Yosef, lalu mengambil bubur quaker oats yang menjadi menu sarapannya pagi ini.

Yosef benar-benar menjaga pola makannya.

Quaker oats adalah menu yang sehat untuk sarapannya,selain ada roti gandum, buah dan telur.

Sementara majan, Yosef merasa maminya memperhatikannya dengan serius.

"Ada apa sih mi, kok lihatin aku segitu amat? Pasti mami mengagumi ketampananku yang hakiki ini." Ucap Yosef dengan menaik turunkan alisnya.

"CK, kamu ini narsis sekali. Bagi mamimu, pria Aling tampan di dunia ini hanya papimu." Sahut papi Abraham yang ternyata narsisnya Nurin ke Yosef.

Mami Sefa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kenarsisan suami dan anaknya yang memang baginya paling tampan seantero Indonesia. Hehe...belum sampai seantero dunia. Karena mami Sefa tidak mau tertular kenarsisan suami dan anaknya itu.

"Iya sih Yos. Mami lihat pagi ini kamu kelihatan ganteng Sekai. Ditunjang dengan penampilanmu dan harum parfummu. Mami jamin pasti hari ini setiap wanita yang memandangmu terpesona." Kata mami Sefa.

"Eh...doanya jangan semua wanita mi. Aku hanya mau satu wanita saja yang terpesons padaku." cebik Yosef.

"Memangnya siapa satu wanita itu? Apakah mami sudah memiliki calon menantu?" Goda mami Sefa.

"Ada deh."Sahut Yosef dengan beranjak berdiri setelah menghabiskan makanannya.

Lalu diciumnya kening papi mamnya.

"Yos jangan lupa kenalkan wanita itu pada mami!!" Seru mami Sefa yang dibalas dengan Yosef mengacungkan ibu jarinya.

.