NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Cinta Terlarang
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bocah Pencari Madu

Kerajaan Erundil merupakan kerajaan termakmur yang dipimpin oleh seorang Raja bernama Alvart Raelys. Raja Alvart Raelyst terkenal akan kewibawaannya sedari muda.

Dia berambut perak dengan warna iris sebiru lautan. Alvart Raelyst menjadi di nobatkan menjadi Raja, sejak usianya yang ke-19 tahun. Setelah perselisihan atas perebutan kekuasaan dari keempat saudaranya.

Raja Alvart Raelyst dianugrahi seorang Putri setelah 15 tahun pernikahannya. Putri tersebut bernama Andralia Raelyst. Andralia, tumbuh dengan manjaan Para Pelayan. Apapun keinginannya, akan selalu dikabulkan oleh mereka, begitupun dengan Ayahnya.

Alvart Raelyst, untuk pertama kalinya mendengar permintaan dari mulut putri kecilnya itu. Dia terkejut. Mendengar permintaan Sang Putri. Raja Alvart, menyerahkan permintaan itu kepada tangan kanannya, Kyle Beasley.

Kyle Beasley mulai melakukan penyusuran di beberapa panti asuhan terbaik Kerajaan. Dia tidak menemukan sesuai dengan kriteria yang diinginkan Andralia. Kyle, menemukan seseorang seperti kriteria, namun dia berusia 20 tahun. "Terlalu tua" Ucap Kyle meninggalkan Panti Asuhan itu.

Kyle mulai menjelajahi Panti asuhan lainnya di pelosok dekat dengan hutan. Berharap dia menemukan sosok seperti yang diinginkan Sang Putri.

Tiga minggu berlalu dengan sia-sia. Dia sengaja berjaga di post perbatasan hutan bersama beberapa Prajurit di sana. Memperhatikan satu, dua orang dewasa yang masuk ke dalam hutan.

"Apa yang mereka lakukan di hutan?" Tanya Kyle kepada Prajurit yang berjaga di sana.

"Mereka terkadang mencari rempah, sayuran, dan buah, Kolonel" Jawab Prajurit itu.

"Oh, apa kalian tidak pernah melihat anak-anak masuk ke dalam hutan?" Tanyanya sekali lagi.

Tiga Prajurit di sana saling melihat. "Keknya ada, Kolonel. Dia bocah pencari madu hutan. Tapi, akhir-akhir ini kita tidak melihatnya. Kita dengar, orang tuanya hanya tinggal ibunya. Orang tuanya itu, keras sekali. Dia bahkan pernah memukul anaknya di depan kami" Jelas Prajurit lainnya.

"Bocah itu, laki-laki atau perempuan?" Tanya Kyle tanpa ketertarikan sedikitpun atas kehidupan bocah pencari madu hutan itu.

"Laki-laki" Jawab Mereka.

Kyle melihat ke arah Prajurit itu dengan matanya yang berbinar. "Eh? Mata Kolonel yang mati itu, ber-berbinar?!" Tiga Prajurit itu membatinkan hal yang sama.

"Kalian, tau di mana rumahnya?" Tanya Kyle dengan cepat.

"Rumahnya? Kalau tidak salah,....." Prajurit itu menjelaskan dengan rinci rumah bocah pencari madu hutan itu kepada Kyle. Kyle dengan senang menuju rumah bocah itu.

Kyle termenung sejenak, melihat rumah yang dijelaskan oleh prajurit-prajurit itu. "Apa mereka membohongiku? Orang mana yang tinggal di tempat begini?" Kyle melihat gubuk kumuh yang penuh dengan tumpukkan kayu di halamannya dan jemuran ikan yang diasinkan.

Seorang wanita tiba-tiba keluar dari gubuk itu. Wanita itu, terkejut melihat adanya Kolonel yang ditakuti sepenjuruh Kerajaan ada di depan rumahnya.

Dia segera menghampiri Kyle.

"Selamat Sore, Tuan. Apa yang membuat Anda datang kemari?" Tanya wanita itu sambil mengerak-gerakkan telapak tangannya.

Kyle tidak menunjukkan ekspresi apapun. Dia melihat sekitaran halaman rumah wanita itu.

Wanita itu, merasa ketakutan. Jantungnya mulai berdentum dengan kencang dan dia berkeringat dingin.

"Aku mencari bocah laki-laki yang biasanya mencari madu hutan" Ucap Kyle.

DEGH!

"Sial! Apa yang di lakukan bocah terkutuk itu, sampai membuat Kolonel kemari?"

Mata Perempuan itu, terbelalak lebar. "Uh,.... Eh ada. Dia ada di dalam" Ucap wanita itu dengan gugup dan menunduk.

"Bawa dia kemari. Aku mau berbicara dengannya" Ucap Kyle.

Sebenarnya, jantung Kyle berdebar. Dia tidak sabar melihat bocah yang dia cari selama tiga minggu ini.

Wanita itu, berlari masuk ke dalam rumahnya. Dia melihat Lucian yang masih makan di sana sambil melihat seekor kucing.

Wanita itu, merebut piring yang masih berisi makanan bocah itu. Tentu saja, itu membuat Lucian terkejut. "Ibu, apa yang-" "PLAK!" Dia di tampar dengan keras.

Tamparan itu, membuat Lucian menunduk. Dia memegang pipinya yang terasa berat dan panas. Pipinya terasa tebal.

"BODOH! APA YANG KAU LAKUKAN SAMPAI MEMBUAT KOLONEL DATANG MENCARIMU?!" Bentak wanita itu dengan suara yang lirih.

Lucian melihat ke Ibunya. Dia tidak mengerti sedikitpun. Dia tidak merasa melakukan kesalahan apapun. Belum sempat Lucian bertanya, pergelangan tangan kurus Lucian, ditarik paksa oleh Ibunya. Cengkraman tangan Ibunya, membuat Lucian merasa kesakitan. Dia bahkan hampir jatuh terjungkal, karena tersandung.

Kyle melihat wanita itu kembali keluar dari gubuk usang itu sambil menyeret bocah laki-laki berambut hitam. Wanita itu terlihat kasar.

Lucian melihat wajah Kyle yang memiliki luka panjang di pipi kirinya. Begitu pula dengan Kyle. Dia merasa takjub melihat warna iris bocah itu yang berwarna sepekat darah.

"Siapa namamu?" Tanya Kyle.

Lucian didorong ibunya untuk menjawab. "Lu-Lucian!" Jawab Lucian.

"Apa benar kau yang biasanya mengambil madu di hutan?" Tanya Kyle.

Kedua mata Lucian, terbelalak lebar. Dia tau apa hukumannya apabila Kolonel mencari seseorang seorang diri.

Dia langsung berlari ke arah Kyle dan memeluk kaki Kyle dengan erat. "Maafkan Saya, Tuan! Saya mencari madu hanya agar bisa membantu Ibu saya agar bisa makan en-"

"HAH?! APA?! AKU TIDAK PERNAH MENYURUHMU MENCARI MADU! JANGAN BAWA-BAWA NAMAKU SIALAN!" Wanita itu marah.

Dan Kyle pun terkejut melihat apa yang terjadi.

"BAWA SAJA BOCAH PEMBAWA KESIALAN ITU KOLONEL! DIA MELAKUKAN SEMUANYA SENDIRI! SAYA TIDAK PERNAH MENYURUHNYA!" Wanita itu bertekuk lutut di hadapan Kyle, memohon.

Lucian, menatap Ibunya. Hatinya terasa sakit mendengarkan ucapan Ibunya. Matanya berair. "I..bu... Kenapa ibu berkata begitu?" Lucian mendekati Ibunya dengan langkahnya yang lemah.

Kyle merasa bersalah atas kedatangannya. Kedatangannya dimanapun, hanya membuat kesalahpahaman.

"Bocah, aku tidak berniat menghukummu. Ini adalah perintah Baginda Raelyst untuk mencari teman bermain Putri Andralia. Dengan syarat, kau harus bisa memanjat pohon dan tebing di hutan" Kyle menambahi keinginan Andralia dengan seenaknya.

Lucian langsung melihat ke arah Kyle. Begitu juga dengan wanita itu.

"Ti...tidak" Lucian menolak hal itu. Karena ucapan Kyle terdengar tak masuk akal.

"Ah! BAWA SAJA KOLONEL! APA SAYA AKAN MENDAPATKAN IMBALAN?!" Tanya Wanita itu dan air matanya menghilang dengan cepat.

Lucian, melihat wajah Ibunya yang senang.

"Aku tidak mau!" Tegas Lucian kepada Ibunya.

"Kalau kau menolaknya, aku tetap akan membawamu karena ini perintah Raja. Tidak ada yang namanya pencari madu hutan tak bisa memanjat pohon dan tebing. Saat kau gagal, aku tidak ragu menghunuskan pedangku" Ancam Kyle.

Sekujur tubuh Lucian bergetar.

Kyle tidak ingin membuang kesempatan emas itu. "Jarang ada rakyat biasa memiliki wajah yang menarik. Kalau saja bocah ini dirawat dengan benar, dia pasti akan memiliki wajah yang bagus dengan proporsi tubuh yang normal" Batin Kyle melihat Lucian yang terlalu kurus.

Sebenarnya, Kyle sudah lelah untuk bersantai. Dia ingin cepat-cepat kembali ke istana.

Pada akhirnya, Lucian terpaksa ikut dengan Kyle. Ibu Lucian dengan senang memainkan tangan-tangannya. "Berapa imbalan yang akan saya dapatkan?" Tanya wanita itu sekali lagi.

Kyle tidak menyukai wanita itu. "Berapa yang kau mau?"

"Sekotak emas dan berlian. Dan juga, beri saya nama" Wanita itu, meminta gelar dengan menjual Putranya.

Kyle mulai geram. Keningnya berkerut dan "SPLASH!" Dia menarik pedang miliknya. Menghunuskan pedang itu tepat di leher wanita itu.

Darah muncrat mengenai wajah Lucian. Lagi-lagi, kedua mata Lucian terbalalak lebar. Namun, ada satu yang berubah. Dia tidak menangis. Melainkan, menunjukkan senyuman lebarnya saat tubuh wanita itu terhempas ke tanah.

Kyle berharap bocah itu menangis. Tapi, melihat ekspresi Lucian, Kyle mengetahui ada yang tidak beres dengan bocah ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!