NovelToon NovelToon
SAY 'I Love You'

SAY 'I Love You'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / cintamanis / Teen School/College / Slice of Life
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ini adalah kisah dari beberapa karakter yang ditulis di satu novel.

Sebenarnya, apa itu Cinta dan bagaimana seseorang bisa saling mencintai? Bisakah dia menerima kekuranganku? Dan mampu kah aku menerima kekurangannya?

Mohon dukungannya ya teman-teman. Karya ini tidaklah sempurna tanpa saran dan komentar kalian♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ongkos

Ku kira sosok bernama Khanza ini hanya bermain-main dengan ucapannya. Dia sungguh menemaniku selama hampir seminggu ini. Karena dia, kelompok Clara tidak terlalu mengangguku. Meski begitu, dia membuatku bertanya-tanya.

[Kenapa kau mau berteman denganku?] Tulisku di noteku.

"Eung,.. karena kau tak punya teman"

Aku segera mengalihkan pandanganku. Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Dia mengambil noteku. Aku melihatnya. "Sekar, ajari aku bahasamu. Aku cape membaca terus" Dia selalu membuatku terkejut.

Aku tertawa kecil. Kembali menulis di noteku yang ku ambil balik. [Enakan ditulis. Kau akan sulit memahami kalau menggunakan bahasa isyarat] Tunjukku padanya.

Matanya menyipit melihatku. "Tulisanku jelek. Aku hanya ingin memahamimu. Kan kalau kita di sebrang jalan, masa kau harus menulis di baliho agar aku bisa membacanya" Ucapnya.

"Ekh, ahahaha" Aku tertawa karena leluconnya itu.

...----------------●●●----------------...

Kanza mulai belajar beberapa gerakan isyarat; mau kemana, ada apa, mau ke toilet, terima kasih, hati-hati, Ayah, Ibu, maaf, dan beberapa kata lainnya yang mudah. Meski terkadang, dia masih kurang tepat dalam peletakannya. Tapi, aku mengerti karena gerak bibirnya.

Dia mulai berani masuk kelasku saat kelasnya jam kosong dan kelasku tak ada guru. Dia melihat tulisan tanganku di binderku. Sesekali dia bertanya tentang apa yang ku tulis.

Jawabanku masih sama. [Aku menulis karangan novel] Jawabku di buku note.

Bibir Kanza terlihat membulat [O] "Kenapa tidak di ketik saja? Daripada dua kali kerja" Tanyanya membaca karanganku.

[Iya, nanti waktu di ketik, itu sudah revisian. Aku sering sekali tidak konsisten dengan alur novelku] Tulisku dan memberikan note ku padanya.

"Ya, ya. Itu bagus. Daripada tidak punya hobi sepertiku" Ucapnya dan terkekeh.

Aku kembali mengambil noteku. [Tidak ada yang tidak punya hobi. Mungkin, kau setiap harinya sibuk dan belum sempat melakukan hal yang kau sukai] Tunjukku padanya.

Dia mengangguk. Apa ucapanku benar?

"Hahhh..." Dia meletakkan kepalanya di mejaku dan melihat ke arahku.

[Kau kenapa?]

"Aku ingin jalan-jalan. Tapi, tidak ada teman yang mau denganku" Dia mengeluarkan suara layaknya tengah merajuk.

[Haha, tentu saja. Mereka semua takut dengan penampilanmu. Meski kau tampan, kau itu sedikit menakutkan.]

"Huh? Aku tampan?"

Aku mengangguk.

"Haha, memang aku ini tampan. Mereka yang menjauhiku hanya takut dengan penampilanku kan?" Dia mengulangi tulisanku.

[Ya, kau terlihat seperti pembully] Tulisku.

Dia hanya tersenyum dan mengambil noteku. Dia menulis disana. Tulisan tangannya tidak bagus. Tapi, aku bisa membacanya.

[Mau jalan-jalan denganku Minggu ini?] Tulisnya.

Aku melihatnya dan menulis lagi.

[Kemana? Dan mau ngapain?]

[Bioskop. Aku yang bayarin] Tulisnya.

Tak ada alasan bagiku menolaknya. Lagi pula, menonton bioskop tidak akan lama. Mungkin, mentok cuma 3 jam. Itulah yang ku kira.

Tapi, apa yang terjadi?

Hujan.

Hujan sungguh turun di panas-panasnya hari Minggu.

Aku melihat Kanza yang menggunakan Neckturtlenya, tengah mengosok rambutnya yang rapi. "Ah, aku tidak mengira hari ini akan hujan. Apa rumahmu jauh?" Tanyanya.

Aku mengeleng. [Aku bisa memesan taksi. Bagaimana denganmu?] Aku mengirimnya chating.

Dia segera membacanya.

"Taksi ya? Jangan sudah, mungkin hujannya akan redah sebentar lagi. Duduklah dulu. Aku pesankan minuman hangat" Dia memegang kedua bahuku dan mengarahkanku ke kursi terdekat. Dan menyuruhku duduk menunggunya disana.

Padahal dia tak perlu repot-repot begini, batinku saat melihatnya berlari ke sebrang jalan tempat cafe berada.

Aku melihat layar ponselku. Hampir jam 3 sore. Pakaianku terlalu tipis untuk hawa dingin. Aku sungguh tidak mengira akan turun hujan. Aku melihat Kanza yang baru keluar dari cafe itu. Dia menunggu jalan sepi kemudian menyebrang.

"Maaf, apa kamu menunggu terlalu lama?" Tanyanya.

Rambutnya terlihat berembun karena rintikan hujan yang menainya. Aroma parfumnya yang soft, tercium menyegarkan karena hujan ini.

Aku mengeleng. Dan menerima Cappucino panas yang baru dia beli. Aku membuka penutup cupnya. Aroma wangi, sungguh mengiyurkan. Aku menyeruputnya perlahan.

Perlahan, aku melihat ke arah Kanza. Ingin tau apa yang tengah dia lakukan sekarang. Mata kami bertemu. Ini membuatku kaget. Dia sejak kapan melihatku?

Aku menganggukkan daguku, bertanya [Apa?]. Dia hanya cengegesan sambil mengosok tengkuknya. Apa dia malu karena ketahuan?

"Apa kau tidak dingin?" Tanyanya dengan pelan.

Ah, dia mengkhawatirkanku?

Aku hanya mengeleng.

"Sebenarnya, kos-anku dekat dari sini. Mungkin hujannya tidak akan reda selama beberapa jam ke depan. Barusan aku melihat beritanya di cafe itu. Kalau kau mau, aku akan meminjamkanmu pakaianku. Bagaimana?"

Aku segera membuka ponselku. Kembali mengetik. [Di kos-anmu, apa ada orang?] Kirimku padanya.

[Tidak. Aku tinggal sendiri] Jawabnya.

Aku tidak bisa menerimanya.

Dia laki-laki dan aku perempuan. Tidak etis bagiku apabila berkunjung di rumahnya tanpa ada orang lain. Aku kembali melihatnya. Aku bisa membaca raut itu. Dia memang khawatir. Tapi, aku belum bisa mempercayainya begitu saja.

"Aku tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh. Daripada menunggu lama disini, dan kau bisa sakit karena kedinginan" Ucapnya mengengam kedua tanganku.

Aku menepuk pergelangan untuk melepaskan tanganku. Kembali mengetik. [Aku bisa pulang dengan taksi] kirimku lagi.

Dia tidak boleh memaksaku. Dia mengangguk. Aku senang dia mengerti.

"Baiklah, aku pesenin taksinya" Ucapnya sambil membuka ponselnya.

"EH??! A..ang, ida'ak pekh-luuh" [Jangan! Tidak perlu!] Aku menggunakan bahasa isyrat dan tanpa sadar aku mengeluarkan suaraku.

Aku langsung membekap mulutku. Dia menatapku. Tidak, apa dia akan menjauhiku, sama seperti yang lain?! Aku langsung menundukkan kepalaku. Aku tidak berani melihatnya.

"Eeh?? Aku tidak tau kau ternyata memiliki suara. Ku kira kau hanya bisa bersuara 'eh', 'akh,' dan tertawa. Itu bagus dong" Dia selalu membuatku terkejut.

Aku hampir menangis karena takut. Bibirku tiba-tiba manyun dengan sendirinya. Tak bisa ku kendalikan. Aku hampir menangis karena mendengar ucapannya. Dia yang pertama kalinya menjadi orang yang memujiku, selain Ibuku.

"Ee? Apa kau mau menangis, Sekar? Maaf, aku sungguh tidak tau. Apa ucapanku barusan menyakitimu? Maaf..." Dia langsung berdiri di sebelahku.

Aku meremas bibirku yang tak bisa ku kontrol. Aku kembali membuka layar ponselku. Kembali mengetik dan dia segera mengambil ponselnya diatas meja.

[Terima kasih. Aku sungguh senang memiliki teman sepertimu] Kirimku sambil melihatnya.

Dia tersenyum lebar. Kemudian menghela ringan. "Astaga, ku kira kau marah padaku. Tak perlu berterima kasih. Lagi-pula aku yang mengajakmu keluar. Jadi, aku yang akan membayar ongkos pulangmu" Ucapnya.

Tunggu, bukan taksinya yang ku maksud. Ah, sudahlah. Nanti juga dia akan paham. Pekanya Kanza memang lama. Lebih lama dari siapapun yang ku kenal.

1
Ra_sya Atalla
Novel awal yang bagus
gua udah Vote, Vav, Rate, Thor

nyicil gua bacanya
ChiArt_27: Makasi kak, atas dukungannya
total 1 replies
Ra_sya Atalla
bagus ceritamu Thor. pembawaannya juga jelas dan tulisan yang rapih
Ra_sya Atalla
Sekar gadis baik meski memiliki kekurangan tak ada patah semangat
Archplanetes
Semangat thor🙌
Archplanetes
emang sakit sih, harus kuakui🗿
ChiArt_27: Apa lagi, kalau bolanya baru ya kak/Smile/
total 1 replies
Archplanetes
OH! NAMANYA SEKAR... astaga, aku lupa, udah lama gak baca :v

Sorry banget thor🙏
Archplanetes
Huft, syukurlah :v
Archplanetes
Waduh, perasaanku kok gak enak ya...
Archplanetes
Iya juga😂
Archplanetes
uhuk, dia anak laki2 kan? Masih masa pertumbuhan haha
Archplanetes
Waduh, berat banget. Tapi keren thor! Aku suka caramu membawakan ceritanya!!!
ChiArt_27: Hehe, terima kasih kak🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!