NovelToon NovelToon
Dokter Galak Dan Gadis Menyebalkan

Dokter Galak Dan Gadis Menyebalkan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / perjodohan / cintamanis / Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Azura adalah gadis cantik tapi menyebalkan dan sedikit bar-bar. Dia mendapatkan misi untuk menaklukkan seorang dokter tampan namun galak. Demi tujuannya tercapai, Azura bahkan sampai melakukan hal gila-gilaan sampai akhirnya mereka terpaksa terikat dalam satu hubungan pernikahan. Hingga akhirnya satu per satu rahasia kehidupan sang dokter tampan namun galak itu terkuak. Akankah benih-benih cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka?

Cover by @putri_graphic

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DGGM 14. Makan siang

Keesokan harinya, seperti biasa Azura akan bekerja dahulu di minimarket Happymart. Walaupun ia sudah memiliki sumber keuangan yang luar biasa besarnya, tapi ia belum mau berpuas diri. Toh misinya saja belum sukses, bagaimana bila misinya gagal? Gagal dong ia mendapatkan uang bernilai ratusan juta itu. Otomatis ia pun terancam gagal melunasi hutang mendiang orang tuanya. Bukannya tidak percaya diri, tapi ia hanya sedang bersiap di segala kemungkinan. Yang penting kini ia memiliki tabungan untuk membayar cicilannya selama 8 bulan ke depan. Jadi gajinya selama bekerja di dua tempat bisa ia manfaatkan untuk bersenang-senang tapi tak lupa menabung untuk cadangan cicilan bulan yang akan datang. Belum lagi ia was-was bagaimana kalau si bandot tua licik itu kembali menaikkan cicilan, oh no, ia tidak mau menjadi istri ke tiga hanya karena tidak bisa membayar sesuai permintaan si bandot tua licik itu.

Pelanggan tidak begitu ramai hari ini, jadi Azura bisa sembari berkeliling sambil memikirkan rencana apa yang akan ia gunakan untuk mendekati si dokter galak itu. Saat melintasi area daging dan sayur mayur, Azura pun mendapatkan ide cemerlang. Ia melirik pada jarum jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan hampir pukul 10. Ia menimbang-nimbang, mungkinkah ia memiliki waktu yang cukup untuk memasak lalu membawanya ke rumah sakit. Tapi sebelum itu, ia harus memastikan siapa yang bisa menggantikannya menjaga kasir sementara ia pergi ke rumah sakit. Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba, Eza datang ke minimarket membuatnya tersenyum tipis.

"Za ... " panggil Azura lembut dan sok manja.

Eza yang mendengar suara Azura pun lantas menoleh seraya tersenyum lebar.

"Eh, si Eneng! Ada apa manggil-manggil aa'? Kangen ya!" seloroh Eza sambil mengerlingkan sebelah matanya.

"Ck ... genit banget sih!" Azura meninju pelan pundak Eza yang membuatnya terbahak.

"Ada apa, hm? Tumben manggil duluan. Bau-baunya nih ada sesuatu." terka Eza membuat Azura tersenyum lebar.

"Wah, udah kayak cenayang aja loe, Za! Gue mau minta tolong nih, gantiin gue sebentar ya, Za! Lepas makan siang gue balik deh! Ada perlu. Urgent banget." ujar Azura sambil tersenyum semanis mungkin dan menunjukkan puppy eyes'nya berharap Eza luluh dan mau membantunya.

"Ogah!" tolaknya telak membuat Azura memberengut. Namun ia kembali tersenyum lagi, tidak ada kata menyerah dalam kamus Azura.

"Ayolah, please! Bantu gue, Za! Mau ya mau ya, please!" melas Azura.

Eza tampak menimbang, sambil menyeringai ia pun menyetujui permintaan Azura.

"Boleh, tapi ... ada syaratnya!" ujar Eza membuat Azura mengerutkan keningnya penasaran.

"Ck ... gitu aja ada syaratnya. Perhitungan banget loe, Za!" Azura memberengut kesal.

"Ya sudah kalau nggak mau." sahut Eza acuh tak acuh.

Azura mendengus lalu mengiyakan.

"Iya iya, oke! Asal jangan aneh-aneh aja. Ogah gue kalau aneh."

"Nggak aneh kok Eneng aa' Eza yang cantik. Aa' Eza cuma mau ajak Eneng makan malam aja, gimana?"

"Cuma makan malam aja kan?" tanya Azura memastikan.

Eza mengangguk antusias dengan tersenyum lebar. Ia merasa sangat senang. Kapan lagi pikirnya punya kesempatan untuk makan malam dengan Azura, gadis pencuri hatinya. Sayangnya Azura tak pernah peka. Ia sadar, sepertinya Azura tidak memiliki rasa apapun padanya. Tapi apa salahnya mencoba mendekatinya, bukan! Hasil akhirnya, itu urusan nanti.

"Oke. Nggak masalah. Gue kira apaan." ujar Azura sambil menyengir lebar. "Makasih Za. Tuh ada pelanggan, layanin gih!" titahnya sambil menunjuk menggunakan dagu.

Azura pun segera menuju ke tempat sayur mayur dan daging. Ia membeli beberapa bahan yang akan dibuatnya sebagai menu makan siang. Setelah melakukan pembayaran, Azura pun bergegas kembali ke rumah. Ia tidak memiliki waktu yang banyak jadi ia memasak yang tidak terlalu rumit tapi tetap enak. Ia harap, Arkandra menyukai hasil masakannya itu.

Waktu jam makan siang telah tiba. Dengan percaya diri, Azura datang kembali ke rumah sakit dan langsung menuju ruangan Arkandra.

"Hai pak dokter ganteng. I'm coming." serunya sembari melangkahkan kakinya menuju ruangan Arkandra.

Mata Arkandra jelas melotot. Belum hilang rasa kesalnya akibat ulah Azura, tapi kini ia kembali didatangi dengan tampang tanpa dosanya.

"Kamu ... Ngapain lagi datang kemari, hah! Keluar!" seru Arkandra dengan suara meninggi membuat Azura sontak mengusap dadanya.

"Astaga, pak dokter galak banget sih! Untung aja jantung ini buatan Allah, coba buatan tangan manusia, udah copot terus meledak dengar suara pak dokter yang udah kayak bunyi knalpot racing." ujar Azura cengengesan. Lalu ia duduk di sofa setelah meletakkan rantang berisi nasi dan lauk-pauk untuk makan siang.

"Kamu itu sebenarnya mau ngapain sih? Kamu mau mata-matain saya? Siapa yang suruh kamu? kamu pasti punya tujuan tersembunyi kan mendekati saya?" cecar Arkandra dengan tangan terlipat di depan dada.

"Mata-mata? Emang saya mirip agen rahasia ya pak dokter? Wah, mirip Angelina Jolie dong! Tapi cakepan saya deh, pak dokter. Saya nggak ada yang nyuruh kok, pak. Cius deh! Percaya nggak dokter kalau saya itu jatuh cinta pada pandangan pertama sama pak dokter? Apalagi pak dokter udah ambil first kiss saya jadi rugi dong saya lepasin dokter kan dokter yang udah ambil keperawanan ... "

"Astaga Arkan, loe ini! Ternyata kalian ... Ck Ck Ck ... Ini nggak bisa dibiarin. Loe harus tanggung jawab Kan, nggak boleh ngehindar kayak gitu. Setelah apa yang dia beri eh kamu malah marah-marahin mulu. Loe harus tanggung jawab." seru Mario yang salah paham terhadap apa yang ingin disebutkan Azura tadi.

"Mario, kamu sal ... "

"Udah, udah, nanti aja berantemnya. Kita makan siang dulu, oke! Ini pak dokter, saya udah masak spesial untuk makan siang kita." potong Azura membuat Arkandra melotot tajam tapi Azura mengacuhkannya. "Pak dokter ... Mario." ucapnya sambil membaca name tag di snellinya. '"Mau ikutan makan? Kebetulan saya masak lumayan banyak nih!" tawar Azura membuat Mario yang tadinya masih ingin mendebat Arkandra justru mengalihkan perhatiannya pada menu makan siang yang sudah terhidang di meja. Azura juga mengeluarkan piring dari dalam paper bag yang sengaja ia bawa dari rumah.

"Hmmm ... kayaknya enak nih." ujar Mario yang sudah hampir meneteskan air liurnya.

Arkandra hanya bisa melongo melihat ekspresi Mario yang seperti kucing melihat ikan.

"Duduk dok!" Azura mempersilahkan Mario duduk. "Pak dokter Arkan nggak mau makan nih?" tanya Azura saat melihat Arkandra acuh tak acuh saja lalu duduk di balik meja kerjanya.

"Serius nih?" Mata Azura memicing saat melihat Arkandra mengabaikannya. "Ya udah, pak dokter Mario, mari. Silahkan dimakan!"

Azura menyodorkan sepiring nasi dan lauk pauk. Azura memasak capcay, udang goreng krispi, telur balado, ikan asin, dan kerupuk.

Menu yang sederhana tapi Mario melihatnya dengan mata berbinar. Sudah lama ia tidak makan menu rumahan seperti ini. Biasanya ia hanya menyantap makanan cepat saji atau sesekali ke restoran langganannya untuk makan sebab ia hanya tinggal sendirian di apartemen. Orang tuanya berada di luar kota. Hampir sama dengan Mario, Arkandra pun tinggal sendirian. Bedanya hanya keluarganya masih tinggal di satu kota.

"Loe bakal nyesel Kan kalo nggak ikut makan. Ini benar-benar enak!" puji Mario saat sesendok capcay masuk ke dalam mulutnya. Ia mengunyah dengan mata terpejam seakan begitu menikmati makanan buatan Azura

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Minyoong_lily
Wkwkwkkw.. Bisa salah paham klo Arkan liat😂🤣
mami ifti
dari bab ini saya ambil positif nya jangan terlalu percaya dg teman, dan jangan terlalu tamak men jd manusia. krn akan membawa bencana buat org lain. akhir anak2 mu yg menjadi sengsara.
neng ade
andai Azura tau kamu udh mulai bekerja tanpa pemberitahuan dia pasti marah .. walaupun niat mu baik ingin membantu meringankan beban kakak mu
neng ade
Arkandra punya adik perempuan toh ..ada konflik dlm keluarga nya hingga orangtua nya meninggal ..
neng ade
hati2 Ra .. lelaki tadi itu dendam sm kamu..
neng ade
nanti pak dokter nya yang jadi tergila gila sm Azura maka nya jangan memaki terus .. 😁
neng ade
wah .. pertemuan pertama yg penuh drama .. manis sih tapi terpaksa Azura harus merelakan first kiss nya pada dokter galak itu.. 😁
neng ade
mampir disini .. penasaran dngn kisah Azura dan Arkandra.. setelah membaca kisah Atariq dan Ariana
InDri
Luar biasa
InDri
Lumayan
suryani sumarno
prikitiwwwwwwwwww astaghfirullah ngakak brutal🤣🤣🤣🤣
Rose Reea
super amazing banget cerita azura dan arkandra
apalagi sampai mereka setengah baya dan masih harmonis 😍
jumirah slavina
yyyeeeyyyy...
selamat Azura...
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
APriani Kusuma Dewi
keren ceritanya ngga bertele2 ❤️
Sweet Girl
wah bikin fanas aja... pakek tukar nope segale...
Sweet Girl
Wadoh... bisa lahiran di jalan nie...
Sweet Girl
Taruk mana harga diri tu Kan...
Sweet Girl
LAMA lama Otor kayak Nunung Srimulat deh.
Cidaha (Ig @Dwie.author): Kenapa jadi Nunung Srimulat, Kak? 😁
total 1 replies
Xiao Yan
Luar biasa
jumirah slavina
aacciieeeee...
cemburuuuu...
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!