NovelToon NovelToon
Mafia Posesif Terobsesi Cinta Detektif Bar-Bar

Mafia Posesif Terobsesi Cinta Detektif Bar-Bar

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mafia / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / suami ideal
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Bilah Daisy

Mempunyai Hubungan Toxic dengan suaminya merupakan hal biasa bagi Sara, hal itu sudah wajar jadi ia tak terlalu peduli. Leo sang mafia agresif namun sangat menyayangi istrinya masih saja ia tenggelam dengan obsesi masa kecilnya selain obsesi cintanya pada Sara. Kehidupan yang awalnya seperti biasanya berubah menjadi aneh saat Sara mendapatkan tranplantasi jantung oleh seseorang yang tak di ketahuinya. Di balik pernikahannya yang kembali berjalan lancar setelah Sara sembuh, Sara mulai mendapati sisi gelap suaminya karena kepekaannya yang kuat sejak menerima transplantasi jantung. Hal itu membuat Sara menjadi takut pada suaminya, sebenarnya apa sisi gelap dari Leo hingga membuat Sara takut setelah mengetahuinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilah Daisy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serigala Liar

Melihat Leo yang berlari ke arah taman, Sara langsung memanggilnya karena kebetulan ia juga mencarinya.

" Leo."

Leo lalu berbalik dan tersenyum menatap Sara.

" Kamu ada di sini? Tadi katanya kamu di taman. Kamu juga perginya agak lama, kamu habis dari mana?"

" Ah tadinya aku mau ke minimarket doang, tapi aku pergi lihat kondisi Sam dulu. Jadi aku agak lama."

" Ah gitu ya."

" Kamu habis darimana? Aku cariin kamu."

" Hanya dari kolam renang."

" Tunggu, ini baju baru." Sara mengendus baju milik Leo. " Kamu pake baju baru?" Tanyanya.

" Tidak, ini sudah baju baru yang lama. Aku baru pakai ini karena aku juga baru lihat di lemari tadi."

" Omong-omong tadi aku bertemu Anna saat pulang, dia mengatakan sesuatu."

" Dia bilang apa?"

" Dia bilang kamu bawa di ke belakang lalu ngelakuin hal aneh yang dia nggak suka."

" Hmm, gitu ya. Lalu kamu percaya gitu?"

" Nggak." Sara menggelengkan kepalanya. " Ceritanya nggak masuk akal. Nggak mungkin dia nemuin aku buat bilang itu aja. Tu anak agak miring juga."

" Syukurlah kamu nggak percaya."

" Dia juga bilang kamu nyerang dia, jadi aku makin nggak percaya sama dia di sana."

" Nyerang? Sepertinya tu cewek udah bener-bener gila. Kamu sebaiknya jauh-jauh dari dia."

" Baiklah."

" Kamu sangat menggemaskan." Leo tersenyum dan mengacak-acak rambut Sara. " Kalau gitu aku harus pergi dulu."

" Kamu mau kemana?"

" kirim barang." Leo tersenyum dan pergi.

xxxxxxxxxxx

Leo masuk ke dalam rumah yang begitu besar dengan wajahnya yang terlihat begitu sangar.

Dia bahkan hanya main masuk-masuk saja meski sudah di halang satpam yang ada di sana.

" Lo? Siapa yang biarin Lo masuk ke sini?" Tanya Andi mengerutkan keningnya. " Woii! Lo ngapain sih masuk rumah orang kek gini!"

Leo lantas menyeringai dan mengambil vas bunga yang ada di meja lalu melemparnya ke arah Andi.

Untungnha Andi menghindar begitu cepat." Lo apa-apaan sih?!! Kurang ajar Lo ya!"

" Leo?" Ucap Anna tersenyum girang. " Kamu kemari buat nemuin aku? Duduk lah dulu, biar aku bikin kamu jus." Ucapnya.

" Dasar pelacur." Ucap Leo.

" Apa? Kamu bilang apa?"

" Lo pelucur? Lo pikir gue nggak tahu betapa banyaknya cowok kaya yang Lo embat? Lo ngelebihin pelacur sih sebenarnya." Hina Leo.

" Leo..."

" Sekali lagi Lo nemuin istri gue dan bicara yang nggak-nggak, gue bakalan bunuh Lo kali ini!!" Geram Leo melempar handphonenya ke arah Anna.

Anna yang terkejut juga takut reflek berjongkok dan menutup telinganya.

" Istri gue mulai curiga Ama gue karena Lo, anjink Lo."

" Beraninya Lo!" Andi tentu tak terima mendengar adiknya di hina.

" Leo..." Ucap Anna bersikap lemah.

" Pergi nggak Lo dari rumah gue!"

" Urusan gue bukan sama Lo, gue pastiin adik Lo bakal mati jika Lo terus ikut campur." Ancamnya. " Ini urusan gue sama adik sialan Lo ini."

" Leo Lo benar-benar ya, sebenci-bencinya Lo sekarang sama adik gue, Lo pernah cinta Ama dia."

" Gue bilang itu dulu, dan itu kesalahan terbesar gue. Sebenarnya gue nggak mau ngelakuin ini, tapi Lo bener-bener bikin gue muak."

" Leo, kenapa kamu marah?" Ucap Anna. Entah ia memang polos atau memang sengaja mengatakan hal itu. " Aku nggak ngelukain Sara sama sekali loh."

" Ini peringatan dari gue, berhenti dektetin gue apalagi istri gue. Lo ninggalin gue demi tu cowok kaya yang udah punya istri, Lo ini emang suka jadi perusak hubungan orang lain ga, di bandingkan dengan tanah yang menjijikkan, Lo lebih menjijikkan bahkan buat di liat aja gue jijik." Leo lalu hendak pergi.

" Leo, kita bisa bicarain ini baik-baik. Kenapa kamu seakan..."

" Anjink juga ni cewek." Leo kembali berbalik." Lo bisa berhenti bicara nggak sih!"

" Aku nggak akan pernah berhenti kejar kamu sampai kamu jadi milik aku lagi. Sepertinya yang aku lakukan pada suami pertama aku, aku juga bakal ngelakuin hal itu di antara kamu dan Sara." Ancamnya.

Leo tentu tersenyum meremehkan. " Sial." Umpatnya mengigit bibir bawahnya. " Jangan lakuin ini, gue nggak mau ada korban lagi."

" Maksud Lo apa." Andi mendorong bahu Leo.

" Nggak mungkin Lo nggak tahu maksud gue. Anna, Lo pernah lihat gue ngecabik-cabik dada temen kita dulu waktu di SMA kan? Tentu Lo tahu apa yang terjadi waktu itu, jika Lo nggak mau kek gitu mending Lo diam aja."

" Dasar iblis." Anna mengepalkan tangannya kuat.

" Gue nggak normal untuk sementara waktu, jangan bikin gue lepas hari ini."

" Lo..."

" Kak Andi udah, biarin aja dia."

" lah kok jadi gini sih? Lo mau di bunuh Ama dia?"

" Mending kak Andi diam aja deh, kakak tuh nggak tahu apa-apa!" Anna lalu pergi.

" Anna!"

" Kalo gitu gue juga pergi." Leo mengedipkan matanya pada Andi lalu pergi.

" Sialan."

xxxxxxxxxxx

Sudah jam 9 malam, Sara tiba-tiba di panggil ke kantor karena adanya pengumuman yang penting.

" Menurut Lo pengumumannga nggak penting nggak sih?" Ucap Sam.

" Iya njir, mana gue udah panik segala." Saut Bian.

" Gue malah pikir pengumuman tentang tim baru kita."

" Wkwk, lihat ni mata panda gue. Dan gue malah mikir pasti gajian." Reva tertawa.

" Jadi Lo pada mau pulang nggak?"

" Nggak dulu ah, Lo pada mau nggak gue traktir?" Ucap Sam.

" Widih boleh tu." Senang Sara.

" Kuy pergi."

Dan saat mereka ingin pergi, handphone Sara tiba-tiba berdering.

" Siapa?" Tanya Bian.

" Nggak tahu, namanya nggak ada. Bentar gue angkat dulu." Sara lalu mengangkatnya. " Halo, ada apa?"

" Apa benar ini istri Albert Amstrong?" Tanya seseorang.

" Iya saya sendiri. Ada apa?"

" Sekarang tuan Amstrong -"

" Apa?! Ckkk dasar pria gila itu, baiklah, gue akan segera kesana." Sara lalu berlari keluar.

" Eh Lo mau kemana?" Tanya Reva.

" Gue ada urusan sebentar."

" Urusan apa?"

" Lo nggak ikut nih?" Tanya Sam.

" Nggak dulu, suami gue kena masalah. Kalo gitu gue pergi dulu."

" Nggak biasanya suaminya kena masalah."

" Gue nggak mau pikir ah. Yuk pergi."

Mereka lalu pergi bertiga karena Sara yang tiba-tiba pergi.

xxxxxxxxxxx

Setelah 1 jam lamanya mengendarai taksi, akhirnya Sara pun sampai di sebuah kantor polisi yang ada di pedesaan. Ia pun lalu masuk dengan berlari begitu cepat.

" Ckkk, gue bakalan gebukin tu anak." Oceh Sara. " Bisa-bisanya berhubungan dengan polisi."

" Bukankah itu detektif..." Ucap sipir wanita yang melihat Sara masuk.

" Oh itu detektif Sara?" Ucap salah satu sipir.

" Iya, itu detektif Sara. Sedang apa dia di sini?""

Saat di dalam, Saea melihat Leo yang tengah duduk di hadapan salah satu polisi dengan tangan yang terborgol.

melihat wajah Leo yang terluka, Sara pun langsung menghampirinya dan memeriksa wajahnya yang luka itu.

" Kamu nggak apa-apa? Kamu ngapain sih?" Sara membolak-balik wajah Leo. " Ada luka di mana-mana! Kamu bikin ulah apa sih!"

" Jangan marah, ini sangat sakit." Leo tersenyum. " Aku minta maaf."

" Detektif Sara? Lo cari kantor polisi..."

" Ah, iya, gue detektif Sara dari kota. Ada masalah apa? Kok suami gue di tangkap?"

" Ah suami Lo?"

" Iya, dia suami gue."

" Benarkah. Gue pikir dia tadi cuma main-main."

" Apa masalahnya? Dia nggak ngelakuin hal-hal senonoh kan?"

" Nggak kok."

" Eh kamu diam ya."

" Katanya suami Lo gebukin 7 anak sekolah menengah di gang, 3 lainnya luka-luka di wajah juga memar di mana-mana. Dan 4 lainnya di larikan ke rumah sakit karena patah tulang." Jelas Jeff.

" Ha? 7 anak sekolah menengah? Benarkah?" Sara terkejut. " Astaga itu sangat senonoh, separah itu ternyata. Jadi suami gue di tahan ni?"

" Nggak mungkin sih, karena..."

" Mereka ngetuntut nggak? Mati ni gue kalo mereka sampe ngetuntut. " Sara lalu berbalik menatap marah Leo yang terlihat begitu santai. " Namun suami gue jika dapat luka. Ckkk kamu ngapain juga sih ngebukin anak SMA! Kamu biaa di kenaim hukuman kekerasan pada anak di bawah umur!" Kesal Sara.

" Ya maaf, mereka yang duluan kok."

" Berani kamu ngelawan sama aku! Ckkk yang benar saja." Sara menaikkan tangannya. " Diam kau!"

" Namun, orang tua anak-anak itu sama sekali ngga minta rugi dan malah memarahi anak mereka." Ucap Jeff yang juga bingung. " Baguslah, mereka nggak nuntut sama sekali dan merahasiakannya."

" Benarkah? Kamu nggak ngancem merekankam?"

" Apa sih Beb, aku nggak ngelakuin apa-apa. Kamu nggak lihat nih tangan aku di borgol." Leo menaikkan tangannya.

" Iya, bahkan mereka yang meminta maaf pada dia... maksud gue suami anda. Sebuah keberuntungan."

" Oh seperti itu ya? Syukur deh, btw bisa lepasin borgolnya dulu?"

" Ha tentu saja, aku minta maaf." Jeff tersenyum dan membuka borgol itu."

" Kalo gitu gue pergi dulu, makasih udah ngurusin suami gue." Ucap Sara.

Beberapa saat kemudian*

Sara berjalan begitu cepat di depan Leo dengan wajahnya yang marah atau entah apa.

Sara lalu berbalik dan menatap Leo dan Leo juga langsung berhenti dan menundukkan pandangannya.

" Ngapain kamu nunduk?" Tanya Sara. " Angkat nggak muka kamu."

" Aku salah, aku minta maaf."

" Apa salah jika mengunjungi makam orang tua lalu mobilnya di curi anak SMA? Kamu nggak salah sebenarnya, kamu cuma bela diri. Namun jangan sampai memukuli anak-anak semudah itu hingga masuk rumah sakit."

" Tapi mereka mau ngeroyok aku. Ya gimana. Aku minta maaf."

" Minta maaf aja terus."

" Maaf."

" Leo, kamu tahu nggak?"

" Nggak, aku nggak tahu apa-apa."

" Aku sedang mencoba hukum kamu dengan jalan kaki buat pulang di jam 10 gini. Biar rasain paniknya aku tadi cari taksi lalu kemari."

" Maaf..."

" Jangan terus minta maaf dong."

" Lalu kamu mau aku ngapain?"

" Iii kamu nyebelin baget sih. Besok nih ya, aku bakalan di gosipin. ` suami detektif Sara membuat masalah dengan memukuli anak-anak di bawah umur` aku harus denger itu besok."

" Tapi mereka kan janji nggak bakalan sebarin kejadian itu. Aku minta maaf aja deh."

" Kamu juga, ngapain kamu barusan diam gini dan terus minta maaf doang? Ini bukan kamu nih, aku nggak suka kamu yang ini. Biasanya nih ya, kamu tu keras kepala banget dan ngajak aku bertengkar balik. Ayo dong kita adu mulut."

" Nggak mau ih, nanti kamu malah tambah marah sama aku. Aku nggak mau lah."

" Sungguh suami idaman."

Sara menghela napas pasrah dan pergi mendekati Leo.Ia lantas memeluknya dan mengelus-elus punggung Leo lembut.

Cukup lama ia seperti itu, barulah ia bicara.

" Aku minta maaf, aku hanya khawatirin kamu. Aku nggak mau kamu sampai kenapa-kenapa, ngerti nggak sih? Aku tonjok ni kalao kamu nggak ngerti."

Leo tersenyum. " Aku ngerti kok."

" Jangan macam-macam lagi, atau aku beneran mukulin kamu."

" Aku tahu kok." Leo memeluk erat pinggang Sara. " Aku juga minta maaf."

xxxxxxxxxxx

Tepat jam 11 malam, mereka sampai di rumah karena Sara meminta pengawal Leo untuk datang menjemput mereka.

" Buka gih baju kamu." Ucap Sara. " Dan duduklah."

Tanpa bicara Leo lalu membuka bajunya dan duduk di ranjang. Terlihat di wajah ia sepertinya sedang khawatir.

Sara lalu mengambil kotak P3K yang ada di meja dan langsung mengobati luka-luka Leo.

" Bagian tubuh kamu yang ini banyak memarnya, apa ini sakit?" Tanya Sara. " Sangat menyedihkan, kau punya banyak luka jahitan. Dan tato mu ini terlalu besar, ini bisa hilang jika terus terkena darah." Omel Sara.

" Aku tahu, berhentilah mengomel."

" Sakit nggak?"

" Nggak kok."

" Masih nggak sakit?" Sara lalu menekannya.

" Aww, tentu sakit lah jika kamu gituin. Jangan becanda ah."

" Katanya tadi nggak sakit."

" Menurut kamu siapa yang nggak sakit jika kamu nekan lukanya kek gitu ha? Yang bener aja iih."

" Kamu harus tinggal di rumah selama 2 hari dulu, jangan lakuin hal-hal yang berbahaya. Jangan lakuin apa-apa agar luka kamu cepat sembuh."

" Kamu merintah aku ini itu, sedang aku jika suruh kamu, kamunya malah ngelawan."

" Aku dan kamu itu beda ya. Jadi kamu harus dengerin aku pokoknya."

" Berbeda apa ya coba?"

" Omong-omong, aku kan tadi di panggil ke kantor tuh. Nggak sengaja liat foto-foto mayat yang di temuin di gunung itu di handphone kak Bian. Dia kehilangan semua organ dalamnya bahkan mata juga hilang. Katanya detektif yang menanganinya kesusahan karena tak tahu pasti identitas korban. Ternyata mayat itu udah 2 hari di gunung baru di temuin." Jelas Sara.

' dia mencoba mengalihkan pembicaraan.' Leo tersenyum. " Ya terus? Mau gimana dong?"

" Aku pikir pembunuhnya pintar juga, setelah mengambil organnyandia membuang mayatnya ke gunung hutan yang masih di huni Sam serigala liar. Jadi orang-orang beranggapan serigala lah yang melakukannya, namun luka bedah pada perut korban memastikan itu memang ulah si pembunuhan."

" Kamu sedang muji pembunuhnya gifu?"

" Nggak kok, mungkin mereka akan kesusahan buat nemuin di pelaku. Untungnya ni yah, para pemburu menemukan mayatnya sebelum benar-benar hancur. Penjualan organ memang sangat menguntungkan, sangat tega dia melakukan hal seperti itu."

" Bagaimana jika si pembunuh ngelakuin itu karena obsesinya? Cuma mau main-main aja."

" Kok kamu ngomong gitu sih?"

" Kadang ada psikopat yang gitu, dia bunuh korbannya cuma buat senang-senang aja. Kamu juga harus lihat dari sisi lainnya. Pembunuh kadang membunuh bukan karena satu alasan, tapi mungkin ada hal lain di baliknya."

" Oh gitu ya."

" Apa kamu ngambil kasus itu lagi?"

" Ah nggak, tugaa tim kami aja belum selesai."

" Gitu ya." Leo tersenyum.

Leo kembali terus menatap Sara dengan wajah datarnya. Kini ia merasa tak aman setelah mayat itu di temukan.

TO BE COUNTED...

1
Anita Jenius
Seru banget ceritanya.
aku baca sampai sini dulu ya.
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya
Meihua Yap imut
jangan blng nanti suami sara lah pembunuh ayahnya, kalo benar kasian sara menerima kenyataan suami nya pembunuh yang ia cari
shookiebu👽
Wuih, seru abis!
Valentino (elle/eso)
cerita ini bisa bikin saya menangis! Tapi juga sukses bikin saya tertawa geli beberapa kali.
0-Lui-0
Ayo thor, kangen sama kelanjutan cerita yang seru ini! Update sekarang juga, ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!