NovelToon NovelToon
Stuck In Your Life Forever

Stuck In Your Life Forever

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:510.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: eMViBi

Novel ini bercerita mengenai Bianca Sallen yang sudah menjadi yatim piatu saat usia belia. Seorang Paman kaya raya yang juga teman baik orang tuanya
berbaik hati mengangkatnya dan menggangapnya seperti anak sendiri.
Tapi Leon, sang kakak angkat tidak menyukai kehadirannya sejak awal dan memutuskan pindah ke luar negri. Sekembalinya ke rumah, Leon malah sengaja merekrut Bianca menjadi asistennya dan mempermainkan gadis baik-baik itu.

Bagaimana kelanjutannya?

Baca selengkapnya hanya di Stuck in Your Life Forever, novel karya kedua eMViBi. 💖💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eMViBi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~Chapter 03~

Malam semakin dingin disertai turunnya hujan, sedangkan di luar sana, Alex masih di cafe tadi di mana dia dan Lara palsu bertemu. Tapi dia sudah bersama 4 temannya, termasuk Leon.

Leon dan Alex adalah teman semasa SMP, mereka sangat akrab, bahkan saat Leon pindah sekolah ke luar negri pun mereka masih sering berkomunikasi.

Alex juga tahu tentang adik angkat Leon meski mereka jarang membicarakannya karena Leon membenci topik itu, tapi Alex belum pernah bertemu dengan Bianca. Sedangkan Jack dan Max adalah teman dekat Alex saat di SMA. Persahabatan mereka mengalir bertahun-tahun hingga menambah personel Jerry Choi yang baru tahun lalu bergabung dengan grup mereka.

“Gimana kabar keluarga mu?”

“Begitulah.. tidak banyak yang berubah.” Jawab Leon malas.

Alex tersenyum kecil melihat ekspresi Leon, seperti raut tidak puas. Yahhh... Leon memang tidak puas karena sejak dia tiba di rumahnya bulan lalu, dia belum memiliki kesempatan bertemu langsung dengan adik angkatnya. Dia penasaran bagaimana kabar adiknya sekarang dan bagaimana adik yang diangkat Papanya itu menjalani hidup.

“Kecuali dia..., pasti banyak berubah.” Ucap Leon dengan mata berkilat.

"Siapa? Adek loe?" Tanya Alex berani. Leon langsung melototi Alex. Alex nyengir dan mengangkat bahu.

“Adik? Leon punya adik?” Tanya Jack heran.

“Jangan dibahas.” Jawab Leon cuek.

"Kenapa kita gak tau loe punya adik?” Tanya Max menimpali tapi Leon tidak menjawab.

“Hahaha, sudahlah, nanti Leon kesal. Gue cuma asal ngomong." Jawab Alex berusaha menengahi.

“Itu urusan pribadi Leon, kalian jangan kepo berlebihan. It’s not good.” Jerry mengeluarkan nasihatnya. Di antara mereka memang Jerry yang berpikir dan tertingkah paling dewasa. Dia tidak suka mencampuri urusan orang lain dan sebaliknya.

~ ~ ~

Leon sedang menarik kopernya menuju pintu keluar kedatangan di bandara Jakarta, dia baru saja kembali dari Bangkok setelah dua minggu pergi dinas di sana.

Wajahnya terpahat sempurna dengan hidung mancung, alis tebal dan perwakan yang tegas, lengan kemejanya sengaja digelung ke siku memperlihatkan urat di pergelangan tangannya yang kekar, membuat wanita tertarik menoleh dan menatapnya seakan meminta diperhatikan olehnya. Dia menurunkan kacamatanya saat melihat seseorang sudah menjemputnya.

Langkahnya pun menuju ke sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam mengkilat. Seorang sopir bergegas membuka pintu saat melihat kedatangannya.

"Silahkan Tuan." Ucap sang sopir dengan sopan. Pria itu mendudukan dirinya di kursi

penumpang, dengan segera membuka laptopnya.

"Ke kantor Pak."

"Baik Tuan."

Mobilpun melaju melewati jalanan ibukota dan satu jam kemudian sudah tiba di sebuah gedung pencakar langit. Masih dengan menarik kopernya, pria itu memasuki lobby dan menuju lift VIP yang terletak berdampingan dengan lift karyawan. Penampilannya yang tampan dan cool lagi-lagi menarik perhatian karyawan yang bekerja di gedung itu. Tangannya dengan cepat menekan tombol lantai 45.

"Siang Pak." Sapa seorang wanita di resepsionis saat melihat kemunculannya memasuki kantor lantai 45.

Pria itu cuek dan meneruskan tujuannya memasuki ruang CEO yang terletak paling pojok dengan ukuran paling luas. Seorang pria muda terlihat duduk di sofa menanti kedatangannya.

"Oii Jerry Choi, lancang sekali kamu masuk sebelum aku tiba?" Sapanya sambil meletakkan laptop di meja dan koper di sisi mejanya.

"Mari segera meeting, aku tidak punya banyak waktu Leon." Jawab Jerry Choi mendesak Leon.

"Kau terlihat sibuk. C'mon, aku baru saja turun pesawat, Bangkok sangat memukau, aku bersenang-senang di sana."

"Ohhh Cepatlah. Aku harus ke Bali sore ini."

"Ok, ayo kita mulai." Jawab Leon kembali serius sambil segera membuka laptopnya. Leon memang suka terlihat santai, tapi jika sudah menyangkut pekerjaan ia akan mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

Leon dan Jerry melanjutkan meeting mereka dengan serius dan tenang. Perusahaan Jerry hampir mengalami kebangkrutan jika Leon tidak menginvestasikan sahamnya. Sekarang kerjasama mereka membuahkan hasil dan menarik investor lain untuk bergabung.

Selang 2 jam kemudian akhirnya meeting mereka berakhir dengan baik tanpa gangguan. Leon terlihat puas dengan hasil meeting mereka.

"Aku benar-benar senang bekerja sama denganmu. Hasilnya luar biasa." Puji Leon.

"Kau jangan terlalu cepat memuji. Ini baru permulaan. Tapi aku sangat berterima kasih atas apa yang telah kamu lakukan." Jawab Jerry merendah.

"Tidak. Aku percaya kamu tidak akan mengecewakanku."

"Oh ya, kamu yakin meminta ku untuk mencari tahu tentang... dia?" Tanya Jerry sambil membereskan dokumennya. Leon terdiam dan menimbang sesaat.

"Ya. Kabari segera jika kau sudah mendapatkan infonya."

"Baiklah, aku sudah menyuruh orang ku, kau tenang saja."

"Thanks." Jawab Leon bersungguh-sungguh.

"Hal kecil, tak usah sungkan." Jawab Jerry lalu pamit pergi meninggalkan ruangan Leon.

Leon memasuki kamarnya setelah pulang dari kantor dan makan malam. Mama menyambutnya

dengan sangat bahagia karena akhirnya Leon kali ini akan menetap di Indonesia lebih lama dari sebelum-sebelumnya. Leon akan mengurusi beberapa perusahaan Papa untuk pembelajaran menjadi pimpinan. Tentu saja hal itu membuat kepalanya pusing dan mau pecah. Leon segera menuju ke kamar mandi dan membuka pakaiannya, merendamkan tubuhnya yang gerah di bathtub dengan air hangat. Rasanya sangat nyaman, hampir saja dia tertidur jika handphonenya tidak berdering.

Leon beranjak mengambil handuk membungkus bagian bawah tubuhnya dan beranjak mengapai handphonenya untuk segera mengecek panggilan yang sempat masuk dari Jack, dan juga terdapat satu pesan yang ia terima dari Jerry dan menarik perhatiannya.

Ini datanya.

~***Jerry***~

Pesan yang berisi dua kata itu menyertakan sebuah file dokumen. Leon mengklik dokumen

itu bermaksud membuka dan membaca detailnya. Sebuah senyum senang terukir di

wajahnya yang lelah.

***Thanks a lot Bro.

~Leon***~

Selang dua detik setelah Leon membalas pesan Jerry, panggilan dari Jack masuk, jempol

Leon menekan tombol hijau. Terdengar suara musik kencang saat Leon mendekatkan

handphonenya di telinga.

"Woiii... ke club sini, jangan ngumpettt!!!" Teriak Jack di tengah kebisingan. Leon menjauhkan handphone dari telinganya.

"Berisikk oiii..., absen dulu hari ini. Capek banget nih." Jawab Leon balas berteriak.

"Ahh payah nih. Udah ditungguin juga."

"Yeyyyy, siapa juga yang suruh nungguin. Sana berisik banget... Bye!" Leon segera mematikan telfonnya dengan Jack.

Tangannya bergerak membuka data yang dikirim oleh Jerry tadi. Matanya membaca dengan detail info yang tertulis.

Leon baru saja membaringkan badannya di tempat tidur dan tiba-tiba terpikirkan sesuatu, dia beranjak dari tidurnya dan mengapai handphone, dengan segera menelfon Calvin, assistennya.

"Ya hallo, Calvin, tolong kamu kosongkan jadwalku besok.... Hmm, setelah makan siang. OK, thanks."

Setelah menyudahi percakapannya dengan Calvin, Leon melanjutkan tidurnya yang tertunda.

 ~~~

Burung-burung berkicau merdu di pepohonan yang terletak di belakang rumah megah Demaind. Langit berwarna biru cerah dengan pancaran sinar terang sang mentari pagi. Leon bergegas turun ke ruang makan untuk sarapan.

"Morning Mom." Sapa Leon saat melihat Mama sedang menyiapkan susu untuknya.

"Pagi anak Mama yang ganteng. Coba Mama lihat dasinya sudah rapi belum?"

"Ayolah Mom, aku bukan anak kecil lagi." Ucap Leon sambil membiarkan Mama merapikan dasinya.

"Berantakan ini." Protes Mama.

"Sengaja Mom, supaya terlihat sexy." Jawab Leon dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Kamu..., udah umur berapa hah? Masih genit aja. Kamu tuh seharusnya udah bawa pulang calon istri. Percuma kamu jauh-jauh tapi gak bawa pulang satu gitu..."

"Sabar Mom... Kerjaan aku aja belum beres. Gimana mau merrid?"

"Jangan kamu pikir Mama gak tahu ya, kerjaan kamu sama temen-temen kamu. Ke club muluuuu.. Awas kalau kamu tiba-tiba bawa cucu pulang."

"Ampun Momm.. Ampun..." Teriak Leon karena Mama menjewer telinganya.

"Ada apa ini pagi-pagi udah rame aja?" Tanya Papa yang baru saja turun.

"Gak apa-apa Pa, Mom minta cucu." Jawab Leon asal.

"Cucu? Hmm, Papa rasa lebih baik kamu fokus urus perusahaan dulu. Papa gak mau pikiran

kamu nanti terbagi di saat kamu belum siap." Nasihat Papa pada Leon. Mama memberengut tidak suka.

"Perusahaan mulu... Leon kan pintar, pasti bisalah. Masa gak percaya sama anak sendiri?" Protes Mama.

"Papa percaya Leon Mom, kalau enggak mana mungkin Papa berani kasih Leon kewenangan jalanin perusahaan?"

"Hmm Mom, mari kita sarapan dulu, Leon udah lapar nih." Leon berusaha menengahi karena melihat Papa dan Mamanya mulai saling emosi. Papa hanya diam dan Mama terlihat mau tidak mau mengalah.

"Ya udah yuk sarapan, nanti kamu telat." Jawab Mama memanjakan Leon.

~ ~ ~

Leon mengendarai mobilnya menuju kantor dengan kecepatan sedang. Jalanan mulai terlihat lenggang dari kemacetan karena waktu sudah menuju pukul 9. Sebagai atasan tentu saja Leon bebas keluar masuk kantornya pukul berapa saja.

Setiba di ruangannya Leon segera menghampiri mejanya diikuti oleh Calvin.

"Ini data perusahaan yang bapak minta pagi ini. Perusahaan ini tergolong baru berdiri dan masih membutuhkan banyak investor serta perubahan pada sistemnya." Jelas Calvin sambil menyerahkan satu map berisi dokumen sebuah perusahaan.

"Lanjutkan." Perintah Leon.

"Info yang saya dapat Boss dari perusahaan ini jarang berada di Indonesia. Sejauh ini selama 8 bulan berdiri, yang menangani adalah assistennya. Tapi...,"

"Tapi kenapa?"

"Dalam 8 bulan mereka sudah berganti assisten sebanyak 3 kali, yang terbaru baru saja masuk 2 bulan lalu dan datanya yang bapak minta kemarin." Jelas Calvin dengan lengkap.

"Hmm, saya mengerti. Setelah makan siang temani saya ke sana."

"Apa bapak mau berinvest pada perusahaan mereka?" Tanya Calvin ragu.

"Lihat nanti." Jawab Leon singkat.

"Tapi Pak, dari data pemasukan dan penjuakan mereka selama 8 bulan ini, mereka termasuk perusahaan yang rugi, jadi kalau bapak mau berinvest mungkin lebih baik dipertimbangkan lagi." Saran Calvin dengan berani.

"Kamu baik sekali Calv, saya paham maksudmu. Kebetulan saya ada urusan di sana, saya minta tolong kamu bantu saya buat janji temu dengan atasan mereka, kalau bisa hari ini juga."

"Baik Pak. Mohon maaf jika saya sudah lancang." Jawab Calvin tidak enak hati.

"Tidak apa-apa. Good job Calv. Saya butuh orang seperti kamu." Puji Leon pada Calvin yang lebih muda 5 tahun darinya.

Tuk..Tuk.. Tuk..

Langkah heels berbunyi pelan di koridor kantor lantai 11. Langkah Bianca berhenti tepat di depan mejanya, meletakkan buku dan alat tulisnya setelah kembali dari ruang meeting. Bianca menghela nafas lelah, dia baru saja menyelesaikan rapat dengan HRD mengenai peraturan karyawan yang membuatnya pusing.

Bianca membuka dan menyalakan laptopnya, tiba-tiba handphonenya bergetar kencang dan tertera nama marketingnya di sana. Bianca bergumam kesal. Kasus apa lagi kali ini?

Bianca memencet tombol silent pada hp nya. Dia sengaja tidak menerima telfon itu dan mengabaikannya. Handphonenya kembali berlampu dan dilayarnya terdapat notifikasi telfon masuk, Bianca dengan malas mengeserkan menu tombol hijau pada handphonenya.

"Ya pak, ada apa?" Tanya Bianca berusaha sopan.

Bianca yang mendengar teriakan dari speakernya langsung menjauhkan hp itu dari telinganya.

"Tolong dipantau, itu pengiriman saya kenapa bisa terlambat???! Kamu ngapain aja? Gimana ngatur supir dan pengiriman hahh!?" Bianca menarik nafas panjang dan berusaha tenang mendengar ocehan di sebrang telfon.

"Iya Pak, ini kebetulan sopirnya baru kembali ke gudang jadi baru bisa diproses Pak.Saya akan push dan percepat ya Pak, mohon ditunggu." Bianca segera mematikan telfonnya.

Yah, itu adalah makanan sehari-hari Bianca di mana dia bekerja sebagai assisten manager di salah satu perusahaan baru yang bergerak dalam memproduksi AC.

Bianca baru saja pindah dan bekerja di sana selama 2 bulan lebih. Dia sungguh menyesal menerima pekerjaan itu karena sistem dan manajemen perusahaannya yang hancur dan berantakan, bahkan bossnya hanya tahu terima beres saja sehingga selalu melemparkan pekerjaan padanya.

Bianca sedang sibuk mengatur pengiriman hari ini saat dia mendengar suara bossnya datang.

"Bianca, hari ini kamu temani saya ketemu client." Ucap pria yang berusia 35 tahun itu tanpa basa basi.

"Siapa pak?" Tanya Bianca heran.

"Kamu banyak tanya, ikuti saja, kamu siapkan dokumen yang perlu."

"Jam berapa Pak?" Tanya Bianca malas.

"Jam 2. Ingat yah, jangan sampai ada yang tertinggal, kamu pelajari dan nanti jelaskan dengan benar." Perintahnya dengan gaya yang bossy.

Bianca mengerutkan keningnya heran dan kesal dengan perlakuan Bossnya yang selalu saja seenaknya. Mau tidak mau Bianca yang sedang pusing dengan pengiriman barang pun akhirnya mencuri waktu untuk mempersiapkan data dan presentasi. Di saat bersamaan, Bianca mendapat telefon dari Papanya.

"Ya Pa. Ada apa?" Jawab Bianca setelah memasang earphone.

"Kamu sibuk? Nanti saja kalau lagi sibuk." Jawab Papa merasa tak enak.

"Sedikit Pa, ada apa? Bicaralah."

"Hmm,baiklah. Sayang..., malam ini mari makan bersama... di rumah." Jawab Papa dengan

tenang tapi justru membuat Bianca merasa semakin kacau dan deg-degan saat mendengarnya. Dia tidak suka jika harus mengunjungi rumah itu. Rumah di mana dia selalu dibenci.

.

.

.

.

.

To be Continue~

1
Rose Reea
bisa banget Thor bikin cerita yang mengharu biru
Rose Reea
🤣🤣🤣🤣🤣
Rose Reea
Good Buddy
tasya Aulia putri
Kecewa
tasya Aulia putri
Buruk
aca
Bianca tak ubah nya pelacur
aca
N0vel apaan perempuan dibikin g punya harga diri murahan
aca
bukannya Leon masih suka ma kimora hadeh Leon mah plin plan kasian bianca
aca
gk rela dpet Leon bekasi jalang
HNF G
pemeran utamanya kebalik. harusnya yang yang jd Leon.
HNF G
ngapain jauh2, kalian berdua pacaran aja😁😁😁😁
HNF G
tuntut aja tuh keluarga Darwin, gak ada yg beres😤😤😤😤😤
HNF G
dua2nya bodoh dan emosian. aq salut sm Jerry, sabarnya minta ampun😌
HNF G
kl aq jg Bianca, udah tak tinggal plg aja tuh orang 😤😤😤😤
HNF G
katanya istrinya, tp knp selalu ditinggal sih😤😤😤😤😤😤
HNF G
hahahahaha..... bagaikan petiiirr..... di siang hariiiii..... 😂😂😂😂😂😂
HNF G
lagian knp Leon sm Calvin gak jemput Bianca dulu😤😤😤
wiemay
happy ending
HNF G
hahahaha..... kapok
HNF G
anaknya mr Darwin😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!