Hinaan Dari Keluarga Suami Ku

"Pak, buk ." Entah kebaikan apa yang di lakukan oleh Nisa , wanita hamil itu sampai memejamkan kedua bola mata nya saat melihat sekeliling nya . Mencoba meresapi apa yang baru saja di katakan oleh bapak dan ibu nya itu . Mereka berada di perkebunan kopi  yang kata nya milik bapak nya itu ,

Kedua bola mata nya terbuka , lalu mengerjapkan dengan perlahan . "Beneran ? Ba-- bapak jadi ?"

Kepala bapak nya Nisa mengangguk cepat , membenarkan apa yang ingin di katakan oleh anak satu-satunya itu . "Bapak punya perkebunan kopi dan sawit Nis . Jadi selama ini bapak itu keturunan ningrat . Baru beberapa bulan setelah kamu pergi ikut suami kamu, adik bapak yang perempuan datang dan menyerahkan semua nya pada bapak . Bapak awal nya menolak , karena ... Karena bapak merasa enggak pantas saja . Sudah banyak melawan orang tua bapak , hingga sampai kedua orang tua nya bapak pergi meninggal, bapak masih saja tidak ada di samping kedua nya Nis ."

Bapak nya Nisa menghela nafas nya kasar , agak sedikit berat menceritakan masa lalu nya pada anak satu-satunya itu.  Tapi mau bagaimana lagi, Nisa harus tau semua nya . Tapi lidah nya terasa sangat keluh saat ingin menceritakan cerita itu.

"Bapak dan ibuk mu dulu sempat tidak di restuin Nis , gara-gara ibuk cuman anak yatim-piatu , enggak punya saudara sama sekali . Ibuk mu juga dulu nya tinggal di panti asuhan tempat nenek dan kakek mu sering datang ke sana buat kasih dana sumbangan . " Bapak nya Nisa menggenggam erat tangan sang istri , hati nya tidak rela jika istri nya berbicara seperti itu . Tapi mau bagaimana lagi.  Nisa sudah sepatut nya tau tentang semua kisah mereka yang lalu .

"Buk --"

"Biar ibuk yang cerita pak , enggak apa-apa, ibuk baik-baik saja pak " ucap ibu nya Nisa sambil terus tersenyum ke arah sang suami . Dirinya sangat tau suami nya begitu sangat menyayangi dirinya.  Tidak mau hal lama di ungkit kembali .

"Jadi begini nak . Suatu saat bapak mu datang ikut kedua orang tua nya , entah alasan apa ibuk juga enggak tau, karena bapak mu kalau kakek dan nenek mu datang , dia tidak pernah ikut .

"Entah sudah menjadi takdir dari Allah , ibuk juga enggak tau , intinya hari itu ibuk bertemu dengan bapak . Dan saat itu pula bapak mu sering sekali ke panti setelah pertemuan pertama kita ." Ucap ibu nya Nisa .  Mengingat hal tersebut , kedua sudut bibir nya terukir senyuman , dirinya merasa jatuh hati pada seseorang, tapi ibu nya Nisa tidak berani memiliki perasaan lebih dari sekadar suka , karena dirinya sangat tau posisi nya seperti apa . Dirinya hanya anak panti asuhan , tidak seperti suami nya yang keturunan ningrat .

"Jadi begitu Nis , sampailah , bapak menceritakan semua tentang perasaan bapak kepada kedua orang tua bapak, dan pada saat itu kedua orang tua bapak murka , dan dengan terang-terangan tidak namun merestui kami berdua . Bapak tidak putus asa . Bapak terus berusaha meyakinkan kedua orang tua bapak , hingga pada di titik , bapak akan di jodohkan, bapak lebih memilih kabur dan mengajak ibuk mu pergi .

"Tapi sayang ,ibuk mu menolak nya Nis , hati ibuk mu seperti malaikat , tidak mau jika bapak menjadi anak durhaka . Tapi bapak terus berusaha keras , hingga bapak memohon dan akan melakukan bunuh diri jika ibuk mu tidak mau ikut dengan bapak . " Ucap bapak nya Nisa . Tangan nya menggenggam erat tangan sang istri , kalau mengingat hal itu rasanya sakit sekali . Dirinya harus di pisahkan oleh orang yang di cintai nya .

"Dan pada akhirnya , bapak membawa ibuk mu pergi jauh.  Kita menetap di Desa ini setelah memutuskan untuk menikah secara agama . Dan kamu hanya bisa pasrah saat di kasih cobaan oleh Allah hidup susah dan luntang-lantung . "

Bapak nya Nisa menoleh ke arah sang istri sambil tersenyum . "Tapi bapak enggak pernah menyesal Nis , sudah menikahi ibuk kamu . Bapak bahagia sejauh ini . Walaupun dalam hati bapak , bapak marah karena sudah berani menentang kedua orang tua bapak . Mungkin saja , kalau bapak tidak kabur dan menentang kedua nya , orang tua bapak akan tetap menikahkan bapak dengan ibuk mu . Karena bapak tau bagaimana mereka sangat menyayangi bapak .

"Tapi semua nya sudah menjadi bubur . Bibik mu mengatakan, jika selama bapak pergi , kedua nya menjadi uring-uringan , dan selalu merasa bersalah . Kedua nya bahkan mencari bapak dan ibuk mu , mereka berjanji jika bertemu akan merestui kami.  Bapak sudah katakan kan Nis, bagaimana sayang nya mereka . Mereka tidak akan pernah tega . ". Ucap bapak nya sambil menundukkan kepala nya . Rasa nya sangat sedih saat membayangkan bagaimana tersiksa nya kedua orang tua nya selama ini . Dirinya terlalu berpikir pendek dan tidak mau membujuk lagi . Tapi mau bagaimana lagi, semua nya sudah menjadi kisah cerita , dan tidak bisa di ulang kembali . Rasa penyesalan karena sudah membentak kedua orang tua nya itu hadir dan membuat bapak nya Nisa sangat sedih . Terlebih dirinya tidak meminta maaf sebelum kedua nya meninggalkan dunia ini.

Nisa menghapus air mata yang menetes di kedua sudut mata nya.  Sungguh tidak pernah menyangka kedua orang tua nya punya cerita cinta yang sangat mengesankan di dalam hidup kedua nya .

Apa lagi melihat sikap bapak nya yang selalu romantis menggenggam tangan sang ibu, membuat Nisa iri , dirinya saja tidak pernah di perlakukan seperti itu pada Doni .

"Buk, pak , Nisa turut bahagia . Kehidupan bapak dan ibuk Alhamdulillah sudah lebih baik dari sebelumnya . "

Bapak nya tersenyum . "Sebenarnya bapak enggak pantas dapat semua ini Nis . Bibik mu awal nya meminta bapak dan ibuk mu pergi ke keraton tempat tinggal nenek dan kakek mu , tapi ibuk dan bapak tetap di sini, karena kami takut suatu saat kamu pulang dan tidak bisa mendapati kami berdua . Bibik mu tidak kehilangan akal Nia , bibik mu membelikan perkebunan kopi dan sawit pada bapak , bapak menolak nya Nis , karena bapak enggak pantas.    Tapi bibik mu ngotot terus menerus meminta bapak menerima semua yang di berikan , dan bibik mu meminta setelah bapak dan ibuk siap, kita di suruh kembali ke keraton untuk meneruskan semua nya .  Semua keputusan ada di tangan kamu Nis, kalau ibuk mu sudah setuju "

"Kalau bapak dan ibuk mau , silahkan , Nisa hanya mengikut saja . " Ucap Nisa ,

Bapak nya tersenyum . "Kalian lah tujuan hidup bapak , terimakasih untuk waktu nya selama ini , karena kalian bapak bisa menjalani hari-hari bapak ." Ucap bapak nya .

Nisa tersenyum, tapi tiba-tiba meringis saat merasakan nyeri di perut nya . "Awwwwhs"

Bapak dan ibu nya langsung panik, dan mendekati Nisa .

"Kamu kenapa nak ?" Tanya ibu dan bapak nya khawatir .

Nisa menggeleng, rasa sakit nya tidak seperti biasa nya ini terlalu sakit . "Saaakit buk, pak " seru Nisa .

"Kita bawa ke klinik buk . "