NovelToon NovelToon
GLOW UP PADA WAKTUNYA

GLOW UP PADA WAKTUNYA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:811.1k
Nilai: 4.6
Nama Author: Savana Alifa

"Gak tahu malu! Lo gak ngaca? Lo itu jelek, gendut, item lagi! Bisa-bisanya mimpi mau jadi pacar Alder."

Suara sumbang itu terus terlontar dari banyaknya murid yang mengelilinginya, melemparnya dengan kertas bahkan dengan botol air mineral kosong.

Dimana letak kesalahannya? Gadis bernama Jasmine itu hanya mencoba menyatakan perasaannya pada pemuda bernama Alder, tapi ternyata di situ lah awal kehancurannya.

Mendapat perlakuan buruk dan bullying dari teman-teman sekolahnya, tak lantas membuat Jasmine menyerah. Meski nyaris tak waras, ia berhasil merubah dirinya. Dari seekor itik, menjadi angsa cantik!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERUBAHAN

"Mama..." Pekik Jasmin, ia sontak bangun lalu duduk dengan nafas tersengal. Sesak, setiap kali mimpi itu datang, dadanya terasa sangat sesak.

Tak lama, pintu kamar terbuka, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu datang dan segera memeluknya, "Mimpi lagi?" Tanyanya dengan lembut.

Jasmine mengangguk, tatapannya kosong, seperti tengah melihat kembali kejadian Lima tahun yang lalu. Kejadian buruk yang sampai saat ini membekas dan meninggalkan trauma dalam dirinya.

Kejadian yang membuatnya memutuskan untuk pindah sekolah bahkan pindah tempat tinggal. Beruntung sang ibu terus mendukungnya, terus menguatkannya dan terus berusaha membuatnya bangkit.

"Tenang ya sayang, itu sudah berlalu. Itu hanya mimpi," ucap Dahlia.

"Ma, aku haus," lirih Jasmine, nafas yang tersengal membuat tenggorokannya kering.

Dengan sigap Dahlia mengambilkan putrinya segelas air yang selalu ia siapkan di atas nakas, "Pelan-pelan, Nak.." pintanya saat Jasmine minum dengan terburu-buru.

"Mama temenin kamu tidur, ok?"

Jasmine mengangguk, ia kembali merebahkan dirinya. Sekilas ia melirik jam dinding yang suara ketukannya seperti tengah menertawakannya. Pukul Dua dini hari, mimpinya sudah mengganggu tidur sang mama.

"Cepat tidur, besok kamu kerja kan?" Dahlia mengusap puncak kepala Jasmine, gadis itu mengangguk lalu memejamkan matanya, mencoba kembali menyelami alam mimpi yang terkadang menakutkan untuknya.

Lima tahun berlalu, namun bayangan saat ia di kerumuni teman-teman sekolahnya sering kembali datang dan menghantuinya. Kejadian yang tak akan bisa ia lupakan seumur hidupnya, masa sekolah yang harusnya indah justru meninggalkan sebuah trauma.

Jika mengingat hal itu, Jasmine kerap tiba-tiba menangis dan mengurung diri di dalam kamar, dan Dahlia yang mengerti keadaan putrinya selalu membiarkannya sendiri untuk beberapa saat. Sampai gadis itu kembali tenang dan keluar kamar dengan sendirinya.

Kejadian di masa lalu itu juga lah yang membuat Jasmine tak lagi percaya pada cinta, menghapus cinta dari list hidupnya. Tujuannya kini hanya uang dan uang, untuk memenuhi kebutuhannya dan sang mama juga membahagiakan perempuan itu.

Jasmine yang gendut, hitam dan kumal kini bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan. Sejak bekerja juga lah sedikit demi sedikit ia menggebrak perubahan dalam dirinya.

Jasmine yang dulu berbeda dengan Jasmine yang sekarang. Tubuhnya yang gendut mulai menyusut dan membentuk. Gadis itu meluapkan amarahnya dengan berolahraga. Kadang lari, kadang juga belajar senam dari yutub.

***

"Pagi Jasmine,"

Jasmine tersenyum, menganggukkan kepala untuk membalas sapaan teman sekantornya.

"Seperti biasa, kamu nyegerin Jasmine, pagi ini malah lebih seger dari biasanya," celetuk salah seorang pria yang setiap hari tak bosan menggodanya.

Tanggapan Jasmine hanya tersenyum, Jasmine tak suka di rayu, tapi ia juga tahu bahwa ia tak bisa menghentikan mereka. Kecuali mereka sendiri yang berhenti merayunya dengan kesadaran sendiri.

Berpenampilan menarik, pasti lah semua orang terpana. Pandangan tertuju padanya, padahal pakaian yang ia pakai pun terbilang sopan alias tertutup. Tapi tentang Jasmine, selalu menarik hati yang memandang.

Kehadirannya bagai magnet, mampu menyedot perhatian semua orang yang di lewatinya. Memakai riasan tipis, Jasmine tampak cantik natural.

"Mbak Jasmine, di tunggu pak Han di ruangannya, katanya ada hal penting," kata Ria, salah satu teman satu divisinya.

Jasmine mengerutkan dahi, "Ada apa yah?" Gumamnya.

Ria menggeleng, "Gak tahu juga mbak, tapi katanya penting. Makanya dia manggil mbak pagi-pagi."

"Ya udah deh, aku ke atas dulu yah. Makasih, Ria."

Ria mengangguk, melanjutkan niat awalnya menuju pantry untuk membuat kopi. Sedangkan Jasmine, ia memasuki lift menuju ruangan General Manager.

Tak biasanya Pak Han datang pagi-pagi sekali, itu artinya, hal yang akan disampaikannya pada Jasmine memang sangat penting.

Perasaan ia tak mempunyai kesalahan, target pemasaran pun ia capai melebihi nilai dan poin yang di tentukan. Lalu ada apa?

Terus menebak-nebak, sampai tak sadar lift sudah berhenti dan tiba di lantai yang Jasmine tuju. Bergegas Jasmine keluar, berjalan cepat menuju ruangan GM.

Ternyata Pak Han memang sudah menunggunya, terbukti dari kalimat pertama yang menyambut kedatangannya di ruangan itu.

"Syukurlah kamu sudah datang, saya sudah tidak sabar mau menyampaikan kabar ini sama kamu. Duduklah," pintanya.

Dari reaksi dan raut wajah sumringah Pak Han, sepertinya bukan teguran atau hukuman yang membawa Jasmine ke ruangan itu.

"Ada apa Pak? Apa saya membuat kesalahan?" Tanya Jasmine.

"Ah, tidak tidak tidak. Sebaliknya dari itu, jangan tegang," ujar Pak Han seraya terkikik. Pria tua baik hati itu lah yang selalu mendukung Jasmine, memberi motivasi dan semangat agar Jasmine berubah menjadi sosok yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya.

Jasmine mengatur nafas, ia mencoba tersenyum. Entah mengapa, jantungnya berdebar-debar.

"Sudah siap mendengar kabar menggelegar ini?"

Jasmine mengangguk, menunggu Pak Han dengan tak sabar.

"Kabar menggelegarnya adalah," jeda, Pak Han dengan sengaja menggoda Jasmine.

"Pak, lama-lama saya jantungan ini. Ada apa Pak?"

Pak Han tertawa, lalu berdehem dan kembali melanjutkan ucapannya, "Kamu terpilih sebagai karyawan terbaik yang mendapat kesempatan di promosikan naik jabatan di kantor pusat, Jasmine. Menggelegar kan?" Pekik Pak Han di akhir kalimatnya.

Jasmine membulatkan mata, tak percaya ia bisa mendapat kesempatan sebaik ini.

"Pak Han serius? Ya Tuhan, ini kabar bahagia Pak.." Jasmine sama memekiknya, perjuangannya tak sia-sia, kerja keras dan nyaris setiap hari lembut ternyata membuahkan hasil.

Benar kata pribahasa, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Jasmine sudah membuktikannya.

"Besok saya antar kamu ke Jakarta, dan kita akan..."

"Jakarta?" Potong Jasmine, ia baru tahu kantor pusat perusahaan tempatnya bernaung ternyata di Jakarta, kota yang sudah menorehkan banyak luka di hatinya, kota yang membuangnya.

Siapkah dia kembali? Sedangkan Surabaya sudah menjadi kota ramah yang menerimanya selama ini. Kota yang memberinya harapan dan semangat baru, dengan orang-orang yang menerimanya apa adanya.

"Ada apa Jasmine?" Tanya Pak Han, "Kenapa kamu seperti tidak senang?"

Jasmine menunduk, meremas jemarinya sendiri. Pak Han memang berperan penting dalam perubahan hidupnya, tapi pria tua itu tak tahu kisah masa lalunya, di balik perubahan itu ada kisah menyedihkan dan menyakitkan yang sangat ingin Jasmine kubur dalam-dalam.

"Pak, kayanya saya tidak siap. Lebih baik bapak merekomendasikan orang lain untuk pergi ke sana," cicit Jasmine. Ini cita-citanya, kariernya bagus dan ia bisa lebih membahagiakan Dahlia, tapi kenapa harus Jakarta? Dari sekian banyaknya kota, kenapa harus Jakarta?

"Loh loh loh, tunggu dulu. Ada apa ini, Jasmine? Ini kan cita-cita kamu, bukan hanya kamu saja yang menginginkan posisi ini, tapi semua karyawan pasti menginginkannya. Kenapa kamu justru mundur sebelum mencoba?"

Jasmine tertunduk, bingung harus menjelaskannya dari mana. Tapi untuk saat ini, ia benar-benar tak ingin kembali ke ibu kota.

"Jasmine, saya tidak tahu apa yang kamu alami selama kamu tinggal di sana, apakah bahagia atau sebaliknya. Saya tahu, pasti ada alasan yang kuat yang membuat kamu mundur. Tapi pikirkanlah dulu, jangan terburu-buru mengambil keputusan, perusahaan pusat memberi kamu waktu tiga hari, setelah tiga hari kamu harus memutuskannya. Pikirkanlah baik-baik, ini kesempatan emas, dan kesempatan emas tidak datang dua kali. Tapi apapun itu, saya akan mendukung kamu. Keputusan ada di tangan kamu, kamu yang akan menjalaninya, jadi saya serahkan semuanya sama kamu."

Jasmine mendongak, menatap Pak Han dengan mata berembun, ia begitu bersyukur bertemu dengan Pak Han, seseorang yang sudah memberinya kesempatan bekerja di sana di saat semua orang meragukannya.

Saat ia melamar bekerja di perusahaan itu, ia masih kuliah. Semua orang meragukannya saat itu, selain karena belum mempunyai pengalaman bekerja dan ijazah Universitas, penampilannya juga menjadi penilaian pertama untuk mereka menerima Jasmine.

Bagaimana tidak, perusahaan itu adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik, skincare dan peralatan kecantikan lainnya. Tentu yang bekerja di sana harus berpenampilan menarik dan cantik, apalagi saat itu Jasmine melamar sebagai marketing pemasaran, yang mau tak mau harus bertemu banyak konsumen secara langsung.

Konsumen rata-rata akan menilai dari penampilan marketing terlebih dahulu, apakah kosmetik yang di pasarkan bagus dan berhasil di pakai pegawainya sendiri? Sedangkan saat itu Jasmine masih bertubuh gemuk, hitam dan kumal.

Nyaris semua orang penting di perusahaan menolak, hanya Pak Han yang memberinya kesempatan. Pak Han juga yang meyakinkan rekan-rekannya bahwa ia akan berhasil merubah Jasmine, membuat gadis itu cantik dan sukses dalam kariernya. Hal itu terbukti sekarang, namun Jasmine justru mundur.

1
RJ 💜🐑
kasihan banget Jasmine 😢
Nadira Alexa
Luar biasa
Feybe Sanger
thor apakah iyaaaa...
gak reamistis sih ni cerita 🤣🤣
apakah kurang ide amoe dilama2in
Feybe Sanger
lah kenapa juga ceritanya di panjang2in tapi gak masuk akal....
kita juga bacanya pake quota lohhh...
Violeta
🤣🤣🤣🤣
Violeta
😅🤣🤣🤣
Filza Fatim
dan aku juga pernah di bully di sekolah menengah waktu itu aku gak tahu kalau kakel aku naksir sama aku dia termasuk mostwanted sekolah. aku yang tidak tahu apa" di bully hampir satu sekolah. tp akhirnya semuanya minta maaf setelah kakaksepupu ku mendatangi sekolah dan mengadukanya pada pihak sekolah. itu pengalaman terburuk sepanjang sekolah
Anonymous
[
Talnis Marsy
lha Dion nya gak salah.jelaslah marah. di kasih duit mau..tapi cintanya gak mau.aneh.harusnya klo gak cinta jangan mau di kasih uang Jasmin...naraaaa...
RJ 💜🐑: iya betul banget aku jadi kasihan sama dion, Jasmine tu cape" cantik dan melupakan lukanya di masa lalu tapi pacaran dengan orang yang bikin luka
total 1 replies
Eka Yuni
Luar biasa
Henny Dai
Buruk
susy lawati
Luar biasa,bagus cerita nya
#ayu.kurniaa_
.
Sari Ramly
Plat
Motor Cross
Kecewa
Motor Cross
Buruk
Naturelight
dasar keras kpala kau😄
Naturelight
gk suka klo jasmine ma si padi huaaa....
Lala Al Fadholi
si oryza ma Jasmine PD konyol...harusnya dr awal jgn nikah udah tau kedepannya akan susah bahagia aplg perkosaan itu ga ada itu namanya masing2 PD nyakitin diri sendiri
Lala Al Fadholi
lah enak amat oryza udah belajar duren baru d lepas...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!