"Kau adalah milikku, Kau ada di setiap hembusan nafasku. Ku bunuh siapapun yang berani menyentuhmu. Aku mencintaimu Anya" - Damian Andante Salvatore
"Yang kau sebut cinta itu adalah Penjara bagiku Dante. Bila bersamamu rasanya sesak bagiku. Aku membencimu Dante" - Azzevanya Laluna Hazal
Hallo guys, ini adalah novel pertama ku... maaf kalau banyak typo atau ceritanya kurang menarik ya... Terima kasih banyak😍😍😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sequoia_caca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Briefing
Setelah Lunch selesai, maka sekarang hanyalah tinggal melaksanakan Briefing bulanan. Dimana Johan selaku direktur akan memimpin Briefing seperti sebelum-sebelumnya. Para staff mengira dikarenakan CEO datang berkunjung maka briefing bulanan akan dipimpin oleh Damian, tapi karena Damian malas basa-basi akhirnya digantikan lah oleh Johan lagi.
"Baik semua nya sudah hadir ya.. Sebagai pembukaan dari briefing kali ini mari kita berdoa kepada Tuhan sesuai ajarannya masing-masing. "
Semua staff berdoa sesuai agama dan ajaran masing-masing.
"Amiin, oke bagaimana sehat semuanya? "
"Sehat pak.. "
jawab semua staff serempak.
"Hari ini kita akan briefing mengenai kemajuan dan peningkatan daya tarik dari para tamu tentang hotel kita ini. Kalian tentu tau bagaimana kita memperlakukan atau attitude pada tamu hotel seperti apa ya kan. Kita harus selalu ramah, senyum, sopan dan berkata.. "
"aku tau ini arahnya kemana hahah.. "
Rudy berbisik dan tersenyum mengejek ke arah Azze.
"Dan syukurnya para tamu kita sangat puas dengan kinerja kita selama ini, mereka nyaman tinggal disini, mereka juga suka pelayanan kita dan makanan kita juga. Tapi saya mendegar sebuah aduan dari fnb mananager bahwa tadi pagi ada hal yang tidak mengenakan menimpa staff kita, salah satu staff kita memperlakukan tamu dengan tidak sopan... "
Johan menelisik melihat kearah semua staff. Pak Hussen, Anton, Deni, Wawan, Susi dan yang lain menatap Rudy dengan kesal.
"Rudy goblog.. goreng bibir.. "
Wawan berbisik sambil menatap nyalang kearah Rudy. Rudy hanya memberikan senyuman mengejek ke arah mereka.
"Ada yang mau menyampaikan sesuatu? "
"Saya pak.. saya staff itu"
Azze maju selangkah ke depan.
".. ehmm sebentar pak , maaf apabila saya lancang. Saya ingin meluruskan sesuatu. Memang benar Azzevanya melontarkan kata kata kasar pada tamu tapi dia melakukan itu karena ada sebabnya. "
Pak Hussen maju untuk membela Azze.
"Pak Hussen, menyela pembicaraan dan berbicara di kala bukan waktunya itu juga termasuk attitude yang buruk. "
Rudy ikut maju memotong Pak Hussen yang sedang bicara. Azze tidak bergeming, dia sangat percaya diri dan tidak terlihat goyah sedikitpun. Itulah kenapa walaupun dia masih muda tapi kebanyakan staff segan padanya.
"Cukup.. cukup tenang semuanya..!. Mari kita mendengarkan penjelasan dari yang bersangkutan saja ya. Azzevanya apa yang terjadi tadi? "
Johan sebenarnya sudah tau dengan apa yang terjadi pada Azze, saat dia mendengar aduan dari Rudy dia sempat tidak percaya, karena yang Rudy katakan tidak 100%, kebanyakan dia mengatakan hal yang buruknya tentang Azze. Lalu dia mengupas fakta yang sesungguhnya dengan bertanya pada saksi yang ada disana. Dan sumber terpercaya itu adalah Anton. Anton menceritakan semuanya kepada Johan. Johan sangat kesal rasanya dia ingin membunuh tua bangka itu.
Azze menjelaskan semua yang terjadi secara detail, dia tidak melewatkan satu hal pun. Dia sangat jujur sekali, tidak ada satupun hal yang ia tutupi walaupun itu akan memberatkannya.
"Mmm kurang lebih seperti itu pak.. saya sudah sangat menahan diri untuk menyikapi tamu yang seperti itu. Tapi karena dia juga melecehkan harga diri saya sebagai perempuan, maka saya tidak bisa tinggal diam. Jika bapak merasa saya sangat salah. Bapak bisa memecat saya, Saya akan terima konsekuensi nya".
"Azze.... "
Pak Hussen sedikit kecewa dengan kalimat terakhir yang Azze sampaikan.
Rudy terlihat bahagia dengan kata-kata Azze. namun, yang lain menunjukkan ekspresi tidak Terima
"Hey, hey, Azzevanya apa yang kau katakan... memecat orang yang kompeten seperti dirimu? mustahil, itu tidak akan terjadi. "
Johan berjalan mendekat ke arah Azzevanya.
Ekspresi wajah Rudy tampak tidak senang mendengar ucapan Johan tadi.
"Justru kami selaku orang yang seharusnya mengayomi staff kami meminta maaf padamu karena kurang maksimal menyikapi masalah besar seperti tadi itu. Harusnya kami menyerahkan pelaku ke pihak berwenang. Maafkan kami ya Azzevanya. Apa yang kamu lakukan adalah hal yang benar. Yang ingin saya sampaikan adalah memang nomor satu itu adalah attitude tapi jika kita bertemu dengan tamu yang seperti itu. Kita tetap harus membela diri. Dan sebagai atasan maaf Pak Rudy harusnya anda melindungi staff anda apabila terjadi hal yang tidak diinginkan seperti itu. Seharusnumya anda menjadi garda terdepan untuk menyelesaikan masalah itu. Bukan begitu pak Rudy? "
Johan mengalihkan pandangan ke arah Rudy yang berdiri kikuk melihat ke arah semua orang.
"Iya.. betul pak"
Rudy menjawab dengan tidak rela.
" sial.. bukan ini yang kuharapkan"
"Azzevanya, justru tamu-tamu kita memuji apa yang kamu lakukan. Mereka justru senang saat kamu melawan untuk membela harga dirimu. Jadi pertahankan ya."
Johan tersenyum kepada Azze, semua staff tidak percaya dengan yang mereka lihat. Selama bekerja disini tidak pernah seorangpun melihat Johan tersenyum. Barulah kali ini mereka melihat senyum Johan yang membuat wajahnya berkali-kali lebih tampan dari biasanya.
"Baik, masalah ini sudah kelar. Tapi ada satu hal yang akan saya sampaikan saat ini. Berkat dedikasi yang tinggi dan pencapaian yang signifikan juga kinerja yang bagus.. beberapa staff kita di The Le' Grande Rose mendapatkan promosi kenaikan jabatan di beberapa Resort dan Hotel dibawah naungan Salvatore Group yang tersebar di beberapa negara terutama Eropa dan Amerika. Berikut saya sudah memiliki beberapa nama yang akan saya sebutkan, untuk lebih jelasnya nanti saya akan menyampaikan secara detail di kantor saya ya. Baik,.. ini dia Anton dari divisi cleaning service mohon nanti ke ruangan saya ya. "
"Saya pak??.. "
Anton bertanya karena tidak percaya bahwa dia akan naik jabatan.
"Memang nya ada disini yang bernama Anton selain kamu? "
Johan menjawab Pertanyaan Anton dengan berbalij bertanya.. Anton hanya tersenyum kikuk.
"Terimakasih banyak pak"
Johan hanya memberi respon dengan anggukan.
"selanjutnya... ".
Berberapa nama sudah Johan sebutkan. Semua staff tampak bahagia satu sama lain dan saling mendukung. Mereka sangat bangga kepada teman-teman satu perjuangan mereka yang berhasil di promosi kan. Namun ada satu orang yang sejak tadi tampak tidak senang. Orang itu adalah Rudy. Sejak tadi dia memasang ekspresi cemberut. Apalagi saat mendengar nama yang terakhir disampaikan.
"dan yang terakhir.. adalah Azzevanya dari tim fnb product. Selamat Azze".
Johan menjabat tangan Azze sambil melontar kan senyuman seperti tadi. Azze sangat senang sekali saat tahu dirinya juga akan di promosi kan.
" Wahhh selamat kak... "
Susi dan Rian memeluk Azze. Mereka sangat kegirangan mendengar pencapaian Azze, senior yang sangat mereka sukai.
"Selamat ya Ze, aku bangga padamu. "
"Terimakasih pak.. jika bukan berkat bapak, aku tidak bisa berada di titik ini"
Azze memeluk Pak Hussen yang sudah dia anggap seperti ayahnya sendiri.
"Selamat ya Ze, aku bangga padamu...!!! "
"Alhamdulillah pisan Ze, syukur syukur ya allah".
Deni dan Wawan juga ikut senang.
" Baiklah sekian dari saya. Untuk yang mendapatkan promosi pada hari ini saya ucapkan selamat dan untuk yang belum, bukan berarti kinerja kalian buruk tapi jadilah yang terbaik dari yang terbaik oke.. Terimakasih "
Johan memberikan semangat sebagai kata penutup, Dia pamit lalu meninggalkan semuanya untuk kembali ke ruangannya. Tapi ada satu hal yang sejak tadi terus-terusan mengganggu pikirannya. Johan memperlambat langkahnya.
"Apa dari awal keputusan ku sudah benar.... hahhh sial"
Johan mengusap wajahnya kasar.