10 tahun sudah berlalu, kini tiga bocah kembar yang dulu selalu tampil menggemaskan, sekarang sudah tumbuh menjadi pria tampan dan gadis yang cantik.
Semenjak 10 tahun itu banyak hal yang sudah terjadi, Zio, Zayn dan Zea mengalami keterpurukan yang mendalam karena terbunuh atau meninggal nya dua orang terkasih nya, yang disebabkan oleh orang terdekat nya.
Namun sayangnya, semenjak hari kejadian itu, orang yang telah mencelakai keluarga mereka menghilang bak ditelan bumi. Dan semenjak hari itu tiga anak kembar itu berjanji akan mencari dan menemukan pembunuh itu dan akan membalas dendam atas kematian dua orang yang mereka sayangi.
Yuk ikuti kisah nya. selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Saat Zea tengah memperhatikan siswa yg tadi menubruk nya, tiba-tiba sebuah bola basket melayang tepat diatas kepala lelaki yg tadi menubruk Zea.
Dugghhh.
"Aawws." Ringis siswa yg tadi menubruk Zea.
Zea dan Arumi tersenyum manis, begitu pula dengan Ara, ketiga gadis itu sontak menoleh ke belakang, tepat nya ke arah dari mana bola basket itu melayang.
R2 dan Kevin serta Asya berdiri disana, dengan beberapa team basket mereka, yg telah siap untuk bertanding.
"Siapa yg melempar bola nya, kepala Gue sakit tahu." Marah siswa yg tadi menubruk Zea. Sambil menatap Zio dan Zayn beserta teman-temannya.
"Aku." Zayn mengakui dengan lantang, memang Zayn lah pelaku nya, lelaki itu melihat saat siswa dari sekolah yg akan menjadi lawan mereka nanti sengaja menubruk Zea. Oleh karna itulah Zayn yg kebetulan memegang bola basket langsung melemparnya. Siswa tadi berjalan menghampiri R2 dan teman-teman.
"Jadi Lo yg melempar bola nya, kenapa? Merasa jadi jagoan Lo, mentang-mentang di kandang sendiri." Cibir Siswa tadi sambil menatap Zayn dengan senyum mengejek.
“Ngapain Gue takut sama pecundang kayak Lo.” ucap Zayn berkata seraya menunjuk siswa tadi tepat di dada nya.
"Maksud Lo ngataian Gue pecundang apa?." Siswa sekolah sebelah tak terima di katakan pecundang oleh Zayn, lelaki tersebut balas menunjuk Zayn.
Tatapan mata kedua siswa tersebut saling beradu, tatapan dengan sama-sama sengit dan penuh permusuhan.
"Gimana nggak pecundang nama nya, kalo Lo berani menubruk seorang cewek, dan itupun cewek culun dan lugu." Kevin angkat bicara.
"Justru karna dia culun dan lugu Gue benci dia, Gue benci orang-orang yg miskin tapi tidak sadar diri." Sahut Siswa tersebut dengan memandang remeh pada Ara dan Zea, yg saat itu memang berpenampilan cupu.
"Tidak sadar diri gimana maksud Lo?." Zio mulai emosi, lelaki tersebut mulai menarik kuat kerah baju siswa yg tadi menubruk Zea. Sebab Zio bisa melihat tatapan penuh ejekan siswa tersebut pada Ara dan Zea.
"Sabar Zio." Asya mencoba meraih tangan Zio dari kerah seragam Siswa tadi.
Mendengar Asya menyebut nama Zio, siswa tadi tampak terkejut dengan mata yg terbelalak dan mulut setengah terbuka.
"Zio." Gumam nya dalam hati, dada siswa tersebut semakin bergemuruh.
"Asya biarkan aku menghabisi pecundang ini." Zio yg masih kesal mencoba memberontak.
"Asya benar Zio, kamu harus sabar." Dev ikut menegahi.
"Zio, Apa yang dikatakan Asya dan Dev benar, kita tidak perlu membuang-buang energi untuk lelaki pecundang ini." Kevin kembali angkat bicara.
Adegan tersebut menjadi tontonan para siswa dan siswi, tentu saja rata-rata mereka membela Zio.
"Lihatlah, kita jadi tontonan sekarang." Tambahkan Kevin lagi.
Sontak Zio langsung menatap ke sekeliling nya, dan benar saja, beberapa siswa dan siswi berkerumun menonton pertunjukan mereka barusan.
"Bubar kalian." ucap Zio menatap tajam semua orang.
Mendengar perkataan Zio, semua orang mulai membubarkan diri, tentu saja mereka tak berani membantah, selain Zio merupakan anak donatur tetap disekolah tersebut, lelaki itu juga merupakan ketua OSIS di sekolah itu.
"Semakin besar, kau semakin menantang Zio, aura dingin dan tegas semakin melekat dalam dirimu, tapi aku tidak akan pernah takut." Monolog siswa tadi sambil menatap Zio.
"Kita akan bertemu saat pertandingan nanti, dan aku pastikan bahwa kalian yg akan malu." Siswa tadi berkata pelan, sambil menatap Zio dan teman-teman nya.
Usai mengatakan hal tersebut, siswa tadi langsung berlalu, dan bergabung dengan teman-teman nya dari sekolah mereka.
"Aku seperti pernah bertemu dengan siswa itu." Gumam Kevin pelan, akan tetapi masih bisa di dengar oleh teman-temannya yg lain.
"Hm." Zayn menyetujui perkataan Kevin, Zayn juga merasa tak asing dengan siswa tadi.
"Aku juga merasa sangat familiar dengan nya." Zea ikut angkat bicara.
"Tapi siapa dia?." Ara juga tak mau kalah.
Ketiga kembar dan Kevin tampak berfikir keras mengingat siapa siswa tadi. Sedetik kemudian, ke 4 orang itu saling melempar pandang.
"Farrel." Ucap ke 4 orang itu bersamaan.
"Siapa Farrel?." Arumi sangat penasaran.
"Salah satu teman sekolah kami dulu." Sahut Zio.
"Tapi apa benar dia Farrel?." Zea bertanya sambil menatap ke 2 saudaranya dan juga Kevin.
"Aku yakin dia Farrel." Zio menanggapi.
"Bukankah dulu dia gemuk dan hitam." Zea menimpali.
"Setiap orang bisa berubah Raudha." Sahut Zio.
"Tapi sifat nya yg sok berkuasa dan suka membully tidak berubah Zio." Ujar Kevin.
"Dan tadi apa katanya, dia akan mempermalukan team sekolah kita? Mimpi saja dia." Ara ikut menimpali.
"Lawak kali ya, ahahaha." Arumi tertawa pelan.
"Buktikan pada nya, kalau sekolah kita lebih unggul dan lebih baik dari pada sekolah mereka." Ujar Zea, sambil menatap semua anggota team basket mereka secara bergantian.
Serempak semua nya mengangguk mantap, tujuan mereka bertanding memang untuk menang, tapi tadinya mereka akan mengisyaratkan ramah dan baik pada lawan mereka, namun kini mereka berubah fikiran, mereka harus membuat tim Farrel malu semalu-malu nya.
“Tetapi tetaplah bertanding dengan sportif, dan jangan curang.” Peringat Zea sambil menatap ke 2 saudara kembarnya.
Ke 2 pria itu mengangguk, begitu pula dengan yg lain nya. Setelah itu, Zio dan team nya langsung berlalu dan menuju lapangan, sebab pertandingan akan segera di mulai.
Zea, Ara dan Arumi juga langsung menuju tribun, untuk menyaksikan pertandingan Zio dan teman-teman.
"Tuh kan, gara-gara Farrel kabel itu kita tidak kebagian tempat duduk di depan." Cebik Ara, saat melihat tribun bagian paling depan sudah terisi semua nya.
"Tenang, serahkan semuanya pada Arumi." Arumi berkata, seraya menampar dadanya. Zea dan Ara hanya bisa mengedikkan bahu mereka.
Arumi pergi ke tribun bagian paling depan, dan mendekati tiga orang siswi yg tak lain dari Vina, Misel dan satu orang bestie mereka yaitu Nauren.
"Eh para badut mampang, pindah tempat duduk sano kalian, Gue dan teman Gue mau duduk disini." Arumi dengan seenak jidat mengusir Vina cs.
"Siapa Lo, berani nyuruh-nyuruh Gue pindah." ucap Vina nyolot, dan menatap Arumi dengan melotot horor.
Arumi membalas melotot lebih horor lagi, bahkan gadis itu telah menyingsing kan lengan seragam nya.
"Pindah nggak kalian! Kalau nggak pindah siap-siap saja Gue kasih kalian make up permanen nih." Arumi berkata seraya menunjukkan kepalan tinju nya di hadapan Vina cs.
Zea dan Ara yg melihat tingkah Arumi hanya bisa tertawa, mereka hafal betul Arumi bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan yg dia inginkan.
Bukan sekali dua kali Vina CS mendapat tendangan dari Arumi saat Vina cs suka berkata pedas pada Zea dan Ara.
Arumi tahu, kalau Ara dan Zea bisa bela diri, tetapi sudah jadi tugas Arumi untuk menjadi gadis yg paling berani diantara mereka, itu adalah kesepakatan mereka.
Vina cs langsung melotot mendengar ancaman Arumi, mereka tahu Arumi tak pernah main-main, sontak saja ketiga bestie itu langsung bangkit dari duduk nya, dan berpindah tempat duduk.
"Selalu saja menyuruh-nyuruh orang seenak jidat." Vina menggerutu, gadis itu mencebikkan bibirnya kesal.
"Jangan keras-keras Vina, memang nya Lo mau babak belur sama Arumi." Ujar Nauren.Arumi tersenyum miring, dalam hati gadis itu tertawa puas, karna berhasil mengusir Vina cs dan membuat mereka kesal, dan tak berkutik.
"Bestie, Gue udah dapat tempat duduk nya, ayo kemari, kita harus bersorak paling kencang untuk meneriakan nama Asya."Arumi berkata seraya melambaikan tangan pada Ara dan Zea, dan mengajak kedua gadis dengan penampilan culun itu duduk.
"Tidak Arumi, aku akan meneriakkan nama Zio." Ara langsung menolak tegas, dia tak ingin menyorakkan nama Asya.
"Zio tidak akan sudi nama nya Lo sebut-sebut cewek culun ." Celetuk Vina.
"Biarkan aku saja yg menyorakkan nama Zio, hanya aku yg pantas." Tambah Vina lagi.
"Sekali lagi Lo berani hina teman Gue, besok nya Gue pastikan Lo nggak bisa ngomong lagi." Ancam Arumi sambil menatap tajam Vina.
"Aku juga tak mau meneriakkan nama Asya." Zea juga tak setuju dengan perkataan Arumi tadi.
"Lalu kamu menjadi pendukung nya siapa dong?." Tanya Arumi dan Ara bersamaan, ketiga gadis itu telah duduk dengan anteng, di tempat duduk hasil rampasan Arumi.
"Jangan bilang mau menyeru-nyerukan nama Mark ya, karna pangeran Mark mu itu tidak ikut dalam pertandingan ini." Ledek Ara.
"Tidak, aku tidak akan meneriakkan nama siapapun."Sahut Zea.
"Dukung Asya saja." Arumi memaksa Zea mendukung Asya.
"Zio saja." Ara tak mau kalah, dia ingin Zea mendukung Zio.
"Aku netral saja." Zea menengahi Arumi dan Ara.
Ara dan Arumi mengangguk, mereka tak lagi memaksa Zea, toh baik Zio ataupun Zayn serta Asya adalah kakak dan teman kakak nya Zea, pastilah Zea akan mendukung mereka dengan adil.
Para anggota cheerleaders dari masing-masing sekolah mulai tampil, yg artinya sebentar lagi pertandingan akan segera di mulai. Suara sorak sorai mulai terdengar, dan riuh tepuk tangan membahana setelah anggota cheerleaders tampil.
Tak lama setelah nya, masing-masing team basket dari kedua sekolah yg akan bertanding mulai memasuki lapangan dan berbaris rapih menunggu intruksi dari pelatih mereka masing-masing.
Tak lama setelah nya, peluit mulai di tiup oleh wasit, dan kedua team mulai mengambil ancang-ancang untuk memulai pertandingan.
Setelah kedua team saling berjabat tangan sebagai perkenalan, sebuah koin mulai di lempar ke udara untuk menentukan team mana yg akan memegang bola terlebih dahulu.
\*
Bersambung...............
Zio❤️ Arania(Ara)
Zayn ❤️Senna( Nana)
Asya ❤️Arumi(Arum)
Kevin selalu dikejar Juliet si gadis yang make up nya over tapi tak tahu kalau sebenarnya Juliet tu cantik orangnya jika bermake up tipis dan natural tak terlalu over make up nya
jika Juliet baik orangnya adakah Zea,Ara,dan Arumi ubah penampilan Juliet yang over make up nya tu
Juliet mesti cantik tapi kenyataan Juliet tak pandai make up wajahnya sendiri sebab tu make up nya over.
jika Juliet bermake up tipis adakah Kevin akan tertarik dengan penampilan baru Juliet sebab disini Juliet terkejar-kejar Kevin kerana dia suka Kevin tapi dia bukan teman vina CS sebab Juliet ada bela- belain temannya Zea masa pertandingan basket tempoh hari.
Tom & Jerry sekarang Asya& Arumi
Arumi seperti Jeniffer orangnya bar bar tapi lebih bar bar si Arumi dibandingkan Jeniffer dulu
Asya & Arumi pengganti Jonathan &Jeniffer masa zaman sebelum jadi suami isteri.
Elang umurnya 42 tahun mungkin Jonathan fathur dan Darren juga 42 tahun
Claudia umurnya 40 tahun
Erick dan Arnold tak tahu umur berapa tahun sama ada sebaya Elang atau lebih tua sikit umurnya dari elang
Alexander tidak tahu umur berapa tahun 60 tahun lebih ke atau 70 tahun lebih begitu juga umur Elis A.k.A Alista.
macam contohnya kamu mengecam aku di media sosial (medsos) sampai aku dipulaukan ( dipinggirkan) orang lain dan contoh satu lagi kamu mengancam aku untuk sebarkan aib aku.