Adelia Embun Chalandra mengalami kecelakaan mobil saat dia pulang dari camping dengan teman kampusnya. Namun, siapa sangka saat dia membuka matanya dan tersadar bahwa rohnya tidak mampu memasuki tubuhnya kembali. Berkali-kali dia mencoba untuk masuk ke dalam tubuhnya namun entah mengapa seakan ada sesuatu yang membuat dia ditolak oleh tubuhnya sendiri. Dalam keputusasaan Adelia, dia justru mengetahui banyak rahasia yang selama ini disembunyikan oleh keluarganya. Selain itu dia juga bertemu dengan sosok pria yang mampu melihat bahkan menyentuh roh seperti dirinya.
Bagaimana kelanjutannya, yuk simak terus ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3
Ceklek
Pintu ruangan kamar Adelia terbuka. Seorang lelaki dan wanita paruh baya muncul dari balik pintu.
"Adelia, sayang ......" tangisan itu langsung terdengar dari sang ibu. Wanita paruh baya itu menangis tersedu-sedu melihat kondisi Adelia yang begitu miris.
Ditubuhnya dipenuhi dengan alat penunjang kehidupan. Kepalanya diperban dan kakinya juga mengalami patah tulang. Sungguh melihat kedua orang tuanya air mata Adelia kembali mengalir deras. Sang ibu yang bersimpuh di samping ranjangnya dengan sang ayah yang langsung lemas melihat kondisi putrinya separah itu.
"Mas, bagaimana ini? kenapa putri kita tidak mau bangun mas....putri kita mas..." ucap wanita bernama Nella tersebut.
"Tenang ma, putri kita pastinya baik-baik saja. Dia akan bertahan melawan semuanya ini. Aku yakin Adelia akan kuat menghadapi ini, akkkkkhh...." belum sempat sang ayah berucap. Tiba-tiba saja lelaki paruh baya itu memegangi dadanya yang terasa sakit.
"Mas...mas ..kenapa mas?" Nella tampak panik melihat kondisi suamianya yang mendadak kesakitan.
"Ayah."
"Om Bagas."
Jennifer dan Gilang yang melihat kondisi ayah Adelia seketika langsung membantu untuk duduk di sofa terdekat. Gilang segera menekan tombol panggilan untuk tim medis. Tak lama kemudian tampak beberapa perawat datang ke ruangan Adelia dirawat.
Karena kondisi pak Bagas yang kambuh penyakit jantungnya. Akhirnya mereka membawa pak Bagas ke ruangan lain untuk melakukan pemeriksaan. Semuanya sibuk mengurus kondisi pak bagas yang kesakitan. Sehingga tidak ada yang tinggal menemani Adelia yang koma.
Melihat kejadian yang menimpa sang ayah membuat Adelia hanya bisa menangis saja. Dia berulang kali ingin memeluk ayahnya dan mengatakan jika dirinya baik-baik saja. Akan tetapi Adelia tidak bisa melakukannya. Dia tidak bisa memegang ataupun menyentuh tubuh mereka semuanya. Ayahnya, mamanya, kakaknya bahkan sang kekasih sekalipun.
Adelia berusaha berbicara tetapi suaranya saja tidak dapat mereka dengar. Adelia hanya mampu menangis, menangis dan cuma menangis saja. Melihat ayahnya pada akhirnya ikut terbaring di rumah sakit akibat penyakitnya kambuh. Dokter menyarankan agar Tuan Bagas Chalandra untuk dirawat di rumah sakit.
"Apa yang harus aku lakukan?" rintih Adelia yang tidak mampu melakukan apapun. Dia bingung harus melakukan apa. Ingin sekali membantu tapi tidak bisa.
"Je... ayo kita pulang. Kamu harus menjaga kondisimu," ujar Gilang memegang bahu Jennifer, kakak Adelia.
"Iya kak, kamu kelihatan begitu pucat. Apakah kakak sakit?" ucapan Adelia tentu hanya dirinya sendiri yang bisa mendengarnya. Akan tetapi dia memang melihat kakaknya begitu pucat sepertinya dia kecapekan.
"Iya nak, pulanglah. Di sini sudah ada mama yang menjaga ayah dan juga adikmu. Kalian berdua pulang saja. Pekerjaanmu banyak Jen, masih belum mengurus kantor juga," ucap mama Nella memperingatkan sang putri.
Jennifer menarik napas panjang dan menghembuskannya secara kasar.
"Baiklah kalau begitu, aku permisi pulang dulu ma," pamit Jennifer dan diikuti oleh Gilang. Keduanya pamit meninggalkan mama Nella mengurus Pak Bagas dan juga Adelia di rumah sakit.
Entah mengapa roh Adelia mengikuti kepergian sang kakak dan juga kekasihnya. Meskipun keduanya jalan bersama seperti itu akan tetapi Adelia sama sekali tidak cemburu. akan kedekatan mereka. Karena memang Gilang adalah teman dari Jennifer. Jadi menurut Adelia wajar saja mereka dekat. Karena keduanya sudah lama saling kenal. Dan juga mereka seumuran.
Brak.
"Kita ke apartemen saja," ucap Jennifer kepada Gilang.
"Kamu nggak mau pulang saja? Wajahmu pucat je..."
Tiba-tiba Jennifer mengalungkan kedua tangannya ke leher Gilang. Dia juga mendekatkan wajahnya hampir menyatukan keningnya dengan Gilang. Pemandangan itu sontak membuat adelia yang duduk di belakang melototkan kedua matanya. Ada apa ini sebenarnya? batin keras Adelia.
"Aku merindukanmu Gilang. Sangat merindukanmu,"ucap manja Jennifer kemudian menyatukan bibirnya dengan bibir Gilang.
Kakak, Mas Gilang, ada apa sebenarnya ini?
❤️❤️❤️
TBC
yo rasakan karma instan itu nyata.
kasian deh yaw /Drowsy/
adelia itu udh punya raka yaw /Casual/