🏆 Juara Harapan Baru Novel Pria YAAW 9🏆
Di kota Awan, seorang remaja berawal dengan julukan sampah Klan Long. Meski dirinya adalah cucu dari Patriark, Long Guan tidak diperhatikan dan sampai suatu ketika ia dijebak oleh sepupunya dan hampir meninggal, barulah kebangkitannya mulai terlihat sangat signifikan terkait warisan leluhur yang tidak sengaja ia terima.
Perjalanan Long Guan selanjutnya semakin berkembang tatkala ia secara tak sengaja memasuki Sekte Pedang Angin dan menjadi Ketua yang mampu menjadikan Sekte Pedang Angin terkenal dengan aliran kebajikannya.
Namun airmata dan darah tidak sedikit mengiringi langkahnya dalam mendaki puncak kultivasi. Penghianatan dari wanita yang ia harapkan menjadi pasangan di masa depan, menjadikannya semakin kuat dan tegar dalam mengejar impiannya.
Setelah menyerap Mustika Naga, segala rahasia alam kehidupan berada di dalam dirinya hingga ia melintasi tiga alam kehidupan dan menj
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Keluarga Shu
Saat Patriark Long dan Long Guan sedang berbincang, tiba-tiba terdengar langkah kaki menghampiri mereka.
"Hormat Patriark Long, mohon maaf mengganggu" Ucap kepala pelayan sambil membungkuk ke arah Patriark.
"Ada apa Hong?" Tanya Patriark Long kepada Long Hong.
"Izin menyampaikan, bahwa di Aula pertemuan kita kedatangan tamu dari keluarga Shu, selain Tetua Shu Feng hadir pula putrinya yang bernama Shu Mingyu" Jawab kepala pelayan Long dengan nada hormat.
"Baiklah, aku akan menjumpai mereka" ucap Patriark Long, lalu ia melihat ke arah Long Guan.
"Guan'er, kamu ikutlah kakek menemui calon ayah mertuamu" ajak Patriark Long kepada Long Guan sambil tersenyum ringan.
Menanggapi ajakan kakeknya, Long Guan mengangguk pelan, walau bagaimanapun ia merasa senang akan bertemu dengan Shu Mingyu. Kemudian mereka bertiga berjalan menuju aula pertemuan, di dalam pikiran Long Guan kembali mengingat terakhir kali bertemu dengan tunangannya yang memang cantik itu, namun di hati kecil Long Guan masih timbul keraguan terkait kekuatannya yang jauh dari harapan banyak orang. Tak berapa lama pun mereka tiba di aula pertemuan.
"Salam Patriark, semoga Patriark senantiasa sehat dan panjang umur" ucap kompak anggota keluarga Long beserta Shu Feng sambil menangkupkan tangannya.
"Terimakasih semuanya" sahut Patriark Long dengan ramah.
"Tetua Shu, kabar baik apa yang membawa mu berkunjung"? ujar Patriark Long kemudian dengan senyum cerah.
Perlahan Patriark Long memperhatikan ke arah sosok seseorang yang berdiri di belakang Shu Feng, lalu melanjutkan perkataannya.
"Tampaknya keluarga Shu sudah tidak sabar ingin berbesan kepada keluarga Long, hahaha.. " ucap Patriark Long diikuti tawa ringannya.
Di sisi lain, nampak wajah Long Guan yang sedikit memerah menahan malu mendengar ucapan kakeknya, sementara ekspresi Shu Mingyu nampak tersenyum datar.
"Patriark Long sungguh baik dan bijaksana, adalah suatu berkah yang sangat besar apabila keluarga Shu kami yang kecil ini bisa menjalin ikatan keluarga dengan keluarga Long" Shu Feng berkata dengan nada yang sopan.
"Adapun maksud kedatangan kami adalah jika berkenan maka kami ingin menitipkan Shu Mingyu di keluarga Long, hal ini bertujuan untuk lebih mendekatkan hubungan kedua keluarga, selain itu perjalanan kami masih berlanjut ke Ibukota kerajaan, ada beberapa urusan bisnis yang perlu diselesaikan di sana, hal ini juga memakan waktu yang tidak sebentar. Kami khawatir jika meninggalkan Shu Mingyu terlalu lama" sambung Shu Feng menjelaskan maksud kedatangannya.
Mendengar hal ini Patriark Long tampak berpikir sejenak, "Sepertinya tidak masalah, meskipun perjodohan mereka belum dilakukan secara resmi namun mengingat usia mereka yang baru menginjak lima belas tahun tidak salah juga untuk saling mengenal terlebih dahulu" batin Patriark Long dalam hati.
"Baiklah, kebetulan kami juga memiliki beberapa kamar yang kosong. Tidak masalah jika Shu Mingyu ingin tinggal di sini untuk beberapa saat. Ia juga bisa sambil belajar beladiri bersama anak anak dari keluarga Long lainnya" jawab Patriark Long memberi keputusan.
Sebenarnya hubungan keluarga Long dengan keluarga Shu Feng memang berjalan baik. Apalagi Long Fan ayahnya Long Guan pernah menyelamatkan keluarga Shu dari ancaman pembunuhan. Saat itu keluarga Shu sedang diserang oleh sekelompok pembunuh bayaran Topeng Hantu, jika saja saat itu Long Fan tidak kebetulan sedang berada di sana maka sudah dipastikan keluarga Shu akan musnah. Hal ini pula yang menyebabkan Shu Feng ingin menjodohkan putrinya kepada Long Guan sebagai balas budi.
Pada saat ini, tanpa ada yang menyadari dua pasang mata saling memandang. Long Huan memandang Shu Mingyu dengan penuh kekaguman, selain memiliki wajah cantik Shu Mingyu juga memiliki tubuh yang ideal, lekukan tubuhnya juga nampak begitu mempesona diusianya yang masih remaja.
Sementara menanggapi tatapan Long Huan, ia tersenyum kecil dan wajah yang memerah. Tentunya Shu Mingyu mengetahui tentang Long Huan, jenius keluarga Long dengan tingkat kultivasi yang mencengangkan. Sebelumnya mereka pernah beberapa kali bertemu, namun belum sempat saling mengutarakan perasaan.
Long Guan hanyalah seekor semut jika dibandingkan dengan Long Huan. Tentu Shu Mingyu bisa berpikir logis, ia tidak pernah memikirkan hal apa yang terjadi ke depannya kelak, yang ia pikirkan hanyalah kepentingan sesaat di depan mata.
Setelah perbincangan santai dan penuh kehangatan, Shu Feng beranjak pamit dari kediaman keluarga Long. Adapun Shu Mingyu tetap tinggal di kediaman keluarga Long.
Hari masih sore, namun senja belum memanggil mentari untuk menyapa malam. Hal ini dimanfaatkan Long Guan untuk berkeliling di paviliun kediaman keluarga Long bersama Shu Mingyu. Long Guan sangat senang bisa berada pada situasi seperti sekarang ini, kendati begitu tidak sedikit tatapan anggota keluarga Long yang mencibir ke arah Long Guan.
Hingga mereka berdua duduk dan berbincang di taman keluarga Long, tercium harum bunga lili yang mulai merekah sempurna menghiasi indahnya taman tersebut.
"Nona Shu, apakah kamu merasa nyaman tinggal di sini?" tanya Long Guan yang sedari tadi melihat Shu Mingyu terdiam.
"Aku mulai terbiasa dengan suasana di sini, sikap keluarga Long terhadapku juga sangat baik, tentunya aku merasa baik-baik saja" jawab Shu Mingyu sambil memperhatikan wajah Long Guan.
"Meskipun terlihat tampan, ia tetaplah orang yang tidak berguna, bahkan keadaan tubuhnya yang menderita luka dalam juga bukanlah rahasia di Kota Awan" gumam Shu Mingyu dalam hati, ada kekecewaan yang tergambar di wajahnya.
"Baguslah jika begitu, jika Nona Shu merasa nyaman akupun ikut senang. Mengenai rencana perjodohan kita, bagaimana menurut pendapatmu?" tanya Long Guan dengan antusias.
"Hemm.. Itu ya. Sebenarnya aku masih belum berpikiran ke arah sana, aku masih ingin mengembangkan diri terlebih dahulu" jawab Shu Mingyu dengan hati-hati.
Mendengar jawaban tersebut Long Guan tersenyum getir. Siapapun lelaki normal pasti ingin memiliki gadis seperti Shu Mingyu, namun Long Guan juga bukan orang bodoh. Ia bisa menebak jawaban tersebut pasti terkait kondisi tubuhnya yang tidak berguna, sampah Klan Long yang sudah terkenal seantero Kota Awan.
Kemudian Long Guan berkata kepada Shu Mingyu, "Nona Shu, aku akan berusaha meyakinkan dirimu bahwa aku akan berkembang menjadi Seniman beladiri di kemudian hari, aku akan melindungi dirimu dan selalu menjagamu dengan sepenuh hatiku"
Namun Shu Mingyu menanggapinya dengan acuh tak acuh, dalam hatinya ia bergumam, "Mimpi saja sana, walaupun keluarga Shu berhutang budi pada ayahmu. Namun aku juga bukan wanita bodoh untuk bisa menerima sampah menjadi suamiku".
Sesaat kemudian dengan santai ia pun berkata kepada Long Guan.
"Aku salut pada tekad besar mu tuan muda Long, tidak banyak pemuda yang berpikiran seperti dirimu. Sebagai keturunan keluarga besar Long, tentunya kamu memiliki sumberdaya berlimpah. Namun kondisi fisikmu yang cedera, aku rasa apa yang kamu ucapkan kepadaku hanyalah isapan jempol belaka".
Lalu Shu Mingyu dengan penuh penekanan melanjutkan ucapannya kembali, "Aku hanya wanita biasa, di kehidupan yang keras ini keluarga dengan kekuatan sejati sangat dibutuhkan untuk menjadi yang terkuat, yang lemah hanya akan ditindas dan menjadi benalu. Tentunya kamu mengerti dengan apa yang aku sampaikan".
Hening...
Ucapan Shu Mingyu jelas sangat meremehkan kemampuan Long Guan secara terang-terangan, ia yang seharusnya menjadi pelita di dalam kegelapan dan menjadi bara api penyemangat justru bertindak sebaliknya.
Long Guan tampak berkaca-kaca mendengar ucapannya. Ekspresi kekecewaan nampak di wajah tampannya, ini kali keduanya dalam hari yang sama ia diremehkan oleh orang-orang terdekat yang berada di sekitarnya.