Dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang raja.
Namun jiwa seorang pemimpin sudah melekat sejak kecil dalam dirinya. Dan darah seorang raja mengalir dalam tubuhnya.
Carlos, seorang pemuda yang menjadi pewaris dan penerus dari kakek moyangnya Atalarik attar.
Namun tidak semudah seperti apa yang dibayangkan, rintangan demi rintangan harus ia hadapi. Mampukah Carlos menghadapinya?
Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini hanya fiksi belaka tidak ada kaitannya dengan dunia nyata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
Sementara disisi lain istana pertempuran juga tidak bisa dielakkan. Sehingga membuat raja William begitu panik.
Tidak ada yang bisa dimintai pertolongan karena semuanya juga ketakutan. Sementara para pengawal dan prajurit sedang berperang.
Penasehat istana? Dia kabur menyelamatkan diri sebelum dirinya terbunuh. Sungguh, sudah bertahun-tahun ia menjadi penasehat istana, namun baru kali ini ia mengalami hal seperti ini.
"Mau kemana kamu?" tanya suara yang sudah pasti di kenalnya. Penasehat istana itupun menoleh.
"Ba-Bahram?" Penasehat istana gugup saat melihat Bahram yang ternyata masih hidup.
"Kenapa cukup kaget? Kaget karena aku masih hidup?" tanya Bahram. "Pengkhianat...!" tambahnya.
"Bu-bukan aku, bukan aku. Tapi raja William, ya raja William dan perdana menteri."
"Tapi kamu dibalik semua ini, kan?"
Bahram dengan senjata ditangannya pemberian Carlos pun bersiap melawan penasehat istana.
Penasehat istana meraba-raba tubuhnya, lalu ia tersenyum. Kemudian ia mengeluarkan senjata yang ia bawa.
"Kau pikir aku takut? Biar kita sama-sama mati disini," kata penasehat istana yang kini berubah drastis setelah memiliki senjata.
Bahram terlihat tenang, andai saja ia mati, ia akan merasa lebih tenang sekarang. Pertama, raja baru akan segera hadir sebagai penerus. Kedua, putranya sudah selamat dan ketiga, cucunya sudah ada yang merawat.
Jadi tidak ada lagi beban yang harus ditanggung oleh kakek Bahram. Andai dirinya gugur dalam pertempuran ini, maka ia akan merasa bangga.
"Ayo kita mati sama-sama," ucap kakek Bahram. Kakek Bahram tidak menyadari jika baju pemberian Carlos adalah anti peluru.
Carlos dan keluarga Henderson lainnya sudah memiliki persiapan yang matang. Jika tidak, mana mungkin mereka berani menyerang istana?
Walaupun mereka kuat, tapi mereka juga punya perhitungan sebelum bertindak.
Penasehat istana dan kakek Bahram menembak secara bersamaan, keduanya pun terkena peluru di bagian dada.
Bedanya peluru yang kakek Bahram gunakan adalah peluru yang hanya akan membuat orang pingsan untuk beberapa jam.
Sementara peluru yang penasehat istana gunakan adalah peluru asli yang bisa membunuh orang.
Kakek Bahram meraba tubuhnya, ia tertawa karena tidak terluka sama sekali. Sedangkan penasehat istana sudah terkapar di lantai dan pingsan.
Di tempat lain, raja William yang juga hendak melarikan diri pun kebingungan. Karena tempat ini sudah dikepung dari berbagai penjuru.
Dan juga suara tembakan dan perkelahian telah terjadi di halaman istana. Dari halaman depan hingga halaman belakang. Bahkan mereka sudah ada yang masuk kedalam istana.
"Aku harus secepatnya keluar dari sini, aku harus kabur. Penasehat sialan, dalam keadaan genting seperti ini, dia tidak kelihatan sama sekali," gumam raja William.
Ia masuk kedalam kamarnya untuk membawa barang-barang berharga termasuk lencana lambang kerajaan negara ini.
Dengan ia membawa kabur lencana kerajaan, maka tidak akan ada yang bisa lagi menjadi raja. Begitulah pemikiran raja William.
Raja William berjalan keluar dari kamar dengan cara mengendap-endap. Namun ia nasib baik tidak menyebelahi dirinya.
Perdana menteri dan Andreas sudah menunggunya. Karena keduanya memang ingin memberikan pelajaran kepada raja William.
"Salam raja William, dalam keadaan genting seperti ini, kamu ingin kabur?" tanya perdana menteri.
Perdana menteri tidak akan lagi berpura-pura didepan raja William. Lagipula keluarganya sudah bebas dan tidak ada lagi yang bisa mengancamnya.
"Perdana menteri, Andreas kalian ...?"
"Kenapa? Kaget aku sudah bebas?" Demi kekuasaan kamu menjatuhkan aku dengan cara yang keji!" potong Andreas.
Perdana menteri dari sisi kiri dan Andreas dari sisi kanan. Keduanya berjalan perlahan mendekati raja William.
"Jangan mendekat, jangan mendekat! Melangkah sedikit saja, nyawa kalian akan melayang!" Raja William mengacungkan pistol kearah perdana menteri kemudian kearah Andreas.
Keduanya bukannya takut, tapi malah semakin maju. Raja William semakin terdesak, lalu menarik pelatuk pistol.
Namun sebelum sempat pistol itu menembak salah satu dari mereka, perdana menteri sudah lebih dulu menendang tangan raja William.
Tidak ada pilihan lain untuk raja William selain melawan keduanya dengan tangan kosong. Perdana menteri dan Andreas pun tidak ingin menggunakan senjata.
"Baiklah, karena kalian memaksaku, maka akan aku ladeni kalian berdua. Jangan salahkan aku jika kalian harus mati di tanganku," ucap raja William seolah menantang.
Perdana menteri dan Andreas hanya tersenyum kemudian keduanya saling mengangguk.
Keduanya menyerang secara bersamaan dengan tendangan. Raja William menangkis salah satunya dan menghindari serangan satunya.
Raja William yang merasa terpojok pun segera membalas menyerang. Akhirnya pertempuran dua lawan satu pun terjadi.
Cukup sengit, karena mereka juga orang yang bisa ilmu beladiri. Namun dua lawan satu membuat raja William menjadi kualahan.
Akhirnya raja William pun kalah di tangan perdana menteri dan Andreas. Mereka sengaja tidak membuat raja William pingsan. Raja William pun diikat agar tidak bisa kabur.
Andreas memeriksa barang bawaan raja William. Ia hanya mengambil lencana lambang kerajaan negaranya.
Sementara dihalaman istana ...
Carlos, Sofia dan yang lainnya masih bertarung melawan pengawal dan prajurit. Banyak juga yang sudah pingsan karena mereka.
Namun masih ada yang melawan, jadi mereka hanya bertarung dengan tangan kosong. Perdana menteri dan Andreas sengaja membawa raja William untuk menyaksikan pertarungan itu.
Raja William terduduk dilantai karena ia sudah benar-benar kalah. Padahal lawan yang menyerang lebih sedikit dibandingkan prajurit dan pengawal istana.
Namun kekuatan mereka melebihi kekuatan prajurit dan pengawal istana ini. Belum lagi rakyat yang tidak suka dengan kekuasaan raja William.
Saat mendengar kabar tersebut, mereka tanpa ragu bergabung walaupun tanpa persiapan apapun.
"Hentikan semuanya...!" teriak Andreas lalu mengangkat lencana yang ada ditangannya.
"Jangan adalagi pertumpahan darah diantara kalian!" tambahnya dengan lantang.
Seketika perkelahian pun berhenti. Mereka semua menghadap kearah Andreas dan raja William yang terikat. Disampingnya ada perdana menteri.
"Dengar kalian semua, saya Andreas adalah raja kalian yang dulu. Namun karena keserakahan Wiliam, saya difitnah dan di penjara selama belasan tahun. Sekarang saya datang untuk menuntut keadilan dan membersihkan nama sebagai seorang raja," ucapnya lantang.
Raja William hanya tertunduk, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Kemudian ada seorang anak laki-laki yang tiba-tiba melempar telur kearah raja William. Dan telur itu tepat mengenai kepala raja William.
Melihat hal itu, yang lain juga ikut melempar batu kearah raja William. Seketika suasana kembali huru-hara.
Andreas dan perdana menteri berusaha untuk menenangkan, namun rakyat sudah emosi dan tidak bisa terkendali.
"Hentikan semuanya...!" Terdengar suara lantang menyerukan kata agar mereka berhenti.
Anehnya, mereka semuanya berhenti saat mendengar suara itu. Carlos pun maju ke hadapan mereka.
"Kita punya hukum sendiri untuk menghukum nya, jadi kalian tidak perlu mengotori tangan kalian seperti itu," ucap Carlos dengan lantang.
Saat ia berbicara, aura kepemimpinan sangat kuat. Dan itu dapat dirasakan oleh mereka yang ada disitu.
Para rakyat dan prajurit serta pengawal istana yang tidak pingsan pun bertanya-tanya dalam hati mereka. Siapa pemuda ini? Dan kenapa auranya begitu kuat?
mending perang apa bunuh²an aja .. wkkwkw