"Saya tidak akan pernah memaksa kamu untuk mencintai saya. Tapi yang harus kamu ketahui, cinta datang karena terbiasa bersama. Saya harap semoga kamu bisa merasakan cinta yang telah saya rasakan sejak tiga tahun yang lalu sampai saat ini Dik"
Satu kejadian yang tak pernah terduga yang saat ini sedang dialami oleh seorang gadis yang tidak percaya yang namanya cinta, gadis itu ialah Green Abreena.
Suatu hari, Abreena dinikahkan dengan seorang ustadz yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya. Sebuah pernikahan yang terpaksa tanpa adanya cinta yang tak bisa dihindari oleh seorang gadis cantik.
Apakah kehidupan pernikahan yang dijalani oleh Abreena dan seorang Ustadz akan berjalan dengan mulus tanpa adanya ujian dipernikahan mereka?
Dan bagaimana cara mereka melalui ujian yang datang menerpa rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MamaRizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Resepsi
Kini sepasang manusia yang baru saja sah menja suami istri beberapa jam yang lalu, sedang berdiri diatas pelaminan untuk menyambut para tamu yang akan mengucapkan selamat kepada mereka. Satu persatu para tamu sudah pada naik kepelaminan.
Memang tak banyak tamu yang mereka undang. Hanya kerabat keluarga Ayah dan Ibu Abreena, rekan kerja Ayah Abreena, rekan kerja Ustadz Dayyan, teman teman Ustadz Dayyan, dan kerabat terdekat keluarga Ustadz Dayyan saja. Karena acara resepsi diadakan secara sederhana. Sedangkan Abreena tidak ada mengundang siapa pun.
"Selamat menempuh hidup baru Ustadz semoga sakinah mawaddah dan warohmah" ucap salah satu Ustadzah yang diketahui menaruh hati pada Ustadz Dayyan dengan wajah sedihnya.
Dia adalah Ustadzah Hana. Salah satu Ustadzah yang mengajar dipondok pesantren milik keluarga Ustadz Dayyan. Ustadzah Hana adalah temen semasa kecilnya Ustadz Dayyan.
Sedari umur mereka menginjak remaja Ustadzah Hana menaruh perasaan kepada Ustadz Dayyan. Ia juga sengaja mengajar dipondok pesantren itu juga karena dia ingin selalu dekat dengan Ustadz Dayyan.
Semua orang dipondok pesantren Al-Hidayah sudah mengetahui kalau Ustadzah Hana mencintai Ustadz Dayyan. Tetapi tidak bagi Ustadz Dayyan, dia hanya menganggap Ustadzah Hana sebagai adiknya saja. Ia tidak memiliki perasaan yang lebih kepada Ustadzah Hana.
"Terima kasih Ustadzah Hana" jawab Ustadz Dayyan singkat tanpa adanya senyum juga.
Melihat Ustadz Dayyan yang cuek padanya pun membuat mata Ustadzah Hana berkaca kaca. Karena baru pertama kalinya Ustadz Dayyan bersikap seperti ini padanya.
"Selamat Ning Abreena atas pernikahannya. Semoga pernikahan kalian Sakinah Mawaddah Warohmah" ucapnya menjeda
"Kamu sungguh beruntung Ning dinikahi oleh Ustadz Dayyan. Karena banyak yang perempuan yang menginginkan posisimu ini Ning. Tetapi Ustadz Dayyan telah memilihmu" lanjutnya lagi tetapi tatapannya kembali mengarah ke Ustadz Dayyan dengan tatapan sedih dan kecewa.
Melihat tatapan Ustadzah Hana yang seperti itu pun, membuat Abreena berpikir kalau ada sesuatu hubungan diantara suaminya dan Ustadzah Hana.
Abreena dapat melihat ada tatapan cinta, sedih dan kecewa dimata Ustadzah Hana. Dan hal itu membuat Abreena tidak menyukai Ustadzah Hana.
"Terima kasih doanya Ustadzah" ucap Abreena singkat.
Setelah memberikan ucapan selamat Ustadzah Hana segera turun dari atas pelaminan sambil menghapus air matanya.
"Semoga kau bahagia Dayyan dengan pilihanmu. Aku sungguh berharap kalau aku lah yang akan menjadi istrimu, tapi harapanku kini pupus sudah. Kau telah memilih perempuan lain. Apa yang kurang dariku Dayyan? Kenapa kamu tidak bisa mencintaiku juga? Aku akan berusaha mengikhlaskan kamu Dayyan. Tapi kenapa rasanya tetap saja sakit dan sesak didadaku? Apa aku sanggup melanjutkan hidupku Dayyan? Apa aku mampu melihatmu bahagia bersamanya nanti? Apa yang harus kulakukan sekarang Dayyan?" ucap Ustadzah Hana dalam hati. Dan ia terus melangkah menjauhi keramaian para tamu undangan.
Tanpa Ustadzah Hana sadari, dari ujunh ruangan ada seseorang yang memandanginya dengan tatapan yang sangat sedih. Ia sangat sedih melihat orang yang dicintainya harus menangis karena cintanya harus bertepuk sebelah tangan. Bahkan ia pun juga merasakan itu.
"apa yang bisa kulakukan untukmu Hana, untuk mengembalikam senyummu yang manis itu. Aku tidak suka melihatmu menangisi cintamu yang tidak terbalaskan. Cukup aku saja yang terluka merasakan itu Hana" ucap Ustadz Fahmi dalam hati yang terus memandangi Hana dari kejauhan.
"Bukan aku yang tak ingin berjuang Hana, tapi kau yang tak pernah mau melihat kearahku. Sehingga kau tak dapat merasakan cinta yang kuberikan padamu. Kau terlalu mengagungkannya dalam hatimu. Sampai kau tak bisa menerima orang lain dan merasakan cinta yang orang lain berikan padamu" lanjut Ustadz Fahmi membatin.
Ustadz Fahmi juga salah satu Ustadz yang bekerja dipondok pesantren Al-Hidayah. Ia sudah tiga tahun menyukai Hana, tetapi Hana tidak pernah meliriknya. Karena Hana hanya menganggapnya rekan kerja saja.
Setelah Hana turun dari pelaminan, datanglah sepupu Ustadz Dayyan.
"Selamat menempuh hidup baru mas, semoga sakinah mawaddah dan warohmah. Jangan lupa buatkan aku keponakan yang lucu lucu" goda sepupunya yang bermana Nafisya.
"Kamu ia ngeledek terus. Terima kasih doanya" ucap Ustadz Dayyan sambil mencubit hidung adik sepupunya itu.
"Selamat iya mbak. Jangan takut sama mas Dayyan, dia lelaki yang baik kok. Semoga kamu bahagia bersamanya mbak" ucap Nafisya sambil memeluk Abreena.
"Terima kasih" ucap Abreena menjawab singkat.
Lalu Nafisya turun dari pelaminan dan menghampiri Umi nya.
Beberapa jam mereka menyambut para tamu yang ingin mengucapkan selamat atas pernikahan pada mereka berdua. Dan akhirnya sekarang mereka bisa mengistirahatkan tubuh mereka didalam kamar.
Karena satu persatu tami sudah meninggalkan rumah Abreena, termasuk keluarga Ustadz Dayyan. Mereka harus menyiapkan acara dipesantren untuk menyambut menantu mereka, dan memperkenalkan Abreena dilingkungan pondok pesantren.
Didalam kamar Abreena hanya ada keheningan diantara mereka.
"Mas duluan membersihkan tubuh mas dik" ucap Dayyan memecahkan keheningan dan kecanggungan diantara mereka berdua.
"Iya" jawab Abreena ketus.
Dayyan yang mendapatkan jawaban seperti itu hanya bisa tersenyum melihat tingkah istrinya. Kemudian ia segera masuk kedalam kamar mandi.
Abreena pun langsung membersihkan wajahnya dari make up yang seharian ini menempel diwajahnya.
Tok Tok Tok
"Ada apa Bu?" tanya Abreena setelah membuka pintu kamarnya.
"Ayo makan malam nak, ajak suamimu" ucap Ibunya sambil mengelus bahu anaknya.
"Iya nanti kami turun Bu. Mas Dayyan masih mandi Bu" jawab Breena.
"Nanti setelah selesai segera turun iya nak. Kami tunggu dimeja makan" setelah mengatakan itu Ibunya pun segera turun kebawah tanpa menunggu jawaban dari Abreena.
Abreena menutup pintu kamarnya dan masuk kedalam ternyata suaminya sudah selesai mandi dan sudah berpakaian rapi.
"Aku mandi dulu setelah itu kita turun. Uda ditungguin Ayah sama Ibu dimeja makan" ucapnya terus berjalan kekamar mandi tanpa melihat kearah suaminya.
Dayyan yang melihat tingkah istrinya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Iya sungguh gemas dengan tingkah Abreena. Ingin sekali ia memeluk Abreena namun ia tahan dulu. Takut Abreena belum siap menerimanya.
Dayyan akan bersabar menunggu Abreena mencintainya. Ia akan berusaha sekeras mungkin membuat Abreena benar benar jatuh cinta padanya.
Dayyan memang sudah memcintai Abreena sejak tiga tahun yang lalu. Ia pertama kali bertemu dengan Abreena disebuah Masjid. Saat itu Dayyan baru saja selesai mengisi pengajian rutinan di Masjid itu.
Dayyan yang akan keliar dari Masjid tiba tiba saja langkahnya terhenti ketika melihat Abreena yang tengah menangis tersedu sedu dalam berdoa. Dayyan tak tau apa yang membuat seorang gadis cantik yang pertama kali bisa menggetarkan hatinya menangis seperti itu.
Dayyan terus memperhatikan gadis itu, dan ia pun berniat untuk mencari tau tentang gadis itu, dimana gadis itu tinggal dan siapa nama gadis itu.
Pencarian Dayyan pun membuahkan hasil walau sedikit lama untuk mencari tau tentang Abreena. Gadis yang pertama kali menggetarkan hatinya, yang membuatnya jatuh cinta pada gadis itu pada pandangan yang pertama.
Iya Abreena dulu yang baru saja memergoki kekasih dan sahabatnya tengah melakukan hubungan terlarang itu pun pergi ke Masjid untuk mengadukan kesakitan hatinya kepada penciptanya.
Dari saat itulah Dayyan mengutus seseorang untuk mencari tau tentang Abreena, dan mengikuti semua kegiatan yang dilakukan Abreena. Sampai ia siap dan berani mendatangi rumah orang tua Abreena bersama Abah dan Umma nya untuk mengkhitbah Abreena.
maaf 🙏 Thor aku kritik tulisanmu banyak salah, nulisnya ngantuk ta gmn thor