Apakah masih ada cinta sejati di dunia ini?
Mengingat hidup itu tak cuma butuh modal cinta saja. Tapi juga butuh harta.
Lalu apa jadinya, jika ternyata harta justru mengalahkan rasa cinta yang telah dibangun cukup lama?
Memilih bertahan atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Lumpuh
Doni tersenyum sendiri membaca komentar dari akun sweetie girl tersebut. Dan akhirnya hatinya terdorong untuk membalas.
'Terima kasih pujiannya. Anda terlalu berlebih-lebihan nona. Saya hanyalah pria biasa yang mencoba untuk setia dengan pasangan. Semoga doa mu dikabulkan Tuhan. Memperoleh pria yang baik dan bertanggungjawab.' balas Doni, disertai emoticon senyum.
Akhirnya, Doni dan akun sweetie girl terus berbalas pesan. Hingga tak menyadari jika Mala mulai sadar dan mengerjapkan matanya.
"Dimana aku?" lirih Mala.
Ia mencoba memindai keadaan sekitar. Namun Doni tidak menggubris ucapan Mala, karena masih asyik membalas pesan di Facebook.
Sedangkan laki-laki yang merebahkan diri di brankar samping sedikit tersentak kaget, ketika lamat-lamat terdengar suara Mala.
Ingin hati segera menghampiri wanita itu, tapi akhirnya dia urungkan niatnya. Mengingat sudah ada suami disampingnya.
Tapi dahinya berkerut heran, ketika berulang kali Mala berkata, namun laki-laki yang mengaku suaminya itu, tidak kunjung merespon.
'Apa saja yang dilakukan suaminya itu? Istrinya sudah sadar, malah diam saja. Bukan kah tadi sudah masuk ke ruangannya. Apa mungkin, dia juga menyusul ibunya yang tadi pamit tidur. Lalu apa fungsinya mereka menemani pasien sakit, tapi tidak bisa membantu apa-apa.' batin pasien laki-laki dengan kesal.
Akhirnya ia beranjak dari tempat tidurnya dan mengintai di balik tirai. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat suami Mala malah sibuk memainkan handphonenya sambil senyum-senyum sendiri.
Ingin rasanya menghajar laki-laki yang bergelar suami, tapi malah abai terhadap istrinya. Hingga pasien laki-laki itu mengepalkan tangannya kuat. Menyalurkan perasaan jengkelnya.
Setelah sekian menit berlalu, akhirnya Doni menoleh ke arah Mala. Karena wanita itu memegang pelan lengan tangannya.
"Eh, kamu sudah sadar sayang?" tanya Doni sambil memasang wajah cemas dan segera menyembunyikan handphonenya.
"Dimana aku?" lirih Wulan.
"Kamu di rumah sakit sayang. Cepat sembuh ya, agar kita bisa menggelar pesta pernikahan di rumah ku."
"Rumah sakit?" desis Mala, dan Doni pun mengangguk.
"Kenapa aku bisa di rumah sakit?"
Mala mencoba untuk berpikir sehingga raut wajahnya terlihat mengernyit. Dan tak lama kemudian, ia memijit pelan pelipisnya, karena kepalanya terasa pusing.
"Kamu kecelakaan, dan akhirnya kedua orang tuamu meninggal." beber Doni.
"Apa! Meninggal?" Mala terkejut dan menatap suaminya dalam.
"Iya sayang, dan kamu juga lumpuh."
"Apa! A_aku lumpuh?" Mala kembali terkejut, dan suaminya kembali mengangguk.
Wanita itu pun menangis sesenggukan. Meratapi nasibnya yang begitu malang. Menjadi yatim piatu, dan sekarang justru cacat.
Pasien laki-laki yang ada di balik tirai itu pun tak kuat mendengar suara tangisan Mala. Ingin mencoba untuk menenangkan, tapi suasananya tidak tepat. Karena begitu Mala menangis, Doni langsung memeluk dan menenangkannya.
"Hem, ada apa sih? Kok berisik?" ibunya Doni bertanya sambil merenggangkan otot-otot badannya.
"Mala sudah sadar bu." sahut Doni.
Wanita paruh baya itu pun tersentak kaget, lalu segera menghampiri anak dan menantunya. Ia ikut menghambur ke pelukan keduanya sambil terisak.
"Kamu yang sabar ya Mala. Jangan menangis terus, nanti ibu juga ikut sedih." wanita itu ikut membelai pucuk kepala Mala.
Mala merasa sedikit bersyukur. Meskipun kedua orang tuanya meninggal, ada suami dan ibu mertuanya yang menjaganya.
"Terima kasih ya mas, terima kasih ya bu. Karena kalian berdua menjaga ku dan begitu perhatian pada Mala."
"Tentu saja kami berbuat seperti itu sayang, karena ibu sudah menganggap mu seperti anak sendiri."
"Sekali lagi terima kasih bu." Mala kembali memeluk ibu mertuanya.
'Jangan percaya Mala, mereka tidak sebaik yang kamu kira. Feeling ku mengatakan seperti itu.' batin pasien laki-laki tadi.
"Ya sudah, kamu tidak boleh menangis. Kamu harus semangat, agar cepat sembuh dan bisa mengurus pesta pernikahan di rumah ibu."
Mala mengangguk pada ibu mertuanya.
'Apa? Orang masih sakit di suruh mengurus pesta? Kayak ngga ada orang lain saja.' batin pasien laki-laki dengan geram.
. y.. benar si kata Mahes klo pun hamidun lg kan ada suami yg tanggung jawab,... 😀😀😀
alhmdulilah akhirnya, Doni dan Siska bisa bersatu, nie berkat mbak ipah jg Doni dan Siska menyatu... d tunggu hari bahagianya... 🥰🥰🥰👍👍👍
tebar terus kebaikanmu... Siska, bu Mirna dan Doni syng padamu, apalagi Allah yg menyukai hambanya selalu bersyukur... 😘😘😘😘
nie yg akhirnya d tunggu, masya Allah kamu benar 2 sudah beetaubat nasuha, dan kini kamu bahkan membiayai perobatan bu Mirna dan jg menjaganya... tetaplah istiqomah Siska... 👍👍👍😘😘😘