BACA NYA PELAN-PELAN, MAACIHH.
Su Luxie memutuskan untuk bunuh diri menggantung lehernya dengan sebuah selendang setelah sang tunangan mengakhiri hubungan mereka dan lebih memilih untuk bersama sepupunya, Su Manman.
Setelah kematian nya, dokter yang bodoh dan juga jelek sepertinya itu hidup kembali dan berubah 100% dari dirinya yang sebelumnya.
Rupanya ada sebuah jiwa yang berasal dari abad 22 masuk kedalam tubuh Su Luxie akibat mengalami kecelaan pesawat.
Apa saja yang bisa dilakukan oleh jiwa baru itu? Apakah dia akan membalas dendam atas perbuatan Su Manman yang sudah merebut tunangannya?
"Aku adalah Medical Spirit, apapun bisa ku lakukan dengan kemampuan ku ini!"
"Menjadi kaya adalah target utamaku. Bersiap-siap lah menghadapi dokter hantu ini."
Yuk baca ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 03 : Menjual harta peninggalan ayah
...episode 03...
...Menjual harta peninggalan ayah...
...----------------...
Pada pagi itu, Su Luxie dan Su Tiao Tie berjalan dipasar dengan membawa sebuah kantungan yang berisi cukup banyak oleh barang-barang.
"Adik, apakah ibu yakin menyuruh kita menjual ini semua?"
"Inikan peninggalan dari ayah." Ucap Su Tiao Tie.
"Yah... kalau kita memiliki cukup uang maka kita harus menebusnya kembali. Ibu terlihat sangat menyayangi barang-barang ini." Jawab Su Luxie.
"Kau benar. Tapi, adik. Dengan uang penjualan perhiasan ini, apakah yang akan kau lakukan berikutnya?"
"Paling tidak aku akan menyulih pil. Lalu menjualnya." Jawab Su Luxie.
"Ba-baiklah."
Mereka berjalan menuju toko perhiasan yang berada dipojok pasar. Toko itu terlihat lumayan besar namun penampilannya cukup terlihat lusuh tidak terawat.
Su Luxie dan kakaknya memasuki toko itu dan kemudian mulai menyapa.
"Halo pak penjual emas." Sapa Su Tiao Tie.
"Ah kalian berdua. Masuklah." Pak penjual emas itu mempersilahkan mereka berdua masuk kedalam toko emas miliknya.
"Dia adalah teman dari ayahku. Dia terlihat sangat bisa dipercaya."
"Pak penjual emas, aku ingin menjual semua emas ini. Bisakah kau melihatnya dan menentukan berapa harga dari emas-emas ini?" Tanya Su Luxie.
"Emas-emas ini ya... baiklah, aku akan melihatnya."
Pak penjual emas itupun memeriksa beberapa emas yang akan di jual kepadanya. Dia memeriksa ukuran, berat, warna, tekstur, dan kualitas. Yah.. dia terlihat cukup puas pada emas-emas itu.
"Emas ini telah dirawat dengan baik. Aku akan membelinya, kira-kira berjumlah 3 koin rulex."
not: Koin munir-perak dan koin rulex-emas. satu koin rulex setara dengan 1000 koin munir.
"Hanya 3 koin rulex.. huhh setidaknya ini cukup membeli sejumlah herbal yang akan ku sulih nanti."
"Tidak masalah." Jawab Su Luxie.
"Ini banyak sekali adik, ini bisa untuk kita makan satu tahun." Su Tiao Tie terlihat kagum pada jumlah yang disebutkan oleh pak penjual emas.
"Banyak kepalamu! Ini bahkan tidak cukup untuk membeli ramuan kumis naga!"
"Terima kasih, kami akan pergi."
Mereka berdua pergi dari sana dan lanjut untuk menelusuri pasar. Pada saat hendak menelusuri pasar, mereka justru dikejutkan dengan kehadiran Mu Anlong dan Su Manman yang sedang bergandengan melihat pernak-pernik disalah satu kios.
"Feng, sayang. Ini sangat indah." Ucap Su Manman takjub pada sebuah kantong wewangian yang bewarna hijau gelap.
"Bungkus ini."
Mu Anlong yang mendengar itupun tidak mau tinggal diam dan segera membungkus kantong wewangian itu untuk Su Manman.
Su Tiao Tie yang melihat itu merasa sangat kesal. Dia hendak ingin maju namun Su Luxie menghentikan dirinya lalu berkata.
"Jangan hiraukan mereka. Kita pergi saja dari sini." Ucap Su Luxie melarang kakaknya untuk melabrak mereka berdua.
"Mereka... kita perlu memberi mereka pelajaran!"
"Sebaiknya jangan. Selagi mereka tidak melihat kita mari kita pergi dari sini."
"Aku tidak mau berurusan dengan kedua manusia itu. Aku butuh healing dan melupakan semua tragedi ini, aku tidak boleh menambah beban pikiranku!"
(tragedi yang dimaksudkan adalah datang kedunia asing setelah kematian)
Dengan berat hati Su Tiao Tie meninggalkan Mereka bersama Su Luxie untuk pergi ke kios herbal.
...****************...
"Huh dasar penjual herbal yang jelek! Dia mau menipu kita dengan menjual herbal dengan herga tinggi?! Langkahi dulu mayatku!" Su Taio Tie berjalan dengan kesal masuk kedalam kediamannya sambil meletakan beberapa bahan makanan yang mereka beli.
Sedangkan Su Luxie membawa sejumlah kantungan herbal lalu masuk kedalam kamarnya.
"Kakak, katakan pada ibu jika aku tidak akan keluar sampai besok pagi. Jadi jangan panggil aku untuk makan." Kata Su Luxie pada Su Tiao Tie.
"Tapi... baik adik, kakak akan menyampaikan pesanmu."
Su Luxie menutup kembali pintu kamarnya disusul oleh Su Tiao yang sedang mengemasi sejumlah barang belanjaannya.
"Ini aneh. Apakah adikku telah mendapat pencerahan setelah memutuskan untuk mengakhiri hidup? Dia berubah menjadi lebih tenang dan juga lebih cerdik. Senyumannya pun sangat anggun seperti senyuman mendiang nenek."
"Syukurlah, dia bertambah dewasa dan bisa mengontrol emosinya. Aku tidak takut lagi jika dia akan mengacau kepada kediaman utama."
"Jika dipikir-pikir lagi, dulu dia akan mengacau dan berteriak dikediaman utama karena terpancing emosi oleh Su Manman. Dan akhirnya, keluarga paman memotong pengeluaran kami sebesar 100 keping munir perbulan. Tapi mengingat dirinya yang sekarang...aku sudah tidak takut lagi."
bisik hati Su Tiao tersenyum sambil membereskan sejumlah barang yang ada didapur.
...****************...
...Kamar Su Luxie...
Su Luxie terlihat sedang menyiapkan beberapa barang yang akan dia pergunakan untuk menyulih beberapa pil.
Dia mengambil sebuah tungku obat yang terlihat cukup besar bewarna hijau gelap dan bercahaya.
Su Luxie kagum melihat penampilan tungku obat itu. Dia mengusap-usap nya dengan takjub dan selalu berkata
"Ini keren! Bagaiaman di dunia ini memiliki tungku obat yang sehebat dan semenakjubkan ini!"
"Ini adalah tungku obat peninggalan mendiang nenek Su Luxie. Ini dirahasiakan oleh keluarga utama karena jika mereka tahu, mereka pasti akan mengambil ini lalu menjualnya."
"Tapi sekarang. Diri Su Luxie yang baru, yaitu aku, akan mempertahankan tungku obat ini dan akan membunuh siapapun yang mengambilnya."
"Ini sangat beharga. Dulu pada saat aku hidup di abad 22 aku hanya memakai tungku obat level 5, itu pun hasil peninggalan kakek roh obat. Tapi... ini adalah tungku level 10! Level 10 adalah level tertinggi yang setidaknya mencapai level surgawi. Akhhh aku senang sekali."
Note: nanti kalian akan dapat jawaban siapa si kakek roh obat ini.
Su Luxie mulai menjalankan aksinya. Dia mulai mencampur berbagai herbal. Disana terdapat gingseng akar 100 tahun, sisik ikan obat 100 tahun, tanaman bunga merah, dan kumis ikan obat.
Melihat dari bahan-bahan tersebut, Su Luxie berniat ingin menyulih pil penambah kekuatan mana dan meningkatkan tingkatan kultivator menjadi 2 tingkatan.
Menyulih pil ini sangat lah susah, tapi hal itu akan mudah dilakukan oleh Su Luxie. Mengingat jika kakek roh obat selalu mengajarkan dirinya tekhnik meracik ramuan apapun itu fungsinya.
"Dengan pengetahuan dari kakek roh obat, aku bisa membuat apapun pil yang tidak berguna di abad 22 namun sangat berguna di abad ini. Apalagi nilai jual pil ini sangat besar dipasaran. Seharusnya pil ini cocok dijual di pelelangan karena orang-orang akan berebutan menawar dengan harga yang tinggi." Ucapnya.
Dia mulai fokus dan terus mengalirkan mana kearah tungku obat itu. Tungku obat membuat reaksi yang siknipikan. Terlihat jika progres dalam pembuatan obat akan segera berhasil dengan diringi oleh sambaran petir parmacy.
Malampun semakin larut seiringan dengan petir yang terus menyambar tanpa turun setitik hujan pun.
Su An'yang dan Su tiao sedang berjaga didepan pintu kamar Su Luxie. Mereka duduk disana dengan menyeret meja dan kursi untuk mereka berjaga sambil duduk jika kelelahan.
"Tiao, ini sudah semakin larut. Adik mu belum makan sama sekali dan tidak terdengar sedikit pun suara dari dalam." ucap Su An'yang gelisah.
"Tidak perlu khawatir, ibu. Luxie sudah berpesan pada diriku bahwa tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Dia akan keluar besok pagi dan membawa kabar yang bahagia." Jawab Su Tiao meredakan kekhawatiran Su An'yang.
"Tapi... adikmu takut petir. Bagaiamana bisa dirinya sendirian didalam sana disaat petir terus menyambar."
"Kita hanya bisa menunggu ibu."
^^^To be continued_^^^