NovelToon NovelToon
Agen Tampan Dan Gadis Pembuat Onar

Agen Tampan Dan Gadis Pembuat Onar

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Kisah tentang seorang agent BIN dan putri konglomerat yang suka membuat onar.

Ayah Zuin tiba-tiba ditangkap karena kasus korupsi. Namun dibalik penangkapan itu sang ayah ternyata bekerja sama dengan BIN meneliti sebuah obat yang diyakini sebagai virus berbahaya yang mengancam nyawa banyak orang.

Dastin Lemuel, pria tampan dengan sejuta pesona itu di percayakan oleh ayah Zuin untuk mengawasi gadis itu. Zuin sudah membenci Dastin karena dendam di night club malam itu. Tapi, bagaimana kalau mereka tiba-tiba tinggal serumah? Apalagi Dastin yang tidak pernah dekat dengan perempuan, malah mulai terbiasa dengan kehadiran Zuin, sih gadis pembangkang yang selalu melawannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3

Zuin menyunggingkan seulas senyum pada seorang pria tampan yang duduk di dekat table mereka. Ia dan Ketty sudah berada dalam club yang dipenuhi dengan lampu-lampu disko. Ia kegirangan melihat pria itu balas tersenyum menatapnya. Gadis itu mencubit lengan Ketty kuat-kuat, membuat gadis itu mengerang kesakitan.

"Bisa kan kamu bersikap jaim sedikit, jangan malu-maluin." bisik Ketty ditelinga Zuin tapi setengah berteriak karena musiknya terlalu kencang.

"Tapi cowok itu tampan banget, dia senyum-senyum sama aku juga, jangan-jangan dia suka lagi sama aku." seru Zuin percaya diri lalu tertawa  senang.

Ketty mendecakkan lidah.

"Nggak semua pria yang suka tersenyum ke arah kamu memang tertarik sama kamu Zuin. Jangan terlalu naif." sebenarnya ia masih kesal pada gadis itu. Ketty merasa penampilannya seperti gembel dibandingkan dengan kebanyakan wanita dalam club ini.

Zuin sialan.

Zuin sendiri tampak masa bodoh. Matanya menengok kanan kiri pada orang-orang yang asyik berjoget, kebanyakan dari mereka sudah mabuk.

Sampai sekarang ia sendiri masih heran kenapa dirinya suka datang ke tempat seperti ini. Padahal kalau di bilang dia bahkan tidak bisa menyentuh alkohol sedikitpun. Mungkin alasannya karena ia bergaul akrab dengan salah satu bartender tampan di sini, jadinya gadis itu senang mengunjungi tempat ini sekedar untuk menemui temannya juga.

"Nako tahu kamu datang?" baru saja Zuin memikirkan teman mereka itu dan Ketty sudah menyebut namanya.

Pandangannya beralih ke meja bar. Di sana duduk beberapa pria yang tengah dilayani Nako, teman mereka. Lelaki itu terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Zuin berdiri dan melirik Ketty sebentar.

"Kau mau kesana?" tanyanya dengan dagu menunjuk arah meja bar.

"Terserah kamu aja." balas Ketty malas. Mereka melambaikan tangan ketika Nako melihat mereka. Pria itu tampak kaget. Tidak biasanya dua gadis itu akan datang ke club tengah malam begini. Biasanya mereka datang sebelum jam delapan malam untuk sekedar berbincang-bincang dengannya.

Zuin menggeser bangku bar didepannya dan duduk. Ketika melirik ke samping, ia tertegun menatap seorang pria yang menurutnya sangat tampan sedang duduk bersebelahan dengannya.

Tubuh tegap, berkulit putih, rahang tegas dan wajah dingin itu sungguh adalah tipenya. Cara berpakaiannya yang terkesan rapi tapi tidak rapi-rapi amat itu menambah poin ketampanannya.

"Hai,"

Entah apa yang merasuki gadis itu sampai ia berani menyapa duluan pria disampingnya itu. Nako dan Ketty yang melihatnya saling berpandangan.

Ketty menutup matanya dalam-dalam. Yah ampun, jangan sampai gadis itu melakukan hal yang memalukan lagi.

Pria yang disapa Zuin itu menatapnya cuek terkesan tidak peduli. Bahkan salah satu teman prianya menggodanya.

"Boleh kenalan nggak?" tanya Zuin tanpa rasa malu sedikitpun. Kan sia-sia pria setampan itu tidak diajak kenalan. Ia bisa merasakan Ketty mendekat dan berbisik di telinganya.

"Gak usah malu-maluin, pleasee."

"Kenapa, cuma di ajak kenalan doang. Kan maksud aku ke sini memang mau mencari lelaki tampan." Zuin balas berbisik. Mereka tidak sadar pembicaraan mereka cukup kuat untuk bisa didengar oleh pria disebelah Zuin itu. Sudut bibir pria yang diajak kenalan oleh Zuin itu terangkat.

Dastin Lemuel,

Pria tampan dengan sejuta pesona itu adalah salah satu agen terbaik di Badan Intelegensi Negara (BIN). Banyak kasus yang sudah dia selesaikan berhubungan dengan keamanan negara bahkan beberapa diantaranya mendapatkan penghargaan.

Warga biasa seperti Zuin dan Ketty ini tentu saja tidak akan mengenalnya.

Alasan kenapa lelaki itu berada di club malam ini tentu saja bukan untuk bersenang-senang. Ada berita tentang mafia narkoba yang akan beroperasi malam ini dalam club itu. Bahkan berdasarkan laporan, mereka akan membuat kerjasama dengan *******. Demi keamanan negara, Dastin memimpin timnya ketempat kejadian. Tim mereka sudah siap di segala sisi, tinggal tunggu para penjahat itu bereaksi.

Dastin memilih duduk di meja bar dengan dua bawahannya, dua yang lainnya pura-pura berbaur di kerumunan orang-orang, beberapa yang tersisa mengamat-amati keadaan.

Ditengah-tengah ketegangan mereka menunggu para penjahat beraksi, tiba-tiba seseorang menyapa Dastin. Suara yang baru pertama kali ia dengar ditelinganya itu terdengar lembut dan sangat feminim. Mungkin karena ia jarang berhadapan dengan para wanita selain rekan setimnya jadinya ia merasa pemilik suara yang barusan ia dengar ini sedikit... aneh?

Awalnya Dastin tidak peduli. Sikapnya tetap dingin seperti biasa. Lagipula dirinya masuk club malam bukan karena mau bertemu lawan jenisnya. Dan menurutnya, kebanyakan wanita yang masuk club hampir seratus persen bukan perempuan baik-baik, ia tidak menyukai wanita yang hobbynya clubbing.

"Gak usah malu-maluin, pleasee."

Pria itu bisa mendengar bisikan dari teman gadis disebelahnya.

"Kenapa, cuma diajak kenalan doang. Kan maksud aku ke sini memang mau melihat lelaki tampan."

sudut bibir Dastin terangkat. Perkataan gadis yang menyapanya tadi entah kenapa membuatnya merasa lucu. Tanpa sadar kepalanya menoleh ke kanan menatap gadis itu. Pria itu mengerutkan kening kemudian melirik Nako yang berdiri tepat berhadapan dengannya.

"Kalian mengijinkan anak dibawah umur masuk club?" nadanya terdengar marah. Nako menatap pria itu bingung lalu melihat ke arah Zuin dan Ketty bergantian. Ah, ia mengerti sekarang. Mungkin pria itu mengira kedua temannya itu masih anak dibawah umur. Memang siapapun yang melihat wajah keduanya yang bertampang polos dan cute itu akan mengira mereka masih remaja.

Zuin dan Ketty saling menatap. Zuin berusaha mencerna maksud dari perkataan pria disampingnya itu. Ketika berhasil memahaminya, ia langsung berdiri berkacak pinggang menghadap pria itu.

"Hei tuan, asal anda tahu, saya baru merayakan ulang tahun yang kedua puluh kemarin!" ekspresi Zuin tampak tidak senang. Ia tidak suka di anggap anak-anak.

Dastin balik menatapnya intens, masih belum percaya. Bisa sajakan gadis itu berbohong. Zuin membuang nafas kesal.

"Ya ampun, apa aku harus menunjukkan KTP aku supaya kamu percaya?"

Kali ini Dastin melipat kedua tangannya di dada, menatap gadis itu dengan sikap menantang dan terlihat sangat sombong dimata Zuin.

"Ayo keluarkan, aku ingin lihat." tantang Dastin.

Hufffttt....

Zuin berusaha menahan emosinya. Percuma saja tampan kalau menyebalkan, ia tidak tertarik lagi. Tangannya merogoh sakunya untuk mengambil dompet.

Dahinya berkerut, mana dompetnya? Ia terus meraba-raba sakunya lagi tapi benda yang dicarinya tidak ketemu-ketemu juga. Gadis itu berbalik menatap Ketty.

"Kamu ambil dompet aku?"

tanya Zuin menatap Ketty. Nadanya lebih terdengar seperti menuduh, jelas saja membuat Ketty merasa kesal.

"Apa tampang aku keliatan seperti pencuri?" dongkolnya. Ia menyesal sudah mengikuti gadis itu datang ke tempat ini. Ia ingin cepat-cepat pulang ke apartemennya dan tidur.

Pria tampan yang berdebat dengan Zuin tadi berdiri dari kursi dan memberinya tatapan remeh. Menurutnya gadis itu hanya mencari alasan saja. Zuin maju selangkah mendekati pria itu dengan berkacak pinggang.

"Mau apa lagi?" tantangnya sambil membusungkan dada dan dagunya terangkat tinggi mendongak ke pria itu.

Ketty menertawai Zuin yang tampak begitu mungil didepan lelaki itu. Tinggi badannya hanya mencapai dada pria itu. Padahal tinggi badan gadis itu sebenarnya tidak terbilang pendek juga tidak terbilang tinggi. Menurutnya lelaki didepan mereka itu yang sangat tinggi.

Nako, rekan setim Dastin dan beberapa tim mereka yang lain yang cukup jauh dari tempat itu hanya menjadi penonton. Para bawahan itu cukup heran karena melihat sesuatu perubahan yang tidak biasa pada ketua tim mereka. Mereka jadi lupa kalau sekarang ini mereka sedang bertugas.

1
julia sorong
Luar biasa
Siti Elis
cerita nya bagus
Sofi Sofaki Saefuddin
otor ini keren banget sih ..apalagi karakter Dastin ..s3mangat
Esty Hermawanti
Luar biasa
Riwayati Yati
Ketty jangan jdi murahan donk,cwe harus punya harga diri ngapain kmu gejar kely klu cuma bikin sakit hati kmu
karyaku: hi kak transmigrasi menjadi istri mafia jangan lupa mampir y kk
total 1 replies
Suzy Fahda
Luar biasa
yuiwnye
aku ke club minumnya ice lemon tea 😁😁😁
Sonya Bererenwarin
Luar biasa
Sonya Bererenwarin
Lumayan
Irena Irani
Kan Kannn

klo sudah tiada baru terasa
bahwa kehadiranmu sangat berharga

KAPOKKKKKK
Si Kyle /Grin/
karyaku: hi kak transmigrasi menjadi istri mafia jangan lupa mampir y kk
total 1 replies
ami
Bagus
Irena Irani
mas mass cintaku yayangku bojokuu
ayo ayo /Smile/
Nona QueenRa
sumpah. karya author satu ini emang paling the best sih
Gladys Aira
Luar biasa
Gladys Aira
Lumayan
Sri Widjiastuti
teman yg baik nih si sari
Sri Widjiastuti
marlon nya blm ketangkep kan??
Sri Widjiastuti
sok tahu lagi si zuin
Sri Widjiastuti
zuin zuin sok2 an deh
Sri Widjiastuti
lhah pak petugas piye? ada penculikan kok g tahu sihh?? 😇😇
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!