NovelToon NovelToon
PENDEKAR AWAN MERAH

PENDEKAR AWAN MERAH

Status: tamat
Genre:Petualangan / Tamat / pendekar / Fantasi petualangan-Fantasi Timur / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur / Romansa / Dendam Kesumat / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: Baryodo Aman

Dia bukanlah seorang pendekar yang baik hati, akan tetapi dirinya juga selalu melakukan kebaikan.
Dirinya juga bukan pendekar yang berhati jahat, namun jika ada kejahatan didepan matanya, dia akan menjadi sosok yang lebih jahat lagi.
Xue Yunlei, itulah namanya, seorang laki - laki yang menjalani kehidupan dengan penuh penderitaan.
kehilangan demi kehilangan orang - orang yang dikasihinya pun membentuk dirinya sehingga menjadi seorang pendekar yang sangat diperhitungkan dalam dunia ilmu bela diri.
Hal itu pula yang membuat dirinya mulai membalaskan dendam atas kehilangan yang dia alami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baryodo Aman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Kehilangan

Kedatangan rombongan pedagang dari kota Yin langsung disambut dengan perasaan yang penuh tanda tanya oleh para prajurit yang berjaga di atas tembok kota serta prajurit yang berjaga di gerbang kota.

Hal itu karena jumlah iring - iringan yang sedang mendekati kota Yin itu sangat sedikit.

Tidak sesuai dengan jumlah rombongan mereka saat berangkat dari kota Yin.

Mereka hanya bisa mengenali kelompok yang sedang mendekat tersebut karena bendera klan Xue yang masih tetap berkibar.

Situasi tersebut segera dilaporkan oleh seorang prajurit kepada penguasa kota Yin dan juga kepada patriark dari kedua klan lainnya.

Para pemimpin klan pun segera bergegas menuju ke gerbang kota Yin untuk menyambut kedatangan rombongan pedagang kota mereka.

Terlihat ada puluhan gerobak yang berjalan secara beriringan.

Akan tetapi yang terlihat aneh bahwa beberapa orang terus membantu untuk mendorong gerobak - gerobak tersebut yang di tarik oleh beberapa ekor kuda.

Setelah rombongan itu telah dekat, air mata orang - orang yang melihat tanpa mereka sadari mulai menetes saat melihat terdapat puluhan tubuh manusia yang tergeletak dan memenuhi empat buah gerobak.

Mereka juga tidak menemukan keberadaan kedua sosok penting di dalam rombongan tersebut.

Para pemimpin klan yang awalnya berada diatas tembok kota, kini segera turun untuk menjemput rombongan tersebut saat sudah mendekat.

Dan akhirnya rombongan mereka pun tiba.

Orang - orang yang saat itu sedang mengantri untuk memasuki kota Yin langsung terkejut disaat melihat jasad puluhan manusia sedang tersusun rapih di atas keempat gerobak serta ada dua sosok tubuh yang terbaring kaku tak bernyawa lagi di salah satu gerobak.

Para patriark yang melihat kedua sosok tersebut tidak bisa lagi menahan kesedihan mereka.

"Adik! Siapa yang melakukan hal ini kepadaMu?". Kata - kata yang keluar dari mulut Xue Beng saat melihat adiknya yang kini sudah terbaring kaku tidak bernyawa lagi.

"Cepat katakan, siapa yang melakukan hal ini?". Tanya Xue Beng menatap seorang prajurit yang juga berasal dari klan Xue.

"Patriark! Kami diserang oleh para perampok saat kembali kesini". Jawab sosok yang ditanyai oleh Xue Beng.

"Dimana mereka? Aku harus memberikan perhitungan kepada mereka untuk membalaskan kematian adikKu!". Teriak Xue Beng dengan nada suara yang penuh emosi.

"Pemimpin perampok itu telah terbunuh juga saat bertarung dengan komandan Xue Yuan".

"Namun komandan Xue Yuan terkena panah yang dilepaskan oleh anggota perampok tersebut".

"Komandan Xue Yuan sediri meninggal saat ditengah perjalanan untuk kembali kesini".

Sosok itu kembali menjelaskan kepada Xue Beng.

Sedangkan patriark Shang Chiu kini hanya bisa bersedih melihat putranya yang kini sudah tidak bernyawa lagi.

Mendengar penjelasan dari salah satu prajurit yang selamat membuat emosi Xue Beng pun meredah.

Hal itu di sebabkan karena ternyata Xue Yuan bisa membunuh lawannya meskipun dirinya juga kehilangan nyawanya saat melindungi hasil dagangan mereka.

Xue Beng pun segera memerintahkan prajurit lainnya untuk membantu sisa prajurit dari rombongan itu untuk mengemasi barang - barang serta mengkremasi jasad para pengawal yang telah gugur dalam menjalankan tugas mereka.

Sedangkan untuk jasad Xue Yuan dan juga Shang Shu dibawah ke balai kota untuk di doakan sebelum dimakamkan.

Xue Yunlei dan juga Shang Mingmei pun di panggil oleh dua orang prajurit untuk segera menuju ke balai kota Yin.

Kedua bocah yang masih berusia sembilan tahun itu tidak mengetahui tujuan mengapa keduanya dipanggil.

Saat tiba di pintu gerbang balai kota, mata keduanya di suguhkan oleh pemandangan yang tidak menyenangkan.

Sebab hiasan - hiasan yang ada di pintu masuk balai kota adalah hiasan yang biasanya digunakan jika keluarga mereka dalam keadaan berduka.

"Ada apa ini? Mengapa disetiap pilar bangunan dan pintu gerbang semuanya dihiasi dengan hiasan seperti ini? Sebenarnya apa yang telah terjadi? Serta apa hubunganku dengan situasi ini?".

"Mengapa mereka memanggilku untuk datang ke balai kota? Apakah....". Xue Yunlei tidak melanjutkan gumamannya, namun remaja itu langsung berpikir tentang keadaan ayahnya yang dia ketahui akan pulang diwaktu yang sama.

Shang Mingmei yang melihat Xue Yunlei segera mendekatinya dan berkata.

"Mengapa kamu disini? Bukankah ini waktu belajar masih sedang berlangsung?". Tanya Shang Mingmei penasaran.

Xue Yunlei yang mendengar suara Shang Mingmei segera memalingkan wajahnya ke samping untuk melihat sosok gadis pemilik suara tersebut.

"Nona Mingmei, apakah kamu di panggil juga untuk menghadap penguasa kota?". Xue Yunlei tidak menjawab pertanyaan Shang Mingmei, melainkan segera melontarkan pertanyaan juga kepada gadis itu.

"Iya, apakah kau juga dipanggil untuk menghadap penguasa kota?". Jawab Shang Mingmei yang juga langsung balik bertanya.

"Iya, aku juga dipanggil untuk menghadap penguasa kota, tetapi mengapa hanya kita berdua yang dipanggil untuk menghadap?". Jawab Xue Yunlei sambil kembali melontarkan pertanyaan.

Mendengar pertanyaan yang kembali dilontarkan oleh Xue Yunlei, Shang Mingmei pun langsung berpikir tentang ayahnya dan ayah Xue Yunlei yang dia tahu sedang bersama - sama menjalankan tugas.

"Apakah ini berkaitan dengan ayahku dan juga ayahmu?". Ucap Shang Mingmei sambil menatap ke arah Xue Yunlei.

"Ayo kita lanjutkan saja perjalanan kita agar bisa mengetahui sebenarnya apa tujuan mereka memanggil kita berdua". Tutur Xue Yunlei mengajak Shang Mingmei.

Shang Mingmei sendiri jika dengan orang lain, dia tidak mau untuk berkomunikasi.

Namun dirinya akan banyak berkomunikasi jika sedang bersama Xue Yunlei.

Keduanya pun segera melangkah dengan cepat agar bisa mengetahui tujuan keduanya dipanggil.

Setelah semakin memasuki area balai kota, terlihat ada begitu banyak anggota dari ketiga klan sedang berdiri di alun - alun balai kota Yin.

Semuanya menggunakan pakaian berkabung berdasarkan suku mereka masing - masing.

Seorang prajurit yang melihat kedatangan kedua bocah itu segera menjemput dan mengantarkan keduanya untuk masuk ke aula utama balai kota.

"Tuan, sebenarnya ada apa ini? Mengapa ada begitu banyak orang yang berkumpul?". Tanya Xue Yunlei kepada prajurit yang mengantar mereka.

"Nanti kau akan mengetahuinya sendiri". Jawab sang prajurit.

"Tetapi apa tujuannya kami berdua dipanggil kesini?". Kini Shang Mingmei yang bertanya.

"Tidak lama lagi pasti kalian berdua akan mendapatkan jawabannya". Jawab prajurit itu lagi.

Keduanya pun saling menatap disaat mendengar jawaban dari prajurit itu, sebab menurut mereka berdua tingkah dan jawaban dari prajurit itu sangat mencurigakan.

Setelah melewati kerumunan orang yang berdiri, keduanya pun langsung bisa melihat kearah pintu masuk aula utama balai kota.

Terlihat para petinggi dari ketiga klan telah berada di dalam aula sambil menatap dua buah peti yang terletak tepat di depan mereka.

Mata Xue Yunlei mulai berkaca - kaca, bocah 9 tahun itu kini sudah bisa menebak tujuan sehingga dirinya dipanggil ke balai kota.

Hal yang sama juga dialami oleh Shang Mingmei, sebab gadis itu telah melihat ibunya yang juga sedang duduk menghadap ke peti tersebut dan sedang menangis.

Kedua bocah itu pun langsung berlari dan mendekati kedua peti mati yang ada.

Dan dugaan keduanya benar adanya, kedua sosok orang yang sangat mereka sayangi dan juga sosok yang sangat menyayangi mereka kini telah terbujur kaku tak bernyawa lagi.

"Ayah, mengapa bisa seperti ini? Apa yang sebenarnya telah terjadi?". Teriak Xue Yunlei disaat melihat ayahnya yang telah meninggal.

"Ayah, siapa yang akan menjagaku jika kau telah pergi meninggalkan aku".

Xue Yunlei terus melontarkan kata - kata untuk meluapkan rasa kehilangannya itu.

Begitu juga dengan Shang Mingmei, gadis itu pun terus menangis karena kepergian ayahnya.

Upacara penghormatan serta pemakaman kedua jenius di dua klan itu pun segera dilaksanakan.

Dan upacara itu dipimpin langsung oleh penguasa kota Yin Xue Beng.

~Bersambung~

1
Aep saepullah
Buruk
Zu Ri
Luar biasa
Ark Lodan Nglayab
Kecewa
Ark Lodan Nglayab
Buruk
Joko Widodo
Luar biasa
Lius Maxi
lemah dn terus lemah
Sutan Pasaribu
sampai sejauh alur ceritanya tdk jelas ...kejadian yg berulang2...kurang greget
Arman Maulana
kata ny di awal bab setelah ktmu roh dewa MC ny SDH menguasai ilmu meramu obat/pil ,penempatan senjata ,dll..koq skrag jdi bgni cerita ny ...MC ny jdi blooooo" on...
patrick
Luar biasa
Yoen Lala
author bodoh
Yoen Lala
bodoh
Yoen Lala
MC sama outhor bodoh nya sama
Yoen Lala
author bodoh
swek lord
jenuhh bner bacanya
Samallangi Rajuanna
mantaaap
Samallangi Rajuanna
happy ending..sy lebih suka novel yg begini..mantap Thor..abaikan komentar yg negatif anggap aja anjing mnggonggong yg lewat🤣🤣🤣trus brkarya thor
Evrasakha
Thornya sudah lelah
Zent Akbar
sebeeeelll
Zent Akbar
thooorrr kalo alurnya ga nyambung loncat kaya kodok
Albet Jalius
lanjut....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!