NovelToon NovelToon
BORU NI RAJA

BORU NI RAJA

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Poligami / spiritual / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Jayapn

Tradisi batak kuno yaitu harus menikah dengan pariban yang merupakan anak dari kakak perempuan dari ayah.

Tradisi kuno yang masih dipertahankan oleh kedua orangtuanya Nauli Rumondang di jaman modern ini.

Nauli Romandang yang baru wisuda dari sarjana hukum dan harus menjadi istri dari paribannya yang bernama Yosua.

Yosua adalah laki-laki yang hanya tamatan sekolah dasar karena malas, menjadi anak laki-laki dalam keluarga diantara 7 saudara perempuannya yang membuatnya manja.

Berhubung kedua orangtuanya adalah orang kaya sehingga Yosua menjadi pribadi yang manja.

Semua pernikahan diatur oleh mamaknya Yosua dan hingga kehidupan berumahtangga yang membuat Nauli menjadi kesal.

Ibu mertua yang sangat cerewet, perfeksionis dan suka mengatur sesuai dengan kehendak dan ditambah lagi kakak ipar dan adik ipar yang begitu menjengkelkan.

Bagaimana nasib Nauli?

Apakah Nauli bisa bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jayapn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masalah Rentenir Selesai.

Setelah dari Lilis dan lanjut ke rumah rentenir, lagi-lagi rentenir itu ada dirumah dan ternyata rentenir itu adalah mamaknya Fras.

"Adek ngapain datang kemari?" tanya Fras padaku.

"Mau bayar hutang sama bou," jawabku dan Fras memanggil mamaknya.

Sang rentenir keluar, seorang janda karena cerai hidup. karena suaminya sama seperti suami mamak mu alias gak berguna.

"Ngapain kau kemari?" tanya dengan kalimat yang ditekankan.

"Jangan kek gitu bou...!"

"Ngak usah kau panggil aku bou, ngak mau aku jadi mertua mu....!"

"Percaya diri kali rentenir yang sebiji ini, jadi maunya ku panggil apa?" tanyaku yang menyela ucapannya.

"Suka hati kau aja, asal jangan panggil." jawabnya dengan ketus.

"Baik eda...!"

hahahaha... hahahaha...!' suara tawa Fras karena mamaknya ku panggil eda.

"Panggil bou aja, ngak enak ku dengar kau panggil eda sama ku." ujar rentenir itu.

Fras tertawa terbahak-bahak karena mamaknya akhirnya mengalah.

"Bou...! berapa utang mamak ku?" tanyaku padanya.

"Kau mau membayar dengan emas pemberian mendiang oppung Mikael itu? ngak akan kuterima." ujar si rentenir ini.

"Ngak bou ku yang cantik...! tadi aku diberi uang oleh istrinya pak camat karena borunya ku kembalikan padanya." jelas ku.

Akhirnya ku jelaskan apa yang sudah terjadi, saat aku ngobrol dengan rentenir ini, Samuel malah makan bersama Fras.

Rentenir itu menerima uang yang ku berikan dan kemudian di hitungnya, mungkin karena sudah sering menghitung uang sehingga rentenir itu cepat menghitung uang tersebut.

"Sebenarnya ini kurang dua juta rupiah lagi, tapi bou anggap lunas. Bentar biar bou ambil surat tanah mu." ucapnya dan masuk ke arah kamarnya.

"Kak...! masakan bou ini enak juga, mau ku buatkan nasi kakak." ujar Samuel.

Aku mengganguk dan Samuel langsung mengambil makanan ke dapur dan sepertinya sudah seringkali Samuel kemari.

"Itu Samuel main masuk aja ke dapur, apa memang anak itu sering ke sini, bang?" tanyaku pada Fras.

"Iya...! Samuel itu sahabatku, kami juga sering tidur bareng...!"

"Kau nggak macam-macam kan sama adek ku?" tanyaku pada Fras.

"Aku ngak gila lo iban...! Muel itu dah kyak adikku sendiri, Muel juga sering membantu ku membersihkan kandang ternak.

iban mu yang ganteng ini, pak Dison dan Muel, kami bertiga rekan bisnis." jawab Fras dengan santai.

Berhubung Samuel sudah membawa makanan untukku, kami berdua berhenti bicara dan aku fokus makan.

Akhirnya kami bertiga makan dan sudah seperti sebuah keluarga kecil yang sedang makan.

Sampai kami selesai makan, rentenir itu belum keluar dari kamarnya.

"Bou tidur di kamarnya? kok lama kali ngambil surat tanah ku." ucapku.

"Banyak surat tanah disimpan mamak, santai aja kali." sahut Fras.

Lalu kami bertiga ke dapur untuk mencuci piring, kulihat Fras yang begitu lihai mencuci piring.

"Abang kok cuci piring?"

"Kenapa rupanya? kalau cuci piring langsung jadi bencong!

semua yang ada di rumah ini harus bisa cuci piring dan pakaiannya masing-masing dan ngak peduli itu perempuan atau laki-laki.

bagi kami semua manusia itu sama dan harus bisa semuanya, apalagi urusan dapur gini...!"

"Betul sekali...! bou bukan seperti mamak kita, kak! pikiran mamak yang kolot alias kuno yang tidak memperbolehkan laki-laki masuk ke dapur." sahut Samuel seraya mengelap piring yang sudah di cuci oleh Fras.

Satu-satunya perempuan di rumah ini adalah rentenir itu, sisanya laki-laki semua yang merupakan keluarga dari rentenir itu.

Kali iya semua dikerjakan oleh rentenir itu, bisa-bisa mati berdiri dia itu.

"ih...ih...! kau godain lah anakku agar bisa menjadi suami mu.

sebenarnya bou juga setuju kalau kau jadi istri Fras, tapi bou jijik liat kedua orangtuamu dan juga adik-adik yang sok kaya itu.

hanya Muel yang bou anggap manusia dan sisanya iblis." ujar rentenir yang mendatangi kami di dapur ini.

"Nauli juga jijik melihat kedua orangtuaku, tapi mau gimana lagi, bou! Nauli ngak bisa memilih dari lubang mana keluar." sahutku yang membuat Fras tertawa.

"Emangnya kamu ngak niat menikah dengan Fras?" tanya rentenir itu.

"Ngak bou...! bang Fras sudah seperti abang kandung bagiku, walaupun kami adalah pariban tapi aku ngak punya rasa sama anak bou ini...!"

"Apa kurangnya anakku ini, ganteng, punya lahan pertanian yang luas dan banyak ternak babinya.

asal kau tau ya Nauli...! anakku ini ngak manja seperti calon suami kau itu, anakku ini bisa masak, cuci piring dan mencuci pakaian." sanggah si rentenir.

"Memang bang Fras ini adalah tipe suami yang sempurna, tapi aku ngak berniat tinggal di kampung ini.

takutnya mamak ku dan ibu mertua ku kelak nanti berantam aja tiap hari, bisa-bisa aku mati berdiri menghadapi semua itu...!"

"Terus gimana dengan calon suami mu itu?" tanya si rentenir yang lagi-lagi memotong ucapan ku.

"Biarlah waktu yang menjawabnya, semua sudah terlanjur dan aku hanya perlu menjalaninya." jawabku dengan nada yang merendah.

"Kamu yang sabar ya, dek! Tuhan tidak pernah memberikan beban pada umatnya yang melampaui batas kemampuannya." ucap si rentenir.

Lalu si rentenir memberikan dua surat tanah padaku, surat sawah dan ladang yang digadaikan oleh mamak.

"Tandatangan tanda terima ini," ujar si rentenir.

Rentenir berkata kalau motor sudah dibalikkan oleh anggota nya dan si rentenir berpesan agar aku menyimpan surat tanah tersebut kepada oppung boru Dison.

Aku hanya mengganguk dan kemudian kami pamit pulang karena urusan sudah selesai.

"Iban...! kata Muel kalau masakan iban enak, tolong masakkan daging babi ini untuk sahabat ku ini, iya!" ujar Fras seraya memberikan daging babi yang diambilnya dari kulkas.

Daging yang mungkin sekitar 4 kilogram ku terima dari Fras.

"Maaf iya bang, maaf atas ucapan ku tadi." ucapku pada Fras.

"Santai aja iban, kamu juga sudah ku anggap adik perempuan ku yang paling gokil, cuman abang benci sama calon suami mu itu." sahut bang Fras.

Aku hanya tersenyum dan meraih tangan Samuel untuk pulang, kami berdua naik becak barang milik pak Dison.

Karena besok pagi becak barang ini akan dipakai ke pasar pagi untuk jualan dan harus kami kembalikan malam ini juga.

Aku benar-benar kelelahan karena mengurus keluarga ini, benar-benar melelahkan. Kerja memang melelahkan tapi ini berkali-kali lipat lelahnya.

Ku titipkan surat tanah ku pada oppung boru Dison, karena mamak tidak akan berani meminta surat tanah itu pada oppung boru Dison.

Bisa-bisa mamak di maki dan dipermalukan jika mamak berani memintanya dari oppung boru Dison.

1
Heri Wibowo
anak kurang ajar nyuruh-nyuruh mamanya kayak pembantunya
JayaPn
/Ok/
Heri Wibowo
lanjut thor
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
Parah kali lah keluargamu itu Yosua
Heri Wibowo
Gimana kalau madumu itu hamil anak dari mertuamu itu Nauli
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
sungguh gila! bapak mertua garap menantunya
Heri Wibowo
Kenapa hanya kedua anak laki-laki itu yang diistimewakan Mamakmu Nauli
JayaPn: karena anak laki-laki sebagai penerus marga dan keduanya adalah menantu sang pejabat
total 1 replies
Heri Wibowo
bagus Nauli, memang harus bersikap tegas pada keluargamu
Heri Wibowo
percaya diri kali madumu itu nauli.
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
jangan sampai istri ke 2 yosua bernasib sama dengan nauli.
Heri Wibowo
wah enak juga ya, kalau punya kebun sayur sendiri, enggak usah mikirin harga sayuran di pasar.
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
penjarakan saja ipar-iparmu itu Nauli
Ribu Barus
sangat bagus
Heri Wibowo
benar bapak mertua, sebaiknya kau pulangkan saja uangnya daripada nanti masuk penjara.
Heri Wibowo
Irwan sama Samuel sudah seperti bodyguard-nya Nauli saja ya.
Heri Wibowo
apa-apa Kata mamaku ya sudah masuk dalam perutnya lagi aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!