Married With My Ex

Senyum di bibir Andrew tidak pernah luntur sejak keluar dari rumah hingga sampai di perusahaan keluarganya yaitu, Ratajasa Corp. Dia sangat bahagia karena berhasil menggoda Jenni hingga membuat wajah cantik istrinya itu memerah. Andrew memang bertekad untuk membuat Jenni mencintainya lagi seperti dulu. Mungkin dia akan mengulang cara pendekatan mereka dulu yang tentunya dengan membuat sang istri kesal tapi cinta.

Andrew masuk ke dalam ruang kerja wakil direktur karena dia akan menempati posisi itu mulai hari ini. Dia akan mulai belajar mengurus dan memimpin perusahaan sebelum nantinya akan menggantikan Papa Alex untuk menjadi direktur utama.

Tidak ada penyambutan dan pengenalan atau sebagainya karena Andrew sudah dikenalkan sebagai pewaris kerajaan bisnis Ratajasa Corp pada acara ulang tahun perusahaan sekitar sebulan yang lalu. Jadi, hari ini Andrew sudah bisa langsung bekerja saja, lagipula seluruh karyawan yang bekerja di sana sudah mengenalnya.

" Selamat pagi, Tuan " sapa seorang pria yang merupakan sekretaris sekaligus asisten pribadinya.

Pria itu sudah menunggu dan menyambut atasannya di hari pertamanya bekerja. Walaupun sudah mengenal sebelumnya, tetapi sepertinya pria itu tetap ingin memberikan kesan yang baik .

" Selamat pagi, Pras " balas Andrew tersenyum.

Namanya Prasetya, tapi biasa dipanggil dengan Pras. Usianya sekitar 26 tahun atau 2 tahun di atas usia Andrew. Awalnya pria itu hanya karyawan biasa di bagian keuangan, tetapi karena kemampuan dan kejujuran sehingga Papa Alex memilihnya sebagai sekretaris sekaligus asisten pribadi untuk Andrew.

" Apa saja jadwal di hari pertama saya bekerja ini, Pras? " tanya Andrew lalu mendudukkan tubuhnya di kursi kebesarannya.

" Jadwal Anda hari ini hanya hadir di rapat tahunan bersama para pemegang saham pada pukul sepuluh pagi, Tuan. Setelah itu tidak ada lagi, tetapi Anda memiliki beberapa berkas yang harus diperiksa dan ditandatangani. Saya sudah meletakkannya di atas meja kerja Anda dan Anda bisa memanggil saya jika sudah selesai " jawab Pras sembari membuka buku catatannya.

Andrew pun mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti lalu melirik tumpukan berkas di atas meja kerjanya.

" Kalau begitu, kamu boleh keluar sekarang. Panggil saya lima belas menit sebelum rapat dimulai " ucap Andrew pada Pras.

" Baik, Tuan " jawab Pras.

Setelah itu, Pras segera keluar dari ruang kerja Andrew dan kembali ke tempatnya. Sedangkan Andrew mulai membuka berkas-berkas di atas meja kerjanya, dia harus memeriksa dan menandatangani semua itu agar cepat selesai.

Andrew mengerjakan semua itu dengan begitu fokus hingga suara dering ponsel mengganggunya. Dia mengambil ponsel miliknya yang sudah diletakkan di atas meja kerja dan melihat siapa yang melakukan panggilan telepon kepada dirinya. Tanpa menunggu lama, Andrew segera menggeser ikon berwarna hijau dan menjawab panggilan telepon itu.

" Halo, Andrew Sayang " suara seorang wanita terdengar dari sambungan telepon itu.

" Ck, jangan panggil aku dengan sebutan Sayang " decak Andrew tidak suka.

" Kenapa? Apa kamu takut istrimu akan marah? " tanya wanita itu dengan tertawa kecil.

" Tentu saja, nanti istriku akan semakin salah paham " jawab Andrew dengan kesal.

Wanita yang menghubunginya itu adalah wanita yang sama dengan yang membuat Jenni marah dan membencinya sampai saat ini. Wanita menyebalkan yang sialnya adalah sepupu dari ayahnya sendiri yang tidak lain adalah tante-nya. Usianya hanya satu tahun di atas Andrew karena dia adalah anak bungsu dari adik kakeknya. Tidak jarang banyak yang mengira mereka adalah sepasang kekasih jika bersama, termasuk Jenni. Apalagi tante-nya itu tidak tahu malu dan sering memeluk serta menciumnya sembarangan.

" Haha, dia saja yang terlalu cemburu, padahal kan yang aku lakukan padamu itu biasa saja " ucap Tante Angel, adik sepupu dari Papa Alex.

" Biasa saja gundulmu, Angel. Kamu memeluk dan menciumku di depan dia, tentu saja dia cemburu. Jangan bawa kebiasaanmu itu di sini, ini Indonesia bukan Amerika " jawab Andrew mendengus kesal.

Tante Angel memang tinggal di Amerika serikat untuk melanjutkan pendidikannya dan memilih menetap di sana hingga sekarang. Entah apa yang membuat Tante Angel enggan kembali ke Indonesia, bahkan untuk menghadiri pernikahan Andrew dan Jenni.

" Hei, jangan memanggilku nama saja ya. Aku ini tantemu, jadi kamu harus sopan " ucap Tante Angel karena memang Andrew jarang sekali memanggilnya dengan embel-embel Tante.

" Aku tidak peduli " jawab Andrew cuek.

" Cepatlah kembali, Angel! Kamu harus menjelaskan semuanya pada istriku supaya dia tidak salah paham lagi. Aku juga ingin menikmati masa-masa pengantin baru seperti pasangan lainnya, bukan malah dimusuhi istri sendiri seperti ini " pinta Andrew tidak ingin Jenni terus membencinya.

" Iya, kamu tenang saja, aku akan menjelaskan semuanya nanti. Mungkin aku akan kembali ke Indonesia bulan depan, sekaligus memperkenalkan kekasihku pada keluarga besar kita " jawab Tante Angel yang membuat Andrew sedikit lega.

Memang Tante Angel sudah memiliki seorang kekasih yang berasal dari negeri Paman Sam itu. Mungkin itu juga yang membuatnya begitu betah di sana dan tidak kembali ke Indonesia sejak empat tahun terakhir atau tepat hari kelulusan Andrew. Ya saat Jenni melihat Andrew bersama seorang wanita itu adalah hari terakhir Tante Angel di Indonesia dan menemui Andrew untuk berpamitan, tetapi malah berujung salah paham.

" Baguslah kalau begitu, aku ingin kesalahpahaman ini cepat selesai. Lagipula tidak baik kamu terus menjalin hubungan bebas dengan laki-laki itu di sana. Jangan sampai kamu hamil sebelum menikah dan membuat keluarga kita malu " ucap Andrew yang sangat mengetahui pergaulan di sana.

" Tenang saja, kami main aman kok. Dia selalu menggunakan pengaman saat kami sedang bercinta " jawab Tante Angel disusul dengan tawa kencang.

Andrew hanya berdecak kesal mendengar hal itu karena memang tante-nya itu tidak tahu malu dan biasa berkata frontal seperti itu. Tetapi, Andrew tahu jika Tante Angel masih bisa menjaga dirinya dan tidak terjerumus dalam hal yang menjadi kebiasaan orang-orang barat itu.

" Sudahlah, aku harus lanjut bekerja. Aku tunggu bulan depan dan kamu harus benar-benar kembali ke Indonesia " ucap Andrew tidak ingin mendengar kata frontal lainnya dari sang tante.

" Iya Andrew, kamu tenang saja. Aku pasti kembali " jawab Tante Angel.

Andrew pun segera mematikan panggilan telepon itu lalu meletakan ponselnya kembali di atas meja.

" Semoga nanti setelah mendengarkan penjelasan Angel semuanya akan selesai. Jenni akan memaafkan aku dan tidak membenci aku lagi " gumam Andrew menghela napasnya panjang.

Setelah itu, Andrew segera melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda karena panggilan telepon dari Tante Angel. Dia harus bisa menyelesaikan semua itu sebelum rapat bersama pemegang saham dimulai.

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘