Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3: Lupakan Masa Lalu
"Maklum saja kak, adikmu ini sibuk setiap hari mencari uang," kata Casey terkekeh membuat raut wajah Adeline sedikit murung.
"Seharusnya kamu itu menerima tawaran kakak untuk bekerja di kantor meneruskan bisnis kosmetik keluarga kita," pungkas Adeline pada adiknya yang cukup keras kepala. Meskipun begitu, Adeline tidak bisa memaksa keputusan adiknya. Namun ia akan selalu ada saat dimana adiknya itu membutuhkannya.
"Tawaranku masih berlaku hingga sekarang Casey," ucap Adeline.
"Jawabanku tetap sama, aku tidak mau kak."
"Apa mommy yang melarang mu?" tanya Adeline membuat Casey sedikit terkejut kemudian menggeleng.
"Ini tidak ada hubungannya dengan mommy kak," jawab Casey. Ia memang ingin mandiri. Sejak kuliah Casey memang sudah mandiri. Bekerja paruh waktu untuk membayar uang kuliahnya. Sebisa mungkin ia tidak ingin bergantung pada orang tuanya.
"Hai sayang..." ucap seorang wanita masuk ke dalam rumah membawa sebuah koper. Menghentikan pembicaraan Casey dan Adeline. Seorang pelayan menghampiri wanita itu untuk mengambil alih kopernya.
"Mom..." pekik Adeline bangkit dari sofa dan memeluk Matilda. Casey buru-buru bangun dari sofa dan mengubah posisi duduknya.
"Adel rindu mom."
"Mommy juga rindu putri mommy yang cantik ini," balas Matilda senang. Ia baru saja pulang dari liburannya ke prancis selama satu minggu ini.
"Ayo..ayo duduk dulu sayang. Mommy membawa oleh-oleh untuk kamu," ujar Matilda senang memanggil supir untuk membawa barang-barangnya yang ada di mobil.
"Aku ke atas dulu," ucap Casey bangkit dari sofa tidak ingin melihat kebahagiaan kedua orang di depannya.
"Casey, kamu jangan pergi dulu. Mommy membawa oleh-oleh untuk kita," ujar Adeline menghentikan langkah kaki adiknya.
"Kakak simpan saja dulu, aku buru-buru. Temanku mengundang ku ke acara ulang tahunnya," bohong Casey. Sebenarnya ia tau mommy nya tidak membeli apa-apa untuknya. Ia juga tau jika kakaknya tidak ingin membuat dirinya bersedih.
"Baiklah kalau begitu, nanti aku taruh di kamarmu," ujar Adeline. Meskipun Adeline tau, besar kemungkinan Matilda tidak membeli apa-apa untuk adiknya itu. Casey menganggukkan
kepalanya lalu pergi.
"Adel, mommy membelinya untuk mu bukan untuk Casey," pungkas Matilda tidak suka. Tebakan Adeline benar.
"Mom, Casey juga putri mommy," ujar Adeline spontan mendapat tatapan dingin dari Matilda.
"Ayolah mom, lupakan masa lalu," Adeline mengusap lengan ibunya dengan lembut. Kedua mata Matilda mulai berkaca-kaca.
"Mom..ah lupakan saja. Bagaimana kalau kita membuka oleh-olehnya saja," ujar Adeline tidak ingin melihat gurat kesedihan di wajah ibunya.
"Mommy lelah, mommy mau istirahat dulu," pungkas Matilda meninggalkan Adeline.
"Sampai kapan mommy akan seperti ini," gumam Adeline menatap punggung Matilda yang berjalan menjauhinya. Adeline yang sedang tidak berminat untuk membuka isi paper bag itu membawa barang-barang itu ke kamarnya.
******
Casey tiba di bar tempat Leandra dan dua temannya yang lain menunggunya disana.
"Hai guys.." panggil Casey menghampiri ketiga temannya yang duduk di bar stool.
"Maaf aku terlambat," ucap Casey duduk di bar stool.
"Santai saja, kami juga baru sampai," ucap Megan.
"Ini kedua kalinya kita datang kesini, untuk pertemuan kedepannya kita dimana lagi,ku harap jangan disini lagi," timpal Pamela yang tidak terlalu suka dengan tempatnya.
"Kalau bukan karena kalian bertiga setuju kesini aku mungkin tidak akan datang kesini, mana disini harganya mahal-mahal lagi," lanjut Pamela.
"Sesekali gak apa-apa kali," timpal Megan.