DISAYANGI TUAN VAMPIRE

Keesokan paginya, Claire bangun dan melihat Cedric sudah sibuk di dapur. "Hei, kemana Logan?" tanya Claire.

Cedric berbalik badan, tertegun sesaat memandang Claire yanh terlihat cantik meski tidak secantik malam tadi. Cedric mengerutkan keningnya. "Bulan darah dan Claire...!"

"Hei! Kau kenapa?" tanya Claire sembari mengipas-ngipas tanganya di depan Cedric.

"Ah, tidak apa... itu, Logan...eum dia sedang memancing ikan!" Imbuh Cedric dengan wajah bersemu merah.

Pintu dapur terbuka, Logan masuk dengan membawa sekantung ikan-ikan. "Aku akan mengurus ini!" imbuh Claire seraya mengambil kantung berisi ikan.

Logan mendekati Cedric, "Bagaimana kau tahu aku membawa ikan?"

"Kau pikir hanya kau saja yang pendengarannya tajam!" jawab Cedric sembari membelah bawang bombay.

"A-apakah dia tahu... eum maksud ku tentang kita?" tanya Logan.

"Tidak!" jawab datar Cedric.

Logan merasa lega, dia saja belum bisa menerima keadaan dirinya, apalagi orang lain. Setelah kejadian semalam, dia barulah memahami bahwa firasatnya untuk menjaga dan melindungi Claire mungkin ada kaitannya dengan identitasnya ang lain, identitas sebagai manusia serigala. Cedric menghentikan gerakan tangannya.

"Aku sudah menyiapkan tempat yang aman untuk claire, aku akan segera membawanya!" Imbuh Cedric seraya berkata lagi. "Jika kau masih belum menentukan bagaimana dirimu. Sebaiknya kau jauhi Claire!"

Logan sedikit merasa tidak puas atas perkataan Cedric. "Lalu kau ini mahluk apa, mengapa kau menilai dirimu pantas untuk bersamanya!"

Semenjak kejadian di pondok tua kala itu, Cedric meyakini jika yang menyelamatkan dirinya dari serangan lawan adalah Claire. Karena itu, jelas saja mulai sekarang dia akan melindungi gadis itu dari bahaya yang mengincarnya.

"Kalau aku bilang aku dan dia saling terhubung kau bisa apa?" imbuh sarkas Cedric.

Baru saja ingin menjawab, claire sudah masuk ke dalam pondok. "Kalian sedang membicarakan apa?"

"Aku tahu tempat aman, kita bisa pindah ke sana. Eum... itu jauh lebih baik dari tempat ini!" jawab Cedric.

"Benarkah, eum... maksudmy rumahmu?" tanya Claire.

Cedric dan Logan saling memandang, "Ah tadi dia bilang rumah bosnya!"

"Iya kan?" Logan memandang Cedric sambil samar memberi kode.

"Ya, rumah bos-ku. Kebetulan dia memintaku menjaganya selama dia tidak ada.

"Benar tidak apa-apa?" tanya Claire memastikan.

"Tentu saja, bos-ku itu baik juga tampan!" puji Cedric pada dirinya sendiri.

Logan yang sedang menyesap air putih langsung tersedak ketika mendengar kenarsisan Cedric. "Haish...!" imbuhnya sembari memberi tatapan kesal kepada Cedric.

Sementara yang dilempari tatapan kesal, hanya membalas dengan tawa kecil seraya berkata, "Ok, hari ini kita pindah!"

Cedric pun membawa Claire, dan Logan yang memaksa untuk ikut bersama mereka. Sementara itu, selama berhari-hari, para calon Penjaga Bayangan yang dipilih oleh Kael tengah diuji dengan cara yang menguras fisik dan mental.

Mereka berlatih menggunakan senjata yang diberkati, seperti pedang dengan bilah perak yang terukir mantra kuno dan panah yang dilapisi darah vampir suci. Namun, tantangan terberat mereka adalah menghadapi ilusi yang diciptakan oleh Magnus.

Dalam salah satu sesi, Aelric terjebak dalam ilusi yang menempatkannya di medan perang, dikelilingi oleh bayangan yang berwujud musuh-musuh lamanya.

"Kau pikir bisa melindungi mereka semua, Aelric?" tanya salah satu bayangan, suaranya menyerupai bisikan yang mengiris.

Aelric mencengkeram pedangnya dengan erat. "Aku tidak akan menyerah!" teriaknya, sebelum menerjang ke depan dan memusnahkan bayangan itu satu per satu.

Ketika ilusi itu memudar, Magnus mengangguk dengan penuh kepuasan. "Kau memiliki hati yang tak tergoyahkan, Aelric. Tapi itu baru permulaan."

---

Klan Luxferum tengah serius menempa penjaga bayangan. Sementara itu, Klan Umbra yang berdiri sebagai salah satu kekuatan vampir tertua dan paling disegani. Dipimpin oleh Lady Selene, seorang vampir dengan kecerdasan dan ambisi yang tiada tanding.

Klan ini berhadapan dengan ancaman besar, sihir purba dari musuh mereka, Klan Ignis. Sihir ini telah lama menjadi sumber dominasi Klan Ignis, membuat mereka hampir tak terkalahkan di medan perang. Namun, Lady Selene memiliki rencana. Dia tidak akan mengandalkan kekuatan sihir kuno yang sama, tetapi menciptakan sesuatu yang baru—sebuah teknologi yang mampu mematahkan sihir itu sendiri.

Di ruang takhta yang dipenuhi bayangan berkilauan dari lilin hitam, Lady Selene berbicara kepada para penasihatnya,"Kita telah terlalu lama membiarkan sihir purba menahan kemajuan kita. Ignis merasa tak tersentuh dengan mantra-mantra mereka, tetapi aku memiliki visi. Kita akan menciptakan teknologi baru—mesin pengacau sihir. Sebuah perangkat yang akan merusak aliran energi sihir mereka dan menjadikan mereka rentan."

"Lady Selene, gagasanmu sungguh menakjubkan. Namun, bagaimana cara kerja teknologi ini? Dan bagaimana kita memastikan bahwa sumber daya kita cukup untuk menciptakannya?" Tanya Alaeic si penasihat Klan Umbra.

Lady Selena menjawab dengan yakin. "teknologi ini akan berbasis pada konsep resonansi negatif. Kita akan menciptakan sebuah inti kristal yang mampu menyerap frekuensi energi sihir, lalu memancarkan gelombang yang mengganggu harmoninya. Untuk itu, kita membutuhkan kristal darah dari tambang terdalam, yang hanya dapat ditemukan di lembah Abyssal."

"Lembah Abyssal diawasi oleh makhluk penjaga yang bahkan vampir sekalipun segan mendekatinya. Bagaimana kita bisa memastikan pasokan bahan baku itu?" Imbuh Alaeic.

"Kita akan menggunakan pasukan bayangan dari klan Luxferum untuk menyusup dan menaklukkan lembah itu. Selain itu, kita harus menguasai seluruh jalur transportasi di wilayah ini untuk memastikan aliran logistik tidak terganggu. Alaeic kau akan memimpin divisi infiltrasi. Pastikan tambang itu menjadi milik kita!"

Lady Selene benar-benar akan mengerahkan seluruh sumber daya Klan Umbra. Bengkel-bengkel rahasia di bawah kastil mulai bekerja tanpa henti, dipimpin oleh para insinyur vampir yang menggabungkan teknologi dan ilmu pengetahuan gelap. Mesin pengacau sihir itu mulai terbentuk, dengan inti kristal darah sebagai jantungnya.

Untuk memastikan pasokan bahan baku dan logistik, Klan Umbra membangun jaringan distribusi yang luas. Mereka sudah lama menguasai rute-rute tersembunyi, menggunakan gerombolan kelelawar bayangan untuk mengangkut barang secara diam-diam. Selain itu, vampir-vampir muda dilatih untuk menjadi kurir dan penjaga yang tak terdeteksi.

Tiga Klan sudah mulai mempersiapkan strategi yang Cedric susun. Sementara Cedric saat ini sedang berdiri di balkon, menatap langit yang sudah memerah senja. Tatapannya sangat serius menatap langit, seakaan sedang membaca laporan yang tersirat di langit senja itu.

"Kau sedang apa?" tanya Claire.

Cedric menoleh kepada Claire seraya tersenyum dan menjawab. "Tidak ada, hanya saja langit sore ini pantas untuk dipandangi."

"Ya sungguh indah, eum... langit memerah ini, seperti sebuah goresan luka yang indah, Membawa bisikan waktu yang takkan kembali. Berapa senja lagi yang akan kita punya?" Imbuh Claire menimpali perkataan Cedric.

"Langit memerah tak pernah mengeluh,

Ia tahu esok, warnanya akan luluh.

Malam yang datang dengan teduh,

Adalah janji baru untuk harapan yang utuh!" balas kata Cedric.

"Apa kau penyuka sastra kuno?" tanya Claire memberi pandangan kagum pada Cedric.