Definisi pernikahan menurut Alya yaitu saling mencintai dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing, akan tetapi Bagaimana jika pernikahan itu hanya menguntungkan pasangan sedangkan kita merasa dirugikan?
Belum lagi suami yang dipilih oleh orang tuanya adalah Pria beristri bahkan tidak tanggung-tanggung istrinya itu sampai ketiga yaitu Alya, hanya karena menginginkan anak cowok sebab kedua istrinya yang lain yaitu hanya bisa memberikan dirinya anak cowok membuat Bagas mau tidak mau memilih pasangan hidup satu lagi.
jika kata orang istri muda bakalan selalu disayang tetapi sepertinya kata orang itu hanya kebohongan, karena buktinya Bagas tidak pernah menghampiri istri mudanya itu lagi ketika mengetahui Alya sudah hamil Jadi untuk apa sering bersama jika hasilnya sudah terlihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mima ah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Safira Vs Davina
Sepeninggal Bagas terlihat Safira mendekati Davina Karena Wanita itu ingin membuat kesepakatan dengan kakak madunya untuk melakukan sesuatu terhadap pernikahan Bagas yang ketiga ini, sebab menurutnya kalau mereka berdua diam saja otomatis nanti istri Bagas yang ketiga ini bakalan menindas mereka berdua.
"Mbak aku mau bicara, karena ini merupakan hal yang penting yang harus kita berdua bahas sebelum pelakor itu masuk ke dalam rumah ini! "ujar Safira dengan raut wajahnya yang terlihat begitu serius membuat Davina hanya bisa menghela nafasnya sebab menurutnya tidak ada yang perlu dibahas lagi untuk saat ini.
"kamu sudah dengarkan keputusan Mas Bagas tadi kalau sebenarnya tidak ada yang boleh mengganggu gugat apa yang ia mau, jadi kalau kamu masih mau tinggal dan hidup enak di sini lebih baik kamu harus diam saja tidak usah banyak mengeluh! Aku yang istri sudah 10 tahun saja tidak dipedulikan apalagi kamu yang baru 3 tahun dan juga belum memiliki anak, lebih baik kamu diam saja agar ini buat kenyamanan dan juga keamanan kamu karena keluarga Sanjaya itu tidak pernah menarik apa yang mereka katakan!"jelas Davina sambel tersenyum meskipun sebenarnya ingin sekali dirinya menghajar wanita yang menjadi madunya itu karena terdengar begitu bawel dan membuat pusing kepalanya.
"Pokoknya aku tidak ingin dimadu dan di rumah ini harus menampung pelakor, aku bakalan balas dendam atau sakit hati yang aku rasakan jika sampai Mas Bagas benar-benar membawa wanita itu ke rumah ini! "ujar Safira dengan tatapan matanya yang begitu tajam.
"Jadi ceritanya kamu tidak ingin dimadu dan juga ada pelakor lagi di rumah ini? "tanya Davina memastikan.
"Iya karena sampai kapanpun aku tidak rela berbagi suami lagi, dan aku juga tidak ingin dimadu!"tegas Safira membuat Davina ingin sekali tertawa karena sebenarnya tanpa wanita itu sadari atau mungkin sengaja melupakan begitulah perasaan Davina pertama kali saat Bagas membawa pulang Safira dan mengatakan bahwa wanita itu adalah istri keduanya.
"jadi kamu sudah tahu kenapa dulu aku begitu Ketus dan dingin kepadamu, sebab Hal itulah yang aku rasakan seperti yang kamu rasakan saat ini yaitu tidak ingin suami membawa seorang madu ke rumah Sedangkan istri sahnya masih hidup!"jelas Davina lalu segera melenggang pergi masuk ke dalam kamar sebab menurutnya meladeni Safira yang terlalu Arogan dan kasar bisa membuat darah tingginya kembali kumat ke permukaan.
Safira menatap kesal ke arah punggung Davina yang sudah semakin menjauhinya, sebab menurutnya sepertinya Kakak madunya itu tidak bisa diajak kompromi untuk menggagalkan keinginan Bagas tersebut.
"pokoknya kalau Mbak Davina tidak mau mendukung ku maka aku bakalan melakukan dengan cara sendiri, yang penting intinya pelakor itu tidak akan pernah masuk di dalam kediaman keluarga Sanjaya karena aku sungguh tidak ikhlas memiliki madu!"batin Safira yang begitu antusias padahal sebenarnya tanpa wanita itu ketahui Jika seorang Aulia pun tidak ada keinginan untuk menikah dengan pria yang beristri 2 ditambah dengan dirinya menjadi 3.
namun dirinya bisa apa ketika Abah Deni dan juga Umi Santi tetap ada pendirian mereka yaitu mau ada hujan badai atau negara api menyerang Aulia tetap harus menikah dengan anak dari keluarga Sanjaya, jika sampai Gadis itu menolak maka mereka tidak segan-segan mencoretnya dari dalam daftar kartu keluarga Karena sebagai kepala keluarga adalah di Pratama otomatis anaknya harus mengikuti setiap yang ia katakan.
"ah pokoknya Aku mumet dan tidak ada niatan untuk pulang Soalnya kalau pulang rasa-rasanya pengen gantung diri saja, kamu adalah kos-kosan yang kosong begitu biar aku bisa menginap barang beberapa minggu lah sampai Umi dan Abah berubah pikiran?"tanya Aulia kepada Abizar yang merupakan sahabat kuliah dan juga pemilik dari Cafe tempat Aulia bekerja saat ini meskipun hal itu dilarang keras oleh Deni.
Abizar menatap heran ke arah sahabatnya Itu sebab selama ini Aulia tidak pernah Murung ataupun terlihat suntuk seperti itu, tetapi setelah diperhatikan beberapa hari ini wanita itu terasa begitu berbeda seolah-olah Tengah memendam begitu banyak beban pikiran.
"Kamu sebenarnya ada masalah apa sama orang tua kamu sampai-sampai acara mau minggat segala, perasaan selama ini kan hubungan kalian begitu harmonis sampai-sampai orang lain dibuat iri dengan kondisi keluarga kalian itu? "tanya Abizar penasaran membuat Aulia ingin sekali menonjok pria itu.
"Kamu tahu kan kalau sudah berapa lama aku ini tidak menghajar orang, Jika kamu ingin menjadi orang pertama mencium tonjokan ku Ya silakan katakan saja biar langsung ku eksekusi saat ini juga? "Tanya Aulia Ketus membuat Abizar langsung mendelik kesal karena begitulah sikap Aulia sebab jika dirinya malas tahu wanita itu bakalan menyalahkannya karena katanya tidak peduli tetapi ketika dirinya banyak bertanya tetap saja disalahkan karena katanya terlalu cerewet.
"Ah kamu aku itu selalu salah di mata kamu tidak pernah benar padahal sebenarnya apa yang aku tanyakan itu masuk akal Soalnya aneh kalau kamu tiba-tiba minggat seperti begini, tetapi kenapa kamu selalu menyalah Artikan perhatian orang lain itu seolah-olah menjadi benalu ataupun perhatian yang tidak digunakan ataupun tidak diinginkan sama sekali? "tanya Abizar kesal Kalau sudah seperti begini lebih baik tadi Aulia tidak usah curhat tentang masalahnya jadi dengan begitu otomatis dirinya tidak bakalan tahu menahu.
"Sebenarnya aku tadi itu kan tanya di bagian kos-kosan kamu itu ada kamar kosong tidak biar aku bisa sewa Buat beberapa minggu yang aku perlukan Itu jawaban dan pertanyaan balik, yang makanya aku kesalah Soalnya kalau kamu kayak begini mana Kapan aku dapat jawaban yang pasti Soalnya kamu keponya terlalu kelebihan dosis?"tanya Aulia kesal.
"aku itu bertanya karena peduli Coba kalau aku tidak peduli maka aku langsung ngomong Ah tidak ada kos-kosan kok yang kosong di tempatku! Jadi yang aku butuhkan itu kejujuran dari kamu kira-kira kenapa sampai kamu mau pindah, Kalau urusan yang lain mah terserah dari kamu itu mah aku tidak peduli soalnya kan kamu katanya aku tidak boleh terlalu kepo dengan urusan kamu! "jelas Abizar membuat Aulia sudah tidak ada niatan untuk membantah perkataan sahabatnya itu karena memang semuanya dikatakan itu sangat benar dan juga masuk akal.
"Aku itu dijodohkan oleh Abah dan juga Umi, padahal kamu tahu sendiri kan kalau aku tidak ada niatan untuk menikah saat ini? "tanya Aulia dengan wajah yang penuh ketertakanan di dalamnya.
Abizar ingin sekali berteriak ke arah wanita itu bahwa sebenarnya dirinya juga ingin sekali dijodohkan dengannya tetapi Takutnya nanti Aulia bakalan meradang dan sudah tahu kan keburutalan wanita itu, maka dari itu Abizar memilih untuk menampilkan senyum terpaksanya meskipun kejujuran dalam hatinya yaitu terasa begitu sakit ketika Pujaan hatinya malah ingin dijodohkan dengan orang lain.