Dia memiliki hidup yang sempurna. Memiliki keluarga yang sangat menyayanginya dan menjadikannya sebagai mata hati mereka. Namun karena dia mengasihani tokoh dalam novel "Kisah Cinta Sang Pangeran" yang berakhir mengenaskan yang secara kebetulan memiliki nama yang sama dengannya. Dia bangun tidur di tempat yang tidak dia kenali.
Dan yang paling penting adalah dia berpindah menjadi tokoh itu. Yang berakhir dengan kematian yang mengenaskan.
Panik?
Tentu saja tidak. Dia adalah Lu Jing Yu. Memiliki segudang kemampuan dengan otak yang encer.
Nasib Tragis yang menanti? Takut apa?
Dia adalah Lu Jing Yu yang menggunakan tidak hanya otot untuk menyelamatkan hidupnya, tetapi dia juga menggunakan Akalnya untuk lepas darinya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_OK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Pertarungan Mental Di Harem
Tepat setelah Lu Jing Yu selesai menyelesaikan sarapannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya, utusan dari raja Rui datang untuk memberitahu bahwa raja Rui telah menunggu Lu Jing Yu di halaman utama untuk segera berangkat ke istana.
"Baiklah. Ayo segera pergi. Jangan biarkan Yang Mulia menunggu terlalu lama." Lu Jing Yu segera Meletakkan sumpit dan menyeka bibirnya dengan sapu tangan berpola bunga Peony.
Lu Jing Yu berjalan dengan tenang. Namun auranya yang agung yang dia peroleh dari kehidupan aslinya terpancar dari tubuhnya saat ia berjalan. Sesekali ia mendengar percakapan pelayan yang menggunjingnya karena Pei Zhang Xi yang tidak datang ke kamar pengantin mereka tadi malam dan bahkan saat Ini hanya mengirim utusan untuk menjemputnya.
Lu Jing Yu mendengar semuanya. Hanya saja dia terlalu malas untuk berurusan dengan para pelayan yang tidak penting itu untuk saat ini. Dia harus menghemat tenaganya untuk menghadapi pertempuran sesungguhnya di kediaman ibu suri nantinya.
...***...
Seorang pria muda tampan berdiri tegak di tengah halaman. Pria itu sedang berbicara pada dua anak buah kepercayaannya. Dia adalah pangeran Pei Zhang Xi atau yang sekarang dikenal dengan gelar raja Rui setelah menikah kemarin.
"Yang Mulia." Lu Jing Yu membungkukkan tubuhnya saat berada di belakang Pei Zhang Xi.
Pei Zhang Xi (Raja Rui)
Pei Zhang Xi menoleh saat mendengar suara yang lembut memanggilnya. Ia sedikit terkejut pada awalnya saat melihat penampilan cantik yang sederhana Lu Jing Yu berbeda dari penampilannya yang biasa, yang ia lihat sebelumnya, tapi itu hanya terjadi beberapa saat sebelum ia mengingat bahwa wanita cantik yang berdiri di depannya itu adalah wanita yang menggunakan trik kotornya untuk dapat menikahinya.
Cih! Dasar tak tahu malu! Cibir nya dalam hati.
Lu Jing Yu menaikkan alisnya saat ia melihat ekspresi Pei Zhang Xi yang terlihat begitu jijik padanya. Apalagi ia memang sudah mengetahui bagaimana Pei Zhang Xi melihatnya dari novel itu.
"Sudah siap?" Pei Zhang Xi bertanya dengan acuh. Menaikkan alisnya dengan malas.
"Hm." Lu Jing Yu hanya mengangguk singkat. Ia juga malas berbicara pada pria yang menyebalkan.
"Naik ke kereta." Tanpa menunggu jawaban, Pei Zhang Xi sudah naik ke atas kudanya sendiri. Meninggalkan Lu Jing Yu yang cemberut karena ditinggalkan dengan tidak berperasaan.
Setiap pangeran yang sudah menginjak usia dewasa akan diberi kediaman sendiri dan tinggal di sana. Mereka tidak diperkenankan untuk bermalam di istana kecuali dengan kondisi khusus tertentu. Bahkan saat ada perayaan yang selesai pada larut malam, mereka masih harus pulang ke kediaman mereka masing-masing agar tidak menimbulkan kecemburuan satu sama lainnya.
Kaisar saat ini memiliki cukup banyak anak. Dari Ratu nya dan lima selirnya, Kaisar memiliki tujuh orang putra dan lima orang putri. Dan hampir semua putranya tinggal di luar istana menyisakan pangeran ke sepuluh yang berusia dua belas tahun dan pangeran ke tiga belas yang masih berusia tujuh tahun yang tinggal di dalam istana.
Dari kediaman raja Rui, butuh waktu perjalanan lebih dari tiga puluh menit dan melewati sebagian besar ibu kota karena kediaman raja Rui berada di pinggiran ibu kota. Termasuk kediaman paling jauh tetapi paling megah dari kediaman para pangeran lainnya.
Lu Jing Yu melihat melalui jendela pemandangan di luar kereta. Para pedagang yang berteriak menawarkan barang dagangan mereka. Suara tawar menawar yang sengit, dan suara anak-anak kecil yang berlarian dengan ceria terdengar di sepanjang pasar. Mata Lu Jing Yu berbinar saat melihat benda-benda yang dia nilai sebagai barang antik di dunia asalnya berjajar rapi di atas meja para pedagang.
Dan mereka ada banyak!
Ah! Sepertinya ia harus mencari kesempatan untuk mengunjungi tempat ini suatu saat nanti. Siapa tahu ia bisa membawanya kembali ketika dia bisa kembali nantinya.
Lu Jing Yu menikmati pemandangan sepanjang jalan hingga ia tidak menyadari bahwa mereka telah masuk ke dalam lingkungan istana. Kereta dan kuda tidak diperbolehkan masuk. Mereka harus turun dan berjalan di dalam istana.
Xiao Bei yang duduk di luar bersama kusir membantu Lu Jing Yu turun dari kereta. Lalu mereka mengikuti Pei Zhang Xi di belakangnya.
Mata Lu Jing Yu berkeliaran mengagumi keindahan istana. Kediaman raja Rui bukannya tidak indah. Tapi dia belum berkeliling dan menilai mereka.
Jangan salahkan Lu Jing Yu yang melihat istana seperti seorang anak kecil yang penasaran terhadap mainan barunya yang indah. Itu karena Lu Jing Yu selama ini tinggal di dalam bangunan yang dari manapun dan dimanapun melihatnya, itu hanyalah tumpukan beton yang tinggi dan dingin.
Sedangkan istana kekaisaran ini terbuat dari kayu yang diukir dengan sangat indah di setiap sisinya. Menampilkan estetika yang mengagumkan dan nampak hangat.
"Auch." Lu Jing Yu tanpa sengaja menabrak punggung Pei Zhang Xi yang berhenti mendadak di depan ya. Mengangkat tangannya untuk mengusap dahinya yang berdenyut.
Pei Zhang Xi menoleh dan menaikkan alisnya heran melihat sikap Lu Jing Yu yang menurutnya aneh. "Kau kenapa?"
"Masih tanya kenapa? Bukankah ini karena kamu yang berhenti mendadak?" Lu Jing Yu menatap kesal Pei Zhang Xi yang berdiri tak berdosa di depannya. Betapa menyebalkan!
"Aku ingatkan kamu agar tidak membuat masalah." Pei Zhang Xi berbicara tanpa menghiraukan keluhannya. Memberi tatapan peringatan.
"Oke-Oke." Lu Jing Yu mengangguk dengan patuh. Dia sudah menunggu sejak pagi untuk ikut dalam kesenangan pertarungan Mental harem yang panas tapi dingin. Jadi dia sedikit sudah tidak sabar diri. Dia sangat bersemangat.
Mendengar jawaban Lu Jing Yu membuat Pei Zhang Xi semakin heran.
Bukankah selama ini rumah yang beredar mengatakan bahwa Lu Jing Yu adalah gadis yang centil dan sulit diatur? Mengapa sekarang mendadak menjadi begitu patuh?
Melihat Pei Zhang Xi mengerutkan alisnya, Lu Jing Yu memiringkan kepalanya dan bertanya dengan penasaran menggunakan mata bulatnya yang bersinar terang. "Ada apa?"
Pei Zhang Xi tiba-tiba menjadi kosong. Mata bulat Lu Jing Yu terlihat seperti lautan bintang yang siap menenggelamkan siapa saja yang menatapnya. Membuat semua orang tidak bisa tidak terpesona.
"Ada apa?" Lu Jing Yu mengulangi pertanyaannya. Kali ini ia bahkan mengedipkan matanya dua kali saat ia bertanya.
"Ehem. Tidak ada apa-apa. Kita akan menghadap ayah Kaisar. Jangan macam-macam."
"Oke - oke." Mendengar jawaban yang sama sekali lagi, tidak menghentikan Pei Zhang Xi untuk mengerutkan alisnya sekali lagi juga. Namun ia segera menguasai diri dan berjalan ke istana Huang Long tempat Kaisar tinggal.
"Yang Mulia, Yang Mulia tidak boleh memanggil Yang Mulia dengan 'kamu' saja. Jika ada yang mendengar, Yang Mulia akan mendapatkan masalah." Xiao Bei berbisik pelan di samping Lu Jing Yu.
"Baiklah. Aku lupa tadi." Lu Jing Yu baru ingat saat ini dia berada di zaman kerajaan yang memandang status dari garis keturunan. Bahkan memanggil suami sendiri harus dengan cara yang paling hormat.
Mereka hanya tinggal sebentar di Istana Huang Long sebelum mereka pergi ke kediaman Ratu.
Saat mereka sampai di istana Phoenix, mereka sudah disambut dengan suara kecapi yang lembut namun itu hanya sebentar sebelum suara kecapi benar-benar menghilang karena lagu yang dimainkan memang sudah selesai. Lalu terdengar suara wanita paruh baya yang lembut dengan kekaguman.
"Xie'er memang gadis yang paling cakap di kerajaan ini. Tidak salah aku memanggilmu pagi ini untuk membangkitkan rasa tidak bahagiaku ini."
"Terima kasih atas pujian Yang Mulia. Hamba lega jika Yang Mulia puas dengan kemampuan kecil hamba."
"Jangan merendahkan diri sendiri. Kemampuanmu memang yang terbaik. Kamu adalah gadis terbaik di kerajaan ini. Tapi sayang sekali, Zhang Xi itu memang tidak beruntung. Sudah sejak kecil kalian bersama, tapi dia malah berakhir dengan menikahi gadis Lu yang arogan itu. Bukankah itu adalah sebuah nasib buruk karena menikahi gadis Lu yang tidak berguna dan akhirnya kehilangan kamu yang berharga."
Zhu Qian Yi adalah Ratu saat ini. Juga merupakan bibi dari Zhu Man Xie. Meskipun bukan ibu kandung Pei Zhang Xi, mereka masih harus memberi hormat padanya terlebih dahulu sebelum memberi pada ibu kandung Pei Zhang Xi, Selir Su Nie.
Suara Ratu tidak terlalu keras, namun juga tidak pelan. Itu akan terdengar dengan jelas apalagi Pei Zhang Xi dan Lu Jing Yu berada tidak jauh dari mereka yang sedang duduk di gazebo di halaman Istana Phoenix.
"Yang Mulia Ratu, Yang Mulia jangan bicara seperti itu. Jika orang lain mendengarnya akan tidak baik bukan?"
"Biarkan saja. Itu memang kenyataannya. Tapi kamu tenang saja. Aku akan segera meminta pada Yang Mulia untuk menganugerahkan pernikahanmu dengan Pei Qin Yang."
Mendengar itu, diam-diam Lu Jing Yu melirik ekspresi Raja Rui yang berjalan di sampingnya. Meskipun ini semua bukan salahnya secara langsung, tetapi karena dialah sekarang yang mendiami tubuh ini, Lu Jing Yu tidak bisa tidak merasa bersalah.
Ia menggertakkan giginya. Ia belum mulai masuk dalam pertarungan tetapi serangan dingin harem sudah menyerangnya tanpa persiapan.
...~○○○~...
...♢Permaisuri Tidak Ingin Mati_3♢...