NovelToon NovelToon
Kau Lupa Anak Istri

Kau Lupa Anak Istri

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Komedi / Tamat / Suami Tak Berguna
Popularitas:569.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Buna Seta

Kartika Sari, di tinggal suaminya sejak pernikahannya yang baru berjalan enam bulan. Terlebih, saat itu Kartika baru mengandung tiga bulan.

Alasan ekonomi yang membuat Kartika merelakan suaminya pergi. Namun, tidak disangka bagi Kartika bahwa suaminya tidak pernah memberi kabar.

Hari berganti bulan, bahkan tahun. Angga tak kunjung pulang.

Kartika harus membesarkan anaknya seorang diri, walaupun dalam keadaan sulit. Hingga Jenita berumur enam tahun Kartika mencari Angga suaminya di rantau orang. Namun kenyataannya suaminya telah menikah lagi.

Akan kah Kartika mempertahankan rumah tangganya? atau justeru sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

"Bismillahhirahmanirahim... lancarkanlah ya Allah..." Kartika melangkah pergi, dengan membawa tas kecil yang diselempangkan di pundak, membawa map, dan identitas diri lengkap. Kartika menyetop angkutan umum lalu masuk kedalam.

Sampai di tempat pusat Industri, Kartika turun dari angkot berjalan kaki menyusuri jalanan, netranya tidak lepas dari plang-plang di pinggiran jalan dan membaca tulisan barang kali ada lowongan pekerjaan.

*****

Tiga hari sudah, dia berkeliling. Namun, Kartika belum mendapat pekerjaan, tetapi dia tak pernah menyerah, di pusat Industri tidak ada lowongan, Kartika mencari lagi di tempat lain keesokan harinya.

Hingga tengah hari, kakinya terasa pegal, ia berhenti sejenak, netranya tertuju ke sebuah plang yang bertuliskan. Dibutuhkan tenaga kerja wanita. (DIANA BAKERY.) Kartika menghentikan langkahnya. Toko roti yang sangat besar sepertinya bukan hanya sekedar toko, mungkin sekaligus produksi.

Kartika tersenyum mengembang, ia masuk kedalam lalu menemui resepsionis.

"Selamat siang Pak" sapa Kartika menganggukkan kepala.

"Siang, ada yang bisa saya bantu, Mbak?"

"Saya tadi membaca tulisan di depan, di toko ini membutuhkan karyawan ya Pak"

"Oh iya, boleh saya melihat lamaran kerja anda" kata resepsionis kemudian membaca lamaran kerja setelah diserahkan oleh Kartika. "Silahkan masuk ke ruangan HRD" kata resepsionis.

Kartika membulatkan mata terkejut. Pasalnya, baru menyerahkan lamaran sudah di suruh menemui HRD. "Baik Pak, terimakasih" Kartika menuju ruangan yang di singkat HRD. Setelah mengetuk lalu dipersilahkan masuk, Kartika tidak buang waktu lagi menemui pria yang sedang sibuk di depan komputer.

"Selamat siang Pak" Kartika berdiri didepan orang tersebut, masih belum menyadari kehadirannya.

"Siang" Pria itu mengangkat kepala, hingga terlihat wajah tampannya yang kira-kira berumur 30 tahun.

"Silahkan duduk" titah pria itu dingin.

Kartika mengangguk, kemudian duduk didepan pria yang berperawakan atletis itu.

HRD mengajukan beberapa pertanyaan, mewancarai Kartika. "Anda yakin? ingin bekerja disini nona?"

"Yakin Pak"

"Tetapi, pekerjaan ini sebagai produksi roti, tidak dimiliki oleh kebanyakan orang, harus teliti dan mempunyai keahlian"

"Insyaallah, saya bisa Pak" jawab Kartika semangat. Pekerjaan apapun bagi Kartika tidak masalah. Toh dia memang sering membuat kue dan roti untuk dijual dirumah.

"Baiklah, mulai besok, anda bisa langsung training selama tujuh hari, jika memenuhi syarat anda bisa langsung kerja." pungkas HRD.

Kartika lalu kembali keluar berniat untuk pulang. Setelah menyetop angkutan, kartika duduk berdesakan bersama sesama penumpang yang lain.

*******

"Bagaimana Tik, masih belum mendapatkan pekerjaan juga?" tanya Arumi setelah sampai dirumah.

"Alhamdulillah Mbak , besok aku di panggil training selama tujuh hari, doakan lancar ya Mbak" jawab Kartika semangat.

"Aamiin... sekarang kita makan siang dulu yuk, panggil anak-anak di kamar" titah Arumi.

"Okay Mbak" Kartika bergegas memanggil Jenita dan Anisa.

"Bunda, sudah bertemu Ayah?" tanya Jeni, tiap kali bundanya pulang mencari pekerjaan.

"Belum sayang... yang sabar ya" Kartika menangkupkan kedua tangannya memegangi pipi anaknya.

"Iya bun" sahut Jeni lirih, memendam kekecewaan.

"Sudah... jangan sedih Jen, kan ada aku" Anisa menghibur sepupunya.

"Benar kata kak Nisa Jen, jangan bersedih terus, kalau kamu begini terus, bunda sedih" kata Kartika.

"Maaf bun" kata Jeni menunduk, kasihan menatap bundanya.

"Besok, kak Nisa sudah masuk sekolah lagi, kamu ikut bude, mendaftar disana ya " Arumi menimpali.

"Iya bude"

*******

Keesokan harinya, Kartika bersiap untuk bekerja, agar menyingkat waktu, dia memesan ojek online, tidak lama kemudian dia sampai ditempat kerja. Kartika lalu dibawa ke belakang toko, ternyata benar yang dipikirkan Kartika, tempat ini bukan toko roti biasa. Namun ternyata pabrik roti yang besar.

"Kamu karyawan baru, ya?" tanya Nana karyawan senior, yang akan mengetes karyawan baru untuk memproduksi roti.

"Iya mbak, kenalkan nama saya Kartika" Kartika bersalaman setelah mengganti baju seragam yang di sediakan pabrik.

"Sekarang ikut aku" Nana mengajak Kartika kedapur. Kartika menatap seorang wanita setengah baya, yang sedang memberi pengarahan kepada pembuat roti. Ternyata wanita itu pengawas produksi.

"Bu, ini karyawan yang baru masuk" Nana memperkenalkan Kartika. Kartika tersenyum ramah.

"Silahkan bergabung, kamu bagian membuat roti donut" kata pengawas di nemtek bertuliskan nama Yoyoh.

"Baik bu" Kartika menuju tempat pembuatan roti, ternyata bagian pembuat roti sudah ada tugas sendiri-sendiri setiap satu produk di buat oleh dua orang.

"Baiklah selamat bekerja" pengawas roti pun berlalu ke toilet.

Tidak jauh dari situ ada karyawan senior yang iri, mengapa Kartika hanya diberi tugas membuat roti donut yang mudah, padahal dia mendapat bagian susah, yakni membuat kroisan.

"Tunggu Mbak" kata karyawan senior yang bernama Adelia.

"Ada apa ya kak" Kartika yang sudah siap-siap akan produksi di tahan.

"Tadi kak Nana pesan kepada saya, beliau berubah pikiran, kamu di tugaskan membuat kroisan yang di sebelah sana" bohong Lia, tersenyum licik.

"Baik Mbak" tanpa gentar, Kartika pindah posisi. Kartika bersama rekan yang lain memproduksi kroisan, dan diisi farean rasa hingga selelasai.

"Loh, kamu kan baru traning Tika, bukanya tadi sudah diberi tugas yang lain, membuat kroisan paling sulit dan ribet, kalau kamu sampai gagal, tidak di perpanjang nantinya" kata Nana panjang lebar.

"Tadi-- anu" Kartika ingin menjawab, namun Lia menatapnya tajam. Karyawan yang lain tidak ada yang berani menjawab. Sebab Lia karyawan yang suka iri dengki dan jahil. Pandai bersilat lidah dan memputar balik fakta.

"Baiklah Tika, kamu sudah saya beri tugas yang ringan agar kamu bisa lolos, tetapi kamu salah ambil keputusan, kita tunggu hasilnya besok ya" tutur Nana.

"Baik Mbak" sahut Kartika kali ini agak takut juga, kalau sampai tidak diperpanjang dia akan menyesal tentu akan sulit lagi untuk mendapatkan pekerjaan.

Jam berlalu, jam dua belas watunya beristirahat. "Tik kita ke kantin dulu yuk" ajak Sekar teman satu tim pembuat kroisan tadi.

"Ayo" jawab Kartika singkat, setelah mengambil kupon makan siang yang disediakan pabrik, Kartika mengikuti Sekar.

"Sekar, kenapa ya? kok Mbak Lia tadi menukar tugas yang sudah diberikan Mbak Nana?" tanya Tika saat sudah sampai di kantin.

"Lia itu memang begitu Tik, bukanya aku mau gibah. Tetapi... kami dari dulu selalu mengalah sama dia" Tutur Sekar. "Ya sudah... aku tukar kupon dulu ya Tik" imbuh Sekar, lalu membawa dua kupon sekalian milik Kartika membawanya ngantri.

Sambil menunggu Sekar Antri makan siang, Kartika bergegas ambil Air wudhu memanfaatkan waktu istrirahat yang hanya sedikit. Kartika masuk kedalam Aula shalat dzuhur berjamaah.

Selesai shalat, Kartika melipat mukena mengembalikan ketempat semula. Kartika keluar bejubel dengan karyawan yang lain. Sampai halaman mushola netranya tertuju kepada sesesok yang tidak asing baginya. Mas Angga. Kartika terkesiap, benarkah itu Angga suaminya, yang selama ini ia cari? Kartika lalu berjalan cepat menghampiri pria yang mirip suaminya itu, entah benar Angga, atau hanya berhalusinasi.

*****

"Assalamualaikum... Alhamdulillah... bagi yang sudah berkenan mampir.

Aku menulis cerita ini, aku ambil dari kisah nyata, saya menulis seperti yang ia tulis dibuku harian miliknya.

"Tapi aku izin loh... sama narasumber, nggak cuma nyolong hehehe 🤣🤣🤣 sebenarnya aku sudah malas menulis, tapi begitu membaca kisah teman sekolah aku ketika pulang kampung kemarin, aku jadi ingin menulis lagi"

Semoga ada yang membaca jika tidak kebangetan🤣🤣🤣.

1
pecahan_misteri
apa sih Angga itu egois
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah ikut bahagia tour
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah semoga segera bersatu lagi mereka tour kasian jgn menderita trus Kartika dan Angga
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah aman Linda adalah teman bunda nya jeni
Hajjah Hartini Effendi
persatukan mreka lagi tour Tika dan Angga,, kasian
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
bagus
Elok Pratiwi
tidak menarik .... tidak suka cerita dg karakter pemeran utama wanita nya lemah tidak punya pendirian
Hajjah Hartini Effendi
ternyata memang Angga suami Tika, tapi seperti nya Angga pura² tidak mengenal Tika

sedih banget, sabar y Tika
Misaza Sumiati
Diana yang nyulik
Misaza Sumiati
tinggalin aja Diana , tidak tegas rangga
Shaa Erahh
Luar biasa
Samaniah
kena pnyakit saraf kyknya🤣🤣🤣
Mama Gezkara
ayah kak othor
Mama Gezkara
kq bude kak... Tante dong
Martha Amelia Susanti
Bagus ceritanya, tapi ingin tahu cerita adiknya Jeni. sukses selalu ya Buna🙏🏼💐
Rajwaa Hafizhah
percuma lu nangis orang kek jin begitu udah jahat banget nyet
Tining Revi
ceritanya bagus dan ber urutan.
Dewi Kasinji
kalo itu bukan bukti cinta ngga ...tapi nafsu
Dewi Kasinji
enak banget ya si Angga ... ternyata si Kartika gampang banget luluhnya . si Angga kyk gak ada perjuangannya 😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!