Raka terlahir dari keluarga kaya raya.
Raka hidup bergelimang harta, dengan semua kekayaan yang ia miliki, raka menjadi semau mau nya, berfoya foya bahkan pergaulan nya sangat bebas.
Al hasil kedua orang tua nya tidak tahan terhadap diri nya kemudian mengirim raka ke kampung halaman sang nenek.
Di sanalah cerita di mulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ril, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Malam hari nya.
Karna lelah dipaksa oleh sang nenek, akhir nya raka pun mengiyakan keinginan nenek nya untuk pergi ke masjid karna ada acara pengajian rutin yang di adakan setiap 3 bulan sekali.
Acara dilaksanakan selesai sholat isa.
Raka sudah memakai pakaian untuk berangkat ke masjid.
Rambut nya yang masih berwarna abu rokok terlihat sangat jelas.
“Apa lagi sih nek? Ini raka udh mau jalan loh,” Ucap raka
“Pakai ini, rambut kamu masih putih ga enak di liat,” Sahut nenek bae
“Pakai saja raka, lagian kamu memakai itu tidak akan membuat mu menjadi jelek, kamu tetap saja tampan,” Sahut kakek dahlan
“Hhhh omong kosong, Sudahlah aku berangkat dulu,” Sahut raka
Bobi dan dodi mengikuti raka dari belakang.
Saat mulai keluar dari halaman rumah, Terlihat di gang utama perkampungan sangat lah ramai orang yang hendak pergi ke masjid.
“Sudah ramai, Bos nanti bos bakalan liat anak anak gadis di sini, mereka semua cantik cantik,” Ucap bobi
“Hhhh ga ada yang cantik, aku sudah satu minggu di sini, tapi tidak ada yang cantik, burik semua, sudahlah kita mampir di warung dulu bobi, aku kehabisan rokok,” Sahut raka
“Iya bos.
Mereka bertiga berjalan dengan raka yang berjalan di tengah.
Seperti kata dodi, Banyak gadis kampung yang keluar untuk ikut acara pengajian bulanan.
Akan tetapi raka masih cuek karna selera nya masih pacar nya di kota.
Pacar nya di kota masih jauh lebih cantik.
“Bos itu nama nya dina, Dia anak orang kaya juga, dia lumayan cantik,” Ucap dodi
“Hhhh biasa saja,” Sahut raka
“Bos ini bagaimana, semua cewek di bilang biasa saja, Padahal mereka cantik,” Sahut dodi
“Ya emang biasa, mau gimana lagi?
Saat mereka tengah berbincang tiba tiba saja terlihat zea sang wanita bercadar yang di kenal oleh raka sebagai gadis ninja berjalan dari arah samping.
“Nah kalo yang itu bos memang super, dia itu bidadari bos, cantik sekali,” Ucap bobi
Raka pun mengalihkan pandangan nya ke arah samping, dan ternyata itu adalah zea sang gadis ninja.
“Hhh gadis ninja itu kamu bilang cantik seperti bidadari? Seperti nya kamu sedang rabun bobi,” Ucap raka
“Bos dia memang sangat cantik, umur nya masih 20 tahun, tapi masya allah, sifat nya sangat bagus, Dia bisa menjaga diri, Bos mungkin memandang remeh zea, tapi bos belum melihat kecantikan nya, Tapi suatu saat nanti bos kalo melihat bagaimana rupa wajah nya, seperti nya bos baru akan sadar kalau bos baru pertama kali melihat ciptaan tuhan yang hampir sempurna,” Sahut dodi
“Dodi apa kamu tau ini apa? Ini adalah kepalan tangan kematian, jangan membuat ku kesal,” Sahut raka
Tak lama kemudian, lewat lah zea di depan raka dan juga dodi bobi.
“He gadis ninja tunggu,” Ucap raka
Raka dengan lancang langsung menarik tangan zea dan mengajak nya berbicara.
“Astagfirullah,” Ucap zea yang langsung menangkupkan tangan nya.
Ya raka memang memegang lengan zea, tapi untung saja zea menggunakan Dress panjang dengan hanya terlihat bagian mata nya saja.
“Ya elah sok banget sih lo, cuma pegang tangan aja pake astagfirullah,” Ucap raka
“Belajarlah ilmu agama kak supaya kakak tau batasan,” Sahut zea
“Alah basi banget sih, Buka tutup ninja lo itu, gue mau liat muka lo,” Sahut raka
Raka yang memang tidak ada sopan santun nya langsung hendak menarik cadar yang menutupi wajah zea
Namun zea reflex dan langsung sedikit menjauh.
“Sopan sedikit kak, kakak tidak boleh seperti ini,” Ucap zea
“Alah gue cuma mau liat muka lo masak ga boleh, sini buka,” Sahut raka
Saat raka hendak memaksa ingin membuka penutup wajah zea, tiba tiba saja uluran tangan menepis tangan raka.
“Sopan sedikit, siapa kamu?,” Ucap ust maliki
“Ehh ada pahlawan kemaleman ternyata, Kenalin gue raka, Lo siapa ikut campur urusan gue?,” Sahut raka
“Mohon maaf sebelum nya, kamu seperti nya bukan orang sini? saya baru saja melihat mu,” Sahut ust maliki
Bobi dan juga bobi langsung mendekat ke arah raka.
“Pak ust dia cucu dari nenek bae, dia baru saja datang dari kota,” Ucap bobi
“Oh anak kota, pantas saja kelakuan nya seperti ini, Lain kali kamu beritahu dia adab dan sopan santun,” Sahut ust maliki
“Pala lo sopan santun, Peci lo tuh burik ga pernah di cuci, Sok banget lo jadi pahlawan kesiangan, Lo fikir lo sempurna haaa, mentang² lo pke peci kek gitu bisa nilai orang dari penampilan? Goblok emang,” Sahut raka
“Sudah jangan bertengkar, Pak ust maafkan zea, Zea yang salah, Dan untuk kakak, kakak sebaik nya menjauh dari saya, saya tidak ada urusan dengan kakak, saya duluan assalamualaikum.
Zea berpamitan untuk lebih dulu ke masjid.
“Oy gadis ninja mau kemana lo, Urusan kita belum selesai,” Ucap zea
“Kamu benar benar tidak sopan,” Sahut ust maliki
“Apa sih lo, Ikut campur aja,” Sahut raka
“Sudah sudah, pak ust silahkan duluan, saya dan teman saya nanti belakangan saja,” Sahut dodi
“Duluan lo sono peci burik, sok² n lo jadi pahlawan kemaleman,” Sahut raka
Pak ust maliki terlihat kesal dengan raka, pak ust maliki menatap raka dengan sangat tajam, terlihat pak ust maliki ingin sekali menghantam wajah raka dengan bogeman nya.
Namun raka juga tidak gentar sama sekali, bagaimana pun juga, raka adalah seorang mantan petarung, raka sendiri meniliki basic mua thai yang sudah ia tekuni sejak umur masih 8 tahun.
Raka juga sudah pernah mendapatkan sabuk juara dunia tingkat junior di thailand saat umur nya masih berusia 18 tahun.
Namun karna pergaulan nya raka sudah tidak fokus lagi untuk mengikuti kejuaraaan kejuaraan seperti itu.
“Siapa dia?,” Ucap raka
“Dia ust maliki bos, Dia anak dari ust malik al hamzah, orang yang cukup di segani di kampung ini,” Sahut bobi
“Hhhh disegani dalam hal apa?,” Sahut raka
“Dia adalah tokoh agama bos, inti nya nanti bos bakalan tau siapa ust maliki dan juga ust malik al hamzah,” Sahut bobi
“Enggak penting banget, Udah lah kita pulang aja, ngapain ikut pengajian, Lagian aaaaahh bosen banget sumpah,” Sahut raka
“Ah jangan seperti itu bos, nanti kamu dimarahi nenek anda, ah tidak mau, kami tidak mau di marahi,” Sahut dodi
“Penakut banget sih kalian, ya udh kalo gitu ayok kita berangkat,” Sahut raka
Mereka bertiga pun berjalan menuju ke masjid dengan raka yang enggan memakai peci hitam nya