NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti

Pengantin Pengganti

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Nikahmuda / Patahhati
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: Anisa Kalista putri

TAHAP REVISI PERBAIKAN MUNGKIN AKAN ADA BANYAK KATA YANG DI UBAH BIJAK LAH DALAM MEMBACA 🙏

Menceritakan kisah seorang gadis bernama Adinda Amaliya yang rela menggantikan kakaknya menikah karena kabur di hari pernikahan nya, karena belum mengenal calon suaminya bahkan bertemu saja tidak .

Farel Maherza Argadinata, itulah nama nya, pria yang terkenal Dingin dan Arogan, pria yang bahkan sangat membenci pernikahan, karena luka di masa lalu nya, dan karena desakan Papanya pun pria itu mau menikah, dengan gadis yang sangat mirip dengan masa lalu nya.

Apa kah Dinda sanggup menghadapi kemarahan pria itu, jika pria itu tahu kalau wanita yang akan menikah dengan nya kabur atau justru Dinda bisa merubah pria itu?

Dan bagaimana setelah kakaknya tahu jika pria yang di tinggalkannya adalah pria kaya dan sangat tampan? .

Di bumbui dengan kisah persahabatan dan konflik .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Kalista putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tugas Di Hari Pertama

Di sebuah pesta tampak seorang pemuda sedang memukuli banyak orang, dengan tak ampun .

"Hentikan Farel, kau bisa membuat nya mati," ucap Fikram kepada putranya .

"Hahaha .... " Farel Tertawa tawa yang cukup mengerikan.

"Kenapa kau takut? mereka-mereka mati? Haaah!" tanya Farel dengan meninggi, menatap tajam pada Papanya .

Itu kebiasaan Farel saat sedang marah yang aneh menurut Papanya, menyuruh Devit untuk mencari orang, yang siap di pukuli dan di bayar .

"Papa hanya ngga ingin kau seperti ini terus, Papa mohon, hentikan! " ucap Fikram memegang tangan Farel .

"Lepas! kau cukup diam dan jangan banyak bicara, sebentar lagi Aku masih asik bermain dengan mereka," ketus Farel dengan tersenyum seringai, langsung menepis tangan Papanya yang memegangnya, membuat Fikram akhirnya mengalah dan kembali Duduk.

Sementara Devit masih setia berdiri tidak jauh dari Farel pria itu hanya menjadi penonton saja. Begitu pula dengan Mama dan kedua Adik Farel, mereka juga duduk diam tanpa banyak bicara, mereka tau bicara pun percuma .

Setelah beberapa saat kemudian, setelah merasa lelah Farel Duduk di samping Papanya, mengambil minuman dan menikmati pesta.

Berbeda dengan Devit yang mengurus para pria tadi, yang di pukuli dan di bawa ke rumah sakit. mereka menikmati pesta di ke indahan malam hingga menjelang tengah malam .

DI sisi lain

Dinda yang melamun tersadar kalo dirinya sudah sampai di sebuah halaman cukup luas .

"Nona, Ayo, biar saya antar," ucap supir tersebut setelah membukakan pintu mobil .

Dinda pun turun dan melepas high heels yang di pakai, karena merasa kesusahan saat berjalan .

Dinda mengikuti supir tersebut sambil menenteng kedua high heels dan tangan satunya memegang gaun nya, sambil sesekali menatap takjub bangunan yang seperti istana itu.

"Waw, mimpi apa nyata ini? melihat istana? rasanya seperti mimpi," gumam Dinda di dalam hatinya .

Kini Dinda sudah sampai di depan pintu, seorang pelayan menyambut di depan pintu.

"Selamat datang Nona muda, saya pelayan di sini, nama Saya Lina, Nona bisa memanggil saya sesuka hati nona," ucap pelayan itu ramah, sambil melihat Dinda heran karena menurutnya sangat aneh, apa lagi saat melihat Dinda menenteng high heels nya .

Dinda pun tersenyum kikuk menatap pelayan tersebut .

"Jangan panggil Aku Nona, panggil saja Aku Dinda" jawab Dinda sambil tersenyum .

"Ayo, ikut saya Nona, biar saya bantu bawa sepatu nya nona, sepertinya nona kesulitan saat berjalan," ucap pelayan itu tanpa menjawab perkataan Dinda.

Pelayan tersebut membantu dinda menaiki anak tangga, mengantarkan Dinda sampai di sebuah pintu kamar.

Dinda yang berjalan mengikuti pelayan pun menatap takjub melihat semua ruangan, namun yang membuat nya heran rumah tersebut terlihat sangat sepi entah dimana penghuni rumah tersebut.

Pelayan membukakan pintu tersebut, mempersilahkan Dinda untuk masuk, Dinda yang cukup kewalahan berusaha berjalan masuk ke dalam.

Lagi-lagi Dinda di buat takjub, dengan isi ruangan tersebut. Lina menunjukkan beberapa ruangan dan mengajak Dinda ke ruangan walk in closet .

"Nona, di sini ada pakaian, Nona bisa memakai nya sesuka hati nona," jelas Lina menunjukkan sebuah lemari pakaian.

Dinda diam masih melihat-lihat ruangan tersebut, sepatu yang berjajar rapi tempat rias juga ada, dan beberapa Lemari besar berjejer di dalam nya .

"Nona, anda mendengar saya?" panggil Lina lagi menyadarkan Dinda dari lamunannya.

"Eh iya, semua isi lemari ini punya saya?" tanya Dinda menyadarkan dirinya dari keterkejutan nya, lalu menatap isi lemari yang terlihat pakaian sangat begitu rapi.

"Iya Nona, Saya hanya menjalankan tugas," jawab Lina dengan singkat .

"Oh iya, terima kasih" ucap Dinda mengangguk mengerti.

"Ayo, Nona, saya antar ke kamar mandi." Lina mengajak Dinda keluar dari ruangan tersebut, membuat Dinda mengikuti saja tanpa banyak bertanya. Lina menunjukkan letak kamar mandi yang ada di samping tempat tadi, Dan menyalakan air lalu menaruh aroma terapi untuk Dinda mandi. Dinda hanya melihat saja sambil memperhatikan cara pelayan tersebut bekerja.

"Airnya, sudah siap Nona, Ayo biar saya bantu," ucap Lina setelah selesai dengan tugasnya dan hendak membantu Dinda, yang terlihat masih terbengong.

"Tidak usah, Saya bisa mandi sendiri, bisakah lepaskan ini?" ucap Dinda menunjuk resleting bagian belakang gaun nya .

"Oh, baik Nona," jawab Lina segera membantu Dinda .

"Terima kasih, Ka Lina boleh keluar," perintah Dinda sambil tersenyum tipis menunjuk ke arah pintu.

"Tapi Nona, Saya harus membantu Nona, dan Nona kenapa? memanggil saya ka?" jawab Lina dengan ekspresi wajah bingung.

"Pertama, Saya tidak biasa di layani, kedua Saya senang memanggil Ka, sepertinya kita bisa berteman," jelas Dinda panjang lebar sambil tersenyum senang .

"Berteman? mana mungkin Nona? Saya hanya pelayan? " jawab Lina dengan ketakutan. .

"Sama saja, ya sudah kalo begitu, ka Lina boleh keluar dan istirahat, terima kasih, dan maaf sudah merepotkan," ucap Dinda tanpa sedikitpun memperdulikan perkataan pelayan tersebut.

"Tidak, Nona, ini sudah tugas Saya. Baiklah kalo begitu Saya keluar, " pamit Lina segera keluar dari ruangan tersebut. dengan wajah yang heran.

"Sepertinya Nona muda sangat baik? bahkan sangat lembut, berbeda sekali dengan nona-nona yang aku kenal, sombong dan arogan," gumam Lina di dalam hati dan segera menuruni anak tangga .

Baru saja Lina sampai di bawah sudah dikagetkan dengan kehadiran seseorang yang terlihat sedang menunggu nya.

"Pa Beni, Anda mengagetkan saya," ucap lina memegang dadanya karena merasa terkejut.

"Bagaimana ? apa kau sudah menjalankan tugas mu dengan baik? ku harap kau tidak melakukan kesalahan?" Tanya Pa Beni yang merupakan kepala pelayan, tanpa sedikitpun memperdulikan keterkejutan Lina.

"Su-sudah Pa, Saya sudah menjalankan tugas dengan baik," jawab Lina dengan terbata-bata .

"Baiklah, kau boleh istirahat," perintah Pa Beni mempersilahkan Lina untuk istirahat, Lina pun pergi dengan lega karena tidak di tanya macam-macam.

Sementara Dinda yang berada di kamar mandi segera membersihkan tubuhnya yang menurutnya sangat lengket .

Tak beberapa lama, Dinda pun sudah memakai pakaian tidur nya dan segera menatap tempat tidur dengan ragu, lalu menaiki tempat tidur tanpa melihat sekeliling karena badannya sudah sangat lelah. Pukul 23.00 Dinda pun sudah terlelap.

Jam menunjukkan pukul 01 .00 dini hari, Mobil yang di kendarai seluruh anggota keluarga, sudah masuk ke halaman rumah.

Devit sigap turun membukakan pintu untuk Tuanya, bersamaan dengan mobil yang lain juga pada turun .

"Kau pulang saja, tidak usah membantu ku," ucap Farel menyuruh Devit untuk pulang .

Devit pun pulang menaiki mobilnya, Farel pun berjalan menuju ke arah pintu bersama kedua orang tua dan kedua adiknya, ternyata di depan pintu Pa beni sudah menyambut bersama beberapa pelayan.

"Selamat datang Nyonya besar, Tuan besar, Tuan muda dan Nona-Nona," sambut beberapa pelayan sambil membungkukkan badannya, mempersilahkan semua untuk masuk . Pa Beni mengikuti Farel sampai depan kamarnya.

"Pa, buat detail rinci apa saja yang harus dia lakukan, dan apa saja yang tidak harus dia lakukan, buat serinci-rincinya, antarkan berkasnya besok pagi!" perintah Farel tanpa melihat ke arah Pa Beni .

"Baik, Tuan muda," jawab Pa Beni dengan patuh.Setel mengatakan itu Farel mengibaskan tangan nya agar Pa Beni pergi .

"Baik, kalo begitu saya istirahat dulu," Pamit Pa Beni berlalu pergi sambil membungkukkan badannya.

Farel membuka pintu kamarnya, terlihat seorang gadis terlelap di atas kamar tidurnya, Farel pun mendekati gadis tersebut, menggoyangkan tubuh gadis tersebut .

"Heh, Bangun! bangun! " ucap Farel dengan suara yang cukup keras, sambil menggoyangkan tubuh gadis itu. Dinda yang merasa tubuhnya terguncang keras langsung terjatuh.

Bruuuuuugh..

"Aaaaw, siiiiih!" pekik Dinda saat tubuh nya terjatuh di lantai.

"Bunda kenapa? membangunkan Aku dengan keras?" sambung nya dengan mata yang masih setengah mengantuk .

"Berani nya kau!" bentakFarel menatap tajam pada Dinda.

Dinda yang mendengar suara seorang pria, langsung membulatkan matanya sempurna, dan menoleh sumber suara tersebut, gadis itu membuka matanya lebar-lebar, rasa kantuknya hilang berubah menjadi rasa takut, lalu segera menunduk .

"Maaf Tuan, Saya tidak bermaksud," ucap Dinda masih menunduk sambil berusaha untuk bangun .

Dinda segera ingin membereskan ranjang, namun Farel melempar semua spre dan selimut yang tadi Dinda pakai .

"Ganti semua nya, Aku tidak suka tempat tidur yang sudah bekas orang lain!" titah nya menatap tajam pada Dinda .

Dinda pun segera mengganti spre, dan mengganti selimut, tanpa sedikitpun berbicara lagi, setelah beberapa saat Dinda pun sudah selesai, Dinda menghela napas lega karena sudah menyelesaikan tugasnya, namun Dinda di kaget saat mendengar suara .

"Siapkan air, untuk mandi, cepat ! " perintah Farel yang sedang menyenderkan dirinya di sofa.

"Baik, Tuan." Dinda pun segera menuju kamar mandi, melakukan tugasnya, setelah Dinda keluar kamar mandi Dinda pun membantu Farel melepaskan sepatunya, Farel pun melepaskan semua pakaiannya, setelah Dinda berbalik badan. namun hal yang tidak Dinda duga Farel melempar pakaiannya tepat di wajah Dinda, Dinda pun hanya mengelus dada untuk sabar .

Tak beberapa lama kemudian

Farel sudah menggunakan pakaian tidur nya segera menaiki tempat tidur.

Sementara Dinda masih berdiri mematung, bingung ingin tidur di mana? tidur di sofa, sofanya sangat kecil, hanya untuk duduk dua orang, jika untuk tidur pasti sempit .

"Kau mau berdiri terus di situ, tidur!" ucap Farel sambil melempar bantal, lalu berdiri mengambil selimut yang tadi Dinda pakai .

"Gunakan ini untuk tidur, tempat mu memang di sini," ucap Farel sambil meletakkan selimut di lantai .

"Terima kasih, Tuan" ucap Dinda sambil menunduk, berusaha untuk menahan kesedihannya.

Jam menunjukkan pukul 02. 00 dini hari, Dinda segera mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur, lalu bergegas untuk tidur, berharap ini hanya mimpi buruk dan bangun seperti biasa nya.

Pagi menyapa matahari sudah memancarkan sinarnya jam sudah menunjukkan pukul 07 .00 pagi .

Farel terbangun saat ada suara ketukan pintu dan melihat seorang gadis masih terlelap di balik selimut.

"Dasar pemalas, jam segini masih tidur," gerutu nya sambil berjalan menuju ke arah pintu .

Farel segera membuka pintu, terlihat Pa Beni sudah berdiri di depan pintu .

"Maaf, Tuan muda, Saya hanya mengantar apa yang Tuan muda inginkan," ucap Pa Beni tak enak hati, sambil menyodorkan berkas yang di bawanya. Farel pun langsung mengambil berkas tersebut dan segera menutup pintu, tanpa sedikitpun berbicara.

Farel melihat Dinda dengan raut wajah kesal, lalu mengambil segelas air untuk minum dan mengambil lagi lalu berjalan mendekati Dinda dan tiba-tiba.

Byuuuur......

Farel menyiram Dinda, Dinda yang kaget karena wajahnya basah segera bangun .

"Maaf Tuan, Saya kesiangan," ucap Dinda saat sudah duduk .

Farel hanya diam menatap tajam Dinda, lalu melempar kan map ke wajah Dinda .

"Baca itu, dan pelajari baik-baik, tugas mu sudah di mulai hari ini!" ucap Farel lalu duduk di sofa, tanpa memperdulikan raut wajah bingung Dinda .

"Apa ini? apa kah surat perjanjian kontrak kaya di novel-novel?" tanya Dinda keceplosan sambil menutup mulutnya .

Farel yang mendengar ucapan Dinda menatap tajam gadis di hadapannya, dengan tak habis pikir gadis di hadapannya itu berani terus terang .

"Maaf saya salah bicara," ucap Dinda merasa hawa dingin di sekitarnya .

Dinda pun membuka berlembar-lembar berkas tersebut, berusaha untuk mencerna apa saja yang harus pelajari nya.

"Ternyata bukan perjanjian kontrak seperti di novel-novel, hanya tugas seperti pelayan, benar aku kan hanya pelayan," gumam Dinda di dalam hatinya sambil tersenyum getir.

Dinda segera bangkit saat hawa dingin mulai terasa, dan segera membereskan selimut nya meletakkan nya di tempat seharusnya dan segera bergegas ke kamar mandi untuk mandi .

Setelah beberapa saat kemudian Dinda lupa tidak membawa handuk membuat gadis itu ke kebingungan .

"Aduh, kenapa Aku lupa tidak membawa handuk? bagaimana ini? pasti dia marah," ucap Dinda sambil mondar-mandir.

"Kau mau membuat ku menunggu lama, haaah!" bentak Farel sambil menggedor-gedor pintu dengan marah .

Tak biasanya pria itu menunggu, justru dia malah yang di tunggu .

"Tuan, maaf, Saya tidak bisa keluar," ucap Dinda di balik pintu dengan menyumulkan kepalanya.

"Apa maksudnya?" tanya Farel sedikit aga khawatir .

"Tuan, mau kan menolong saya? please, jangan marah ya? tolong ambilkan saya handuk, saya lupa tidak membawa handuk," terang Dinda panjang lebar dengan penuh harap.

Farel yang kesal akhirnya mengambil kan handuk gadis tersebut .

"Terima kasih, Tuan," ucap Dinda saat sudah menerima handuknya .

Tak beberapa lama kemudian Dinda sudah keluar menggunakan handuk langsung segera berlari kecil menuju walk in closet .

Farel yang melihat gadis tersebut hendak marah, namun segera di urungkan, melihat Dinda seperti itu rasanya sangat lucu menurut nya, tiba tiba tanpa sadar tersenyum .

"Apa yang Aku lakukan? harus nya Aku marah kan? dengan gadis itu ,kenapa aku tersenyum?" gumamnya di dalam hati merasa heran dengan dirinya sendiri.

Dinda yang sudah memakai pakaian, segera keluar terlihat Farel sedang duduk menatap Layar ponselnya sambil menyilangkan sebelah kakinya .

Melihat Dinda keluar langsung menatap tajam gadis tersebut, Dinda yang merasa di tatap merasa takut .

"Maaf, Tuan, Saya tidak bermaksud," ucap Dinda dengan menunduk .

"Beraninya kau? membuat ku menunggu!" bentak Farel dengan nada meninggi .

Detik berikutnya, Dinda menoleh melihat sorot mata Farel menunjuk ke arah sebuah berkas yang tadi Dinda letakkan di meja .

"Apa Tuan? Saya tidak mengerti ? berkas, oh iya, sudah saya baca," Tanya Dinda melihat Farel dengan raut bingung. Farel terus menatap tajam Dinda membuat Dinda tersadar .

"Oh iya Tuan, saya ingat," ucap Dinda sambil berlari ke kamar mandi .

"Huuuuh, kenapa hanya menggunakan bahasa isyarat? apa tadi? untung aku segera mengingat nya," gerutu Dinda setelah sampai di dalam kamar mandi .

Tak lama kemudian Dinda di buat kaget saat tiba-tiba Farel sudah ada di belakangnya .

"Tuan, anda mengagetkan Saya," ucap Dinda sambil memegang dadanya dan bergegas keluar .

Dinda memegang dadanya merasa lega sudah keluar dari kamar mandi tersebut, namun baru beberapa langka sudah terdengar .

"Gadis kecil!" teriak Farel dari dalam kamar mandi .

"Apa? dia memanggil ku? kenapa panggilan nya aneh?" gumam Dinda segera masuk kembali .

"Tuan, memanggil Saya?" tanya Dinda setelah sudah sampai di dalam.

"Kau ingin membunuh ku ya!" bentak Farel dengan meninggi, sambil menunjuk air .

"Tidak Tuan, mana mungkin? Saya minta maaf Tuan, segini sudah cukup?" ucap Dinda sambil mengisi air lalu setelah itu segera keluar .

Dinda sudah keluar sambil menghela napas, melihat sekeliling ruangan yang baru Dinda sadari, pandangan nya tertuju pada sebuah foto yang ada di meja samping tempat tidur, Dinda perlahan mendekati foto tersebut, lalu melihatnya dengan jarak yang cukup dekat .

"Ka Clara? benar kah ini ka Clara? bukan nya ka Clara bilang tidak mengenalinya? tapi kenapa ini? bahkan mereka saling pelukan?" gumam Dinda di dalam hati nya terus mengamati Foto tersebut dengan wajah kebingungan.

Tiba-tiba suara pintu terbuka, membuat Dinda terlonjak kaget .

"Sedang apa kau?" ucap Farel yang keluar dari kamar mandi .

"Ti-tidak , Tuan, Saya tidak melakukan apa-apa, " jawab Dinda dengan terbata-bata.

"Jangan pernah, berani-beraninya, kau menyentuh barang-barang ku, jika tidak rasakan akibatnya!" ancam Farel menatap tajam Dinda .

"Ba-baik Tuan, Saya minta maaf," jawab Dinda sambil bergetar. Farel pun segera masuk untuk berganti pakaian .

Namun baru beberapa saat suara dari dalam terdengar, Dinda yang merasa di panggil langsung segera masuk .

"Apa ini ?" tanya Farel melempar pakaiannya tepat di wajah Dinda .

Dinda pun langsung mengambil pakaian tersebut .

"Ini pakaian Tuan, emang nya apa?" jawab Dinda dengan polos nya. Mendengar jawaban itu membuat Farel menatap tajam gadis di hadapannya itu .

"Kau ingin membuat ku malu? dengan menggunakan pakaian ini? membuat ku ditertawakan semua orang di perusahaan? haaaah!" ucap farel dengan meninggi. Membuat Dinda menghela nafas berusaha untuk tenang .

"Maaf Tuan, Saya tidak bermaksud, Saya pikir anda tidak bekerja, hari ini kan hari Minggu" jawab Dinda sambil menunduk .

"Beraninya kau mengatur ku? Kau pikir kau siapa? haaah!" tanya Farel dengan marah.

"Tidak Tuan, saya tidak berani," ucap Dinda sambil menggeleng dengan cepat karena merasa dirinya tidak aman.

gadis itu segera berjalan menuju ke arah lemari pakaian, mengambil pakaian untuk Farel, setelah adegan drama pakaian, Farel mengambil pakai nya dan segera memakainya.

Setelah itu Farel keluar dan melempar handuk tepat di wajah Dinda .

"Keringkan rambut ku!" ucap Farel sambil berjalan menuju sofa untuk duduk .

Dinda pun segera mengambil handuk tersebut, tanpa berbicara dan langsung mengeringkan rambut tuanya dengan halus, setelah itu menyisirnya .

Setelah selesai beberapa menit kemudian, Farel berdiri mengambil dasi memberikan nya pada Dinda, Dinda yang berdiri hanya bengong membuat Farel menoleh .

"Kenapa Hmmm?"tanya Farel dengan heran heran.

"Tuan, Saya tidak bisa, mana mungkin Saya memasang kan dasi kalo anda berdiri seperti itu," jelas Dinda panjang lebar sambil menunduk, takut-takut tuanya marah .

"Ha-Ha-Ha," Farel tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan gadis di hadapannya itu.

"Oya Aku baru sadar, ternyata kau sangat kecil," sambung nya dengan tatapan mengejek.

"Ternyata Tuan bisa tertawa juga," ucap Dinda keceplosan sambil menutup mulutnya .

Farel segera kembali berekspresi seperti biasanya lalu segera duduk tanpa sedikitpun merasa marah.

Dinda pun segera memasang kan dasi, dengan jantung yang berdetak kencang, karena posisinya sangat begitu dekat dengan wajah Farel.

Sementara Farel hanya bergeming tidak berbicara sama sekali , tiba-tiba karena grogi Dinda tak sengaja dasi yang licin membuat Farel menatap tajam pada Dinda .

"Kau, ingin membunuh ku ya!" bentak Farel yang merasa dasinya terlalu kencang mengikat leher nya .

"Tidak Tuan, Saya tidak sengaja," jawab Dinda sambil bergetar langsung menggeleng dengan cepat.

Setelah selesai Dinda segera mengambil sepatu dan segera memakai kanya, akhirnya tugas pun selesai setelah banyaknya drama. Setelah itu Dinda segera keluar mengikuti Farel dari belakang menuruni anak tangga. Dinda yang sudah sampai di bawah membulat kan matanya sempurna, saat melihat 3 orang wanita duduk di meja makan .

BERSAMBUNG

semoga suka maaf baru belajar nulis maklumi tulisan nya masih acak acakan

1
Ema Hafidz
sangat bagus
Nora Asdi
kisahnya semakin semrawut, sdh tahu bgtu makmer knapa xda iktiar otor kasih pindah rumah kah gitu spya seru tmbah,,kasian deh dindanya😅
Muhammad Aufa
dasar Clara gk tau diri,udah meludah kok mau d jilat lagi
Faridah Fairah
thor bngunkn andin gk seru klo andin bnrn gk ada.semngt thor sll & shat sll.
Hl Lukman
cakeeup alur ceritanya
Faridah Fairah
mngkin dinda udh mau lahiran.ketubannya udh pecah.
Faridah Fairah
mulai bucinkn farel sm istri gadis kecilnya.
Faridah Fairah
farel udh bucin sm dinda lnjut baca lg deh.semngat athor kami bngga ats krya2 athor.
Deti Kurniati
lnjut seru
AKP
Luar biasa
@Kristin
Yang sabar ya Dinda
@Kristin
Takut Thor 😫
@Kristin
Aku baru mampir Thor 🤗 semoga sukses selalu buat mu...
Mega
sumpah lama cerita jd bikin pusing mlh,ngk enak di baca kl menurut aku pribadi,terlalu berlika liku tp seputar itu aja,jusulnya jd terabaikan,jd kurang respek bagi sy pribadi,,, maaf thorr aku ngk lanjut,,,,
AKP: Iya nggak Papa asal jangan meninggalkan ranting buruk maaf yah kalau terlalu panjang, terima kasih sudah mau baca karya remahan ku ini karena masih terlalu banyak kesalahan 🙏
total 1 replies
Mega
pertanyaan dinda kayak org bodoh aja,,, udh jelas di rias itu akan ada pesta mmg ngk tau pesta apa,tp yg jelas itu pesta,,, bukan nanya trs dan terus peryanyaan aptri itu,,,🤔🤔🤔
Mega: iya binggung shi thorr,tp cikup 1 x pertanyaan jg pasti se maaf,bodoh2nya org pasti akan langsung sadar,,, kan katanya si dinda pinter,,,, masa ngk konek hanya mslh gitu aja,,,
AKP: Namanya juga orang bingung tiba-tiba di culik pas bangun tau-tau ada petugas rias pasti nanya kan, kakak bayangkan saja kalau di posisi Dinda pasti takut juga kan 🤭🤭🤭

Maaf canda ya kak terima kasih sudah mau mampir dan berkomentar, sumpah demi apa komentar Kakak bikin aku terharu di saat hati dan pikiran sudah mulai ngedown buat nulis 🙏
total 2 replies
Mega
salah adinda sendiri,knp ngk bilang sm farel kl hamil,,, juatru ada kejadian ini yg akhirnya nikin salah faham,dan knp tidak tanya langsung sm farel kl beneran mau sm si riska,jagan selalu dan selalu hanya dgn opini sendiri,kl sllu begitu sampai ajal menjemput pun tidak akan pernah menemukan kebahagiaan karna sellau negatif pikirannya,,,
Noormasayu Othman
bagus
Chaning
keterlaluan itu namanya mempermalukan suami
Sely Ina
visualnya dong thorrrr...
AKP: Ada di bab 96 ya kak semoga sesuai halu 🤭🤭
total 1 replies
Sely Ina
Kya sinetron tuan muda dan Kinanti yah
AKP: Baru kali ini ada yang bilang begitu padahal aku ngga pernah nonton tuh sinetron cuma tahu dari sosial media aja, makasih kakak sudah mau baca karya rempah ku ini 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!