NovelToon NovelToon
Keterikatan Cinta

Keterikatan Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial / Romansa
Popularitas:586.3k
Nilai: 5
Nama Author: Neen@

Kamisha Naeswari seorang gadis dari Jogja yang sudah lama merantau di Bandung. Setelah selesai kuliah ia bekerja di sebuah EO dan memiliki toko kue yang kecil.

Dalam waktu satu hari hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat karena pengkhianatan kekasih yang sudah dua tahun menjalin hubungan. Setelah itu ia harus merawat seorang bayi yang bukan darah dagingnya di usia yang masih muda.

Takdir memang selalu punya cara yang tak terduga agar selalu tampak mengejutkan. Semula ingin berkelana ke utara tapi malah terbang ke selatan bahkan berpindah dengan sukarela.

Banyak hal yang harus dikorbankan Kamisha termasuk hidupnya, kebebasannya, tapi akan indah pada waktunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Survive

Pagi itu Kamisha bersiap kembali ke Bandung. Semuanya sudah dipersiapkan termasuk keperluan Axel. Kemarin Sofi sudah memberitahunya bahwa bu bos sudah mencarinya terkait event di perusahaan mobil dan beberapa perusahaan lainnya. Mbok Sri yang juga ikut sudah bersiap. Kepulangan Kamisha ke Bandung tanpa pengantar dari keluarganya. Pagi itu Bapaknya juga sama sekali tidak keluar dari kamar. Hati Kamisha seperti tertusuk, sangat nyeri.

Tok... tok... tok... "Pak, Misha pamit pulang ke Bandung."

Sepi tidak ada jawaban dari pak Amir maupun Yanti. "Pak, Misha pulang dulu," ulangnya. "Jaga kesehatan bapak ya," suara Kamisha bergetar.

"Sudah mbak Misha jangan di masukkan hati, bapak pasti sudah mendengar dan memberi restu."

"Ya mbok, ayo kita berangkat." Kamisha menggendong Axel dan mbok Sri membawa barang - barang mereka, masuk ke dalam taxi.

Sebenarnya berat hati Kamisha meninggalkan bapaknya sendiri di Jogja. Ingin rasanya ia membawa bapaknya untuk tinggal bersamanya di Bandung tanpa wanita itu. Masih ada satu kamar kosong di rumahnya. Tapi bapak terlanjur memilih hidup bersama bulik Yanti. Haruskah aku iklas demi kebahagiaan bapak, haruskah aku mengalah batin Kamisha.

Perjalanan yang cukup jauh tidak membuat Axel rewel. Dia bayi yang sangat lucu. Kau ada untuk menemaniku Axel batin Kamisha.

Siang mereka sampai di terminal Bandung. Walaupun siang panasnya terkalahkan oleh hawa sejuk kota Bandung.

"Wah udaranya sejuk mbak, ndak terasa panas."

"Iya mbok, ayo kita cari taxi."

"Baik mbak."

Tidak perlu waktu lama mereka mendapat taxi dan segera pulang ke rumah. Selama perjalanan Kamisha menjelaskan kegiatan apa saja yang harus dilakukan mbok Sri.

"Aku biasa berangkat ke kantor jam sembilan mbok. Sudah masak dan buat kue, jadi nanti mbok Sri jaga Axel saja. Kalau pas Axel tidur mbok Sri bisa bersih - bersih rumah, cuci baju dan setrika."

"Nggih mbak."

"Rumahku itu kecil mbok, jadi jangan khawatir mbok Sri tidak akan capek bersih - bersih."

"Ah kalau masalah itu mbak Misha jangan khawatir, tenaga saya luar biasa roso (kuat)."

Akhirnya meraka sampai juga di rumah Misha. Rumahnya cukup besar dengan halaman yang cukup luas. Semuanya terlihat asri, karena Kamisha mewarisi sifat ibunya yang suka berbenah.

"Nah itu rumah ku mbok, yang toko kecil itu toko kue milikku. Sementara ini tutup karena belum ada penjaganya," Kamisha seketika teringat kejadian waktu itu. Jika nanti ia punya uang, toko kue itu harus di renovasi. "Ayo masuk mbok."

Kamisha dan mbok Sri masuk ke dalam rumah. Kamisha membeli rumah ini dari hasil tabungannya ketika ibunya masih hidup dulu. Uang itu dipergunakan untuk membeli rumah dan biaya sekolah.

"Wah rumahnya mbak Kamisha apik tenan, modern."

"Ah jangan memuji begitu mbok, jika bukan karena uang tabungan dari ibu aku juga nggak bisa beli rumah seperti ini mbok."

"Ayo aku tunjukin kamar mbok Sri."

"Kamar Axel di mana mbak?"

"Axel nanti biar satu kamar sama aku mbok, apalagi beberapa tahun ini aku selalu tidur sendiri."

Kamisha mengantar mbok Sri di kamarnya yang terletak di belakang. Kamar ukuran tiga kali tiga meter cukup untuk di tempati mbok Sri sendirian. Ada satu tempat tidur ukuran kecil, almari pakaian dan sebuah meja kecil.

Sebenarnya di rumah Kamisha total ada tiga kamar. Satu kamar utama yang ditempati Kamisha, satu kamar tamu dan satu lagi kamar pembantu yang terletak di belakang.

Kebetulan kamar Kamisha lebih luas dibandingkan dengan kamar yang lain yaitu enam kali enam meter jadi Axel bisa sekalian tidur dengannya. Ruang keluarga, meja makan dan dapur bersih berada di tengah menjadi satu tanpa sekat.

"Mbok Sri istirahat dulu, nanti sore kita belanja sebentar sekalian makan malam."

"Baik mbak, kalau begitu saya ke kamar dulu."

Kamisha juga masuk ke kamar. Ia merebahkan tubuhnya sebentar. Kehadiran Axel membuatnya sedikit lupa akan Rama. Hidup harus terus berlanjut. Sekarang hidup dan waktunya tercurah untuk Axel.

🍁🍁🍁🍁

"Wah di Bandung pasarnya besar, banyak lampunya ya mbak."

"Ini bukan pasar mbok, ini namanya mall atau pusat perbelanjaan. Semua kebutuhan kita disini ada dari kebutuhan rumah tangga, restoran bahkan sampai hiburan."

"Wah orang kota enak ya mbak."

"Ayo mbok, kita beli kebutuhan Axel dulu habis itu, belanja bulanan dan lanjut makan."

"Baik mbak."

Kamisha memilih beberapa barang buat Axel kemudian lanjut belanja bulanan. Setelah semuanya terbeli mereka lanjut makan malam.

"Mbok Sri mau makan apa?"

"Waduh apa ya mbak? bingung... maklum wong ndeso."

"Ayam mau?"

"Ya boleh lah mbak, gudangan ada?"

"Disini istilahnya urap atau trancam mbok."

"Lah, sama itu saja mbak."

"Oke aku pesan ya, nanti mbok Sri makan dulu habis itu gantian gendong Axel nya."

"Nggih mbak."

Makanan segera datang setelah di pesan. Mbok Sri makan terlebih dahulu.

"Misha! Misha!" panggil seorang wanita.

"Tante Santi?"

"Misha tante mau bicara."

"Soal apa tante?"

"Soal Rama, tante mohon Misha ijinkan tante bicara sebentar saja."

"Baiklah tante, aku titipkan anakku dulu."

Setelah Kamisha menyerahkan Axel pada mbok Sri. Ia dan tante Santi segera duduk di meja sebelahnya.

"Misha, tante mohon maafkan Rama."

"Tante sudah tahu kesalahan Rama apa?"

"Ya aku tahu dari Rama dan aku yakin Rama pasti di guna - guna. Aku tahu seperti apa anakku Misha. Dia tidak akan melakukan perbuatan hina seperti itu"

Kamisha menarik napas panjang. "Kalau menurut pandangan ku tidak seperti itu tante, Rama melakukan dalam keadaan sadar, mau sama mau dan tentu saja menikmatinya. Terbukti dari keterangan Rani bahwa mereka sudah melakukannya selama beberapa bulan di belakang ku, tante."

"Gadis itu pembohong Misha, jangan percaya dengan apa yang dikatakannya."

"Rani gadis yang jujur, selama bekerja dengan ku dia tidak pernah mencuri dan memberikan laporan apa adanya tante. Hanya satu yang ia sembunyikan yaitu hubungannya dengan Rama."

"Misha please, jangan putus dengan Rama. Kami akan melamarmu jika memang itu keinginanmu."

"Tante... bukan itu keinginan ku, aku ingin hidup bahagia dengan seorang pria yang mau menjaga kehormatanku, mencintai, jujur dan melindungiku. Keluargaku pernah hancur karena perselingkuhan oleh sebab itu aku tidak mau mengalami hal yang sama dengan apa yang di alami ibuku."

Santi diam, dia tampak sedikit kecewa dengan apa yang disampaikan oleh Kamisha. "Jadi kau menganggap Rama tidak bisa melakukan apa yang kau inginkan?!"

"Ya tante, coba tante pikir bagaimana jika Rani hamil? begitu Rama dan Rani melakukan hubungan suami istri maka kehormatan Rani sudah jatuh."

"Aku tidak peduli! aku tidak mau mendapat menantu gembel seperti dia. Yang aku pedulikan hanya kamu, aku hanya ingin punya menantu sepertimu Kamisha."

"Tante... Rama harus tanggung jawab karena ia sudah merusak kehormatan Rani, sudah merusak masa depan Rani."

"Itu salahnya sendiri, karena mau di perlakukan seperti itu."

"Dan yang melakukannya anak tante sendiri! tante belum sadar ya!" nada suara Kamisha meninggi karena tante Santi sama sekali tidak merasa bersalah.

"Dasar gadis sombong. Kau terlalu memandang tinggi harga dirimu!" teriak Santi. "Kau anggap dirimu baik, polos dan sok suci?! heh aku rasa kau juga bukan yang terbaik buat Rama!" mulai terlihat sifat asli dari tante Santi

"Jika sudah tidak ada yang ingin di bicarakan lagi, aku permisi karena anakku sudah menungguku."

"Oh... ternyata kau bukan gadis suci!"

"Hei semuanya... perhatikan gadis ini, mana ada wanita yang belum menikah sudah punya bayi kalau bukan karena dia gatal dan penggoda laki orang!" Semua yang ada di restoran memandang rendah ke arah Kamisha.

"Mbok ayo kita pergi."

"Ya mbak."

"Lihat itu dia malu! dasar gatal!"

Kamisha mengepalkan tangannya dengan erat, ia menahan emosi agar tangannya tidak melayang di pipi mamanya Rama. Kamisha mengalihkan pandangannya pada Axel, tidak pantas ia melakukan hal itu di depan anaknya. Tanpa menghiraukan perkataan Santi, ia dan mbok Sri pergi meninggalkan restoran.

"Mbak Misha tadi belum makan."

"Tidak apa - apa mbok, tadi kan sudah belanja bulanan. Nanti masak di rumah kan bisa, ayo naik taxi."

Sepanjang perjalanan Kamisha menahan agar tidak menangis karena masalah ini. Buat apa menangisi pria yang sudah membuat luka di hatinya. Terlalu sia - sia air mata itu keluar untuk seorang pria seperti Rama. Sekarang sudah ketahuan semua, beruntung Kamisha tahu lebih cepat. Segala sesuatu yang berbau busuk jika di sembunyikan pasti akan tercium juga.

🍁🍁🍁🍁

"Sha beneran kamu punya anak?"

"Hmm..."

"Kok kamu tidak pernah cerita? adopsi? anak siapa itu?"

"Dia cucunya kakakku di Jogja."

"What?! I don't believe that, kok kamu terima begitu aja. Hei bagaimana dengan masa depanmu, kebebasanmu?"

"Kakakku masuk penjara dan ibunya Axel pergi entah kemana."

"Dan kau di korbankan?"

"Bukan di korbankan, aku senang bisa merawat Axel. Entahlah antara aku dan bayi itu seperti ada keterikatan hati."

"Kamu sudah gila Sha, mengambil keputusan yang cukup berani. Umurmu baru dua puluh satu tahun dan sudah punya bayi. Bagaimana jika ada pria yang menyukaimu?"

"Yah dia harus menerima Axel, dong."

"Kalau tidak?"

"Itu artinya dia tidak bisa menerima segala sesuatu yang ada pada diriku dan tentu saja aku tidak bisa menerimanya."

"Heh bisa jadi perawan tua kamu nanti."

"Nggak lah Sof, suatu saat pasti akan ada pria yang benar - benar menerimaku apa adanya."

"Ya sudah lah terserah apa keputusanmu. Aku sebagai sahabat tentu akan mendukungnya."

"Oya ini beberapa plan acara pembukaan hotel dan resort 'Hadid Paradise', kamu serahkan ke bu bos."

"Oke, aku bawa masuk dulu ya."

Ini adalah proyek besar pertama yang di dapat oleh EO nya. Oleh sebab itu plan yang dibuat harus benar - benar sempurna. 'Hadid Corporation' suatu perusahaan yang bekerja di bidang perhotelan dan pusat perbelanjaan di beberapa kota besar di Indonesia. Jadi bu Tiwi yang merupakan bos di EO nya sangat berhati - hati.

Tak lama kemudian Sofi keluar dari ruang bu Tiwi. "Gimana?"

"Siipp," ucap Sofi sambil mengacungkan jempol.

"Yes berhasil," teriak Kamisha senang. "Ayo kita mulai persiapkan."

Acara event pembukaan hotel dan resort 'Hadid Paradise' akan dilaksanakan satu minggu lagi. Karena tempat penyelenggaraan adalah di hotel itu sendiri jadi tidak perlu repot mencari tempat.

Tinggal mengurus dekorasi, susunan acara, katering dan souvenir. Rencananya besok akan diadakan rapat bersama untuk presentasi plan yang sudah di susun oleh EO.

"Sha maaf ya kamu harus lembur."

"Nggak apa - apa Sof, kan bisa ku bawa pulang."

"Ya sudah bawa pulang saja besok aku ambil sekalian jemput kamu oke."

"Siip... aku pulang dulu ya."

Beberapa hari ini Kamisha memang sibuk.. sehingga banyak kerjaan yang dia bawa ke rumah. Sebenarnya bisa saja dia lembur di kantor tapi tidak tega dengan Axel, walaupun Axel tidak pernah rewel. Kehadirannya banyak membawa keberuntungan untuk Kamisha terutama di kariernya.

Kamisha memakirkan motor barunya. Karena banyak bonus yang di dapat ia bisa kredit motor jika di hitung - hitung lebih irit di ongkos.

Tiba - tiba..

"Misha tunggu!" seseorang mencekal tangannya.

"Mas Rama? apa yang mas Rama lakukan di rumahku?"

"Kemarin mama ku cerita sudah bertemu denganmu dan kau menolaknya."

"Tidak, aku tidak menolaknya. Kami bicara baik - baik kok."

"Bohong! mamaku pulang dengan mata sembab."

"Aku tidak bohong mas, terserah kamu mau percaya atau tidak," Kamisha mengibaskan tangannya dari cekalan Rama. Tetapi tangan itu sulit lepas, cengkeraman Rama terlalu kuat. "Mas lepas! kau menyakitiku!"

"Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau mau kembali padaku."

"Mas Rama, hubungan kita sudah berakhir, kau tahu aku benci perselingkuhan!"

"Aku tidak peduli, kau harus kembali padaku dan kita menikah."

"Tidak! aku tidak mau! tolak Kamisha. "Kau sudah gila ya!"

"Ya... aku gila! aku gila karenamu Sha!" Rama berusaha mencium dan memeluk Misha. Dengan sekuat tenaga Kamisha menahannya. Terjadilah tolak menolak dan plaakk!!! Rama menampar pipi Kamisha.

"Kau menamparku mas!"

"Yah... karena kau keras kepala!"

Kamisha mengusap pipinya yang terasa kebas karena tamparan yang cukup keras. "Keluar dari rumahku! keluar!" teriak Kamisha. "Atau perlu aku panggil warga sekitar?" ancamnya.

Teriakan Kamisha membuat mbok Sri dan bu Sukma tetangga sebelahnya keluar dari rumah.

"Ada apa mbak?" tanya mbok Sri mendekat. "Ya Allah kenapa pipinya mbak Misha merah?" mbok Sri memegang pipi Kamisha.

"Oke___ oke aku akan pergi, tapi ingat aku tidak akan berhenti," Rama berbalik dan pergi meninggalkan Kamisha.

"Mbak Misha tidak apa - apa?"

"Saya tidak apa - apa, maaf bu Sukma istirahatnya jadi terganggu karena saya."

"Tidak apa - apa mbak namanya juga tetangga, harus saling tolong menolong."

"Terima kasih bu atas perhatiannya. Saya masuk ke dalam dulu."

"Ya mbak Misha."

Kamisha bersama Mbok Sri masuk ke dalam rumah. Setelah membersihkan diri Kamisha melihat sebentar Axel yang sudah tertidur pulas, untung ia tidak bangun karena suara berisik di luar.

"Mbak Misha, ini minyak tawon buat lebamnya."

"Iya makasih ya bik," Kamisha menerima minyak tawon dan meletakkannya di meja. "Mbok Sri istirahat saja dulu, aku masih harus lembur."

"Baik mbak, selamat istirahat."

Kamisha tersenyum. Setelah kepergian mbok Sri, mata nya mulai berkaca - kaca jika mengingat perlakuan Rama yang ternyata temperamental. Lagi - lagi ia bersyukur sudah dijauhkan dari Rama yang ternyata memiliki kepribadian seperti itu. Tukang selingkuh bahkan tak segan melakukan kekerasan.

Kamisha mulai membuat sketsa plan untuk kliennya. Jika bekerja Kamisha termasuk sebagai karyawan yang tekun dan rajin.

Ia berharap plan yang dia buat di sukai oleh klien nya. Ini juga merupakan awal kariernya naik. Ia akan membenahi rumahnya dan membuka toko kue lagi.

🍁🍁🍁🍁

1
Sugiharti Rusli
wah akhirnya dapat sepasang anak yah🥰
Sugiharti Rusli
karena obsesi seseorang bisa jadi gila yah
Sugiharti Rusli
hampir jadi korban sasaran si Misha nih
Sugiharti Rusli
waduh apa ada unsur kesengajaan dari seseorang yah itu
Sugiharti Rusli
lha si Sofi rumahnya ga dikunci apa
Sugiharti Rusli
walah malah disangka pacar si Matteo lagi di Misha,,,
Sugiharti Rusli
pasti shock lha walo ga ada yang terjadi yah Sof,,,
Sugiharti Rusli
oh seperti itu ternyata si Matto dah notice sama Sofi rupanya
Sugiharti Rusli
jiahh kerjaannya berdua yah,,,
Sugiharti Rusli
semoga kamu konsisten deh sama ucapan kamu Sof,,,
Sugiharti Rusli
kalo playboy mah kasihan Sofi yah
Sugiharti Rusli
siapa laki" itu
Sugiharti Rusli
sakitnya sang mama membawa berkah yah Xan ternyata,,,
Sugiharti Rusli
namanya suami sendiri, kalo dicemburuin sebatas normal wajar ko Sha,,,
Sugiharti Rusli
mang kalo sama" ego yah harus ada yang jadi korban dulu tuk meruntuhkannya, dan dalam hal ini sakitnya Enzio
Sugiharti Rusli
apa berhasil kali ini usaha mama Xander😁
Sugiharti Rusli
sepertinya memang sang mama yang harus turun tangan tuk menyatukan mereka b-2 yang terlalu mengutamakan ego masing" yah,,,
Sugiharti Rusli
terus aja main kucing" an yah Xan😆😆
Sugiharti Rusli
nih mereka ke setealn awal sebelum nikah, sama" gengsi da ga ada yang mengalah🤭
Sugiharti Rusli
apa Misha mau menerima Xander lagi sekarang,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!