NovelToon NovelToon
Jodohku Di Tangan Kakek

Jodohku Di Tangan Kakek

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mamah AllRey..

Aleta seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Gadis ini memiliki wajah yang cantik, dengan sepasang mata yang bening dan indah. Nasib mempertemukannya dengan seorang kakek yang sedang tertabrak mobil.

Karena sifat penolongnya, Aleta dibawa kakek ke kota Bandung dan dinikahkan dengan cucunya yang memiliki tabiat keras. Dengan kelembutan hatinya, pada akhirnya Aleta bisa meluluhkan hati suaminya.

Intrik-intrik yang muncul dalam pernikahannya, akhirnya menjadikan mereka untuk saling menguatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mamah AllRey.., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kakek Cokro

Seusai sholat Subuh berjamaah, Aleta mengajak adik-adik panti melakukan tadabbur alam. Hari ini dia sengaja tidak membuat kue jajanan pasar, sehingga bisa menemani adik-adik berkeliling desa, sambil menikmati pemandangan alam di kaki pegunungan Seribu. Setiap hari Jum.at Aleta selalu meluangkan waktunya untuk mendampingi adik-adik membuat satu aktivitas bersama.

"Kak Aleta..., Susi sama Santi bisa kesana." tanya Susi dengan menunjuk ke tanggul sungai Birin. Sungai itu sebagai pembatas yang memisahkan desa Dengkeng dan Desa Kadilanggon.

"Pergilah, tapi jangan sampai melewati sungai ya." pesan Aleta.

"Iya kak, kami kesana ya." kata Susi dan Santi berlarian menuju pinggiran tanggul.

Sedangkan lima anak laki-laki lainnya berusaha menangkap binatang kepik yang banyak menempel pada tanaman krangkong.

Aleta berjalan kaki dengan meregangkan kedua tangannya menghirup udara kesegaran pagi. Senyum mengembang selalu terbit di bibirnya, melihat kebahagiaan adik-adik panti meskipun hanya dengan melakukan sesuatu yang sederhana.

Sesekali tetangga melintas dengan menggunakan sepeda untuk bekerja di sawah. Saat ini di desa sedang musim tanam padi, sehingga beberapa petani sudah berangkat ke sawah di pagi hari untuk melakukan pembuatan bibit dengan cara penyemaian.

"Mbak Aleta.., tumben jam segini masih jalan-jalan, apa hari ini tidak ke pasar." tanya Mbah Karyo tetangga panti yang tinggal di ujung desa.

"Mboten (tidak) Mbah, hari ini Aleta sudah janji sama adik-adik untuk jalan pagi sesudah sholat Shubuh. Mbah Karyo badhe tindak sabin (Mau pergi ke sawah)? jawab Aleta.

"Iya nak, mau tandur (tanam padi). Simbah duluan ya."

"Njih Mbah, Monggo. (ya Mbah, mari)."

Aleta tanpa sadar kakinya sudah berada di pinggir sungai Birin. Tiba-tiba terdengar teriakan Santi dan Susi

"Kak Aleta....ada mayat." teriaknya sambil menutup wajahnya, sedangkan satu tangannya menunjuk ke sisi tanggul.

Aleta segera bergegas menghampiri Susi dan Santi, kemudian menenangkan keduanya.

"Sudah sudah, tenang. Coba kakak periksa dulu. Coba kalian panggil Joko dan Iwan kemari ya."

Aleta melihat ada seorang kakek yang berlumuran darah tergeletak di pinggir tanggul. Akhirnya dia berjongkok, dan memberanikan diri memeriksa kondisinya. Aleta memegang dahi, dan mengambil pergelangan tangan kakek tersebut. Dia masih merasakan denyut nadi yang lemah, dan ada rasa hangat di dahinya yang menandakan bahwa masih ada kehidupan.

Tiba-tiba kakek itu membuka mata dengan lemah.

"Air." bisik kakek itu meminta air.

"Kalian pada kesini." Aleta memanggil adik-adik.

"Ada apa kak," tanya beberapa adik panti yang laki-laki.

"Tadi ada yang bawa air putih tidak dari panti."

"Saya bawa kak, tapi cuman satu botol kecil." sahut Koko.

Koko menyerahkan botol air minum kepada Aleta. Aleta menerima botol dari Koko, dan perlahan membukanya kemudian dengan hati-hati memberikan kepada kakek yang baru siuman. Setelah beberapa saat

"Assalamualaikum, kakek sudah sadar." tanyanya lembut.

Kakek menganggukkan kepalanya. Dia menatap gadis dan anak-anak di depannya satu persatu.

"Kakek, karena tubuh kakek lemah dan penuh luka, kakek kami bawa pulang dulu ke panti ya."

"Biar kami bisa mengobati luka-luka di badan kakek."

"Kakek kami papah dulu ya kek, karena kami tidak ada yang kuat kalau harus menggendong kakek."

Kakek itu tersenyum dan lagi-lagi hanya menganggukkan kepala. Kemudian Aleta dibantu beberapa adik-adik panti yang laki-laki memapah kakek, untuk membawanya beristirahat di panti.

******

Sesampainya di panti asuhan mereka membaringkan tubuh kakek di bale-bale yang ada di ruang tengah.

"Iwan, minta air panas di dapur ya kemudian ditaruh di ember terus di beri air kran.

"Susi, beritahu ibu panti ya kalau ada tamu yang sedang membutuhkan pertolongan."

"Santi ke dapur, minta Bu Ida untuk membuatkan bubur.'

Aleta membagi tugas satu-satu kepada adik-adik. Kemudian dia sendiri mengambil kotak obat dan beberapa kain kassa serta alkohol.

Tergopoh-gopoh Bu Rosna menuju ke ruang tengah.

"Ada apa nak, kakek ini siapa kok dibawa kesini." tanya Bu Rosna penuh rasa khawatir.

"Belum tahu Bu, tadi Aleta dan adik-adik menemukan beliau tergeletak di pinggir tanggul. Tubuhnya penuh luka, ini Aleta mau membersihkannya." Aleta menceritakan dengan singkat tentang kakek.

"Iya, ibu akan menyiapkan teh panas dulu di dapur."

Tak berapa lama Iwan membawa ember kecil ke ruang tengah. Setelah mencelupkan jarinya untuk test menandai tingkat kepanasan air, perlahan Aleta membasahi kassa dengan air tersebut. Kemudian dengan penuh ketelatenan, Aleta menyeka semua kotoran tanah yang ada di badan kakek itu.

"Koko, bantu kakak ya. Mintakan sarung pada ibu ya. Pakaian kakek sangat kotor sekali, nanti kalian bantu kakek ganti baju ya."

"Ya kak Aleta." jawab Koko kemudian beranjak untuk mencari Bu Rosna.

*****

Di ruangan tengah tampak Aleta dengan telaten menyuapi kakek yang baru saja ditemukannya di pinggir tanggul. Setelah badannya dibersihkan dan mengganti bajunya, kakek terlihat sangat bersih dengan beberapa bagian tubuhnya yang dibalut dengan kassa dan plester. Meskipun sudah tua, guratan ketampanan di masa lalu masih nampak tergambar di wajahnya.

"Terima kasih ya nak, kakek janji. Kakek akan membalas semua kebaikan penghuni panti ini." kata kakek dengan suara lemah.

"Kakek istirahat dulu ya, jangan banyak berpikir dulu. Yang penting kakek sembuh, baru memikirkan yang lain

" kata Aleta.

Setelah selesai menyuapi kakek, Aleta menyiapkan sebuah pil warna putih.

"Kakek, dokter di Puskesmas baru bisa kesini nanti sore."

"Setelah berkonsultasi dengannya, beliau menyarankan kakek untuk sementara minum obat ini dulu. Obat ini untuk menghilangkan rasa nyeri dan mencegah inflamasi." Aleta memberikan pil warna putih dan segelas air putih.

Kakek menuruti apa yang dikatakan Aleta. Beliau segera meminum obatnya.

"Nak, siapa namamu." tanya kakek dengan tersenyum. Beliau tidak berhenti memandangi wajah Aleta.

"Nama saya Aleta kakek. Saya salah satu anak asuh di panti ini. Orang tua saya keduanya sudah meninggal, dan saya diambil ibu panti untuk dibesarkan di panti ini." Aleta memperkenalkan dirinya.

"Nama yang bagus, sebagus hati dan perilakumu nak."

"Nama kakek adalah Cokrodirjo nak Aleta. Anak bisa memanggil kakek dengan sebutan Cokro."

"Baik kakek Cokro. Sekarang kakek istirahat dulu ya, Aleta mau membantu beres-beres di belakang." pamit Aleta pada kakek Cokro. Sebelum pergi Aleta menyelimuti badan kakek Cokro dengan kain Bali yang terbuat dari kain Santung.

Sepeninggalan Aleta, kakek Cokro dengan cepat tertidur, karena salah satu efek obatnya adalah dapat menimbulkan rasa kantuk.

Di dapur Aleta dengan cekatan membantu menyiapkan sarapan pagi. Bu Rosna juga tengah sibuk menggoreng tahu dan tempe.

"Ibu tidak keberatan kalau kakek Cokro untuk sementara disini sampai beliau sembuh." tanya Aleta pada ibu panti.

"Ya tidak to nak. Kita wajib menolong siapapun yang sedang kesulitan. Kebetulan kakek-kakek yang luka tadi sedang kesulitan dan membutuhkan bantuan kita." kata Bu Rosna sambil tersenyum tulus.

"Tapi kira-kira beliau itu orang yang jahat tidak ya Bu.Kalau ternyata jahat, gimana Bu."

"Aleta.., jangan kebanyakan berpikir yang tidak-tidak."

"Jahat atau tidak itu akan terlihat nanti. Yang penting saat ini tugas dan kewajiban kita untuk membantunya."

"Iya juga ya Bu. Tapi Aleta akan sangat merasa bersalah, kalau ternyata kakek Cokro ternyata orang jahat. Kan Aleta Bu yang membawanya ke rumah."

"O... namanya kakek Cokro."

"Kamu mulai lagi kan berpikir yang tidak-tidak."

"Sudah sana gih, tikarnya digelar sama adik-adikmu, kemudian makanan sama piringnya disiapkan."

"Kasian adik-adikmu keburu lapar. Sebentar lagi mereka akan berangkat ke sekolah."

"Baik Bu." tanpa membantah Aleta segera melaksanakan apa yang diperintahkan ibu Rosna.

*****

1
Fitri Zalfa
hilang respect dgn Aleta stelah tdi duluan nyosor ciuman ke Ferdy😌
Hasanah
ksian juga si renganis jdi istri yg tak di anggap.
Selamet Turipno
baguslah dinikahkan daripada terus berbuat maksiat
Selamet Turipno
cerita perempuan murahan rupanya pepeknya sdh gatal utk dikentot
Murti Yatni
maosok di kediaman Cokro ga ada CCTV Nya untuk mengawasi perilaku Rengganis
Murti Yatni
Karena harta Rengganis dan kakaknya menjadi penjahat kriminal dan tega dengan Devan .. jangan-jangan Devan bukan anak kandung Rengganis
Murti Yatni
nyesal kan Aleta kabur tanpa mendengar penjelasan suami dan kakeknya Devan
Murti Yatni
Aleta salah .. seberapa besar masalah jangan sampai meninggalkan rumah dan diumbar masalah rumah tangga ke pria lain .. itu akan membuka pintu dosa .. apalagi Ferdinand adalah cinta pertama Nya
Alfia Amira
kalo gk salah di awal2 bab Aleta masih di panti asuhan ,Rolland umurnya sdh 27 tahun
Alfia Amira
nikah siri pak , setau saya nikah siri itu kalau sdh 3bln hrs memperbarui nikah nya lagi , mau nikah agama atau tidak , setau saya lho yah , jadi ada jangka waktu , nikah siri kan diperlukan untuk jala darurat sebenernya , tpi kalo skrng malah buat menghalal kan maksiat
Alfia Amira
bawa apa Bu Lastri ?? martabak telur sama martabak manis yah 🤭🤭
Nurul Umilhuda
sangat bagus
Jeankoeh Tuuk
alur ceritanya bagusss
Jeankoeh Tuuk
lanjutttt
Jeankoeh Tuuk
kasian Aleta & Bu rosna
🏠⃟રuyzzᵍᵉⁿᵃᵖ𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🤎㊍㊍
hahahaha
Jeankoeh Tuuk
semoga nasib aleta bahagia
Marc Lina Aczenk Lolo
hatinya Raditya......sakit...merana ..
lanjut Thor
tri susanti
lanjut thor semangat..... 💪💪💪
tri susanti
jadi senyum senyum sendiri bacanya .... lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!