Season dua nya dari " ISTRI CANTIK TUAN MUDA KEJAM "
Namaku Alisya Aura Kharisma, kehidupan ku sangat penuh dengan kasih sayang, aku terlahir dari keluarga serba ada, tapi satu hal yang tidak aku miliki adalah cinta.
Cinta ku jatuh pada seorang pria tampan, CEO kejam yang kini tengah di jodohkan dengan ku, senang? tentu saja aku senang mana ada terpaksa-terpaksa nya apalagi yang di jodohkan dengan ku itu adalah cinta masa monyet ku.
Albiansya Ammar Raid itulah nama pria yang di jodohkan dengan ku, sikap nya acuh dan dingin, tapi hal itu sama sekali tidak membuat keinginan ku buyar, aku mencintai nya dan aku yakin cintaku akan terbalaskan.
"Jangan pernah mengharapkan balasan cinta dariku, karna sampai kapan pun cinta itu tidak akan pernah ada." kata-kata itu sering aku dengar.
"Kakak..!! jangan panggil aku Lisa Aura Kharisma kalau aku tidak bisa mendapatkan cintamu." ucapku tegas dengan wajah percaya diri.
Jangan lupa like coment and Vote !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi dari rumah ku.
^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Dengan kemarahan nya Bian melajukan mobilnya, ini kedua kalinya Bian mendapatkan tamaran keras dari sang Mama, Bian tidak merasa melakukan kesalahan, dan dia menyalahkan semua yang terjadi padanya adalah karna ulah Lisa.
"Mama kecewa padamu Bian, mulai sekarang urus sendiri masalahmu, jika kamu masih menganggap Mama orang tuamu maka minta maaf lah pada Lisa, perbaiki rumah tangga mu lagi."
"Rere bukan gadis yang cocok untuk kamu, tidak kah kamu sadar wanita baik mana yang mau berselingkuh dari suami nya, dia sudah menikah Bian, jangan mau di bodohi dengan cinta buta mu."
Kata-kata sang Mama masih terngiang di kepala Bian, namun terlalu gengsi untuk dia mengakui perasaan nya, karna bagaimana pun Bian tidak mencintai Lisa, dan dia tidak merasa bersalah dengan pergi nya Lisa dari rumah.
Mobil berhenti tepat di area rumah orang tua Lisa, Bian keluar dari mobilnya dengan wajah yang menahan amarah nya.
Tok..tok..tok..
Bian mengetuk pintu, dan itu terjadi bukan hanya satu kali, tapi lebih dari tiga kali.
"Lisa buka!!." teriak Bian sambil menggedor pintu.
"Lisa!! ini aku Bian, buka pintunya biarkan aku masuk." teriak Bian lagi, masih dengan menggedor pintu dengan keras.
Hening tak ada jawaban, bahkan Bian sudah berteriak memanggil nama Lisa berulang kali, dan hal itu membuat Bian semakin tersulut emosi.
"Buka, atau aku dobrak pintunya, Lisa buka pintunya, aku tau kamu di dalam, cepat buka pintunya jangan membuat ku marah, atau aku bisa memaksa mu." teriak Bian lagi.
Brukk...
Bian yang kesal tak mendapatkan sahutan langsung menendang pintu beberapa kali, membuat pintu rumah keluarga Lisa terbuka lebar.
Tak menemukan Lisa di ruang tamu membuat Bian kesal lalu berlari ke lantai atas untuk mencari sosok Lisa.
Sesampainya di lantai atas Bian mengepal kan tangan nya kesal, apalagi saat memegang gagang pintu yang terkunci dari dalam.
"Lisa buka!." teriak nya penuh amarah.
"Tuan muda, nona Lisa sedang tidak ingin di ganggu, sebaiknya tuan muda berkunjung di lain waktu." ucap Bibi pembantu, mengatakan pesan dari majikan nya.
Bian menatap tak suka pada bibi pembantu itu. "Aku tidak perduli, aku akan membawa istriku." ucap Bian sambil mengetuk kembali pintu kamar Lisa.
"Tapi tuan muda nona bilang____." ucap Bibi pembantu terhenti karna Bian kembali bersuara.
"Jangan ganggu aku atau kamu tau akibat nya." tegas Bian tajam, membuat bibi pembantu menelan ludah nya kasar dan ketakutan.
Ceklek..
Lisa yang sudah tidak tahan dengan suara teriakan Bian pun akhirnya memutuskan keluar dari kamar nya.
"Berhenti membuat kekacauan di rumah ku!." teriak Lisa.
Bian melihat Lisa penampilan nya sangat acak-acakan apalagi wajah nya tepatnya bagian matanya yang nampak sembab.
"Ayo pulang." ucap Bian memegang tangan Lisa.
Lisa menepis tangan Bian lalu menatap tajam ke arah Bian. "Jangan sentuh aku, aku tidak mau ikut dengan mu." tolak Lisa tegas.
"Kamu istriku, dan aku menyuruhmu pulang Lisa." kata Bian, sambil kembali memegangi tangan Lisa, namun Lisa kembali menepis tangan Bian.
"Apa kamu bilang istri?, istri yang selalu di sakiti? istri yang tidak pernah mendapatkan cinta suaminya?, atau istri yang selalu mendengar kata cerai di tidur suaminya?, itu yang kamu katakan istri?." Lisa menekan setiap kata istri dengan wajah yang tersenyum kecut.
Jlebb..
Kata-kata yang Lisa lontarkan seolah menyindir semua yang telah di lakukan Bian selama menjalin rumah tangga dengan Lisa.
Melihat Bian yang diam membuat Lisa kembali tersenyum kecut. "Aku mohon pulang lah, jangan ganggu aku lagi, aku sudah memutuskan untuk menceraikan mu kak." kata Lisa kini kata-kata nya terdengar lirih.
Bian melotot mendengar kata cerai dari Lisa. "Aku tidak akan menceraikan mu, kamu pikir kamu siapa bisa menceraikan ku." Bian masih bersikap seolah tidak ada masalah di rumah tangga nya, dan seolah dirinya adalah pihak tersakiti.
"Aku tidak perduli, pengacaraku akan mengirimkan surat perceraian kita secepat nya, dan sekarang sebaik nya kakak pergi dari rumah ku, aku mohon pergilah hubungan kita berakhir sampai disini." tegas Lisa lagi.
Bian menatap Lisa dengan wajah penuh arti, dia mencari kebohongan dari mata Lisa, tapi yang di lihatnya hanyalah mata kejujuran jika Lisa benar-benar ingin berpisah dengan nya.
"Baiklah jika itu yang kamu mau, kamu pikir aku akan mengemis untuk kamu kembali padaku, tidak..tidak semua itu tidak akan terjadi." kata Bian, ego dan gengsi nya masih terlalu tinggi.
Mendengar ucapan Bian Lisa hanya bisa tersenyum menahan rasa sakit yang kini menyayat hati nya.
"Kamu akan menyesal." ucap Bian menendang pintu lalu pergi meninggalkan Lisa, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata layak nya orang kesetanan.
Sedangkan Lisa setelah kepergian Bian dia mematung di tempat nya, sampai bibi pembantu meenyadarkan nya.
"Nona muda tidak apa? mau bibi buatkan teh hangat?, atau air madu." ucap Bibi pembantu, merasa prihatin.
Lisa menggeleng. "Tidak usah bi, aku tidak apa-apa." ucap Lisa sambil berjalan masuk kedalam kamar nya lalu mengunci pintu kamar nya lagi.
Masih teringat kata-kata Bian tadi di ingatan nya, dimana dengan angkuhnya Bian mengatakan jika Lisa akan menyesal telah meminta berpisah darinya, tapi jika boleh jujur Lisa memang masih memiliki rasa untuk suaminya.
Lisa berjalan ke arah ranjang nya, lalu dia memeluk guling nya.
Air matanya keluar tak tertahan kan, Lisa menangis dalam diam, hubungan nya kini telah berakhir.
Rasa cinta telah membodohi nya, membuat Lisa seperti boneka yang bisa di kendalikan oleh cinta buta nya, dan kini dia hanya bisa menangisi semua langkah yang diambil nya.
Kenyataan nya hati nya berkhianat semua yang di ucapkan nya berbanding jauh dengan hati nya, "Kamu kuat Lisa, jangan menangisi pria yang sama sekali tidak mencintaimu." ucap Lisa sambil mengusap air mata nya.
Berbeda dengan Lisa yang tengah menangisi kegagalan rumah tangganya, Bian nampak mengendarai mobilnya dengan kecepatan cepat.
"Dia pikir dia siapa mau menceraikan ku, huh.. sialan Lisa benar-benar tidak bisa di luluhkan." ucap Bian sambil memukul-mukul setir mobil nya.
Bian menepikan mobilnya di jalanan yang sepi, lalu mengusap layar ponselnya.
"Boy siapakan santapan enak untuk Lea dan Leo, aku akan ke tempat nya sekarang." ucap Bian lalu memutuskan telpon nya sepihak.
Setelah beberapa menit mengendarai mobilnya, mobil yang di kendarai Bian menepi di area parkir yang ada di pinggir laut.
Sambil berjalan Bian mengepalkan tanga'n nya, amarah nya masih membuncah.
"Kau menyiapkan nya Boy?." tanya Bian sambil berjalan ke kapal pesiar milik nya.
Boy mengangguk. "Ya satu ekor sapi dan 100 ayam." ucap Boy, sambil berjalan.
Dan tak lama kemudian kapal pesiar itu bergerak, mengembang di lautan sampai di pulau terpencil dengan pemandangan yang indah, Bian melihat tanda yang di buatkan Opa nya.
Bian melihat hiu cantik itu, Alena dengan dua ikan kecil yang nampak melihatkan kepala nya saja.
"Mereka terlihat cantik, kau tau Boy jika Lea adalah manusia aku akan menikahi nya, dia manis dan pemberani, tapi tidak cengeng." ucap Bian sambil melihat melemparkan ayam-ayam itu ke lautan.
Boy menggelengkan kepala nya, "Mungkin aku akan berpikir dua kali, aku lebih menyukai gadis polos yang lemah lembut bukan pemakan daging mentah dan kasar seperti Lea." ucap Boy sambil bergedik ngeri membayangkan jika Lea si Hiu cantik menjadi manusia.
__________
🌹🌹🌹🌹🌹
Yang sabar nunggu UPP nya ya😊
Author hanya penulis pemula yang nulis dengan haluan yang baru encer.
Jangan lupa jejak♥️