NovelToon NovelToon
TERPAKSA MENJADI SIMPANAN

TERPAKSA MENJADI SIMPANAN

Status: tamat
Genre:Romantis / Fanfic / Misteri / Tamat / Cintamanis / Cerai / Pelakor / Keluarga
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Aff18

Nyaris diperkosa oleh teman suaminya, membuat Syma mengalami trauma yang mendalam. Sang suami sendiri, bukannya merangkul sang istri. malah menuduhnya melakukan perselingkuhan dan dengan kejamnya merampas hak asuh anaknya. Memisahkan sang anak dari ibunya.


hal itulah yang menyebabkan Syma terpaksa menjadi simpanan pria kaya yang memiliki kekuasaan tinggi agar bisa mengambil kembali hak asuh atas anaknya.


"Tidak ada yang menyayangi anakku, melebihi aku sendiri !

aku mungkin bisa kehilangan suami, tapi tidak dengan anakku. Akan kuperjuangkan sampai mati."



"Jadilah simpananku, maka aku akan membuatmu mendapatkan kembali hak asuh anakmu."




Tentu saja Syma menerimanya meski ada rasa berat dihatinya. Namun demi anaknya, dia rela menerima tawaran itu.


Dari tawaran itu juga Syma meminta agar Ersad menikahinya sah secara agama.


Ersad menyetujui keinginan Syma.



Kehidupan rumah tangga mereka awalnya harmonis. Ersad juga mulai terbuka dengan istri barunya itu. Dan perlahan... rasa itu mulai tumbuh.

Semuanya berubah ketika istri pertama Ersad meninggal. Syma harus menghadapi kebencian suaminya karena tuduhan atas pembunuhan istri pertamanya yang bernama Erika.


Lalu bagaimana cara Syma mengembalikan cinta suaminya? akankah kebenarannya terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aff18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS 20 : DIA PANTAS MENDAPATKANNYA

Hari itu, Mia berhasil ditahan oleh polisi.

Kondisinya begitu memprihatinkan. Wajah yang tadinya selalu dilapisi make up yang selalu membuatnya agar percaya diri. Kini nampak begitu kusut dan kusam. Bahkan lingkar hitam diarea matanya terlihat jelas.

Revan menatap Mia begitu simpati. Wanita yang kini menjadi istrinya, yang dia anggap jauh lebih baik dari Syma, telah mendekam dipenjara.

"Apa yang kau lakukan sampai jadi seperti ini, Mia?" Revan tidak bisa menyembunyikan kerisauan dalam hatinya. Melihat Mia ditahan seperti ini.

Mia sendiri bingung, jawaban apa yang harusnya dia katakan pada Revan. Revan pasti akan kecewa jika tahu yang sebenarnya.

"Aku memang datang kesana malam itu. Aku mencari Syma untuk memberi perhitungan padanya. Aku sendiri tidak tahu kenapa wanita tua itu tiba-tiba sakit."

Tentu saja Revan percaya dengan semua yang dikatakan oleh Mia. Tidak ada satu hal pun yang membuat Revan mencurigainya.

"Mas... tolong aku! aku tidak mau dipenjara seperti ini. Kumohon lakukan sesuatu agar aku bisa

keluar," rengek Mia pada suaminya.

"Tentu saja aku tidak ingin kau berada disini. Aku akan melakukan apapun agar kau bisa keluar. Hanya saja... kau harus bersabar sedikit," ucap Revan membuat Mia sedikit tenang.

"Tidak Mas....

Mana mungkin aku bisa sabar. Satu jam disini sudah seperti setahun bagiku. Aku bahkan tidak bisa bernafas dengan lega. Bebaskan aku sekarang juga, Mas...

Aku..... "

"Maaf Tuan. Jam kunjungan sudah habis. Silahkan Anda keluar," ucap petugas kepolisian disana yang membuat Mia semakin ketakutan.

"Mia.... dengarkan ucapanku, kau harus sabar dan berdoa agar cepat keluar dari sini. Aku akan berusaha untukmu, percayalah," ucap Revan sebelum pergi. Mia menggeleng keras. Air matanya kembali mengalir deras.

Dia begitu frustasi karena harus berada ditempat mengerikan itu. Mia ketakutan, apalagi melihat para wanita yang ditahan bersamanya disana. Para wanita itu menatapnya dengan tatapan mengerikan.

Mia berteriak memanggil-manggil suaminya. Namun sayangnya hal itu sia-sia karena Revan sudah tidak ada lagi disana.

*****

Syma menatap sebuah kuburan yang masih basah dihadapannya itu. Tanda bahwa seseorang baru saja dimakamkan. Tatapannya begitu kosong. Air matanya seakan kering karena telah banyak dia tumpahkan sejak pertama kali mendengar kabar bahwa Alma telah tiada.

Syma benar-benar merasa kehilangan. Kehilangan sosok ibu, guru, serta teman yang baik baginya. Kini Syma tidak punya siapapun lagi, selain Zea dan juga suaminya. Bahkan tidak akan lama lagi suaminya juga akan meninggalkannya bersama wanita pilihannya.

Tinggal lah dirinya dan putri kecilnya Zea.

"Beristirahat lah dengan tenang, Jidah... kami semua sudah ikhlas melepaskanmu bersama Sang Illahi yang jauh lebih menyayangimu. Suatu hari nanti kita pasti akan berkumpul kembali." Syma berucap sembari mengusap lembut papan nisan yang tertancap disana.

Sebuah tangan hangat menyentuh bahunya. Dan sedikit mengusapnya lembut. Ersad berdiri disebelahnya dengan setia menemani Syma. "Sudah cukup Syma. Sebaiknya kita pulang, sebentar lagi akan turun hujan,"

Syma berdiri. Dengan enggan dia memaksakan langkahnya untuk meninggalkan tempat pemakaman itu. Ersad merangkul tubuhnya dan menuntun wanita itu untuk masuk kedalam mobilnya.

Namun belum sempat mereka masuk kedalam mobil. Tiba-tiba Ersad menangkap sosok Revan dari kejauhan yang hendak menghampiri mereka.

Raut wajah Ersad berubah seketika. Wajah dingin serta tatapan tajam dia tujukan pada pria itu.

Syma juga nampaknya telah menyadari kedatangan Revan. Namun berbeda dengan Ersad. Tatapan Syma masih saja terlihat kosong. Wajahnya begitu datar, tanpa ekspresi sedikitpun.

"Syma, aku ingin bicara padamu... " ucap Revan yang sudah berdiri dihadapannya.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan. Sebaiknya kau pergi, sebelum aku bertindak kasar padamu!" Ersad langsung menyela sebelum Syma mengeluarkan suaranya.

"Aku tidak sedang bicara padamu! jangan ikut campur."

"Tentu saja aku harus ikut campur, karena Syma adalah istriku! jika kau tidak pergi juga, maka aku akan... "

Syma menaikan tangannya. Seolah memberi isyarat pada Ersad agar berhenti berdebat dengan Revan.

"Bicaralah," ucap Syma kini membuka suaranya. Namun wajahnya tetap saja datar dan tanpa ekspresi.

"Syma, tolong cabut tuntutanmu pada Mia. Dia tidak bersalah. Dia bahkan tidak tahu apa-apa mengenai itu.

Lihatlah keadaanya sekarang begitu menyedihkan dipenjara. Bukankah kalian dulu berteman? Syma... aku tahu kau tidak sekejam itu, pada temanmu sendiri. Aku mohon bebaskan Mia," ucap Revan memelas padanya. Sementara Ersad menatapnya dengan jijik. Bahkan aura permusuhan dia perlihatkan dengan jelas.

"Tidak."

Revan terkejut, Mendengarnya. "Apa? apa maksudmu dengan tidak, Syma."

"Aku tidak akan pernah mencabut tuntutan itu. Karena dia pantas mendapatkannya," ujar Syma begitu dingin.

Revan yang begitu yakin, Syma akan mendengarkannya tidak menyerah begitu saja. Dia kembali menahan Syma yang hendak masuk kedalam mobilnya.

"Tunggu Syma...

Jika kau mencabut tuntutan itu, maka aku akan menerimamu kembali. Kita akan bersama lagi seperti dulu, bersama Zea.

Kita akan memulainya lagi dari awal. Bukankah ini yang kau inginkan?"

Syma menghentikan langkahnya. Ersad yang mendengar ucapan Revan, sangat ingin sekali memukul pria itu sekarang juga. Namun dengan keterdiaman Syma serta raut wajahnya yang tak bisa diartikan. Membuat Ersad justru memperhatikanya. Ersad sangat berharap agar Syma tidak meladeninya lagi, dan langsung pergi.

Namun kenyataannya Syma malah berbalik dan mendekati Revan. Tentu saja Ersad terhenyak dan merasakan sesak didadanya. Raut kekecewaan terlihat jelas diwajahnya.

"Aku pernah memiliki suatu impian. Yaitu membangun rumah tangga yang sakinah bersamamu sampai ke Jannah. Sehingga aku berusaha memperjuangkan cita-cita tersebut agar menjadi kenyataan. Aku selalu berusaha memperjuangkan seseorang yang sangat aku sayangi. Tapi ternyata perjuangan itu tidak ada hasilnya?

Terkadang hidup ini memberikan kita dua pilihan yang sulit. Pilihan itu adalah memperjuangkan atau melepaskan. Disaat aku sibuk memperjuangkan, terkadang aku sadar, bahwa aku telah memperjuangkan sesuatu yang salah. Alasan itu muncul saat aku merasa apa yang selama ini aku lakukan adalah sia-sia. Bukan tanpa sebab, tapi itulah kenyataannya.

Dan sekarang....

Aku akan memilih sendiri masa depanku. Karena aku telah memutuskan bahwa kau hanyalah masalalu bagiku. Semua yang telah terjadi diantara kita tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu lagi.

Cukuplah sekali saja kesalahanku karena pernah memilihmu. Aku tidak akan mengulangi kebodohan itu lagi," ucap Syma segera masuk kedalam mobilnya.

Meninggalkan Revan yang masih membeku ditempatnya. Ucapan Syma bagaikan sebuah pedang yang menusuk tepat pada sasarannya. Revan tidak pernah menyangka bahwa pada akhirnya Syma akan berubah menjadi begitu dingin.

To be continue.....

*****

ASSALAMU'ALAIKUM PARA READERS YANG TERHORMAT. JIKALAU BERKENAN, BOLEH DONG AUTHOR MINTA BANTUAN VOTE NYA.

YANG IKHLAS DONG PASTINYA HEHEH😁

BIAR AUTHOR SEMANGAT CRAZY UP NYA. DAN KALI AJA NOVEL AUTHOR YANG SATU INI BISA POPULER.

OKEDEH TERIMAKASIH

AFF REAL 😇

1
kalea rizuky
bodoh aja mau balikan
Nadia
tuh kan bener kevin
Nadia
jgn" yg bantu Nora si kevin
Nadia
syama terlalu naif
Rina Mariana Sahara
bagus
Hevi Agustina
ternyata bkn teman yg baik km mia
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Erna Cahaya Mutiara
keren
fifid dwi ariani
ttussabar
fifid dwi ariani
trus sukses
fifid dwi ariani
trus sehst
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus berkarya
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus lancar rejelinya
fifid dwi ariani
trus sukses
fifid dwi ariani
trus sehat
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus sukses
fifid dwi ariani
trus berkarya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!