Istri Kecilku Yang Cantik

Surya menatap sekitar, bahkan laki laki tampan itu masih berdiri dan belum duduk sejak mereka tiba di sana.

Sementara Alina, gadis itu bahkan sudah hampir menghabiskan satu mangkuk bakso milik nya dengan kuah pedas. Sangat menikmati dengan apa yang ia makan.

" Mas, ayo duduk. Kenapa berdiri aja sih kayak tiang listrik. Ini bakso nya nanti dingin loh! ". Kata Alina menatap sang suami dengan wajah geli.

Alina jamin jika suami nya belum pernah makan di tempat seperti ini. Di lihat dari ekspresi wajah nya.

" Kau tidak apa apa makan di sini? ".Tanya Surya memastikan.

" Tentu saja tidak, lihat aku bahkan masih sehat walafiat. Jadi gak usah khawatir. Bersih kok makanan nya! ". Kata Alina meyakinkan.

Surya menatap kursi plastik tersebut lalu mulai duduk di samping sang istri.

" Aku pesenin yang baru aja ya, biar masih panas! ".

" Terserah kamu! ". Alina mengangguk dan kembali memesan bakso untuk sang suami.

Tak lama penjual mengantarkan pesanan Alina, satu mangkok bakso dengan kuah yang masih panas di taruh di atas meja.

" Ayo cobain mas, kamu pasti suka. Aku jamin itu! ". Dengan ragu, Surya mulai menyendok kuah bakso bening tersebut.

Mata nya terpejam seolah takut dengan rasa dari kuah bakso tak seperti apa yang di katakan Alina.

Namun begitu kuah tersebut masuk ke dalam mulut nya, Surya langsung membuka mata dan terkejut dengan rasa nya yang sangat....Lezat.

" Enak kan! ". Surya tak menjawab, dan kembali menyendok kuah tersebut, kali ini dengan bulatan kecil dan tanpa ragu langsung ia masukan ke dalam mulut.

Alina hanya terkekeh geli melihat suami nya tampak lahap makan bakso kuah bening. Tanpa di beri saos, sambal maupun kecap.

Diam diam, gadis itu mengambil ponsel untuk mengabadikan suaminya yang lahap makan bakso pinggir jalan.

" Kali ini biar aku yang traktir kamu mas. Uang aku kan banyak! ". Kata Alina tersenyum bangga. Tapi Surya tak merespon dan sibuk melahap bakso di mangkuk nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kini, Alina dan Surya sudah berada di dalam mobil. Setelah makan bakso kedua nya memutuskan untuk pulang. Perut Surya juga tampak sangat kenyang karena makan dua mangkuk bakso.

" Mas kita kembali ke hotel? ".

" Kita langsung ke apartement saya! ".

" Tapi mas, gimana sama uang aku di sana? ". Tanya Alina saat mengingat uang nya ia tinggal di hotel.

" Dimas sudah membawa uang kamu ke apartement! ". Jawab Surya membuat Alina lega.

" Boleh gak kita mampir ke rumah mama dan papa dulu. Aku ingin pamit sekalian mau ambil barang barang aku? ". Tanya Alina menatap sang suami dengan penuh permohonan.

" Apa penting? ".

" Ya,, itu sangat penting. Boleh ya mas! ". Surya hanya mengangguk dan melajukan mobil nya menuju rumah sang mertua.

Hingga tak berapa lama kemudian, mobil mewah warna hitam itu berhenti di depan rumah berlantai dua.

Alina tampak turun dari mobil dan menyapa satpam yang selalu baik pada nya.

" Pak Dadang, apa kabar pak? ".

" Ya ampun neng, Alina. Bapak kira siapa. Pangling bapak neng, neng Alin cantik banget pakai baju seperti ini! ". Seru pak Dadang menatap anak majikan nya.

" Ah bapak bisa saja! ".

" Bener loh neng! ". Mata tua pak Dadang melihat seorang laki laki yang baru saja turun dari mobil. Namun pak Dadang tak bertanya siapa laki-laki tersebut. Karena sedikit banyak nya pak Dadang tahu, jika putri bungsu anak majikan nya telah menikah untuk mengganti kan kakak nya yang kabur.

" Ya udah aku masuk dulu ya pak, mau ambil barang! ".

" Sip neng! ".

" Ayo mas! ". Ajak Alina, Surya hanya mengangguk singkat kearah pak Dadang, lalu berjalan mengikuti istrinya yang sudah lebih dulu di depan.

Dini menoleh saat mendengar suara seseorang berjalan, dan dapat ia lihat putri dan menantu nya datang berkunjung.

" Ma, apa kabar. Aku kangen sama mama? ". Tanya Alina, hendak memeluk mama nya. Namun respon Dini tak sesuai harapan. Hingga Alina mengurungkan niatnya untuk memeluk sang ibu.

Alina hanya bisa tersenyum miris, rupanya meski ia sudah berkorban dengan menikahi Surya. Mama nya masih sama, dingin dan tak peduli pada nya.

" Silakan duduk Nak Surya. Alina cepat buatkan minum untuk suami mu! ". Dini malah fokus pada Surya yang masih berdiri.

" Iya ma ".

" Tidak perlu ma, saya hanya sebentar mengantar Alina mengambil barang! ".

" Loh, mama kira kamu mau menginap di sini! ".

" Tidak ". Jawab Surya singkat.

" Mas, aku ke kamar dulu ya. Mau beresin barang barang yang mau aku ambil! ".

" Ayo, saya bantu! ". Alina hanya mengangguk lalu berjalan menuju lantai dua, dimana kamar nya berada.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

 Kamar sederhana, yang tak terlalu besar dengan cat warna putih, menjadi tempat ternyaman bagi Alina di rumah ini.

Beberapa buku tersusun rapi di meja belajar, juga terdapat beberapa piala dan penghargaan yang di dapatkan Alina.

" Mas duduk dulu aja, aku mau beresin barang barang! ".

" Gak usah bawa banyak barang, disana sudah lengkap ".

" Iya mas, aku hanya bawa buku dan beberapa barang pribadi aku. Aku juga gak bawa baju kok, kan tadi udah di beliin tadi sama kamu! ". Alina mengambil tas ukuran sedang dan mulai memasukan apa saja yang ingin ia bawa.

Sementara Surya tampak melihat lihat kamar istri nya, ada beberapa poster juga foto istri nya dengan kedua sahabat nya.

Namun ada satu hal yang membuat Surya merasa tidak nyaman, sebuah foto dimana Alina sedang di rangkul mesra oleh pemuda seusia nya.

" Kau memiliki kekasih? ". Tanya Surya tiba tiba.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...